PENDAHULUAN
Pada perkembangan era modern saat ini salah satunya di sisi media
sosial di mana banyak user-user yang mengupload hal-hal yang berbau gaya
hidup sehat dan gambar-gambar body ideal hasil olahraga di fitness center
hidup sehat untuk menjaga kesehatan dan mendapatkan bentuk tubuh yang
di kota kendari yang dulunya sangat minim menjadi sangat rapat mendorong
1
2
kenyamanan dan keselamatan para member pada saat berada di sebuah fitness
center, dan yang paling penting adalah bagaimana para instruktur fitness
memelihara hubungan yang baik kepada semua member dan juga menciptakan
lingkungan fitness yang akrab dan cair serta melepas segala penghalang
demikian masih ada juga fitness center yang kurang dalam melakukan inovasi
bangkrut disebabkan karena sudah tidak diminati lagi oleh pengguna jasa
fitness center.
fitness club tersebut. Oleh karena itu para pebisnis harus jeli dalam
menentukan strategi pemasaran yang baik. Fitness center sebagai usaha yang
hubungan yang baik dan jangka panjang kepada membernya. Strategi ini
disebut dengan Relationship Marketing dimana dalam konsep inti dari strategi
oleh konsumen terhadap perusaaan jasa ada tiga hal yaitu input-prosess-output
komunikasi yang baik dan terus terjalin tidak menutup kemungkinan para
pengguna jasa akan merasa nyaman dan puas terus menerus atau dengan kata
member profitness terjalin hubungan yang sangat akrab satu sama lainnya.
membantu satu dengan yang lainnya pada saat latihan dan cara mereka
berkomunikasi satu sama lain. Tentunya hal seperti ini tidak terlepas dari
yang kondusif, aman dan nyaman bagi para member. Situasi seperti ini
tentunya sangat diharapkan oleh setiap member demi kenyamanan saat berada
di tempat latihan yang membuat seolah berada di rumah sendiri. Dari sisi
kepuasan peneliti melihat bahwa para member hampir tidak pernah ada yang
terbilang alat yang sudah lama dan tidak bervariasi seperti yang kebanyakan
yang tidak mereka temukan di tempat gym lain yang mereka temukan di
sebagian besar pusat kebugaran yang ada di kota kendari dan peneliti melihat
dengan instruktur. Semangat kekeluargaan sangat jelas terlihat pada saat jam-
jam latihan dimana antara para member saling berkomunikasi, bercanda, dan
saling memberi arahan dan masukan kepada satu sama lain. Menurut para
member kepuasan mereka tidak diukur dari kecanggihan, jumlah, dan variasi
alat melainkan terletak pada dukungan, motivasi, dan bimbingan yang mereka
profitness. Peneliti melihat sebagian besar member yang sudah lama maupun
yang baru bergabung terlihat betah dan loyal terhadap profitness yang
member profitness?
profitness ?
profitness?
5
member profitness
profitness
member profitness
I. Manfaat teoritis
di masa mendatang
para member.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang
dimaksud dengan pemasaran itu sendiri orang masih merasa rancu. Definisi
pemasaran menurut Kotler (2010:10) adalah proses sosial yang dengan proses
satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
Banyak yang menganggap bidang ini identik atau sama dengan bidang
mencari yang terbaik untuk kehidupannya dan tentu saja dengan harga yang
terjangkau dan dengan kualitas yang baik pula, hal itulah yang memicu adanya
pembeli merasa sangat diuntungkan karena mereka bebas memilih dari pihak
manapun dengan kualitas dan mutu produk yang baik. Hal inilah yang
mendorong para pakar bisnis untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Fenomena masa lalu dipelajari dan dibandingkan dengan apa yang menggejala
dalam kegiatan pemasaran harus jelas siapa yang menjual apa, dimana,
bagaimana, bilamana, dalam jumlah berapa dan kepada siapa. Adanya strategi
menjual produk”, tetapi orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian
yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan! Penjualan itu
setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah
dapat dicapai dengan menciptakan hubungan yang kuat dan abadi dengan
kelompok inti pelanggan. Riset dari Sheth and Mittal (2004) dalam Tjiptono
(2006:415) dua pilar utama dalam Relationship Marketing adalah trust dan
komitmen.
ruang lingkup yang lebih luas serta agar dapat bertahan dan berjuang di dalam
zona persaingan, maka dibutuhkan hubungan yang baik antara satu pihak
dengan pihak yang lain. Di sisi lain dalam pemasaran, loyalitas pelanggan dan
pelanggan yang ada daripada mencari pelanggan baru. Dari perspektif praktisi,
kekuatan yang syarat akan nilai hubungan dengan pelanggan dan stakeholder
selalu menekankan dimensi trust dan commitment, hal ini didukung oleh
affecting performance outcomes”. Selain itu sivesan (2012) ada 4 faktor yang
konsumen.
1) Trust (kepercayaan)
merupakan pertukaran antar partner yang dapat saling jujur dan dapat saling
sebuah hubungan yang tahan lama dengan para pelanggannya. Karena dengan
meliputi :
janji, dengan demikian untuk membujuk pelanggan sebagai rekan dalam suatu
12
2) Commitment (komitmen)
Dengan komitmen ini menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari kewajiban
suatu hubungan. Hal ini juga akan menjadikan keduanya loyal, dapat dipecaya
membangun perasaan adil kepada setiap konsumen. Ini adalah suatu peristiwa
a) Pemenuhan janji
percaya akan menerima banyak nilai dari suatu hubungan, pelanggan akan
3) Communication (komunikasi)
a) Komunikasi interpersoal
berjalan efektif.
pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Ada lima jenis
Konflik antar individu yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan
yang puas. Penanganan keluhan akan memberikan dampak positif. Hal ini
juga akan merasa bahwa perusahaan menaruh perhatian besar pada setiap
1) Manfaat kepercayaan
dialami pelanggan bahwa dalam hubungan yang mapan terdapat risiko yang
lebih rendah atas kesalahan layanan, adanya keyakinan atas kinerja yang tepat,
ketika membeli, mengetahui apa yang akan didapat, dan menerima tingkat
2) Manfaat sosial
pertemanan dengan penyedia jasa, dan kenikmatan atas aspek social tertentu
a) Friendship
yang hampir setiap saat berubah. Pembeli akan bergerak setelah membentuk
dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan umum yaitu jika kinerja
di bawah harapan, konsumen akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai
dengan harapan pelanggan akan merasa puas dan apabila kinerja bisa melebihi
harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas senang atau gembira.
berubah, sehingga perlu untuk memiliki gambaran yang jelas tentang apa
1. Kualitas Produk, pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
2. Harga, produk dengan kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif
bahwa orang lain kagum bila konsumen menggunakan produk merek tertentu.
a) Kesesuaian harapan
yang diharapkan
19
diharapkan
karyawan memuaskan
c) Kesediaan merekomendasikan
produk/jasa.
pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi
kepadanya
Tabel : 2.1
1 Kepuasan ( Satisfaction )
3 Kepercayaan ( Trust )
1. Kepuasan ( Satisfaction )
konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika
3. Kepercayaan ( Trust )
1. Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk
pelanggan yang sudah ada jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.
3. Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis,
Pelanggan lama sudah tentu tidak akan banyak lagi tuntutan, perusahaan
sosialisasi.
yaitu :
a. Suspect : bagian ini termasuk semua pembeli produk atau jasa dalam
pemasaran, jadi suspects adalah menyadari akan produk atau jasa perusahaan
perusahaan.
atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang
perusahaan.
f. Clients : hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006 : 57)
adalah:
hubungan pada kepuasan pelanggan. Ini berarti bahwa ada hubungan satu
arah antara kepuasan dan hubungan pemasaran. Para pelanggan lebih puas
(produk tak terlihat). Oleh karena itu, dengan karyawan sebagai ujung
Hubungan adalah faktor yang paling penting bagi perusahaan karena link
berakhir.
hubungan yang baik (antara pelanggan dan ritel waralaba) akan membawa
dengan koefisien beta sebesar 0,214 atau sebesar 21,4%, dan nilai
beta sebesar 0,498 atau sebesar 49,8%, dan nilai probabilitas sebesar
0,000 (p <0,05).
koefisien beta sebesar 0,302 atau 30,2%, dan nilai probabilitas sebesar
0,001 (p <0,05).
dibuktikan dengan koefisien beta sebesar 0,101 atau sebesar -10,1%, dan
koefisien beta sebesar 0,615 atau sebesar 61,5%, dan nilai probabilitas
17,34%.
28
4. Tri irfa Indrayani, Helmi Prilla Aldino (2016) hasil penelitian tentang
bahwa:
sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari nilai a sig. 0.05, dengan
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kheng et al. (2010) yang
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ellen dan Wijayanti (2006) yang
0.348. Oleh karena nilai sig. 0.348 > 0.05, dengan demikian dapat
29
oleh PT. Telkom bagi pelanggan speedy tidak mempengaruhi tinggi atau
Kota Padang, yang paling utama bagi mereka dalam menggunakan speedy
0.007 yang berarti lebih kecil darinilai a sig. 0.05, dengan demikian dapat
penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2010) dan Yudianto (2009) yang
pelanggan
pelanggan, akan menciptakan ikatan emosional yang semakin baik dan hal
30
dengan pelanggan.
terhadap kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah bank rakyat indonesia di sulawesi
senang dan puas dengan kinerja produk yang ditawarkan bank. Hasil
penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Gordon (1998)
konsumen pada awalnya puas atau tidak. Jika tidak terbentuk kepuasan
terjadi.
menuntun nasabah untuk melakukan kegiatan publisitas bagi bank. Hal ini
Sulawesi Tenggara dapat dipicu oleh hasil evaluasi mereka atas komponen
dasarnya dipicu oleh adalah rasa puas yang mereka rasakan dari hasil
konsumsi mereka pada bank. Hal inilah yang selanjutnya menjadi pemicu
switching barriers terhadap loyalitas pelanggan (studi kasus pada toko ogan
penelitian ini sesuai dengan pendapat Oliver (1997, dalam Ishak dan Lutfi,
merasa puas terhadap produk maupun jasa yang diberikan oleh suatu
dimana hal ini merupakan salah satu indikator dari timbulnya loyalitas
pelanggan.
loyalitas konsumen. Hasil ini juga sesuai dengan pendapat Morgan dan
terhadap loyalitas pelanggan. Hasil ini juga sesuai dengan pendapat bansal
dan Taylor (dalam Ranaweera dan Prbhu, 2003; dalam Daneh dkk, 2012)
Kesesuaian harapan
Minat berkunjung
kembali
Kesediaan
merekomendasikan
(Tjiptono, 2004)
2.7 Hipotesis
sebagai berikut:
member profitness”
profitness”
member profitness”
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
disebut juga metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
Adapun focus penelitian ini adalah untuk menjawab tiga rumusan masalah,
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
atau metode sensus yakni semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dalam bentuk
b. Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari beberapa sumber
sebagai berikut :
1. Editing, yaitu kegiatan untuk meneliti kembali data yang diperoleh dan
2. Skorsing, yaitu member nilai skor pada setiap item jawaban responden
a) Kepercayaan
b) Komitmen
c) Komunikasi
d) Penanganan konflik
antar kelompok
kepuasan pelanggan :
a) Kesesuaian harapan
c) Kesediaan merekomendasikan
profiitness pada keluarga dan kerabat yang memiliki minat untuk olahraga
latihan fisik.
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006 : 57)
adalah:
jawaban yang diperoleh pada masing-masing item dengan skor total dari
keseluruhan item. instrumen tersebut dikatakan valid jika mengukur apa yang
sebenarnya diukur atau mengukur apa yang diinginkan dengan tepat. Uji
dengan kriteria konsumen yang dikatakan valid jika nilai r ≥ 0,30 dengan
selanjutnya dilakukan uji validitas. Uji validitas ini dilakukan untuk melihat
sebagai alat ukur. Pengujian validitas alat ukur ini dilakukan dengan
yang diperoleh sebesar ≥ 0,30 pada taraf kepercayaan 95% maka instrument
dalam tabel di atas terlihat bahwa seluruh instrumen memiliki korelasi (r)
lebih besar dari 0,3 dengan demikian dapat diartikan bahwa semua item
valid
43
IBM SPSS 24. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika telah memenuhi syarat
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang yang sama pada waktu yang
nilai hasil uji reliabilitas nilai koefisien alfa lebih besar dari 0,6 , dengan
menyeluruh.
44
Batas Cronbach's
Variabel Ket
Reliabilitas Alpha
Relationship
0,60 0,627 Reliabel
Marketing (X)
Kepuasan
0,60 0,645 Reliabel
Pelanggan (Z)
Loyalitas
0,60 0,696 Reliabel
Pelanggan (Y)
secara keseluruhan maupun secara parsial (per item) dalam penelitian ini
masih berada di atas nilai ambang batas (cut of value) ≥ 0,60 yang berarti
keandalannya.
model, maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini berarti seluruh variasi Y dapat
Jika variabel dalam model hanya menjelaskan 0,4 maka berarti sebesar 0,6
bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Jika R2 semakin besar atau
mendekati 1, maka model makin tepat. Untuk data survei yang berarti bersifat
cross section data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang
sama, maka nilai R2 = 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik. Semakin besar n (ukuran
sampel) maka nilai R2 cenderung makin kecil. Sebaliknya dalam data runtun
variabel pada satu unit analisis (perusahaan atau negara) pada beberapa tahun
maka R2 akan cenderunng besar. Hal ini disebabkan variasi data yang relatif
kecil pada data runtun waktu yang terdiri dari satu unit analisis saja. Koefisien
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas
46
suatu data tidak begitu rumit. Uji normalitas pada penelitian ini akan dilihat
Data outlier disebut juga dengan data pencilan. Pengertian dari data
outlier adalah data dengan observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim,
ekstrim dalam observasi adalah nilai yang jauh atau beda sama sekali dengan
sebagian besar nilai-nilai yang lain dalam kelompoknya. Uji outlier dalam
tahapan untuk menguji kualitas data maupun kelayakan modelnya untuk diuji.
Uji Goodness of fit dalam penelitian ini menggunakan 4 kriteria yaitu dengan
melihat nilai Chi-square, Probabilitas, GFI dan AGFI. Uji goodness of fit
dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan software AMOS 22.
menjawab apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau
penelitian ini sebesar 95% atau α = 0,05. Uji hipotesis dalam penelitian ini
47
dilakukan persis sama dengan uji hipotesis regresi pada umumnya, yaitu
dengan uji signifikansi pada probability (p) α ≤ 0,05. Digunakan untuk melihat
signifikansi koefisien beta (β) yang dihasilkan oleh berbagai hubungan kausal
jalur (path analysis). Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat dapat
akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk
variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang
dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara
tiga atau lebih varialel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau
48
data yang akan dianalisis adalah data yang bersumber dari 54 orang sampel
Kepuasan Pelanggan
BAB IV
industri olahraga. Secara spesifik Profitness adalah salah satu jenis usaha di
bidang kebugaran dan kesehatan yang mungkin saat ini sedang tren di
masyarakat. Usaha ini sudah cukup lama di kota Kendari, bisa dikatakan
instruktur yang bernama Ferdi Candra yang memiliki basic sekolah fitness
Dengan kemampuan yang cukup dan melihat peluang yang cukup besar
Wua Kel Bende. Posisinya yang strategis untuk pemasaran di daerah padat
lokasi ini adalah lokasi kedua dari Profitness. Lokasi awal Profitness berada di
daerah kota lama dan itu sekitar tahun 2001, sejak berdirinya 17 tahun silam.
Profitness sendiri tidak membatasi siapa saja yang ingin bergabung sebagai
50
member, tapi pada umumnya adalah mereka yang sudah berusia remaja
hingga usia dewasa maupun berusia akil balik karena mereka punya kesadaran
mereka yang sadar akan kesehatan mereka akan memilih olahraga yang baik
buat mereka apakah joging apakah itu senam tetapi yang tidak bisa dipungkiri
sekarang gaya hidup fitnes lagi tren. Tren fitnes berbicara tentang kesehatan,
berbicara tentang olahraga bagi yang tidak punya waktu banyak yang sibuk
kerja mereka boleh sempatkan ke fitnes sekitar 60 menit ataupun kurang itu
menerapkan sistim kekerabatan yang baik, terjadi komunikasi yang baik dan
Jadi Profitness tidak saja mengedepankan jual beli jasa tetapi sistim
area fitnes kadang-kadang dan sering terjadi bukan saja masalah ikatan bisnis
antara penjual jasa dan penikmat jasa, tapi lebih dari itu, antara member yang
member yang bergabung di Profitness dan isntruktur selaku owner juga bisa ada
tambahan job yang saling membagi informasi, saling memberi masukan jadi tidak
fitness itu yang paling menarik itu karena sifatnya jual beli jasa dan kekerabatan yang
baik sehingga melahirkan selain kesetiakawanan antara pelaku fitness di situ juga
melahirkan job-job tambahan karena mereka yang berkumpul di fitness itu berasal
dari latar belakang berbagai profesi. Kadang mereka sambil olahraga saling memberi
permasalahan dan menjadikan bisnis maka terjadi ikatan bisnis antar member yang
satu dan member yang lain, begitu pula dengan instruktur mengalami hal yang sama
mencolok tetapi prestasi anak-anak binaan Profitness ada beberapa yang ikut
kompetisi body kontes dan meraih penghargaan. Prestasi sejauh ini yang
masih tercipta yaitu prestasi body kontes yang setara dengan body L-men.
Tetapi owner selaku pembina dari fitnes ini cukup bangga karena sudah
Jumlah
Interval Responden
No Presentase (%)
Umur (Orang)
1 18-25 10 18,5%
2 26-35 16 29,6%
3 >35 28 51,9%
Jumlah 54 100%
Sumber : Data diolah 2018
orang (29,6%) dan yang berusia di atas 35 tahun sebanyak 28 orang (51,9%),
Hal ini menjelaskan bahwa member Profitness dalam penelitian ini mayoritas
Jenis Jumlah
No Kelamin Responden Presentase (%)
(Orang)
1 Laki-Laki
Kelamin 54 100%
2 Perempuan 0 0%
Jumlah 54 100%
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 100% (54 orang). Hal ini menjelaskan
53
kelamin laki-laki.
Jumlah
No Pekerjaan Responden Presentase (%)
(Orang)
1. Pegawai Negeri 9 17 %
2. Pegawai Swasta 14 26 %
3 TNI/Polri 2 3%
4 Wiraswasta 20 37 %
5 Lainnya 9 17 %
Jumlah 54 100%
atau sekitar (26%), selanjutnya dari pegawai negeri sipil sebanyak 9 orang
atau sekitar (17%), kemudian dari TNI/Polri sebanyak 2 orang atau sekitar
(3%) dan yang lainnya sebanyak 9 orang atau sekitar (17%). Sehingga dalam
rentang skala kategori nilai yang disajikan pada tabel 4.4 berikut :
Penilaian Deskriptif
Nilai Rata
N Makna Kategori/
Rata Skor Kategori
o Interpretasi
Jawaban
1. X ≤ 1,5 Berada pada daerah sangat Sangat Rendah/Tidak Baik
2. 1,5 < X ≤ 2,5 negatif Rendah/Kurang Baik
3. 2,5 < X ≤ 3,5 Berada pada daerah negatif Cukup Tinggi/Cukup Baik
4. 3,5 < X ≤ 4,5 Berada pada daerah tengah Tinggi/Baik
5 X > 4,5 Berada pada daerah positif Sangat Tinggi/Sangat Baik
Berada pada daerah sangat
positif
Sumber : Arikunto, 2002
penilaian secara obyektif berdasarkan apa yang dilihat, dengar dan dirasakan
kepercayaan
0 0 0 0 5 9,3 28 51,9 21 38,9 4,3 Baik
(X.1)
komitmen
0 0 0 0 2 3,7 27 46,3 25 46,3 4,4 Baik
(X.2)
komunikasi
0 0 0 0 0 0 24 44,4 30 55,6 4,6 Sangat
(X.3)
Baik
Konflik
Handling 0 0 0 0 0 0 25 46,3 29 53,7 4,5 Baik
(X.4)
keyakinan terhadap Profitness selaku penyedia jasa. Hal ini didasarkan pada
pernyataan X.1. (jasa yang disediakan oleh profitness adalah jasa yang
menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan
berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 4,3. Kenyataan ini
bahwa X.1 adalah indicator yang paling rendah nilai persepsinya yang mana
hal ini tidak terlepas dari sudut pandang masing-masing responden dalam
bahwa masih banyak responden yang mmandang bahwa fitness itu sendiri
netral. Tidak ditemukan adanya responden yang menyatakan tidak setuju (TS)
dan sangat tidak setuju (STS) dengan pernyataan yang diajukan. Hasil
57
kategorisasi terhadap item X.2 tersebut berada pada kategori baik dengan rata-
setiap harinya pada jam operasional profitness dan juga sudut pandang
adanya responden yang menyatakan netral (N), tidak setuju (TS) dan sangat
terhadap item X.3 tersebut berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata
konflik antara para member maka instruktur tampil sebagai penengah yang
menyatakan netral (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan
instruktur selalu tampil sebagai penengah dengan solusi apabila terjadi konflik
(empat indikator) dari variabel Relationship Marketing (X) di atas, bisnis yang
4.6:
59
Jawaban Responden
Rata-
Indikator Kategori
Rata
STS TS N S SS
% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5)
Kesesusaian
0 0 0 0 2 3,7 29 53,7 23 42,6 4,4 Baik
Harapan (Z.1)
Minat Berkunjung
0 0 0 0 3 6 25 46,3 26 48,1 4,4 Baik
Kembali (Z.2)
Kesediaan
Merekomendasikan 0 0 0 0 2 3,7 29 53,7 23 42,6 4,4 Baik
(Z.3)
Pada tabel 4.6 di atas terlihat bahwa variabel Kepuasan Pelanggan (Z)
diukur dengan 3 (tiga) pernyataan indikator (Z.1, Z.2, Z.3). Secara umum,
kinerja yang dirasakan member dari jasa yang diberikan Profitness selaku
penyedia jasa telah cukup sesuai dengan harapan member. Hal ini didasarkan
pernyataan Z.1 (biaya yang saya keluarkan sesuai dengan manfaat yang saya
(53,7%) setuju dan sisanya sebanyak 2 orang (3,7%) menyatakan netral. Tidak
ditemukan adanya responden yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat
terhadap Z.1 tersebut berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 4,4.
dalam hal ini para member diperoleh kesimpulan bahwa member memiliki
ditemukan adanya responden yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat
terhadap Z.2 tersebut berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 4,4.
Nilai kategorisasi yang baik pada indicator Z.2 ini memberikan indikasi
menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan
pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 4,4. Nilai kategorisasi yang baik
pada indicator Z.3 ini memberikan indikasi sudut pandang member bahwa
61
para member tidak ragu dan yakin akan merekomendasikan profitness pada
sebagian kecil responden menyatakan netral dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap butir pernyataan
untuk variabel kepuasan pelanggan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata
keseluruhan jawaban responden, yaitu sebesar 4,4 dimana nilai ini termasuk
(tiga) indicator Y.1, Y.2, dan Y.3 pernyataan yang selengkapnya dapat
bawah ini:
Jawaban Responden
Rata-
Indikator Kategori
Rata
STS TS N S SS
% % % % %
(1) (2) (3) (4) (5)
Repeat 0
Sangat
Purchase 0 0 0 1 1,9 19 35,2 34 63 4,6
Baik
(Y.1)
Referrals
0 0 0 0 2 3,7 23 42,6 29 53,7 4,5 Baik
(Y.3)
pernyataan indikator Y.1 (saya merasa sangat nyaman dan akan terus
menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan
berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata sebesar 4,6. Tingginya nilai
persepsi pada indicator Y.1 ini mengindikasikan sudut pandang yang sangat
baik oleh member selaku konsumen Profitness merasa nyaman dan berminat
yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan
peneliti ditemukan bahwa member profitnes telah loyal sehingga kenyataan ini
ditemukan adanya responden yang menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat
terhadap Y.3 tersebut berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 4,5.
loyal yang mana kenyataan ini memberikan indikasi bahwa member Profitness
kerabat/keluarganya.
setuju, sebagian kecil responden menyatakan netral dan tidak ada responden
yang menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap butir
pernyataan untuk variabel loyalitas pelanggan, hal ini dapat dilihat dari rata-
rata keseluruhan jawaban responden, yaitu sebesar 4,5 dimana nilai ini
harus mengacu pada prinsip analisis jalur, dimana analisis ini merupakan
suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada
64
tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Retherford,
1993, dalam Sarwono, 2010). Selain itu analisis ini juga digunakan untuk
Gambar 4.1
Melalui Kepuasan
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dan hasil dari output analisis jalur maka
dapat dijabarkan beberapa hal sebagai berikut :
65
a. Asumsi Normalitas
±2,58.
Berdasarkan table 4.8 di atas dapat dilihat nilai critical ratio secara
secara univariate yang mana semua nilai memenuhi syarat yakni ≥ -2,96
b. Asumsi Outlier
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik dalam
distance.
66
(Mahalanobis distance)
data yang outlier yakni terletak pada responden ke 10, 38, 48, 51, 14, 35,
Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat nilai hasil uji kelayakan model
yang baik dimana beberapa telah mencapai standar dan salah satu di antaranya
hampir mencapai standar yang diharapkan namun tetap dapat dikatakan layak.
Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model yang sedang diuji
memang layak untuk diuji dan dengan melihat nilai GFI yang baik yang mana
juga dapat diartikan sebagai nilai koefisien determinasi maka diketahui bahwa
97,6 %, nilai tersebut bermakna apabila nilai GFI yang dihasilkan tinggi dan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan yang akan diuji dengan
menggunakan software AMOS versi 22, dapat dilihat pada gambar 4.1 dan pada table
oleh produsen akan meningkatkan kepuasan pelanggan atau dalam hal ini
dilakukan oleh instruktur (owner) dan dengan kepuasan member yang tinggi
dimana dapat dikatakan ada dan tidaknya pengaruh tidak langsung disebabkan
member Profitness”
(***) sebagaimana pada tabel 4.11. Hasil tersebut memenuhi syarat yaitu lebih
Profitness”
bahwa nilai p (probability) sebesar 0,05. Hasil tersebut memenuhi syarat yaitu
lebih kecil/sama dengan 0,05 sehingga berdasarkan kriteria uji hipotesis dapat
diterima.
member Profitness”
endogen melalui variable intervening yang dalam hal ini disebut dengan
pengaruh tidak langsung adalah sebesar 0,137 dan melihat nilai p (probability)
pada table 4.11 menunjukan signifikansi berbeda dengan nol (***). Hasil
sisi kepuasan member sebagai variable mediasi yang mana pengaruhnya tetap
yang terjadi sebagai pembuktian hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini.
instruktur dalam hal ini sekaligus owner kepada para member akan
responden yang sebagian besar menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap
yang mana nilai persepsi paling besar terdapat dalam indicator X.3 (Instruktur
membangun komunikasi yang baik kepada semua member saat berada di tempat
latihan maupun di luar tempat latihan) dengan nilai rata-rata 4,6 yang termasuk
dalam kategori sangat baik, dan juga tanggapan responden terhadap setiap
mana nilai rata-rata masing-masing 4,4 yang termasuk dalam kategori baik.
bahwa ada hubungan satu arah antara kepuasan dan hubungan pemasaran.
Para pelanggan lebih puas merasakan maka lebih hubungan jangka panjang
membayar pelanggan dan merasakan nilai produk (produk tak terlihat). Oleh
karena itu, dengan karyawan sebagai ujung tombak, mereka harus mampu
paling penting bagi perusahaan karena link ke masa depan. Semakin kuat
Hasil ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Gordon (1998)
konsumen pada awalnya puas atau tidak. Jika tidak terbentuk kepuasan dalam
Profitness, lalu mereka terus menerus latihan dan memperpanjang masa aktif
member. Hasil ini konsiten dengan tanggapan responden yang sebagian besar
menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap setiap butir pernyataan ketiga
indikator dari variabel kepuasan pelanggan yang mana nilai rata-rata masing-
masing 4,4 yang termasuk dalam kategori baik, serta dengan melihat
persepsi terbesar terdapat pada indicator Y.1 (Saya merasa nyaman dan akan
dilakukan oleh Danang Adi Saputro, M. Hufron, Afi Rahmat (2016) yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Oliver (1997, dalam Ishak
dan Lutfi, 2011), yang menyatakan bahwa dalam jangka panjang kepuasan
merasa puas terhadap produk maupun jasa yang diberikan oleh suatu
hal ini merupakan salah satu indikator dari timbulnya loyalitas pelanggan.
75
instruktur dalam hal ini sekaligus owner kepada para member akan
member di mana member akan merasa nyaman dan akan terus memperpanjang
dan sangat setuju terhadap butir item pernyataan keempat indicator dari
terdapat dalam indicator X.3 (Instruktur membangun komunikasi yang baik kepada
semua member saat berada di tempat latihan maupun di luar tempat latihan ) dengan
nilai rata-rata 4,6 yang termasuk dalam kategori sangat baik dan melihat
persepsi terbesar terdapat pada indicator Y.1 (Saya merasa nyaman dan akan
76
yang tidak baik dari variabel kepuasan sebagai variabel intervening yang mana
bahwa mediasi yang terjadi adalah mediasi parsial dimana variiabel mediasi
tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam model. Berkaitan dengan fakta
ini dengan mengacu pada hasil wawancara singkat oleh peneliti terhadap
yang dilakukan oleh Sudirman Zaid (2006) yang meneliti tentang “pengaruh
relationship marketing terhadap kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah bank rakyat
yang tinggi bagi nasabah, serta mampu menuntun nasabah untuk melakukan
kegiatan publisitas bagi bank. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan dan
dasarnya dipicu oleh adalah rasa puas yang mereka rasakan dari hasil
konsumsi mereka pada bank. Hal inilah yang selanjutnya menjadi pemicu
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Pop (2006, dalam Fotea,
oleh sheth (1996:29-31) bahwa loyalitas pelanggan adalah tujuan utama dari
relationship marketing.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Profitness kota Kendari. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis jalur (path analysis). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
member.
5.2 Saran
member baik member lama maupun member baru dan juga dalam rangka
mecoba melakukan penelitian pada objek lain dengan cakupan yang lebih
luas dan dengan jumlah sampel yang lebih besar, juga menambah atau
akan diteliti