PENYAKIT ADDISON
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II
Dosen Pembimbing :
Eny Masruroh, S.Kep, Ners, M.Kes
Di susun oleh:
Kelompok 1 :
1. Addin Fitria Himatul A’la (A2R17001)
2. Elika Mardiana (A2R17008)
3. Maynanda Aliftanisa Ambriboge (A2R17015)
4. Novi Fitasari (A2R17022)
5. Rizky Gusti Saleh (A2R17029)
6. Via Gesti Ardianti (A2R17036)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul PENYAKIT ADDISON
2. Ibu Eny Masruroh, S.Kep, Ners, M.Kes, sebagai dosen pengajar pada
matakuliah Keperawatan Medikal Bedah II .
Makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik ataupun masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami, mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan kelompok pada umumnya.
2
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.1 Definisi penyakit addison.............................................................................................4
2.2 Etiologi dan faktor resiko............................................................................................4
2.3 Patofisiologi..................................................................................................................5
2.4 Manifestasi klinik.........................................................................................................7
2.5 Pemeriksaan penunjang..............................................................................................7
2.6 Penatalaksanaan...........................................................................................................8
2.7 Diagnosa keperawatan dan intervensi........................................................................9
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit korteks adrenal menyebabkan gangguan metabolik yang
menunjukkan kelebihan atau defisiensi steroid adrenal. Masing-masing dari ketiga
zona korteks adrenal-zona glomerulosa, zona faskikulata, dan zona retikularis-dapat
terkena, baik secara terpisah maupun bersamaan. Sekresi steroid seks,
mineralokortikoid, atau glukokortikoid dapat berubah, kelebihan atau defisiensi
hormon ini akan menyebabkan gangguan metabolisme mineral (natrium, kalium, dan
klorida) metabolisme karbohidrat, atau masalah-masalah seksual
1
Penyakit Addisons timbul secara insidius dengan keletihan, penurunan berat
badan, dan mual. Klien penderita menunjukkan hipotensif dan sering mengalami
sinkop. Mereka sangat rentan terhadap infeksi. Mereka tidak dapat mentoleransi stres
apapun, dan tidak dapat melakukan atau mempertahankan rutinitas sehari-hari. Akan
tampak banyak gangguan metabolisme. Serum darah menunjukkan secara khas
rendah natrium dan klorida, peningkatan kadar kalium, dan kadar glukosa rendah.
Jika tidak diatasi, gangguan mineral ini dapat mengarah pada masalah konduksi
jantung dan mengakibatkan kematian. Kadar steroid dalam darah.
2
1.3 Tujuan
Umum
Khusus
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormone yang terjadi
pada semua kelompok umur yang menimpa pria dan wanita sama rata. Penyakit ini
dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan
darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagia tubuh yang terbuka
dan tidak terbuka.
Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormone-hormon korteks adrenal.
(Brunner dan Suddart edisi 8)
Penyakit Addison merupakan kelainan insufiensi primer kelenjar adrenal yang
disebabkan idiopatik atau kerusakan kelenjar adrenal karena proses autoimun atau
penyakit lain (Black,2009)
Bentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi/ destruksi (kerusakan)
jaringan adrenal (misalnya respon autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau
tindakan pembedahan. (Doenges, 2006)
5
Faktor resiko adalah adanya riwayat penyakit endokrin, pemberian
glukokortikoid lebih adari 3 minggu, pemberian glukotikoid lebih dari 1 kali dalam
sehari, pengangkatan kelenjar adrenal karena terapi koagulasi dan pneumonia
meningococal.
2.3 Patofisiologi
Pada hipofungsi kelenjar adrenal disebabkan karena autoimun, dimana
sebagian sel-sel korteks adrenal dianggap mempunyai karakteristik yang berbeda. Hal
ini yang memicu terjadinya reaksi peradangan. Pada kondisi yang lama dapat
mengakibatkan kerusakan sel kelenjar adrenal, sehingga menimbulkan
hipofungsikelenjar adrenal yang ditandai oleh adanya penurunan kadar
mineralokortiokoid (aldosteron), glukooortikoid (kortisol) dan adrogen.
6
Keadaan akut insufisiensi adrenal atau Addisonia crisis merupakan keadaan
kedaruratan, dengan faktor pemicu diantaranya kehamilan, pembedahan, infeksi,
dehidrasi, demam, anoreksia, danemosi yang meningkat. Manifestasi klinis pada
krisis adrenal diantaranya ketidakseimbangan elektrolit, depresi atau perubahan
mental, penurunan volume, hipotensi, penurunan kesadaran dan syok.
7
2.4 Manifestasi klinik
Dapat terjadi diantaranya penurunan berat badan, meningkatnya kelemahan,
muntah, diare, anoreksia, nyeri sendi, postural hipotensi atau pusing postural
mungkin dapat terjadi. Adanya peningkatan figmentasi dapat terjadi sebagai akibat
meningkatnya hormon ACTH
8
2.6 Penatalaksanaan
1. Pengkajian
3. Tanyakan pada klien apakah terjadi penurunan berat badan selama enam
bulan terakhir, bagaimana masukan garamnya.
9
10. Kaji juga tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kilit yang buruk, mukos
kering dan penurunan berat badan.
11. Pengkajian psikososial, apakah klien tampak lertagi atau apatis, bingung
atau psikosa, kaji bagaimana orientasi klien terhadap orang, tempat dan
waktu, keluarga mungkin akan mengeluh emosi klien labil dan sangat
lemah
c. BUN
e. Pemeriksaan leukosit
10
7. Pemberian diet tinggi kalori, karbohidrat, protein dan vitamin, diberikan
dalam sekali kecil tapi sering untuk mengurangi mual dan muntah.
11
Monitor tanda vital setiap 15 menit, catat perubahan tekanan darah,
pernapasan, pola napas, nadi
Rasional: shok dapat terjadi pada krisis Addison, sehingga perlu
monitor lebih dini
Berikan oksigen
Rasional: Sianosis dapat terjadi pada krisis Adiison
Monitor irama jantung dan hasik EKG
Rasional: Keadaan hipokalemia meningkat kontraksi ventrikel yang
premature, gelombang T depresi, hiperkalsemia menimbulkan
gelombang T yang tinggi
Monitoring gula darah
Rasional: Mempertahankan gula darah
Monitoring elektrolit
Rasional: elektrolit yang sering mengalami ketidakseimbangan adalah
kalium, natrium, klorida dan kalsium
8. Tempatkan pasien pada ruangan yang nyaman dan banyak gangguan
Rasional: Keadaan bising, rebut dan tidak nyaman dapat meningkatkan
stress pasien sehingga mempercepat keadaan krisis Addison.
12
Rasional: meningkatkan kemampuan aktivitas pasien
4. Anjurkan kepada pasien untuk istirahat yang cukup
Rasional: Memulihkan kondisi pasien
5. Bantu pasien melakukan ROM aktif atau pasif
Rasional: meningkatkan kemampuan aktifitas pasien
6. Laksanakan program pengobatan: pemberian kortikosteroid
Rasional: Penurunan aktivitas disebabkan penurunan kadar kortisol
13
Rasional: Volume cairan yang hilang/ kurang mengakibatkan perubahan
tanda vital seperti penurunan tekanan darah
6. Kaji hasil EKG
Rasional: Kompleks QRS melebar, peningkatan PR interval
7. Monitor dan catat intake dan output cairan
Rasional: Kehilangan cairan menimbulkan penurunan berat badan yang
cepat
8. Timbang berat badan setiap hari
Rasional: Kehilangan cairan menimbulkan penuruna berat badan yang
cepat
9. Berikan pasien minum dalam batas toleransi
Rasional: Mengganti cairan yang hilang
10. Laksanakan program pengobtan mineralokortikoid seperti flurocortison
astat
Rasional: Meningkatkan kadar aldosteron
14
Rasional: Kekurangan kortisol mengakibatkan gangguan fungsi
gastrointestinal
2. Monitoring berat badan setiap hari
Rasional: Berat badan dapat turun dengan cepat pada hipofungsi adrenal
3. Kaji tanda-tanda kekurangan nutrisi sperti pucat, kelemahan, hipotensi,
konjungtiva anemis
Rasional: Intake makanan yang tidak adekuat menyebabkan gizi kurang
4. Monitor gula darah pasien, nilai Hb
Rasional: Gula darah menurun pada anemia dan hipofungsi adrenal
5. Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering sesuai batas toleransi
Rasional: Mengurangi rasa mual dan kebutuhan nutrisi terpenuhi
6. Kolaborsi dengan ahli gizi dalam merencanakan gizi yang sesuai: tinggi
protein, rendah karbohidrat, tinggi sodium
Rasional: Memenuhi kebutuhan nutrisi, mencegah hipoglikemia dan
hiponatremia
7. Jelaskan tentang diet makanan dan pentingnya nutisi pada pasien
Rasional: meningkatkan motivasi dan klaborasi dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal.
Penyebab dari penyakit addison adalah Tuberculosis diantaranya adalah
Histoplasmosis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur histoplasma
capsulatum, Koksidiodomikosis, Kriptokokissie, Pengangkatan kedua kelenjar
15
adrenal, Kanker metastatik, Adrenalitis auto imun. Tanda dan gejala yang timbul
dalam penyakit addison ini adalah kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB
menurun, hipotensi, dan hipoglikemi. Untuk dapat mengetahui seseorang menderita
penyakit Addison yaitu dengan. Pemeriksaan Laboratorium Darah, Pemeriksaan
radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi di adrenal, CT Scan, Gambaran
EKG, Tes stimulating ACTH, Tes Stimulating CRH. Penatalaksanaan penyakit
adison yang pertama adalah terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari,
pemberian Prednison, Hidrkortison, Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan
saline, Fludrukortison.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mary Baradero, Mary Wilfirid , dan Yakobus Siswadi. 2009. Klien Gangguan Endokrin .
Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Rumahrobo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin .
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarwoto , Dra Wartonah, Ihsan Taufiq, dan lia Mulyati. 2012. Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Endokrin . Jakarta Timur: CV. Trans Info Medika .
16
17