Jurnal RL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

1 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

RESONANSI RANGKAIAN RLC SERI


Oleh : Lydia Lenny Permana (16170085) 16 Tel 03 Akademi Telekomunikasi Jakarta

Abstrack

Have been done by experiment as a mean to know relation between current strength with
angular frequency and relation between impedance with angle frekuency at RLC network resonance and
also know where a network have the character of inductive or capacitive through relation graph- and Z-
and determination of network energy factor. Method Intake of data through perception of kuantitative by
using break even RLC network, digital and metremulti, AFG. Experiment done by measuring tension
every network component, strong of electric current and input frequency. Data analyze with graph
analysis and theoretical study, pursuant to data analysis and data can be concluded that break even
Resonance RLC network happened at frequency or angular velocity 27000 rad/s with difference
percentage between experiment result and theory equal to 4,22%. break even Network RLC have the
character of capasitive at the time of ω < 25906,39 rad / s and have the character of inductive at the time
of ω > 25906,39 rad / s. obtained power factor from ekperimen do not showing of is existence of energy
factor at resonance frequency.

Keywords : impedance, resonance,power factor

Abstraksi

Telah dilakukan eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kuat arus dengan
kecepatan sudut dan hubungan antara impedansi dengan kecepatan sudut pada resonansi rangkaian
RLC serta mengetahui dimana suatu rangkaian bersifat kapasitif atau induktif melalui grafik hubungan
I-ω dan Z-ω dan penentuan factor daya rangkaian. Metode pengambilan data melalui pengamatan
kuantitif dengan menggunakan rangkaian RLC seri, AFG dan multimeter digital. Eksperimen dilakukan
dengan cara mengukur tegangan tiap komponen rangkaian, kuat arus litrik dan frekuensi masukan.
Data ditelaah dengan analisis grafik dan kajian teoritis, berdasarkan data dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa Resonansi rangkaian RLC seri terjadi pada frekuensi/kecepatan sudut 27000 rad/s
dengan persentase perbedaan antara teori dan hasil eksperimen sebesar 4,22%. Rangkaian RLC seri
bersifat kapasitif pada saat ω < 25906.39 rad/s dan bersifat induktif pada saat ω > 25906.39 rad/s.
Factor daya yang diperoleh dari eksperimen tidak menunjukan adanya factor daya pada frekuensi
resonansi.

Kata Kunci: impedansi, resonansi, faktor daya

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
parallel (anti resonansi) adalah resonansi
Resonansi adalah suatu gejala yang
rangkaian paralel. Resonansi seri terjadi bila
terjadi pada suatu rangkaian bolak-balik
reaktansi induktif sama dengan reaktansi
yang mengandung elemen induktor dan
kapasitif, sedangkan Resonansi parallel
kapasitor. Resonansi dalam rangkaian seri
terjadi bila suseptansi induktif disuatu
disebut resonansi seri, sedangkan resonansi
cabang sama dengan suseptansi kapasitif
2 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

pada cabang lainnya.Untuk memahami Misalkan kita mempunyai sebuah


resonansi secara detail, kami akan hambatan R, inductor L, dan kapasitor C
melakukan percobaan yang berjudul“ yang terangkai secara seri dan
Resonansi Rangkaian RLC seri”. dihubungkan dengan sumber tegangan
tetap Vs (t) seperti pada gambar berikut :
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan kuat arus dengan
kecepatan sudut pada resonansi rangkaian
RLC serta berapa nilai frekuensi
resonansi dilihat dari grafik I-ω?
2. Bagaimana hubungan impedansi dengan
frekuensi sudut pada resonansi rangkaian Gambar 1.
RLC serta berapa nilai frekuensi
resonansi dilihat dari grafik Z-ω? Jika Vab = VR
3. Bagaimana suatu rangkaian dikatakan V =V
bc L
bersifat kapasitif atau induktif melalaui Vcd = Vc
suatu grafik hubungan I-ω dan Z-ω? Maka,
4. Berapa besar factor daya rangkaian?
V = V 2
+ (V −V ) 2 .......(1)
s R L C
C. Tujuan Eksperimen
1. Mengetahui hubungan kuat arus dengan Sedangkan Impedansi ekuivalen
frekuensi sudut pada resonansi rangkaian rangkaian
→ →→ →
RLC dan menentukan nilai frekuensi
Z=ZR+ZL+ZC
resonansi dari grafik I-ω

2. Mengetahui hubungan antara impedansi Z = R + i L + 1
dengan frekuensi sudut pada resonansi iC

rangkaian RLC dan menentukan nilai
frekuensi resonansi dari grafik Z-ω. Z = R + i(L − 1 )
3. Mengetahuidaerahdimanasuatu
C
rangkaian bersifat kapasitif atau induktif Besarnya impedansi ekivalen rangkaian
melalui grafik hubungan I-ω dan Z-ω.
4. Menentukan factor daya rangkaian.

→
II. DASAR TEORI Dimana Z merupakan konjugate
Impedansi suatu rangkaian seri RLC →

bergantung pada frekuensi. Karena kompleks dari Z sehingga diperoleh



reaktansi induktif sebanding lurus dan
reaktansi kapasitif berbanding terbalik
Z = R 2 + (L − 1 ) 2 .......(2)
C
denga frekuensi. Besarnya arus AC ( I )
yang mengalir pada rangkaian RLC seri
bergantung pada besarnya tegangan dan
impedansi (Z).
3 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

Grafik antara impedansi Z terhadap


Arus rms yang mengalir pada rangkaian frekuensi ω, dapat ditunjukan sebagai
tesebut adalah : berikut :
V
I = rms
rms → Z
Z
I V
rms
rms = .........(3)
R 2
+ ( L − 1 ) 2
C Zmin=R
Dari persamaan (3) tampak bahwa arus 1
rms harganya berubah dengan frekuensi
= ω
LC
pada saat ωL= 1 atau  = 1 , Gambar 3.
C LC Berdasarkan nilai reaktansi induktif XL
maka arus mencapai harga maksimum. dengan reaktansi kapasitif XC dikenal 3
Dalam keadaan seperti ini rangkaian sifat rangkaian yaitu :
RLC dikatakan mengalami resonansi dan 1. Rangkaian bersifat induktif,
1 disebut frekuensi resonansi. jika XL > XC.
=
LC Impedansi Tegangan
Jika kita membuat grafik arus rms
XL VL
sebagai fungsi frekuensi, maka akan
diperoleh grafik sebagai berikut :
XL-XC VL-VC
I
Φ Φ

V R I VR I
I= rms XC VC
R
Gambar 4a,4b

Karena XL>XC sehingga


1
ω>
1 ω LC
= 2. Rangkaian bersifat kapasitif, jika
LC
XL < XC.
Gambar 2.
4 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

Impedansi Tegangan grafik hubungan kuat arus I


terhadap frekuensi ω dan grafik
XL VL hubungan impedansi Z terhadap
R I VRI frekuensi ω adalah sebagai
berikut.
Φ Φ
Z V I resistif
XC-XL VC-VL

V
XC VC I= s

R
Gambar 5a,5b
kapasitif induktif

Karena XL<XC sehingga


1
ω<
1 ω
LC =
LC
3. Rangkaian bersifat resitif, jika XL
= XC. Gambar 6
Impedansi Tegangan
Z
XL VL

Z=R I V=VR I

kapasitif induktif

Zmin=R resistif
XC VC

= 1
ω
LC
Gambar 6a,6b Gambar 7

Sudut antara Z dan R (gambar


resonansi ini impedansi Z=R, 4a dan 5a) menyatakan sudut
mempunyai harga terkecil karena antara tegangan V dan kuat arus I
L − 1 =0 (gambar 4b dan 5b). sudut ini
sehingga sudut
disebut sudut fase φ dan nilai cos
C φ disebut factor daya (power
fase impedansi Z sama dengan
factor).
nol. Pada keadaan ini arus sefase
Perhatikan gambar 4a dan 4b.
dengan tegangan, beda fase 180o,
ini berarti tegangan berganti-
maksimum sedangkan maksimum
tegangan di C berharga minimum.
Posisi kapasitif, induktif dan
resistif jika digambarkan pada
5 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

III. METODE EKSPERIMEN 3. Variabel kontrol :


A. Rancangan Percobaan Kapasitor merupkan komponen
elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan
listrik dengan struktur kapasitor
yang terbuat dari dua buah
metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan elektrik.
Inductor merupakan komponen
Elektronika yang dapat
menghasilkan tegangan listrik
Gambar 8. berbanding lurus dengan
perubahan sesaat dan arus
B. Alat dan Bahan listrik yang mengalir.
1. Papan rangkaian percobaan Resistor merupakan komponen
2. Resistor pasif yang dibuat untuk
3. Kapasitor mendapatkan hambatan listrik.
4. Induktor
5. Kabel penghubung D. Langkah Percobaan
6. AFG 1. Mengukur nilai L, R dan C yang
7. Multimeter digital digunakan.
2. Merangkai resistor R, kapasitor
C. Identifikasi Variabel C dan inductor L secara seri dan
1. Variabel manipulasi : frekuensi menghubungkannya pada AFG,
tegangan sumber ( f ) seperti pada rancangan
Definisi operasional variabel rangkaian eksperimen.
manipulasi : nilai frekuensi 3. Menghidupkan AFG dan
tegangan yang terukur pada Mengatur tombol ampiltudo
AFG diubah-ubah. pada AFG sampai voltmeter AC
2. Variabel respon : kuat arus (Vo) terbaca dengan baik.
listrik ( I ), VR (tegangan pada Mencatat frekuensi, Vo, VR, VL,
resistor), VC (tegangan pada dan VC pada tabel 1.
kapasitor) dan VL (tegangan 4. Mengulangi pada langkah 3
pada inductor). dengan frekuensi berbeda.
Definisi operasional variabel
respon : kuat arus listrik ( I ), VR
(tegangan pada resistor), VC
(tegangan pada kapasitor) dan
VL (tegangan pada inductor)
Yang diukur dengan mengguna-
kan multimeter digital merupakan
respon dari perubahan frekuensi (f).
6 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

IV. HASIL DAN ANALISIS Jika kita perhatikan grafik diatas


A. Data tediri dari beberapa puncak dan lembah.
Tabel 1. Frekuensi resonansi didefinisikan
R = 670Ω L = 14,9 mH C = 0,1 μF sebagai nilai kecepatan sudut dimana
terjadi arus maksimum. Jika kita lihat
pada tabel 1 , sementara kita
menyimpulkan bahwa arus maksimum
terjadi pada saat ω = 26242,86 rad/s
dimana pada kecepatan sudut tersebut
nilai I = 0.53 mA. Jika kita perhatikan
grafik diatas, arus maksimum terjadi
pada saat ω = 27.0000,00 rad/s. hal in
sedikit berbeda dengan tabel karena
dari pemanipulasian data yang kurang
tepat dan rentangnya agak jauh.
Pembuatan grafik secara halus
merupakan suatu pendekatan yang lebih
efisien.
Secara toeri grafik hubungan antara
arus (I) dan kecepatan sudut adalah
sebagai berikut :
I

B. Analisis Data V
Dari data eksperimen didapat
I= rms
R
nilai frekuensi (f) dan nilai arus listrik
(I) yang mengalir pada rangkaian.
Untuk menentukan hubungan antara
arus (I) dan kecepatan sudut (ω), serta
menentukan nilai frekuensi (kecepatan 1 Ω
=
sudut resonansi) kita bisa membuat LC
suatu grafik yang menyatakan
Gambar 9.
hubungan arus (I) dan kecepatan
Hasil grafik yang kami peroleh
sebagai berikut :
diatas snagat berbeda denga teori dan
Grafik Hubung an antara Arus (I) jika dihitung secara toeri nilai frekuensi
deng an Kecepatan S udut (w)
Pada eksperimen ini
0 ,6
1
0 ,5
0 ,4
adalah  = Didapat 25906,39
0 ,3
LC
0 ,2
0 ,1
nilai ini hampir sama dengan nilai
0 resonansi yang kami peroleh.
0 20000 40000 60000
Ke ce pa ta n S u du t (ra d/s )
Persentase perbedaan nilai resonansi
yang kami peroleh dengan eksperimen
Grafik 1. dan toeri yaitu :
7 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

27000 − 25906,39 = Grafik Hubungan antara Impedansi (Z)


100% 4,22% dan Kecepatan Sudut (w)
25906,39
1500
Selain dari grafik I-ω, kita juga
1000
bisa memperoleh nilai frekuensi
500
resonansi dari grafik hubungan antara
impedansi dan kecepatan sudut. Pada 0
saat terjadi resonansi maka 0 20000 40000 60000

impedansinya minimum sehingga Z = Kecepatan Sudut (rad/s)

R. jika kita perhatikan tabel 1 nilai Z


minimum pada saat ω = 26242,86 rad/s Grafik 3.
dimana pada kecepatan sudut tersebut Data pada grafik di atas
nilai Z = 3,42 Ω. Nilai Z pada tabel 1 diperoleh dari Perhitungan teori
diperoleh dari formulasi Z = Vo/I. sehingga jelas bahwa Z minimum pada
Untuk mengetahui lebih jelas saat 25906,39 rad /s dimana Z = R =
hubungan antara Z dan ω, kiata bias 670 Ω sehingga dari analisis grafik Z-ω
perhatikan grafik di bawah ini: kita peroleh persentase perbedaan ω
eksperimen dan teori adalah 4,22%.
Grafik Hubungan antara Impedansi (Z)
dan Kecepatan Sudut (w) Daerah kapasitif terjadi jika XL
< XC atau VL < VC, sedangkan daerah
25 induktif terjadi pada saat XL > XC atau
20
VL > VC, jika kita perhatikan pada tabel
15
10 1 nilai VL dan VC yang diperoleh dari
5 eksperimen, nilai VL > VC pada semua
0 frekuensi dari data tersebut, artinya
0 20000 40000 60000 bahwa pada semua frekuensi tersebut
Kecepatan Sudut (rad/s) rangkaian bersifat induktif.
Jika kita perhatikan pada tabel
Grafik 2. 1, nilai XL dan XC yang diperoleh dari
Jika kita perhatikan grafik halus teori dimana XL = ωL dan XC = 1/ωC,
hubungan antara impedansi dan XL < XC pada kecepatan sudut ω ≤
frekuensi sudut, impedansi minimum 23961,14 rad/s sedangkan XL > XC
pada saat ω = 27000 rad/s dimana nilai pada saat ω ≥ 26242,56 rad/s. Jika kita
lihat pada grafik 3, jelas bahwa
impedansinya tersebut adalah 3,1 Ω.
Jika kita bandingkan dengan rangkaian bersifat kapasitif (XL < XC)
teori, kita bisa perhatikan pada tabel 1 pada ω < 25906,39 rad/s sedangkan
nilai Z yang diperoleh pada tabel 1 rangkaian bersifat induktif (XL > XC)
minimum pada saat ω = 26242,86 rad/s pada ω > 25906,39 rad/s.
Dari data yang kita peroleh, kita bisa
dimana nilai Z = 670,07 Ω.
menentukan factor daya (ekpserimen)
dengan formulasi cos φ = VR/Vo,
sedangkan untuk menentukan factor
daya (teori) kita bisa menggunakan
8 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

formulasi cos φ = R/Z, untuk jelasnya kami peroleh dari ekpsperimen yang
kita perhatikan tabel 2 berikut : Tabel 2. memiliki banyak puncak dan lembah.
Begitu juga dengan grafik hubungan Z-
ω. Namun secara teori Z- ω memiliki
satu lembah dan nilai ω pada saat Z
minimum disebut frekuensi reosnansi.
Perbedaan hasil yang kami
peroleh antara eksperimen dan teori
Umumnya disebabkan oleh
ketidakpastian tegangan sumber
sehingga mempengaruhi besarnya VR,
VC, VL dan I yang terukur, penggunaan
kombinasi nilai R, L dan C yang tidak
sesuai, Penggunaan hambatan yang
terlalu besar sehingga arus yang
mengalir sangat kecil serta banyaknya
konektor yang digunakan sehingga
menyebabkan hambatan impedansi total
makin besar.

Jika kita perhatikan nilai faktor


VI. KESIMPULAN
daya yang diperoleh dari eksperimen
Berdasarkan data dan analisis
dan teori adalah sangat jauh berbeda.
hasil eksperimen diperoleh kesimpulan
Faktor daya yang kami peroleh dari
sebagai berikut :
ekperimen tidak menunjukan adanya
1. Resonansi rangkaian RLC seri
factor daya pada frekuensi resonansi..
Terjadi pada frekuensi/kecepatan
padahal pada tabel 2, faktor daya yang
sudut 27000 rad/s dengan
kami peroleh menunjukan frekuensi persentase perbedaan antara teori
resonansi sekitar 26242.86 rad/s dimana dan hasil eksperimen sebesar
cos φ = 0.999 mendekati nilai 1, untuk 4,22%.
perhitungan lebih lanjut kita bisa lihat 2. Rangkaian RLC seri bersifat
pada grafik 3, cos φ bernilai 1 pada saat kapasitif pada saat ω <
ω = 25906,39 rad/s. 25906.39 rad/s dan bersifat
induktif pada saat ω >
V. DISKUSI DAN PEMBAHASAN 25906.39 rad/s
Hasil data yang kami peroleh 3. Faktor daya yang diperoleh dari
dari eksperimen tentunya masih banyak ekperimen tidak menunjukan
memiliki kesalahan jika kita adanya factor daya pada
bandingkan dengan teori. Misalnya frekuensi resonansi
pada grafik hubungan antara I-ω dan Z-
ω. Secara teori grafik I-ω hanya
memiliki satu puncak dan nilai ω pada
saat I maksimum disebut frekuensi
resonansi, berbeda dengan grafik yang
9 Eksperimen 1 LM-2 Resonansi Rangkaian RLC seri

DAFTAR PUSTAKA

David, Halliday.1991.Fisika Jilid 2.


Jakarta: Erlangga
Sutrisno.1986. Fisika Dasar 2 Seri
Listrik Magnet. Bandung : ITB
Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena
Fisika Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai