Anda di halaman 1dari 54

Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan

Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara


Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

BAB V
PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Dasar pendekatan program perencanaan dimaksudkan sebagai acuan dalam


menyusun landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur Batik Gallery
of Central Java di Kota Pekalongan, yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya.
Dengan melakukan pendekatan ini diharapkan dalam perancangan "Batik Gallery
of Central Java di Kota Pekalongan" akan lebih mendekati kelayakan dalam
memenuhi persyaratan pembangunan sebuah bangunan yang bisa mewadahi
fasilitas perbatikan bagi masyarakat pecinta dan seniman batik di Kota Pekalongan
dan masyarakat luas pada umumnya.
Dasar pendekatan yang diperlukan adalah :
a. Pendekatan Fungsional
Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan berfungsi sebagai
wadah pameran, pendidikan, ilmu pengetahuan, pelayanan informasi,
penjualan dan wisata. Dasar pendekatan fungsional bertitik tolak pada
pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, program ruang,
persyaratan ruang, sirkulasi ruang dan organisasi ruang.
b. Pendekatan Kontekstual
Dasar pendekatan konstekstual adalah untuk mengetahui site yang
digunakan untuk perancangan Batik Gallery of Central Java di Kota
Pekalongan.
c. Pendekatan Arsitektural
Aspek arsitektural yang akan ditampilkan Batik Gallery of Central Java
di Kota Pekalongan ini adalah konsep Arsitektur Nusantara Tradisional
Jawa Tengah yang memerhatikan masalah citra bangunan tradisional,
kenyamanan, dan ramah lingkungan serta melakukan penekanan desain
yang mempengaruhi pada gaya arsitektural dan dipadukan dengan
perkembangan kemajuan teknologi untuk beberapa bangunan didalam
Batik Gallery of Central tersebut.
d. Pendekatan Peruangan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 94


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Dasar pendekatan peruangan adalah kelengkapan dan spesifikasi sebuah


ruangan pada Batik Gallery of Central Java dengan menggunakan
makna ruang yang dapat membedakan pada setiap ruang di sebuah Batik
Gallery of Central Java.
e. Pendekatan Aspek Kinerja
Aspek kinerja adalah aspek utilitas yang akan digunakan dalam
perencanaan dan perancangan dalam sebuah desain.
f. Aspek Teknis
Dasar pendekatan teknis adalah spesifikasi secara teknis yang nantinya
digunakan untuk perencanaan dan perancangan dalam sebuah desain.

5.1 Pendekatan Fungsional


5.1.1 Jenis Batik Gallery of Central Java
Batik Gallery of Central Java adalah sebuah tempat atau
wadah yang memfasilitasi seluruh kegiatan pameran batik,
pelatihan, pembuatan batik, pertunjukan dan penjualan.

5.1.2 Pengelolaan Batik Gallery of Central Java


Pengelolaan Batik Gallery of Central Java didirikan oleh
pihak swasta, yang dikelola langsung oleh pihak swasta itu sendiri.
Biasanya swasta itu berupa yayasan atau perseorangan tetapi tetap
dalam pengawasan Dinas Budaya dan Pariwisata atas nama
pemerintah setempat.
Pengelolaan dibagi menjadi 2 divisi, antara lain :
a. Divisi Manajemen
Divisi manajemen mengelola dan mengatur
bagian administrasi dan teknis.
b. Divisi Pemasaran
Divisi pemasaran mengelola periklanan,
merencanakan dan mempromosikan kegiatan dan acara

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 95


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

penting Batik Gallery of Central Java untuk menarik


pengunjung.

5.1.3 Pendekatan Pelaku Aktivitas


Pendekatan bangunan Batik Gallery of Central Java adalah
mereka yang secara langsung melakukan aktivitas di dalam
bangunan Batik Gallery of Central Java ini, pelaku aktivitas yang
terdapat dalam Batik Gallery of Central Java dapat dikelompokan
menjadi :
a. Kelompok Pengelola
Kelompok pengelola Batik Gallery of Central Java
adalah pegawai atau karyawan pemerintah atau pihak yang
diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengelola bangunan
Batik Gallery of Central Java dan memenuhi kebutuhan
pengunjung terhadap fasilitas yang diperlukan. Untuk
mengetahui kebutuhan personil pengelola yang diperlukan,
dapat dianalisa terhadap contoh pengelola yang dimiliki oleh
bangunan galeri batik seperti yang telah diuraikan dalam studi
banding.
1) Kepala Batik Gallery of Central Java
Bertugas memegang tanggung jawab utama atas seluruh
administrasi dan kegiatan yang terjadi didalam Batik
Gallery of Central Java.
2) Pengelola (Staff Ahli)
Merupakan staff-staff khusus di bidang tertentu yang
berperan dalam membantu pekerjaan dari dewan-dewan
pimpinan dalam mengelola Batik Galleri of Central Java.
Terdiri atas:
(a) Sekretaris
Menjalankan kegiatan administratif yang berhubungan
dengan kepenulisan atau arsip dan dokumentasi.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 96


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

(b) Staff Administrasi dan Umum


 Kepala Staff dan Administrasi Umum:
Bertugas menjalankan kegiatan administratif
yang berhubungan dengan keuangan, SDM
Batik Gallery of Central Java, dll.
 Staff Adminitrasi dan Umum:
Bertugas membantu kepala staff dalam
menjalankan kegiatan administrasi dan
umum.
 Staff Personalia:
Bagian yang bertugas di bagian absensi
karyawan dan pengolahan data.
(c) Staff Penyimpanan dan Konservasi Koleksi
 Kepala Staff Penyimpanan dan Koleksi:
Bertugas melakukan pengecekan, pemilahan,
penelitian, regristrasi, serta peyimpanan
dokumentasi terhadap barang-barang koleksi
untuk galeri.
 Staff Penyimpanan
Bertugas mengatur peyimpanan yang layak
bagi koleksi galeri batik serta
mendokumentasikannya dengan rinci.
 Staff Konservasi
Bertugas memperbaiki dan membersihkan
koleksi serta melakukan tindakan preventif
untuk meminimalkan kerusakan koleksi.
(d) Staff Pendidikan
 Kepala Staff Pendidikan
Bertugas untuk menjalankan kegiatan
pendidikan tentang batik, memberikan
pembelajaran bagi para masyarakat yang

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 97


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

ingin mengenal batik baik secara mendalam


maupun hanya untuk sebagai pengetahuan
saja.
 Staff Pendidikan
Bertugas untuk mengurus hal pendidikan dan
pembelajaran tentang batik dengan cara
menjadi pengajar dan mempraktekkan
langsung tentang pembuatan batik.
(e) Staff Produksi
 Kepala Staff Produksi
Bertugas untuk melakukan pengecekan,
pemilahan, penelitian dari produksi
pembuatan batik untuk koleksi maupun dijual
untuk souvenir.
 Staff Produksi
Bertugas untuk mengurus hal produksi dan
pembuatan batik dengan cara ikut
memproduksi dan mengawasi dalam proses
pembuatan batik.
(f) Staff Penjualan
 Kepala Staff Penjualan
Bertugas untuk melakukan pengecekan,
pemilahan, meneliti batik yang akan di jual
dan mengatur penyawa butik.
 Staff Penjualan
Bertugas untuk mengurus hal penjualan batik
dengan cara ikut mempromosikan dan
mengawasi dalam proses jual beli batik.
(g) Staff Publik dan Marketing
 Kepala Staff Publik dan Marketing

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 98


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Bertugas untuk merancang kegiatan/event


yang ada didalam Batik Gallery of Central
Java, memberikan pendidikan dan
penyuluhan tentang informasi Batik Gallery
of Central Java dan koleksinya.
 Staff Publik
Bertugas untuk mengurus hal publikasi
tentang Batik Gallery of Central Java dengan
cara mempublikasikannya di web resmi Batik
Gallery of Central Java.
 Staff Marketing
Bertugas menyiapkan dan menyediakan
segala keperluan administratif marketing
sesuai dengan standart operasional Batik
Gallery of Central Java.
(h) Staff Tata Usaha
 Staff Perpustakaan
Bertugas untuk menjaga kelengakapan buku,
mendata buku dan benda yang ada di
perpustakaan.
 Staff ME
Bertugas untuk mengurus bagian mekanikal
dan elektrikal apabila ada kerusakan dan
maintenance.
 Staff Keamanan
Bertugas untuk menjaga barang-barang
koleksi dan peralatan batik serta memantau
keadaan didalam masing-masing bangunan
Batik Gallery of Central Java.
(i) Staff Pertunjukan
 Kepala Staff Pertunjukan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 99


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Bertugas untuk merancang dan


mempersiapkan kegiatan/event pertunjukan
Batik Gallery of Central Java, baik
pertunjukan didalam gedung maupun
kegiatan singkat yang ada diluar gedung.
 Staff Pertunjukan
Bertugas untuk mengurus hal pertunjukan
batik dengan cara membantu
mempublikasikannya di web resmi Batik
Gallery of Central Java dan membantu
persiapan untuk pertunjukan batik tersebut.
3) Karyawan
Merupakan staff-staff yang berhubungan langsung dengan
pengunjung dan melayani pengunjung secara langsung
didalam Batik Gallery of Central Java, area pendidikan,
area pembuatan, area workshop, area pertunjukan, area
penjualan. Staff-staff ini juga berperan dalam melakukan
perawatan, pemeliharaan, serta perniagaan bangunan Batik
Gallery of Central Java dan lingkungannya.
 Ticketing
Bertugas melayani tiket bagi pengunjung yang
datang.
 Informasi dan Customer Servisce
Bertugas menerima tamu, memberikan segala
informasi dan kemudahan-kemudahan kepala
tamunya, juga sebagai tempat menampung keluhan,
keberatan atau tempat konsultasi.
 Penjaga Batik Gallery of Central Java
Bertugas menjaga masing-masing bangunan di area
Batik Gallery of Central Java dan melayani
pengunjung yang masuk kedalam bangunan.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 100


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

 Tour Guide
Bertugas memberi penjelasan mengenai benda-
benda koleksi bagi pengunjung.
 ME Service
Bertugas mengurus bagian mekanikal dan elektrikal.
 Office Boy
Bertugas membersihkan setiap ruangan yang ada di
Batik Gallery of Central Java.
 Security
Bertugas menjaga keamanan area Batik Gallery of
Central Java baik didalam maupun diluar bangunan.
b. Kelompok Pengunjung
Terdapat berbagai macam pengunjung dalam Batik
Gallery of Cenral Java ini. Pengunjung dapat dibedakan
menjadi dua kategori berdasarkan fasilitas yang disediakan :
1) Pelaku Studi
Merupakan pengunjung yang memiliki tujuan untuk
melakukan penelitian, studi banding, belajar membuat
batik, ataupun mendapatkan informasi mengenai sejarah
batik dan segala perkembangannya.
2) Pelaku Rekreasi
Merupakan pengunjung yang ingin menikmati benda-
benda pameran mengani sejarah batik dan berbelanja batik.
c. Kelompok Pedagang
Pedagang didalam area Batik Gallery of Central Java
bertugas untuk menjalankan segala aktivitas transaksi jual beli
dengan pengunjung. Pedagang terdiri atas :
 Penjaga Batik Gallery Shop : Bertugas untuk
menjaga dan melayani pengunjung yang ingin
berbelanja batik di Batik Gallery of Central Java.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 101


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

 Pengelola Kafetaria : Bertugas melayani pengunjung


yang datang ke kafetaria untuk makan, minum, dan
beristirahat sejenak.
Dalam perencanaan dan perancangan Batik Gallery of Ccentral
Java di Kota Pekalongan, menurut jenis kegiatannya yang berlangsung
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kelompok aktivitas Pameran
b. Kelompok aktivitas Pelatihan
c. Kelompok aktivitas Pertunjukan
d. Kelompok aktivitas Penjualan
e. Kelompok aktivitas Penunjang
f. Kelompok aktivitas Servis
g. Kelompok aktivitas Parkir
Masing-masing kelompok aktivitas saling berkaitan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 102


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

5.1.4 Pendekatan Sirkulasi Ruang


A. Sirkulasi Pengelola

Pintu
R. Gallery
Masuk

R. Proses Membatik

R. Belajar Menbatik

Parkir Pengelola

Ruang Pengelola Toilet

Cafetaria

Pintu Keluar Mushola

Diagram 5.1 : Sirkulasi Pengelola Batik Gallery of Central Java


Sumber : Analisis Pribadi, 2017

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 103


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

B. Sirkulasi Pengunjung

Pintu Masuk Parkir Lobby

Gallery Showroom

R. Proses Membatik R. Fashion Show

R. Belajar Membatik R. Rapat

Toilet

Pintu
Mushola Kantin
Keluar

Diagram 5.2 : Sirkulasi Pengunjung Batik Gallery of Central Java


Sumber : Analisis Pribadi, 2017

C. Sirkulasi Pedagang

Parkir Kafetaria Gazebo


Kafetaria

Showroom

Diagram 5.3 : Sirkulasi Pedagang Batik Gallery of Cental Java


Sumber : Analisis Pribadi, 2017

5.1.5 Pendekatan Kebutuhan Ruang


Kebutuhan ruang didasarkan pada jenis aktivitas yang terjadi
pada kelompok aktivitas pada pelaku aktivitas. Kebutuhan ruang
Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan dapat
dikelompokan, sebagai berikut :

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 104


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Tabel 5.1 : Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Batik Gallery of Central Java
Sumber: Analisis Pribadi, 2017

AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG


NO.
PENGUNJUNG BIASA
1 Beli Tiket Loket
2 Masuk Entrance Hall
3 Menunggu Teman Lobby, Hall
4 Makan dan Minum Kafe
5 Berbelanja Batik Showroom
6 Mencari Informasi Ruang Informasi
7 Melihat Koleksi Ruang Pameran/Galeri
8 Melihat Proses Membatik Ruang Workshop
9 Belajar Membatik Ruang Belajar Membatik
10 Melihat Pertunjukan Ruang fashion show
PENGUNJUNG KHUSUS
11 Mendaftar Resepsionis
Ruang Administrasi
Ruang Tata Usaha
12 Melihat Koleksi Ruang Gallery
13 Belajar dan Mengajar Ruang Pelatihan Teori
Ruang Pelatihan Membuat Batik
14 Istirahat Ruang Guru
15 Diskusi Ruang Diskusi
17 Makan dan Minum Kafe
PENGELOLA
18 Bekerja Ruang CEO
19 Bekerja Ruang Divisi Manajemen
20 Bekerja Ruang DIvisi Marketing
21 Bekerja Ruang Tenaga Teknis
22 Bekerja Ruang Staf Keamanan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 105


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

23 Bekerja Ruang Staf Kebersihan dan OB


24 Menyeleksi Batik Ruang Seleksi
25 Bongkar Muat Loading Dock
Membuat Makan dan
26 Dapur dan Pantri
Minum
27 Rapat Ruang Rapat
28 Istirahat Ruang Istirahat
Ruang Santai
Hall Pengelola
29 Memakirkan Mobil Parkir Mobil Pengelola
30 Memakirkan Motor Parkir Motor Pengelola
SERVIS
31 Menyimpan Genset Ruang Genset
32 Menyimpan Mesin AC Ruang Mesin AC
33 Mengendalikan AC Ruang AHU
34 Menyimpan Pompa Air Ruang Pompa Air
35 Mengendalikan ME Ruang Panel
36 Menyimpan Sound, dll. Ruang Sound, Layar, dan Lighting
37 Menyimpan Trafo Ruang Trafo
38 Menyimpan Koleksi Ruang Penyimpanan Koleksi
39 Menyimpan Peralatan Gudang
40 Buang Air Toilet
41 Beribadah Mushola
42 Memakirkan Kendaraan Area Parkir Bis
Area Parkir Mobil Pribadi
Area Parkir Motor
Area Parkir Sepeda

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 106


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

5.1.6 Studi Besaran Ruang


Tabel 5.2 : Studi Besaran Ruang Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Sumber: Analisis Pribadi dan Literatur, 2017

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 107


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 108


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

5.1.7 Program Ruang


Tabel 5.3 : Program Ruang Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Sumber: Analisis Pribadi dan Literatur, 2017

Luas
Kapasitas Standart Keterang
Jenis ruang Macam Ruang ruang Sumber
Ruang ruang an
(m2)
Gallery /
Hall/lobby 50%p 0,8m2/orang 100 FL Pengunjung
Ruang
Pameran ± 250 orang
R. Informasi &
2 orang 8 A
Loket
R. Pamer tetap
250
+ sirkulasi 0,8m2/orang 200 FL
orang
pengunjung

Ruang Audience 250 1,5 375 TSS


Fashion orang m2/orang
Show Stage 80 PK 20% ruang
pamer
R.Persiapan 49 A
tetap
R.Operator 12 A
Gudang 25 A
Lavatory 5 toilet 3m2/wc 31,2 N
pria 3 urinoir 1,4m2/urinoir
4 wstfl 3m2/wstfl
Lavatory 5 toilet 3m2/wc 25 N
wanita 5 wstfl 2m2/wstfl
Hall/lobby 50%p 0,8m2/orang 100 FL Pengunjung
Workshop
± 250 orang
Loket 2 orang 8 A Survey
Receptionist 2 orang 8 A Survey

Ruang Pelatihan
50 murid 3 m2/murid 150 N
Teori

Ruang Pelatihan
50 murid 4,5 m2/murid 225 N
Praktek
Ruang Area
35 murid 2 m2/murid 70 N
Basah
Tempat jemur 40 murid 0,5 m2/murid 20 A Survey
Lavatory 2 toilet 3m2/wc 14,8 N

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 109


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

pria 2 urinoir 1,4m2/urinoir


2 wstfl 3m2/wstfl
Lavatory 2 toilet 3m2/wc 10 N
wanita 2 wstfl 2m2/wstfl
Showroom Retail 100 25m2/ 2500 A
Gudang 100 4m2/gudang 400

Total Kelompok Kegiatan Utama 4.411 m2

Kelompok Kegiatan Penunjang

Luas
Kapasitas Standar
Jenis Ruang Macam Ruang Ruang Sumber Keterangan
Ruang Ruang
(m2)
Cafetaria Teras 34,2 Tidak
Termasuk
R. Makan KDB
100 org 0,64m2/org 64 Total=
Terbuka
840 m2
Counter 7 count 2,4m2/count 16,8
(Dapur + A
Gudang) A
Lavatory 3 toilet 3m2/toilet 9 N
Pria 6 urinoir 1,4m2/urinoir 8,4
3 wstfl 2m2/wtfl 6
Lavatory 6 toilet 3m2/toilet 18 N
Wanita 3 wstfl 2m2/toilet 6

Total Kelompok Kegiatan Penunjang 162,4 m2

Kelompok Kegiatan Pengelola

Luas
Kapasitas Standar
Jenis Ruang Macam Ruang Ruang Sumber Keterangan
Ruang Ruang
(m2)

Ruang Hall+lobby 20 Orang 0,8m2/orang 16 A


Pengelola R. Tamu 1 unit 30m2/unit 30 A
R. Kepala
1 orang 30m2/orang 30 A
Gallery
R. Wakil Kepala 1 orang 12m2/orang 12 A

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 110


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

R. Sekretaris 1 orang 12m2/orang 12 A


R. Kepala
1 orang 4,8 m2/orang 4,8 A
Administrasi
R. Paguyuban
25 orang 2m2/orang 50 A
Pedagang Batik
R. Staff 25 orang 4m2/orang 100 A
R. Rapat 30 orang 2m2/orang 60 A
Lavatory 2 unit 10,8 N
Total Kelompok Kegiatan Pengelola 325,6 m2

Kelompok Kegiatan Servis

Kapasitas Standar Luas


Jenis Ruang Macam Ruang Sumber Keterangan
Ruang Ruang Ruang

Ruang Work shop


25 PK
Servis preparasi

Work shop
25 PK
reproduksi
Ruang Panel
Ruang 25 A
Utama
Ruang mesin AC
Private 25 A
Central
Ruang control
24 A
CCTV
Ruang AHU 25 A
Ruang genset 25 A
Ruang pompa 9 A
Ruang
Musholla 1 unit 144 A
Publik
Tempat wudhu
6 A
pria
Toilet pria 2 toilet 3m2/toilet 6 N
Tempat wudhu
6 A
wanita
Toilet wanita 2 toilet 3m2/toilet 6 N
Total Kelompok Kegiatan Servis 351 m2

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 111


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Total Ruang Dalam = 5.250 m2 + Flow Ruang 40 % dari Luas Bangunan


= 5.250 m2 + 2.100 m2
= 7.350 m2
Ruang Parkir
Ruang parkir pengunjung
- Standart ruang parkir umum :Sumber (P)
 Asumsi 5 bus @42,5 m2/bus (3,4x12,5) = 212,5 m2
 Asumsi 30 mobil @ 12,5 m2/mobil (2,5x5) = 375 m2
 Asumsi 50 motor @2 m2/motor (1x2) = 100 m2
- Ruang parkir pengelola dan servis :Sumber (P)
 Asumsi 10 mobil @12,5 m2/mobil (2,5x5) = 125 m2
 Asumsi 20 motor @2 m2/motor (1x2) = 40 m2
Total Ruang Parkir = 852,5 m2 + Flow Ruang 10 % dari Luas Bangunan
= 852,5 m2 + 85,25 m2
= 937,75 m2
Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau = 1.470 m2 (20 % dari Luas
Bangunan)
Rekapitulasi Total Ruang :
Luas Lahan = Total Rg. Dalam + Total Rg. Parkir + Rg. Terbuka
10.000 m2 = 7.350 + 937,75 + 1.470
10.000 m2 ≠ 9.757,75 m2
Keterangan:
N : Architect Data. Erns Neufert
TSS : Time Saver Standart Type Building. Joseph De Chiarea and
John Calender
FL : Fred R, Lawson. Converence, Convention And Exhibition
Fasilities
NM : New Matrik Hand Book
PP : Pedoman Pembakuan Museum Umum Tingkat Propinsi
PK : Pedoman Konservasi Koleksi Museum
A : Analisa Ruang Studi Banding Berdasarkan Pengamatan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 112


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

P : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.


Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
N : Architect Data. Erns Neufert
TSS : Time Saver Standart Type Building. Joseph De Chiarea and
John Calender

5.2 Pendekatan Kontekstual


5.2.1 Kreteria Pemilihan Lokasi
Lokasi yang baik untuk kawasan Batik Gallery of Central
Java di Kota Pekalongan sesuai dengan rencana peruntukan lahan
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pekalongan atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011
tentang, dengan memperhatikan faktor pendukung lokasi tapak,
antara lain :
a. Lokasi/ Tata Guna Lahan ( Bobot : 20% )
Sebagai bangunan yang bersifat rekreasi/hiburan,
pariwisata budaya, pendidikan, pengembangan industri
konveksi dan perhotelan, maka Batik Gallery of Central Java
perlu berada di lokasi dengan tata guna lahan yang sesuai dan
menerangkan mengenai KDB/KLB pada lahan tersebut.
b. Topografi( Bobot : 5% )
Topografi merupakan pengaruh bentuk permukaan
tanah terhadap perletakan masa bangunan di dalam tapak
seperti tanah berbentuk rata, landai, atau curam. Topografi
yang baik diperlukan dalam pemilhan lokasi/tapak. Tapak
berkontur memiliki batasan-batasan perencanaan yang
mengikat, namun Tapak datar lebih bebas terhadap
perencanaan yang mengikat.
c. Aksesibilitas ( Bobot : 20% )

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 113


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Mempertimbangkan kemudahan pencapaian dari


berbagai macam sisi akses keluar atau masuk ke dalam lahan
baik akses manusia maupun akses kendaraan pribadi
dan/atau transportasi umum.
d. Sirkulasi ( Bobot : 15% )
Sirkulasi menuju Tapak yang baik menentukan pola
sirkulasi dan kepadatan lalu lintas kendaraan keluar masuk
pusat perfilman. Sirkulasi ini merupakan jalan yang
menghubungkan letak main gate, side gate, parkir, arus
sirkulasi pejalan kaki, kendaraan pengunjung ataupun
pengelola
e. Kebisingan ( Bobot : 15% )
Kebisingan lingkungan sekitar berpengaruh terhadap
kondisi/suasana di dalam bangunan Batik Gallery of Central
Java.
f. Orientasi ( Bobot : 10% )
Orientasi Tapak berpengaruh terhadap bentukan
masa bangunan yang membentuk sifat orientasi terbuka/
publik atau privat sebagai penentu arah hadap atau orientasi
bangunan.
g. Kepadatan Bangunan ( Bobot : 5% )
Kepadatan bangunan di sekitar Tapak berpengaruh
terhadap bentuk/pola bangunan Batik Gallery of Central
Java. Semakin padat dan tinggi bangunan disekitar Tapak
dapat mempengaruhi fasad bangunan yang ada di dalam
Tapak.
h. Jaringan Infrastruktur/ Utilitas ( Bobot : 10% )
Kelengkapan infrastruktur untuk menunjang
kegiatan bangunan juga harus dipertimbangkan dengan baik
seperti jaringan air bersih dan air kotor, jaringan komunikasi,
serta jaringan kelistrikan.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 114


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

5.2.2 Pemilihan Lokasi


Berdasarkan dari kriteria diatas, maka kawasan yang cocok
dan paling potensial untuk dijadikan sebuah bangunan Batik Gallery
of Central Java di Kota Pekalongan dengan tata guna lahan yang
bersifat sebagai rekreasi/hiburan, pariwisata budaya, pendidikan,
pengembangan industri konveksi dan perhotelan masuk pada semua
SPK, diantaranya :

1. Bagian Wilayah Kota (BWK) A, mencakup sebagian


wilayah administrasi Pekalongan Utara dan sebagian
wilayah timur dengan fungsi utama :
 Pengembangan rekreasi pantai
 Pengembangan konservasi pantai
 Pengembangan pelabuhan perikanan
2. Bagian Wilayah Kota (BWK) B , mencakup sebagian
wilayah administrasi Pekalongan Timur dan sebagian
wilayah selatan dengan fungsi utama :
 Pengembangan simpul-simpul transportasi regional
 Pengembangan sentra pemasaran batik dan
komoditas unggulan
 Pengembangan perhotelan
3. Bagian Wilayah Kota (BWK) C, mencakup sebagian
wilayah administrasi Pekalongan Selatan dan sebagian
wilayah barat dengan fungsi utama :
 Pengembangan pendidikan tinggi
 Pengembangan industry konveksi
 Pengembangan perhotelan
4. Bagian Wilayah Kota (BWK) D, mencakup sebagian
wilayah administrasi Pekalongan Utara dan sebagian
wilayah barat dengan fungsi utama :

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 115


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

 Pengembangan pelabuhan perikanan


 Pusat gelanggang olah raga
 Pengembangan kawasan industry
 Pusat pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit
Umum
 Pengembangan rekreasi pantai
 Pengembangan konservasi pantai

5.2.3 Pemilihan Aternatif Lokasi Tapak


a. Alternatif Tapak 1
Lokasi : Jl. Perintis Kemerdekaan,
Pekalongan Utara
Rencana Peruntukan Lahan : BWK D
Lingkungan : - Pariwisata
- Pengembangan kawasan industri
- Gelanggang olahraga

Gambar 5.1 : Site Alternatif 1


Sumber : google.map.com, 2017
1) Kondisi Eksisting Lahan
(a) Luas Tapak = ± 10.000 m2
(b) Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 60%
(c) Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1-4 Lantai,

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 116


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

(d) Garis Sempadan Bangunan ( GSB ) = 7 meter


2) Batasan Tapak
(a) Barat : RSU Kraton
(b) Timur : Jalan, SMK Muhamadiyah Pekalongan
(c) Utara : Stadion Hoegeng Pekalongan
(d) Selatan : Politeknik Kesehatan
Barat Timur

Utara Selatan

Gambar 5.2 : Foto Batas Tapak 1


Sumber: Data Pribadi, 2017
3) Karakteristik Tapak
(a) Lokasi/ Tata guna lahan
BWK D adalah Kelurahan Kreton Lor yang melayani
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, dengan fungsi
pelayanan sebagai pariwisata, kawasan industri, gelanggang
olahraga.
(b) Topografi
Kondisi tapak alternatif 1 landai/tidak berkontur.
(c) Aksesibilitas
Pencapaian lokasi sangat mudah, dilalui kendaraan
umum dan kendaraan pribadi. Dengan Jalur utama adalah Jl.
Perintis Kemerdekaan.
(d) Sirkulasi

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 117


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Jl. Perintis Kemerdekaan merupakan jalan dua arah


dan dilalui transportasi umum.
(e) Kebisingan
Kebisingan pada tapak alternatif 1 disebabkan oleh
aktivitas dilingkungan sekitarnya. Kebisingan paling tinggi
berada pada akses Jl. Perintis Kemerdekaan yang terletak
dekat dengan letak tapak.
(f) Orientasi
Tapak berada pada Jl. Perintis Kemerrdekaan yang
berada pada orientasi arah matahari.
(g) Kepadatan Bangunan
Lokasi tapak berada pada titik kepadatan bangunan
permukiman yang berada disekitarnya, tingkat kepadatan
bangunan cukup sedang, dikarenakan masih adanya
keseimbangan antara bangunan dan ruang terbukanya.
(h) Jaringan Infrastruktur/ Utilitas
Infrastruktur wilayah tapak alternatif 1 sudah cukup
memenuhi dengan adanya bahu jalan, kelistrikan, sumber air,
dan jaringan utilitas lainnya.

b. Alternatif Tapak 2
Lokasi : Jl. Sriwijaya, Pekalongan
Rencana Peruntukan Lahan : BWK C
Lingkungan : - Industri konveksi
- Pendidikan
- Perhotelan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 118


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

SITE

Gambar 5.3 : Site Alternatif 2


Sumber : google.map.com, 2017
1) Kondisi Eksisting Lahan
(a) Luas Tapak = ± 20.504 m2
(b) Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 60%
(c) Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1-5 Lantai
(d) Garis Sempadan Bangunan ( GSB ) = 7 meter
2) Batasan Tapak
(a) Timur : Jl. Sriwijaya, Kantor BPJS
(b) Barat : Permukiman Penduduk
(c) Selatan : Perkantoran
(d) Utara : Universitas Pekalongan
Timur Barat

Selatan Utara

Gambar 5.4 : Foto Batas-batas Tapak 2


Sumber: Data Pribadi, 2017

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 119


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

3) Karakteristik Tapak
(a) Lokasi/ Tata guna lahan
BWK C adalah Kelurahan Bendan kregon yang
melayani wilayah Kecamatan Pekalongan Barat, dengan
fungsi pelayanan sebagai industri konveksi, pendidikan, dan
perhotelan.
(b) Topografi
Kondisi tapak alternatif 2 landai/tidak berkontur.
(c) Aksesibilitas
Pencapaian lokasi sangat mudah, dilalui kendaraan
umum dan kendaraan pribadi. Dengan Jalur utama adalah Jl.
Perintis Sriwijaya.
(d) Sirkulasi
Jl. Sriwijaya merupakan jalan dua arah dan dilalui
transportasi umum.
(e) Kebisingan
Kebisingan pada tapak alternatif 2 disebabkan oleh
aktivitas dilingkungan sekitarnya. Kebisingan tinggi berada
di Jl. Sriwijaya.
(f) Orientasi
Tapak berada pada Jl. Sriwijaya yang berada pada
orientasi arah matahari.
(g) Kepadatan Bangunan
Lokasi tapak berada pada titik kepadatan bangunan
yang berada disekitarnya, tingkat kepadatan bangunan cukup
sedang, dikarenakan masih adanya keseimbangan antara
bangunan dan ruang terbukanya.
(h) Jaringan Infrastruktur/ Utilitas
Infrastruktur wilayah tapak alternatif 2 sudah cukup
memenuhi dengan adanya bahu jalan, kelistrikan, sumber air,
dan jaringan utilitas lainnya.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 120


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

c. Alternatif Tapak 3
Lokasi : Jl. Gajah Mada, Pekalongan
Rencana Peruntukan Lahan : BWK C
Lingkungan : - Industri konveksi
- Pendidikan
- Perhotelan

SITE

Gambar 5.5 : Site Aternatif 3


Sumber : google.map.com, 2017
1) Kondisi Eksisting Lahan
(a) Luas Tapak = ± 19.537 m2
(b) Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 60%
(c) Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1-7 Lantai
(d) Garis Sempadan Bangunan ( GSB ) = 15 meter
2) Batasan Tapak
(a) Timur : Pertokoan
(b) Barat : Kp. Tanjung Kembar
(c) Selatan : Pertokoan
(d) Utara : Pemukiman

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 121


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Timur Barat

Selatan Utara

Gambar 5.6 : Foto Batas-batas Tapak 3


Sumber: Data Pribadi, 2017

3) Karakteristik Tapak
(a) Lokasi/ Tata guna lahan
BWK C adalah Kelurahan Bendan yang melayani
wilayah Kecamatan Pekalongan Barat, dengan fungsi
pelayanan, sebagai industri konveksi, pendidikan, dan
perhotelan.
(b) Topografi
Kondisi tapak alternatif 3 landai/tidak berkontur.
(c) Aksesibilitas
Pencapaian lokasi berada pada jalur utama kota, yaitu
Jl. Gajah Mada.
(d) Sirkulasi
Jl. Gajah Mada merupakan jalan dua arah dan dilalui
transportasi umum dan kendaraan pribadi.
(e) Kebisingan
Kebisingan pada tapak alternatif 3 disebabkan oleh
aktivitas dilingkungan sekitarnya. Kebisingan paling tinggi

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 122


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

berada pada akses Jl. Gajah Mada yang terletak dekat dengan
letak tapak.
(f) Orientasi
Tapak berada pada Jl. Gajah Mada yang berada pada
orientasi arah matahari.
(g) Kepadatan Bangunan
Lokasi tapak berada pada titik kepadatan bangunan
permukiman yang berada disekitarnya, tingkat kepadatan
bangunan padat, dikarenakan tidak seimbangnya antara
bangunan dan ruang terbukanya.
(h) Jaringan Infrastruktur/ Utilitas
Infrastruktur wilayah tapak alternatif 3 sudah cukup
memenuhi dengan adanya bahu jalan, kelistrikan, sumber air,
dan jaringan utilitas lainnya.

5.2.4 Pembobotan Tapak


Diperlukan pembobotan atau Scoring tapak untuk
menentukan alternatif tapak terbaik untuk dibangun Batik Gallery of
Central Java di Kota Pekalongan dengan pendekatan desain
Arsitektur Nusantara Jawa Tengah. Berikut adalah pembobotannya:

Tabel 5.4 : Pembobotan Pemilihan Tapak


Sumber: Analisa Pribadi, 2017
TAPAK I
No Kriteria Scoring
Keterangan
Bobot (B) Nilai (N) BxN
1 Infrastru 25 % 9 2.25 Memiliki
ktur kelengkapan
infrastruktur kota,
jalan beraspal

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 123


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

2 Aksesibil 25 % 9 2.25 Jalan raya dari 2


itas arah, tidak sering
macet
3 Karakteri 20 % 8 1.6 Kondisi tapak yang
stik Fisik datar dan tanah tidak
labil
4 View 15 % 8 1.2 Baik untuk bangunan
Batik Gallery of
Central Java berada
pada lahan kosong
yang luas, bangunan
disekitar sangat
mendukung, dengan
sebelah timur jalan
raya, hal ini bisa
memberikan poin
tambahan dalam
memperoleh view
yang bagus.
8 Kondisi 15 % 9 1.35 Lahan kosong belum
Eksisting ada bangunan di
tapak dengan luasan
tapak ± 10.000 m2
Total Scoring 100 % - 8.65 -
TAPAK 2
No Kriteria Scoring
Keterangan
Bobot (B) Nilai (N) BxN
1 Infrastru 25 % 9 2.25 Memiliki
ktur kelengkapan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 124


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

infrastruktur kota,
jalan beraspal
2 Aksesibil 25 % 9 2.25 Jalan raya dari 2
itas arah, tidak sering
macet
3 Karakteri 20 % 8 1.6 Kondisi tapak yang
stik Fisik datar dan tanah tidak
labil
4 View 15 % 7 1.05 Cukup baik untuk
bangunan Batik
Gallery of Central
Java menghadap ke
arah timur
8 Kondisi 15 % 9 1.35 Lahan kosong belum
Eksisting ada bangunan di
tapak dekat dengan
kampus UNIKAL
dengan luasan tapak
± 20.504 m2
Total Scoring 100 % - 8.50 -
TAPAK 3
No Kriteria Scoring
Keterangan
Bobot (B) Nilai (N) BxN
1 Infrastru 25 % 9 2.25 Memiliki
ktur kelengkapan
infrastruktur kota,
jalan beraspal
2 Aksesibil 25 % 9 2.25 Berada pada jalan
itas raya 2 arah.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 125


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

3 Karakteri 20 % 8 1.6 Kondisi tapak yang


stik Fisik datar dan tanah tidak
labil
4 View 15 % 7 1.05 Cukup baik untuk
bangunan Batik
Gallery of Central
Java menghadap ke
jalan raya
8 Kondisi 15 % 8 1.2 Bekas bangunan
Eksisting lama dengan luasan
tapak ± 19.537 m2
Total Scoring 100 % - 8.35 -

5.2.5 Tapak Terpilih


Dengan melihat potensi terhadap masing-masing alternatif
tapak yang ada dan kelemahannya, dengan pegangan analisa dan
pembobotan alternatif tapak. Maka tapak yang terpilih adalah
alternatif I, sebuah lahan kosong dengan luasan total lahan ± 10.000
m2. Lokasi tapak berada di Bagian Wilayah Kota (BWK) kawasan
D Kota Pekalongan, dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun 2011, maka Bagian
Wilayah Kota (BWK) kawasan D sudah diatur tentang ketentuan
intensitas lahan sebagai berikut :

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 126


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Gambar 5.7 : Tapak Terpilih, Jl. Perintis Kemerdekaan, Kec. Pekalongan Utara-Pekalongan
Sumber : google.map.com dan Data Pribadi, 2017

1) Kondisi Eksisting Lahan


(a) Luas Tapak = ± 10.000 m2
(b) Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 60%
(c) Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1-4 lantai
(d) Garis Sempadan Bangunan ( GSB ) = 7 meter
2) Batasan Tapak
(a) Timur : Jl. P. Kemerdekaan, SMK Muhammadiyah
Pekalongan
(b) Utara : Stadion Hoengeng Pekalongan
(c) Selatan : Politeknik Kesehatan
(d) Barat : RSU Kraton Pekalongan
3) Karakteristik Tapak
(a) Lokasi/ Tata guna lahan
BWK D adalah Kelurahan Kreton Lor yang melayani
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, dengan fungsi

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 127


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

pelayanan sebagai pariwisata, kawasan industri, gelanggang


olahraga.
(b) Topografi
Kondisi tapak alternatif 1 landai/tidak berkontur.
(c) Aksesibilitas
Pencapaian lokasi sangat mudah, dilalui kendaraan
umum dan kendaraan pribadi. Dengan Jalur utama adalah Jl.
Perintis Kemerdekaan.
(d) Sirkulasi
Jl. Perintis Kemerdekaan merupakan jalan dua arah
dan dilalui transportasi umum.
(e) Kebisingan
Kebisingan pada tapak alternatif 1 disebabkan oleh
aktivitas dilingkungan sekitarnya. Kebisingan paling tinggi
berada pada akses Jl. Perintis Kemerdekaan yang terletak
dekat dengan letak tapak.
(f) Orientasi
Tapak berada pada Jl. Perintis Kemerdekaan yang
berada pada orientasi arah matahari.
(g) Kepadatan Bangunan
Lokasi tapak berada pada titik kepadatan bangunan
permukiman yang berada disekitarnya, tingkat kepadatan
bangunan cukup sedang, dikarenakan masih adanya
keseimbangan antara bangunan dan ruang terbukanya.
(h) Jaringan Infrastruktur/ Utilitas
Infrastruktur wilayah tapak alternatif 1 sudah cukup
memenuhi dengan adanya bahu jalan, kelistrikan, sumber air,
dan jaringan utilitas lainnya.
5.3 Pendekatan Arsitektural
5.3.1 Gaya Arsitektur
a. Ide Dasar

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 128


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

1) Gaya Arsitektur Jawa Tengah sebagai bentuk cara


bangunan Batik Gallery of Central Java beradaptasi
dengan bangunan sekitar.
2) Gaya Arsitektur Jawa Tengah digunakan sebagai
representasi kebudayaan daerah sekitar.
b. Dasar Pertimbangan
1) Site berada di Kota Pekalongan.
2) Isi dari Batik Gallery of Central Java adalah segala hal
yang menyangkut kesenian batik baik yang berasal
dari karya daerah Kota Pekalongan ataupun daerah
Kota lain.
3) Arsitektur Nusantara lebih dipahami untuk
menyatukan "lokalitas", dan lebih dipadukan dengan
unsur tradisional jawa.
c. Analisa
Ciri-ciri Arsitektur Nusantara Jawa Tengah adalah
sebagai berikut :
1) Bersifat "lokalitas", unsur budaya lokal masuk ke
dalam desain Batik Gallery of Central Java sebagai
cara beradaptasi terhadap budaya setempat.
2) Tipologi bangunan awal dalam wujud hunian yang
dikembangkan.
3) Fungsi, makna dan tampilan Arsitektur Nusantara
Jawa Tengah masih mengandung unsur budaya
setempat.
4) Pemecahan masalah terhadap iklim makro terhadap
bentuk bangunan tidak mengurangi fungsi utama
bangunan.
5) Teknologi yang semakin berkembang berpengaruh
terhadap proses dan hasil pembangunan. Penggunaan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 129


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

material pengganti material lokal dengan bentuk dan


fungsi yang sama dapat menjadi bahan perencanaan.

5.3.2 Penataan Ruang Luar


Teknik penataan ruang luar yaitu dengan cara penciptaan
ruang dengan sistem pengaturan ruang luar yang sedemikian rupa
agar ada kesenambungan antara ruang luar dengan ruang dalam.
a. Dasar Pertimbangan
Ruang luar digunakan untuk :
1) Menuju tempat/ruang penting.
2) Berjalan-jalan dengan bebas.
3) Aktivitas-aktivitas massal, seperti event pameran
batik outdoor, dll.
4) Beristirahat, duduk-duduk, menikmati eksterior
bangunan Batik Gallery of Central Java maupun
pemandangan taman, bermain, serta suasana plaza
yang sejuk.
b. Analisa
Ruang luar dibagi menjadi dua jenis :
1) Aktif merupakan ruang terbuka yang didalamnya
mengandung unsur kegiatan, antara lain : bermain,
olahraga, berlatih tari, upacara, jalan-jalan. Ruang ini
berupa : plaza, lapangan olahraga, tempat bermain,
penghijauan di tepi bangunan.
2) Pasif merupakan ruang terbuka yang didalamnya
tidak mengandung unsur kegiatan yang dilakukan
manusia, antara lain berupa penghijauan atau taman
untuk penghijauan dan sumber oksigen lingkungan.
5.4 Pendekatan Peruangan
5.4.1 Sirkulasi Dalam Ruang
a. Dasar Pertimbangan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 130


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

1) Alur sirkulasi pengunjung dalam menikmati isi dan


bangunan Batik Gallery of Central Java.
2) Penataan massa bangunan-bangunan Batik Gallery of
Central Java.
3) Kenyamanan pengunjung dalam menikmati area
Batik Gallery of Central Java.
b. Analisa
Sirkulasi dalam bangunan-bangunan Batik Gallery of
Central Java menggunakan beberapa pola konfigurasi
sirkulasi, yaitu :
1) Linear
Pola sirkulasi linear digunakan untuk
mengorganisasi ruang-ruang dalam satu deret, alur
sirkulasi linear dapat berupa beberapa segment,
melengkung, memotong jalan lain, bercabang dan
membentuk kisaran (Loop).
2) Radial
Sirkulasi radial merupakan pola sirkulasi Batik
Gallery of Central Java yang memiliki kesan santai,
tidak kaku, dan fleksibel. Pengunjung dapat
merasakan interaksi antara bangunan-bangunan
Batik Gallery of Central Java dengan
pengunjungnya.
3) Koridor
Merupakan sirkulasi yang teratur dan beruntun,
sehingga pengunjung dapat lebih memahami isi dari
yang ditampilkan didalam masing-masing bangunan.
4) Campuran
Pola campuran merupakan pola sirkulasi yang
variatif, dapat dirubah sesuai dengan keinginan,
namun kegiatan lain tidak dapat dilakukan pada

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 131


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

sirkulasi ini, pola campuran merupakan pola sirkulasi


yang semi aktif.

5.4.2 Analisa Penataan Layout


a. Dasar Pertimbangan
1) Kenyamanan pengunjung dalam menikmati suasana
pameran.
2) Keamanan benda koleksi pameran, peralatan
pertunjukan, pembuatan batik.
3) Menarik minat pengunjung, agar interaktif.
b. Analisa
Penataan bentuk display dalam ruang bangunan-
bangunan Batik Gallery of Central Java :
1) Menghilangkan kesan seram dari sebuah ruang
pameran batik.
2) Memberikan sentuhan teknologi modern untuk
ruang-ruang pameran dan ruang pertunjukan batik.
3) Memberikan perlindungan bagi koleksi dan peralatan
batik, terkecuali didalam ruang workshop yang
dikhususkan untuk umum.

5.4.3 Analisa Pencahayaan Ruang Pameran


a. Ide Dasar
1) Pencahayaan alami digunakan untuk ruang-ruang
tertentu yang memungkinkan adanya pencahayaan
alami baik langsung maupun tidak langsung.
Pencahayaan alami digunakan untuk menghemat
energi.
2) Pencahayaan buatan digunakan untuk penerangan
ruang pamer, khususnya display-display yang selain

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 132


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

untuk penerangan tetapi untuk menampilkan spot-spot


tertentu serta pencahayaan pada malam hari.
b. Dasar Pertimbangan
1) Site berada di iklim tropis yang kaya akan sinar
matahari.
2) Penyesuaian pengaturan pencahayaan baik alami
maupun buatan berdasarkan kebutuhan.
c. Analisa
Pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Tujuan digunakannya pencahayaan alami, yaitu :
a) Menghemat penggunaan energi buatan.
b) Cahaya matahari pagi mengandung beberapa
unsur yang baik untuk tubuh.
c) Kualitas ruang, view dan udara yang lebih
baik dengan konteks lingkungan yang baik.
Beberapa cara untuk mendapatkan sinar matahari
yang sesuai dengan kebutuhan ruang, adalah sebagai berikut
:
a) Menggunakan filter perantara terhadap
masuknya cahaya.
b) Menggunakan kaca sebagai upaya
menghindari cahaya langsung pada siang hari
maupun sore hari.
c) Memberi bukaan-bukaan atau jendela agar
cahaya matahari dapat masuk secara
langsung kedalam bangunan.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 133


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Gambar 5.8 : Pencahayaan Alami


Sumber : Ernst Neufert - Data Arsitek, 1997
2) Pencahayaan Buatan
Tujuan dari pencahayaan buatan yaitu :
a) Menambah estetika pada ruang pamer atau
sebagai decorative lighting.
b) Sebagai penerangan utama tempat-tempat yang
gelap.
c) Mendukung kegiatan tertentu yang
membutuhkan cahaya yang lebih terang, seperti
diskusi, membaca, penelitian perawatan koleksi,
dll.
d) Membentuk kesan tertentu sesuai keinginan baik
di dalam maupun diluar.
e) Membantu penerangan ketika cuaca buruk.

Gambar 5.9 : Pencahayaan Buatan


Sumber ; Ernst Neufert - Data Arsitek, 1997

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 134


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Hasil Analisa :
Jenis lampu yang digunakan :
a) Fluorescence
Digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan
penerangan tinggi.

Gambar 5.10 : Contoh Lampu Fluorescence


Sumber : wikipedia.org, 2017
b) Lampu Pijar
Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut
penerangan rendah.

Gambar 5.11 : Lampu Pijar


Sumber : wikipedia.org, 2017
c) Special Lighting (Spotlight, Armatur, Arcilite)
Digunakan untuk memberikan penerangan khusus
pada objek pamer indoor maupun outdoor.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 135


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Gambar 5.12 : Ruang Pameran dengan Special Lighting


Sumber : wikipedia.org, 2017

5.4.4 Analisa Pengahawaan Dalam Bangunan


a. Dasar Pertimbangan
1) Standar kriteri suhu dalam ruangan adalah 20oC -
24oC.
2) Pertimbangan keawetan terhadap benda koleksi
pemeran.
3) Pertimbangan terhadap suhu yang ada didalam ruang
pertunjukan.
b. Analisa
Tujuan penghawaan dalam bangunan adalah sebagai
pembentuk kenyamanan juga sebagai kestabilan suhu untuk
keawetan benda koleksi pameran.
1) Penghawaan alami
Penghawaan alami dapat diperoleh dari aliran udara
(angin). Untuk mendapatkan angin ada beberapa
faktor yang mendukung, kecepatan angin, arah
angin, dan orientasi bangunan. Cara untuk
mendapatkan penghawaan alami yaitu dengan
memberikan lubang pada dinding dan atap.
2) Penghawaan buatan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 136


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Penghawaan buatan dapat dicapai dengan


menggunakan AC (Air Conditioner), kipas angin,
Exhaust Fan.

5.5 Pendekatan Aspek Kinerja


Utilitas bangunan yang difungsikan untuk mendukung
kelangsungan bangunan dapat dijelaskkan sebagai berikut :
1. Instalasi jaringan listrik.
2. Instalasi telematika (komunikasi).
3. Instalasi jaringan air bersih.
4. Instalasi jaringan air kotor.
5. Instalasi pemadam kebakaran.
6. Instalasi CCTV.
7. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
8. Instalasi sampah
5.5.1 Instalasi Jaringan Listrik
a. Dasar pertimbangan
1) Sumber listrik menggunakan tenaga listrik dari PLN.
2) Genset difungsikan sebagai alternatif jika listrik
padam.
3) Sistem rangkaian seri dan pararel digunakan pada
Batik Gallery of Central Java.
b. Analisa
Sumber tenaga utama tetap menggunakan aliran listrik dari
PLN dan Genset hanya digunakan sebagai alternative ketika
listrik padam. Sistem rangkaian pararel merupakan
rangkaian listrik yang disusun secara berderet, dalam
beberapa lampu hanya berasal dari satu sumber. Kelemahan
dari system pararel yaitu penggunaan kabel yang cukup
banyak, sedangkan kelebihan dari sistem ini adalah jika
salah satu lampu mati maka lampu yang lain akan tetap

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 137


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

hidup. Rangkaian seri akan ditempatkan pada tempat-tempat


tertentu yang menggunakan rangkaian seri.

Gambar 5.13 : Rangkaian Pararel


Sumber : wikipedia.org, 2017
Beberapa kriteria sebagai berikut :
1) Jaringan listrik utama berasal dari PLN.
2) Efisiensi penggunaan listrik sangat diperlukan,
karena bangunan Batik Gallery of Central Java
menggunakan penataan lampu sebagai efek dramatif
suatu ruang.

5.5.2 Instalasi Komunikasi


a. Dasar Pertimbangan
1) Komunikasi menggunakan telepon mengatasi jarak
yang cukup jauh.
2) Pengeras suara sebagai media komunikasi atau
informasi kepada pengunjung.
b. Analisa
Sistem komunikasi dibagi menjadi dua, sistem komunikasi
antar pengelola dengan pengelola, dan sistem komunikasi
antar pengelola dengan pengunjung. Sistem komunikasi
antar pengelola dengan pengelola menggunakan telephon,
dengan koneksi LAN, karena masih dalam satu area yang
cukup dekat, jika jarak cukup jauh menggunakan telephon
berbayar, seperti pengelola Batik Gallery of Central Java
dengan pengelola yang ada di Pemerintah Kota. Sistem

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 138


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

komunikasi antar pengelola dengan pengunjung yang


sifatnya informasi dapat menggunakan pengeras suara.

5.5.3 Instalasi Jaringan Air Bersih


a. Dasar pertimbangan
1) Meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
2) Luas bangunan/ wilayah yang dapat dilayani.
b. Analisa
Air bersih bagi operasional galeri merupakan hal yang sangat
penting, walaupun penggunaannya tidak terlalu sering.
Namun air bersih sangat diperlukan bagi operasional Batik
Gallery of Central Java, khususnya untuk sanitasi. Pada
lokasi Batik Gallery of Central Java merupakan area bebas
banjir, dan rob dan merupakan area persawahan. Sumber air
dapat didapatkan dengan cara :
1) Sumur,
2) PDAM.
Dengan pertimbangan penyesuaian terhadap
kebutuhan, jaringan air bersih menggunakan Down
Feed System. Dimana air bersih didapatkan dari
PDAM atau air sumur, kemudian ditampung
kedalam bak penyimpanan bagian bawah (Ground
Tank) yang kemudian dipompa ke bagian atas (Roof
Tank) lalu didistribusikan menggunakan gravitasi
bumi.

Air Sumur
Gorund
Pompa Roof Tank
Tank
PDAM

Wastafel Toilet Area Batik Pemadam


Gallery of
Central
Java
Meita Fitriyana PA.13.1.0196 139
Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Diagram 5.4 : Alur Jaringan Air Bersih


Sumber : Analisis Pribadi dan Literatur, 2017

5.5.4 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


a. Dasar Pertimbangan :
1) Produksi Batik menimbulkan air limbah batik yang
berbahaya yang harus diolah terlebih dahulu agar aman
untuk keluar ke sungai atau saluran terakhir kota
2) Menurut survey Kampung Batik Laweyan sudah
menerapkan IPAL tersebut

b. Analisa
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sesuai kebutuhan.
Menggunakan model IPAL yang mirip dengan IPAL
Kampung Batik Laweyan

Gambar 5.14 : IPAL Kampung Batik Laweyan Solo


Sumber : Data Pribadi, 2016

5.5.5 Instalasi Pemadam Kebakaran


a. Dasar pertimbangan
1) Keamanan bangunan gedung, pengguna, peralatan,
koleksi batik.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 140


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

2) Efisiensi dan kemudahan dalam penggunaan, agar


setiap orang dapat menggunakan alat pemadam saat
diperlukan untuk tindakan keamanan.
b. Analisa
Bangunan ini memerlukan adanya pengamanan dari
kebakaran, selain meminimalisir terjadinya kebakaran juga
mencegah terjadinya kebakaran. Selain untuk melindungi
bangunan juga untuk melindungi pengguna, peralatan,
koleksi wayang kulit. Ada beberapa sistem alarm kebakaran
:
1) Otomatis
 Smoke Detector, alat sensor terhadap
timbulya asap yang berlebihan.
 Thermal Control, alat sensor terhadap suhu
ruangan atau peningkatan suhu.
2) Manual
Menggunakan alat push bottom box, dengan cara
menekan tombol yang ada pada setiap ruangan bila
terjadi kebakaran.
Dari sistem pemadam kebakaran terdiri atas :
a) Hydrant Box, menggunakan jaringan pipa bertenaga
tinggi yang disambungkan dengan selang.
b) Fire Extinguisher, merupakan tabung
karbondioksida pertable untuk memadamkan api
secara manual oleh manusia. Ditempatkan di daerah-
daerah yang rentan terhadap terjadinya kebakaran.
c) Tangga darurat, diletakkan di ruangan yang aman
dari api
d) Springkler gas dan tabung portable gas powder,
digunakan untuk menanggulangi kebakaran pada

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 141


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

ruang-ruang yang memakai peralatan elektronik dan


koleksi Batik Gallery of Central Java.

Gambar 5.15 : Tabung gas powder


Sumber: http://ar-ciptamandiri.blogspot.com/

Gambar 5.16 : Hydrant Box


Sumber : http://www.hiwtc.com, 2017

5.5.6 Instalasi CCTV (Close Circuit Television)


a. Dasar pertimbangan
1) Memberikan keamanan secara coninue dengan cara
merekam kegiatan setiap ruangan yang memerlukan
dalam bentuk video recorder

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 142


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

2) Agar mudah mengetahui secara dini bentuk


kejahatan di setiap ruang yang perlu keamanan.
b. Analisa
Instalasi CCTV sesuai kebutuhan. Menempatkan CCTV di
setiap titik ruangan yang membutuhkan.

5.5.7 Instalasi Sampah


a. Dasar pertimbangan
1) Kebersihan didalam bangunan dan diluar bangunan
Batik Gallery of Central Java.
2) Sistem pengelolaan dipadukan dengan sistem
pengelolaan dari Kota Pekalongan.
b. Analisa
Sampah ada 2, yaitu sampah yang ada di dalam bangunan
dan ada diluar bangunan, dan berdasarkan tipenya ada
sampah organik dan anorganik. Sampah yang berada di
dalam bangunan dikumpulkan dahulu, kemudian
dipindahkan menuju ke bak penampungan dan kemudian
diambil oleh dinas kebersihan kota dan dikirim ke TPA.

5.6 Pendekatan Aspek Teknis


5.6.1 Struktur Kaki / Pondasi
Dasar Pertimbangan :
1. Kondisi keras, berdasarkan uji sondir dan boring 3 titik di lokasi
yang akan dibangun
2. Topografi datar, jenis tanah cadas
3. Kondisi bangunan sekitar berjarak dekat, dapat dengan umur
bangunan sudah lama
4. Konsep konservasi dan ramah lingkungan
5. Untuk menopang ± 2 lantai

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 143


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Analisa : (DP 1 – 5)
1. Cocok dengan pondasi dalam setempat, contoh : bor peil, mini
peil + peil cap, atau footplat
2. Menggunakan pondasi lajur untuk pondasi dinding pasangan
bata
3. Menggunakan bekisting yang praktis
4. Memperhitungkan kedalaman pondasi setempat atau lajur yang
akan dicapai disesuaikan dengan beban yang diterimannya.

Kesimpulan :
# Menggunakan pondasi dalam setempat yang praktis dalam
pemakaian bekisting serta pondasi lajur tetap digunakan sebagai
penopang dinding pasangan bata yang ada dengan tidak
menggunakan alat berat dan sudah terukur kedalaman pondasinya #

Pilihan hasil berdasarkan kesimpulan :


Mini Pile + Pile Cap / Foot Plat

5.6.2 Struktur Badan


Dasar Pertimbangan :
1. Bentuk bangunan berkonsep arsitektur tradisional jawa
2. Dibangun di era modern
3. Untuk kekuatan ketahanan bangunan hinga ± 10 tahun kedepan
4. Konsep Grid

Analisa : (DP 1 – 4)
1. Bisa menggunakan kayu, bambu, atau beton
2. Menggunakan bahan beton karena lebih cepat cara
pengerjannya serta kelangkaan/daya jual kayu dan bambu
3. Menggunakan bahan beton di isi dengan besi tulangan

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 144


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

4. Menghubungkan Sloof, Kolom, dan Balok yang saling


mengikat satu kesatuan.

Kesimpulan :
# Menggunakan struktur beton bertulang dengan system grid atas
dasar pertimbangan di era sekarang atau di kombinasi dengan bahan
lain karena mengadaptasi konsep tradisional jawa #

Pilihan hasil berdasarkan kesimpulan :


Beton Bertulang atau Beton Bertulang Kombinasi Bambu / Kayu

5.6.3 Struktur Kepala / Atap


Dasar Pertimbangan :
1. Bentuk atap berkonsep arsitektur tradisional jawa
2. Ada perlakuan khusus untuk ruang yang tahan api atau kedap
air, dsb
3. Harus ramah lingkungan
4. Menggunakan rangka dengan bahan yang mudah ditemukan di
era sekarang.

Analisa : (DP 1 – 4)
1. Bangunan tetap beratapkan bentuk miring antara 30-35 derajat
atau kombinasi 30/60 derajat dengan bentukan mirip arsitektur
tradisional jawa, misal : joglo, limasan, pelana, panggang pe,
atau tajug
2. Menggunakan atap dak beton namun tidak terlalu banyak hanya
pada ruang yang perlu perlakuan penutup atap khusus
3. Bahan atau finishing atap menggunakan beton, genteng (yang
dicat tidak terlalu mengkilap), sirap, concret roof bermotif, atau
genteng metal

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 145


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

4. Bisa saja atap dengan rangka utama baja, dan rangka penutup
atap baja ringan

Kesimpulan :
# Menggunakan atap utama yang mempunyai kemiringan lebih dari
30 derajat berangka baja dan bahan penutup atap sesuai di era
sekarang, atap dak beton harus diterapkan untuk ruang yang
memerlukannya #

Pilihan hasil berdasarkan kesimpulan :


Atap Model Joglo, Limasan, atau Tajug dengan atap dak beton
sebagian, rangka baja, bahan penutup atap genteng, sirap, concret
roof bermotif, atau genteng metal.

5.6.4 Struktur Khusus


Dasar Pertimbangan :
1. Model atap untuk bangunan penunjang seperti cafetaria lebih
mendekati ke bentuk yang modern pada umumnya di era
sekarang, tidak menutup kemungkinan untuk menambah daya
tarik pada bagian ruang tertentu berstruktur atap khusus
2. Untuk menambah daya tarik
3. Melestarikan teknologi era sekarang

Analisa : (DP 1 – 3)
1. Bisa menggunakan struktur atap khusus, misal : struktur kabel
kombinasi dengan membran, space frame, atau struktur
cangkang
2. Bentuk didesain menarik dan unik
3. Bahan menggunakan teknologi bahan di era sekarang.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 146


Batik Gallery of Central Java di Kota Pekalongan
Dengan Pendekatan Arsitektur Nusantara
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Kesimpulan :
# Menggunakan penutup atap dengan struktur khusus untuk ruangan
tertentu yang membutuhkan daya tarik #

Pilihan hasil berdasarkan kesimpulan :


Struktur atap kabel + membran, struktur cangkang, atau space
frame.

Meita Fitriyana PA.13.1.0196 147

Anda mungkin juga menyukai