Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PENJELASAN UMUM

1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah:


PROGRAM :Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas /
Puskesmas Pembantu dan Jaringan
KEGIATAN :Pembangunan Kontruksi Rehabilitasi Berat Puskesma, Rumdin , Pustu, Alkes dan
Kendaraan Operasional.
PEKERJAAN :Pembangunan Puskesmas Bentot
LOKASI :Ds. Bentot Kec. Hayaping
1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana. Uraian pekerjaan dan
RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan seperti yang tercantum pada pasal 1 ketentuan umum (Bab I), sesuai
dengan gambar:
 Gambar bestek dan detail terlampir.
 Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.
 Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.
 Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan.

2. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor
warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.
2.2. Surat edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No 654/D.VI/02/1998 dan SE-36/A/21/0298
tanggal 10 Februari 1998.
2.3. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April
1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.4. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI 1991) SNI SNI T-15.1991.03.
2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
2.6. Peraturan muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia loading code 1987 (skbi-1.2.53.1987).
2.7. Peraturan semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.
2.8. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5.
2.9. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
2.10. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987.
2.11. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
2.12. Peraturan Umum Keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.13. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.14. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.15. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.16. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok denga Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.17. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2.18. Apabila dalam RKS ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban mengikuti aturan-aturan di atas.

3. BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

3.1. Untuk kelancaran pekerjaan, pemborong diwajibkan:


a. Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat pada waktunya
dengan kualitas yang dapat diterima direksi.
b. Menyediakan tenaga kerja/pembantu lengkap dengan alat-alat yang diperlukan.
3.2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku didalam pasal 2 serta
peraturan pembangunan daerah setempat dan lain-lain.
3.3. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera lapor kepada
direksi.
3.4. Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan:
a. Halaman harus dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada waktu diserahterimakan.
b. Pekerjaan cepat diserahkan/diserahterimakan serta memuaskan dan dapat diterima oleh direksi.

4. LOKASI BANGUNAN

4.1. LOKASI BANGUNAN


Bangunan ini akan dibangun dilokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana, yaitu tanah yang tersedia
untuk pelaksanaan pekerjaan dimana proyek tersebut dalam pasal 1 dari penjelasan umum.

4.2. DAERAH PROYEK


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada didalam daerah tersebut yang dikuasai untuk segala
keperluan kegiatan proyek.

4.3. RENCANA KERJA


Dalam waktu 1( satu ) minggu setelah penandatanganan kontak, kontraktor wajib menyerahkan suatu
rencana kerja yang meliputi:
 Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelsaikan pembangunan masing-masing bagian
pekerjaan.
 Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
 Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan dilapangan.
 Jumlah pegawai kontraktor yang diusulkan dan ditempatkan di lokasi proyek, selama pekerjaan
berlangsung sesuai dengan fungsi dan keahliannya.

4.4. BUKU HARIAN DAN LAPORAN


Kontraktor harus menyediakan buku Direksi dan Buku tamu di lokasi proyek untuk mencatat semua
petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan semua detail-detail penting dari pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan Buku laporan dibuat dalam bentuk Laporan Harian,Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan disertai back up data dan foto kegiatan 0%, 50% dan 100% pada posisi yang sama.

4.5. PERSETUJUAN KONSULTAN PENGAWAS


Yang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah merupakan persetujuan konsultan
pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

4.6. GAMBAR RENCANA


Gambar rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Kontrak.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa pelaksanaan. Kontraktor
wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi ini maupun spesifikasi
lainnya dan tidak dibenarkan menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
pada gambar rencana atau peredaan antara gambar rencana dan isi spesifikasi.

Konsultan pengawas akan mengoreksi menjelaskan gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang
telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak
dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali
atas petunjuk direksi/pengawas.

Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh
direksi/pengawas dan akan disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.

4.7. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


Kontraktor harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang langkah-langkah yang akan diambil
untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

4.8. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Pada keadaan apapun dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan
konsultan pengawas tidak berarti membebaskan kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaan tersebut
sesuai dengan kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.

5. PEKERJAAN PERSIAPAN

5.1. Lingkup pekerjaan


Meliputi pekerjaan
5.1.1. Pembersihan awal dan akhir lokasi sekeliling bangunan
5.1.2. Pengukuran dan Pasang Bowplank
5.1.3. Pembuatan Papan Nama Proyek
5.1.4. Transportasi Material ke lokasi
5.1.5. Keselamatan Pekerja
5.1.6. Pengadaan Air untuk Pelaksanaan Pekerjaan

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih.
5.2.2. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu 5/7 dan papan ukuran 2/20.
5.2.3. Untuk peralatan kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
menggunakan bahan kayu setempat.
5.2.4. Untuk penampungan air kerja Penyedia jasa harus menyiapkan drum penampung air harus
memenuhi kualitas yang di tentukan dalam peraturan beton bertulang Indonesia SNI T-15-1919-
03.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang
terkena bangunan dan disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering
jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut di atas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
5.3.2. Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek
memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (Konraktor)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
5.3.3. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan
dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.
5.3.4. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian
ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam
jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum
dalam peraturan beton bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03.
5.3.5. Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat pada waktunya
dengan kualitas yang dapat diterima direksi.

6. PEKERJAAN TANAH

6.1. Lingkup pekerjaan


Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah gambut dan lain-lain :
6.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi Batu Kali).
6.1.2. Timbunan tanah untuk Peninggian Bangunan dan pemadatan.
6.2. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Tanah timbunan dan pasir
urugan halus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.1. Galian pondasi baru dan boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke
sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran
yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya
memeberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda
purbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian-
galian untuk septiktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan
ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah
longsor kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam
bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.
6.3.2. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan dalam gambar, maka kontraktor
harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
6.3.3. Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
15 cm. tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti di atas. Demekian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian
pondasi tertutup kembali
6.3.4. Pengurugan Peninggian Bangunan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 20 cm. tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan
alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan
dipadatkan kembali seperti di atas. Demekian seterusnya dilakukan sampai semua lokasi
timbunan tertutup.
.
7. PENENTUAN PEIL : (± 0,00)

7.1. Sebagai Peil ± 0,00 diambil permukaan atas dari lantai utama dan disesuaikan dengan gambar.

8. PEKERJAAN PASANGAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pasangan pondasi Batu Kali 1 Pc : 4 Ps
Pasangan Batu Bata ½ Bata 1 Pc : 4 Ps
Plesteran Dinding 1 Pc : 2 Ps
Acian / Ondrongan
8.2 Persyaratan Bahan
8.2.1 Pasir
Pasir harus berupa butir-butir tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi
5% berat.
8.2.2 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
8.2.3 Semen
Untuk penggunaan semen, mengikuti persyaratan yang telah di gariskan pada pasal beton
bertulang.
8.2.4 Batu Kali
Batu kali berbentuk bonkahan – bongkahan besar tidak keropos dan harus bersih dari material -
material tanah.
8.2.5 Batu Bata
Batu bata produksi daerah setempat dengan ketentuan ukuran 5 x 11 x 22.Bata berwarnamerah.
Bata harus kuat tidak keropos dan tidak bercampur dengan abu bekas bakaran.
8.3 Pedoman pelaksanaan
8.3.1. Pasangan pondasi 1 Pc : 4 Ps
8.3.2. Pasangan Batu bata ½ bata 1 pc : 4 ps.
8.3.3. Plesteran Dinding 1 Pc : 2 Ps
8.3.4. Acian
8.4 Persyaratan adukan dan pemasangan
8.3.5. Adukan pasangan harus di buat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang memenuhi
syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering, yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plsatis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur kembali dengan adukan baru.
8.3.6. Pengukuran (Uit-Zet) harus dilakukan oleh pihak kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat semua pasangan harus rata antara horizontal dan Vertikal pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
8.3.7. Pemasangan Pondasi batu kali disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar dan dibuatkan
profil pasangan sehingga sesuai dengan keadan yang diinginkan. Setiap rongga pasangan dari
batu kali satu ke batu kali yang lain di isi dengan spesi yang telah diisyaratkan dan tidak boleh
ada rongga yang kosong.
8.3.8. Pemasangan Dinding batu bata dilakukan setelah sloof 15/20 selesai dipasang.pengukuran profil
dilakukan sebelum pemasangan dilaksanakan.pemasangan batu bata dilakukan berderet arah
horizontal dan untuk menuju arah vertikal pemasangan tidak boleh melebihi dari 1 meter.
8.3.9 Pedoman pelaksanaan Plesteran dan Acian
8.3.9.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Bagian yang akan diplester dibersihkan dari semua kotoran
 Bagian yang akan diplester dibasahi dengan air
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik.
8.3.9.2. Adukan Plesteran
Pengangkutan adukan Plesteran dari tempat pengadukan ketempat Plesteran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh konsultan lapangan, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Plesteran dimulai pada sisi luar bagian setelah tiga hari cetakan bagian dalam bias dilepas
untuk dilakukan plesteran bagian luar 15 mm dan bagian dalam 15 mm.

8.3.9.3. Perawatan Plesteran


Plesteran yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit
3 hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Hasil pekerjaan plesteran yang tidak baik seperti retak-retak dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
konsultan lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Pihak
Kontraktor.
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. untuk mencapai ketebalan plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.
Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap dan pipa-pipa
listrik selesai dipasang.

9. PEKERJAAN BETON

9.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan beton dan lantai, terdiri dari :
9.1.1. Pekerjaan lantai Cor beton tumbuk dengan campuran 1Pc : 3Ps : 5Kr
9.1.2. Pekerjaan balok Sloof beton bertulang dengan ukuran 15x20 cm.
9.1.3. Pekerjaan Ring Balk Beton bertulang dengan ukuran 10 x 15 cm.
9.1.4. Pekerjaan kolom beton bertulang dengan ukuran 15 x 15 cm.

9.2. Persyaratan Bahan


9.2.1. Semen
Digunakan Portland cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut
standar cement Portland yang digariskan oleh asosiasi semen Indonesia (NI – 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen
tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

9.2.2. Pasir Beton


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam peraturan beton bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03.
9.2.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang disyaratkan dalam peraturan beton bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
9.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
9.2.5. Besi beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak karat lepas dan bahan
lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan konsultan
lapangan terlebih dahulu.
Jika pihak kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan : harus ada persetujuan konsultan lapangan.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab Pihak Kontraktor.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedomantetap dipakai
peraturan beton bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03. Pihak kontraktor melaporkan secara tertulis
pada konsultan lapangan apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi.

9.3.1. Adukan Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh konsultan lapangan, yaitu :
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
peraturan beton bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03.

Perawatan beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
konsultan lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pihak
kontraktor.
9.3.2. Cetakan dan acuan
Bahan yang akan digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan beton
bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03.

10. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


10.1. Lingkup Pekerjaan
10.1.1. Kusen Pintu dan Jendela
10.1.2. Daun Pintu Panil
10.1.3. Daun jendela Kaca
10.2. Persyaratan bahan
Kusen Pintu dan Jendela memakai kayu klas I sejenis ukr 5/12.
Daun Pintu Panil Memakai Kayu Papan Klas I sejenis
Daun Jendela Kaca Memakai Kayu Klas I sejenis
Tidak ada mata kayu dan tidak keropos dan dilengkapi dengan surat
Keterangan kayu yang jelas.

10.3. Pedoman pelaksanaan


10.3.1 Kusen Pintu ,Daun pintu/ jendela
 Daun pintu panil dibuat dengan kayu klas I dan di isyaratkan agar pihak kontraktor
memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
 Jendela dibuat model panel, disesuaikan dengan gambar detail.
 Kaca untuk jendela dipasang kaca polos 5 mm dan pasangan kaca harus memperhatikan
muai susut, baik dari kusen maupun bahan kaca tersebut.
 Ventilasi jalusi dibuat dari papan kayu klas I dengan ukuran 2 x 10 cm dan diketam halus
serta dipasang dengan rapi.
 Semua Bagian diserut rapi
 Pada tempat sambungan tidak boleh ada permukaan yang menonjol dan dilem Kayu agar
tidak terlihat bekas sambungan.
 Pada waktu pemasangan di perhitungkan ukuran dan jarak dan harus sesuai dengan arah
vertikal dan horizontal.

11. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFON

11.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga
konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah :
11.1.1 Pekerjaan Rangka atap baja ringan
11.1.2 Pasangan Penutup atap genting multicolor
11.1.3 Pasangan Bubungan Multicolor
11.1.4 Pekerjaan Rangka Plafon Baja Hollow
11.1.5 Pekerjaan Penutup Plafon Kalciboard
11.1.6 Pekerjaan Lisplank
11.1.7 Pekerjaan Lis Gypsum

11.2 Persyaratan Bahan


11.2.1 Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk gording, rangka atap dan pasangan consult
digunakan baja ringan, dan listplank digunakan kayu klas I atau sejenis.
11.2.2 Ukuran baja yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Baja ringan harus
Betul betul bagus rapi.
11.2.3 Semua pemasangan menggunakan Srew dan Dynabolt

11.3 Pedoman Pelaksanaan


11.3.1 Kuda-kuda baja ringan
 Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran baja maupun cara
penyambungannya.
o Bottom chord menggunakan C 75. - 0.8
o Top chord menggunakan C 75 - 0,8
o Web menggunakan C 75 - 0,8
o Balok tembok menggunakan C 75 - 0,8
o Bracing Pengikat Menggunakan C 75 - 0,6
o Bracing Pengaku menggunakan C 75 - 0,6
o Bracing Bawah menggunakan C 75 - 0,6
o Reng U 0,43 - 0,53
o Srew
o Dynabolt
o Talang Jurai
 Sambungan baja ringan harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian
 Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan srew dan dynabolt

11.3.2 Rangka Atap


Rangka atap dilaksanakan dengan baja ringan yang terdiri dari pasangan kuda – kuda dan reng
yang dipadukan dan di ikat oleh srew dan baut dynabolt. Dipasang dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak bergelombang.
11.3.3 Rangka badan
Konstruksi sambungan baja ringan harus rapi, tidak longgar dan menggunakan braket siku,
ikatan perkuatan harus menggunakan srew dan dynabolt agar sambungannya dapat melekat
dengan baik.
11.3.4 Penutup atap
Meliputi pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup semua bidang atap bangunan.
Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan menutup atap bangunan adalah genteng metal
berwarna (genteng metal multicolour), dengan ketebalan 0,25.
Dipasang juga bubungan atap genteng metal warna.
Pedoman pelaksanaan
Pemasangan atap dipakukan langsung pada rangka atap / langsung pada gording dengan
menggunakan paku genteng (paku khusus untuk atap metal warna).
Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara satu
lembaran dengan lembaraan yang lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak
balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara BJLS 27. Tindisan antara
lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. Pemasangan atap bubungan dilapisi dengan
seng plat kemudian ditutup dengan bubungan metal yang berbentuk parabola Penutup atap
. 11.3.5 Listplank dibuat dari papan klas I lebar sesuai dengan gambar. Pemasangannya
dipakukan langsung pada rangka atap baja ringan, harus rapi dan lurus.
11.3.6 Rangka dan Penutup atap
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada ruangan.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan
list langit-langit.
Persyaratan Bahan
Rangka langit-langit induk dipakai Baja Hollow Ukuran 40 x 40 kualitas baik. Sedangkan rangka
pembagi di gunakan baja ukuran 20 x 40 cm.
Untuk penutup langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan kalciboard dengan
ketebalan 0,3 cm.
Pedoman pelaksanaan
Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan pada gapit
kuda-kuda (battom chord). Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari hollow
. Setelah rangka induk ukuran 40 x 40 cm terpasang, dilanjutkan pemasangan rangka
pembagi 20 x 40 cm.
Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass.
Pihak kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
Penutup langit-langit menggunakan bahan Kalciboard dengan ketebalan 0,3 cm yang dipakukan
pada rangka ini, dengan menggunakan paku srew, dan harus rata serta rapi (tidak
bergelombang).
Apabila terjadi kerusakan/cacat pada bahan kalciboard yang dipasang, maka pihak kontraktor
berkewajiban mengganti dengan bahan yang baru.
List langit – langit terbuat dari gypsum dengan lebar 12 cm
12 .PEKERJAAN LANTAI

12.1 Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,dan kamar mandi
Pekerjaan lantai terdiri dari :
12.1.1 Lantai Keramix 20 x 20
12.1.2 Keramix dinding 20 x 20
12.1.3 Plint keramix 10 x 20
12.1.4 Lantai keramik 40 x 40, seperti tertera pada gambar rencana.
12.2 Bahan yang digunakan :
Seluruh Tegel keramik produksi dalam negeri atau sekualit
12.3 Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, pihak kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa – pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai dimulai.
12.4 Adukan
Adukan untuk keramik, semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis.
12.5 Pemasangan
Permukaan pasangan keramik / ubin, harus datar dan waterpass.
Untuk pasangan pada lantai km/wc, permukaannya dimiringkan 1 % kearah floor drain.

13 . PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


13.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada
jendela dipasang grendel dan hak angin.
13.2 Persyaratan bahan
13.2.1 Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 3 x 4 atau yang setaraf.
13.2.2 Kunci pintu dipasang 2 slagh ( dua kali putar) atau setaraf.
13.2.3 Grendel (stoat), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
13.2.4 Espanoglet berkualitas baik
.13.3 Pedoman pelaksanaan
 Setiap daun pintu dipasang kunci 2 slaag yang berkualitas baik.
 Pemasangan setiap lembaran daun pintu menggunakan 3 (tiga) buah engsel, dan dipasang
dengan menggunakan mur khusus untuk pintu. Tidak diperkenankan melengketkan daun pintu
kekusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan menggunakan
obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat kekayu yang dipasang.
 Pemasangan daun jendela kaca menggunakan 2 ( dua ) buah engsel jendela.
 Sebelum dilakukan pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka
Direksi Teknis dapat menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan
atas biaya pihak kontraktor.
 Grendel dan hak angin dipasang 1 (satu) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi
dan dapat fungsional, dan untuk melengketkan alat-alat tersebut kedaun jendela harus
menggunakan mur seperti tersebut pada ayat pasal ini.

14 . PEKERJAAN PENGECATAN

14.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi pekerjaan berikut :
14.1.1 Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan konstruksi kayu
pada kuda-kuda dan lain-lain.
14.1.2 Meni besi untuk baut-baut dan strip besi.
14.1.3 Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang Nampak, daun pintu panel,ventilasi kayu
consult/ kanopi kayu, listplank .
14.1.4 Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang – bidang beton dan plafond kalciboard.
14.1.5 Residu / teer untuk kayu kuda-kuda dan rangka atap kayu.
14.2 Persyaratan bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
14.2.1 Meni kayu dan besi kualitas merk pedang
14.2.2 Cat kayu sekualitas merk kuda terbang, Platone atau Ftallit.
14.2.3 Cat tembok sekualitas Danabrite, catylac atau sekualitas
14.2.4 Residu / teer kualitas baik tidak luntur.
14.2.5 Plamur kayu dan dinding, sekualitas merk kuda terbang atau Platone.
14.3 Pedoman pelaksanaan
Hal – hal yang perlu di perhatikan :
14.3.1 Pekerjaan pengecatan setelah pemasangan plafond dan instalasi listrik.
14.3.2 Pekerjaan meni, residu harus betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
14.3.3 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan
jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
o 2 (dua)kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
o 1(satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
o Penghalusan dengan amplas.
o Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
14.4 Pengecatan dinding / tembok harus di lakukan menurut proses sebagai berikut :
o Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu di lap
menggunakan kain basah hingga bersih.
o Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata, lalu setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
o Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
o Pekerjaan pengecatan tembok / dinding harus menghasilkan warna yang merata dan tidak
boleh terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
14.5 Pengecatan bidang plafond harus mengikuti proses seperti berikut :
o Membersihkan triplek atau plywood yang akan di cat dari kotoran-kotoran yang menempel.
o Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan hasil yang merata pada bidang
plafomd yang dicat, dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
o Warna yang digunakan ditentukan oleh hasil kesepakatan rapat Pihak Kontraktor.

15 . PEKERJAAN SANITASI

15.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan sanitasi meliputi seluruh jaringan pembuangan airr kotor dan jaringan air bersih,antara lain
pembuatan septictank, pemasangan closet jongkok,pemasangan pipa 4’,pemasangan pipa
2’,pemasangan pipa ½’, pemasangan floor drain ,pemasangan bak mandi dan kran air.
Persyaratan Bahan
Bak mandi Fiberglass 50 x 50 produksi nasional
Closet jongkok merk ina sejenis
Pipa aw merek wavin SNI
Kran air Produksi nasional sni.
Septictank anti bocor
Pedoman Pelaksanaan
Pembuatan Septictank harus dibuat sesuai dengan ukuran bentuk sesuai gambar dan campuran bahan
kedap air dan anti bocor.diatas di kasih lobang angin dan bak kontrol.
Pemasangan bak mandi menggunakan spesi yang halus agar bisa mencapai hasil yang maxsimal antara
sisi dengan sisi dan harus berhati hati agar tidak pecah.
Pemasangan closet jongkok perlu diperhatikan arah aliran air supaya tidak cepat tersumbat
Pemasangan pipa 4’ dipasang dari closet jongkok menuju septictank.
Untuk pembuangan utama saluran air kotor menggunakan pipa 4’.
Saluran air bersih digunakan pipa ½’ dan perlengkapannya.
16. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

16.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi listrik di dalam bangunan,
pemasukan arus yang bersumber dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau genset, penyediaan bohlam
lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan lain sebagainya, sehingga listrik dapat menyala.
Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus di pasang disesuaikan dengan yang tertera dalam
gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang
telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

16.2. Persyaratan bahan


Bahan-bahan yang digunakan meliputi :
 Kabel NYWGBY, yaitu kabel dengan 4 inti lapisan isolasi pvc melindungi setiap inti lapisan metal
yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earing conductor.
 Kabel NYM dengan 3 inti untuk satu pass, inti cooper dibungkus dengan isolasi pvc isolasi 2
lapis menyelubuni inti.
 Kabel NYA, isolasi pvc, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm, 2 kawatbc,
kawat tembaga yang telanjang.
 Steker stop kontak dan saklar dari kualitas baik.
 Bohlam lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi nasional atau yang sekualitas dengan
syarat sebagai berikut :
 Lampu TL
 Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih di depan, abu-abu dibelakang.
 Ballast merk sinar atau sejenisnya.
 Stater merk Phillips atau sejenisnya.

 Fitting
 Bagi TL 20 w/220 v besarnya 2,5 micro f + 10 %.
 Pengabelan didalam harus disolder.
 Kap merk sun atau yang sekualitas.
 Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik,
produksi nasional atau yang sekualitas, dengan arde (pertanahan) dari kabel b.c.
Macam – macam switch / outlet yang digunakan untuk tegangan 220 v adalah :
 Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth.
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz.
Rating arus : 16 Ampere.
Type : Pemasangan system tanam.
 Plug & socket 1 phase power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earthh.
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz.
Rating arus : minimum 25 ampere.
Proteksi : soket dengan tutup dan plug locking.
Type : Pemasangan diluar di beri landasan kayu.

 Sekering box
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN ataupun
genset.
Bahan : rangka profil 30 mm.
Cover : besi plat 2 mm.
Module : minimum (30 x 40), tinggi maks 175 cm.
Potongan : puc standing kuat tidak bergetar.
Warna : abu-abu.
 Kabel NFGBY di pergunakan sebagai penghubung antara mein panel digardu induk ke
distribution panel di tiap-tiap bangunan. Di luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan – peraturan yang berlaku.
 Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan dalam dinding.
 Kabelnya di pergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
16.3. Pedoman pelaksanaan
16.3.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armaturlampu yang
di pakai harus di kerjakan sesuai dengan gambar instalasi, sedangkan system pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (system inbouw) dari penarikan kabel
(jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1.00 atau 1,20 m, atau
jaringan kabel diatas plafond tersebut di masukan dalam pipa PVC, khusus untuk instalasi stop
kontak harus dilengkapi kabel arde (pertanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).

16.3.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/ komponen-komponennya harus di


sesuaikan dengan system tegangan local 220 volt.
16.3.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direksi Teknis, pihak kontraktor boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatir) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatir yang masih berlaku dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), pihak kontraktor tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan),
termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

16.3.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan pihak kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya ang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
pihak kontraktor.

17. PEKERJAAN FINISHING

17.1. Sebelum pekerjaan diserah terimakan pihak kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal
kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan keadaan bersih dan rapi.

Anda mungkin juga menyukai