1. PENJELASAN UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene voor
warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.
2.2. Surat edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No 654/D.VI/02/1998 dan SE-36/A/21/0298
tanggal 10 Februari 1998.
2.3. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April
1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.4. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI 1991) SNI SNI T-15.1991.03.
2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
2.6. Peraturan muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia loading code 1987 (skbi-1.2.53.1987).
2.7. Peraturan semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.
2.8. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5.
2.9. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
2.10. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987.
2.11. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
2.12. Peraturan Umum Keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.13. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.14. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.15. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.16. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok denga Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.17. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2.18. Apabila dalam RKS ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban mengikuti aturan-aturan di atas.
4. LOKASI BANGUNAN
Konsultan pengawas akan mengoreksi menjelaskan gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang
telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak
dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali
atas petunjuk direksi/pengawas.
Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh
direksi/pengawas dan akan disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.
5. PEKERJAAN PERSIAPAN
6. PEKERJAAN TANAH
7.1. Sebagai Peil ± 0,00 diambil permukaan atas dari lantai utama dan disesuaikan dengan gambar.
8. PEKERJAAN PASANGAN
9. PEKERJAAN BETON
Perawatan beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
konsultan lapangan. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pihak
kontraktor.
9.3.2. Cetakan dan acuan
Bahan yang akan digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam peraturan beton
bertulang Indonesia SNI SNI T-15-1919-03.
14 . PEKERJAAN PENGECATAN
15 . PEKERJAAN SANITASI
Fitting
Bagi TL 20 w/220 v besarnya 2,5 micro f + 10 %.
Pengabelan didalam harus disolder.
Kap merk sun atau yang sekualitas.
Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik,
produksi nasional atau yang sekualitas, dengan arde (pertanahan) dari kabel b.c.
Macam – macam switch / outlet yang digunakan untuk tegangan 220 v adalah :
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth.
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz.
Rating arus : 16 Ampere.
Type : Pemasangan system tanam.
Plug & socket 1 phase power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earthh.
Tegangan : 220 Volt, 1 phase, 50 hz.
Rating arus : minimum 25 ampere.
Proteksi : soket dengan tutup dan plug locking.
Type : Pemasangan diluar di beri landasan kayu.
Sekering box
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN ataupun
genset.
Bahan : rangka profil 30 mm.
Cover : besi plat 2 mm.
Module : minimum (30 x 40), tinggi maks 175 cm.
Potongan : puc standing kuat tidak bergetar.
Warna : abu-abu.
Kabel NFGBY di pergunakan sebagai penghubung antara mein panel digardu induk ke
distribution panel di tiap-tiap bangunan. Di luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan – peraturan yang berlaku.
Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan dalam dinding.
Kabelnya di pergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
16.3. Pedoman pelaksanaan
16.3.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armaturlampu yang
di pakai harus di kerjakan sesuai dengan gambar instalasi, sedangkan system pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (system inbouw) dari penarikan kabel
(jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1.00 atau 1,20 m, atau
jaringan kabel diatas plafond tersebut di masukan dalam pipa PVC, khusus untuk instalasi stop
kontak harus dilengkapi kabel arde (pertanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
16.3.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan pihak kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya ang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
pihak kontraktor.
17.1. Sebelum pekerjaan diserah terimakan pihak kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal
kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan keadaan bersih dan rapi.