Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa kini, penggunaan bahan bakar sudah sangat banyak di berbagai kota-kota
Indonesia. Bahan bakar digunakan untuk menjalankan kendaraan dan berbagai alat untuk
mempermudah mobilisasi serta pekerjaan manusia. Dengan berbagai alat yang ada ini,
efisiensi dalam melakukan berbagai kegiatan sangat tinggi. Menggunakan biaya yang masih
cukup terjangkau, seseorang sudah dapat menghemat banyak waktu daripada menggunakan
cara konvensional.

Penggunaan mesin yang sangat efisien ini menyebabkan kemajuan di berbagai


bidang. Para pengembang mesin pun selalu berusaha menjadi yang terdepan dan terus
berinovasi, karena mesin-mesin ini sangat banyak peminatnya.

Mesin-mesin ini beroperasi menggunakan bahan bakar. Bahan bakar merupakan suatu
bahan yang diproses sedemikian rupa oleh mesin sehingga menjadi energi untuk
menggerakkan mesin. Bahan bakar ada berbagai jenis, seperti bahan bakar gas dan bahan
bakar minyak. Namun, rata-rata mesin yang ada di dunia sekarang menggunakan bahan bakar
minyak.

Bahan bakar minyak yang paling sering terdengar oleh telinga orang Indonesia ialah
bahan bakar minyak yang terbuat dari minyak bumi. Minyak bumi berasal dari fosil-fosil
hewan maupun batuan. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Sedangkan konsumsinya sangat tinggi. Bahan bakar minyak berbahan baku
minyak bumi sudah semakin langka. Harganya pun semakin tinggi. Bila tidak dicari
pengganti segera, dapat nyaris dipastikan manusia tidak dapat melakukan segala sesuatunya
dengan efisien lagi, sampai pengganti minyak bumi dikembangkan.

Sebetulnya banyak penelitian sudah dilakukan untuk mencari pengganti bahan bakar
minyak, namun hasilnya kurang disosialisasikan. Orang Indonesia pun tidak mau mencari
tahu sendiri karena selalu berpikir bahwa bahan bakar minyak dapat dengan mudah
ditemukan. Padahal bila tidak dikembangkan sejak sekarang, banyak dampak yang akan
timbul dalam melakukan kegiatan, seperti membutuhkan waktu lebih lama, uang & tenaga
yang lebih banyak, juga mengurangi mobilisasi manusia, mempersulit pemenuhan kebutuhan,
dan lain-lain.

Salah satu pengganti minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
minyak yaitu minyak yang berasal dari tanaman. Bahan bakar minyak yang berasal dari
tanaman ini disebut juga biodiesel. Banyak penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai
jenis tanaman yang bila diproses dengan cara tertentu atau dengan sendirinya menghasilkan
minyak. Minyak itu dapat diproses lagi menjadi bahan bakar minyak.

1
Contoh dari sumber biodiesel tersebut ialah pohon jarak pagar. Biji pohon jarak pagar
ini bila diolah dengan tepat akan menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk
menjalankan mesin-mesin yang biasa menggunakan bahan bakar minyak berbahan baku
minyak bumi. Pembudidayaan pohon jarak pagar sangat mudah. Pengolahan biji pohon ini
pun bisa dilakukan oleh orang awam, dengan alat-alat sederhana, dan biaya terjangkau. Agar
biji pohon jarak lebih dikenal dan diketahui cara pengolahan serta pembudidayaannya, saya
menyusun makalah ini

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pohon jarak pagar?

2. Mengapa menggunakan biji pohon jarak pagar, bukan dengan tanaman lain?

3. Bagaimana cara mengolah biji pohon jarak pagar agar bisa menjadi bahan bakar minyak?

4. Bagaimana cara membudidayakan pohon jarak pagar?

C. Tujuan

Memperkenalkan dan mensosialisasikan pohon jarak pagar, cara pengolahan bijinya


menjadi biodiesel serta pembudidayaannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pohon Jarak Pagar

Pohon jarak pagar (Jatropha curcas L, Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak


berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia, tumbuhan ini dikenal dengan
berbagai nama, seperti jarak kosta, jarak budeg (Jawa Barat), jarak gundul (Jawa Tengah),
kalekhe paghar (Madura), dan sebagainya.

Pohon jarak pagar berasal dari bagian selatan Meksiko, Amerika Latin. Penyebaran
ke Afrika dan Asia diduga dilakukan oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol. Penyebaran
ke Indonesia sendiri dilakukan oleh Jepang ketika menduduki Indonesia antara tahun 1942-
1945. Bangsa Jepang menggunakan tumbuhan ini sebagai sumber bahan bakar alternatif bagi
tank dan pesawat perang sewaktu Perang Dunia II.

Sejak dahulu, rakyat Indonesia sudah menggunakan pohon jarak pagar ini sebagai
bahan pengobatan. Namun, tidak semua rakyat Indonesia mengetahui bahwa biji pohon jarak
ini, bila diolah dengan tepat, dapat menghasilkan bahan bakar minyak nabati yang relatif
murah bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi.

Biji pohon jarak pagar dapat menghasilkan minyak hingga mencapai 63%, melebihi
kandungan minyak bunga matahari (40%), kelapa sawit (45%), ataupun linseed (33%). Hal
ini menyebabkan pohon jarak pagar lebih menguntungkan untuk menjadi bahan baku
biodiesel.

B. Pembudidayaan Pohon Jarak Pagar

Pembudidayaan pohon jarak pagar terhitung cukup mudah. Terlebih dengan


kemampuan adaptasi tumbuhan yang sangat tinggi, pembudidayaan dapat dilakukan nyaris di
mana saja. Pohon jarak pagar dapat tumbuh dengan baik di tanah kurang subur sekalipun,
asalkan tanah tidak tergenang. Kadar pH tanah optimal yakni 5.0-6.5. Pohon jarak pagar
dapat hidup lebih dari 20 tahun bila dirawat dengan baik. Pohon ini dapat bertahan di tempat
dengan curah hujan hanya empat bulan, tidak seperti kelapa sawit yang membutuhkan curah
hujan konstan agar optimal.

Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Jika
menggunakan stek, pilihlah cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Untuk benih,
pilihlah dari biji yang telah cukup tua, yaitu buah yang telah masak, biasanya berwarna
hitam.

Pembibitan dilakukan di polybag. Media tanamnya ialah campuran tanah lapisan atas
dengan pupuk kandang. Setiap polybag ditanami satu bibit. Lama pembibitan 2-3 bulan.

3
Setelah melakukan stek atau pembibitan, hasilnya dapat kita tanamkan pada lubang
tanam yang dibuat di tanah. Lubang tanam biasanya dibuat dengan ukuran 40 cm × 40 cm ×
40 cm. Penanaman ini dilakukan pada awal atau selama musim penghujan agar kebutuhan air
bagi tanaman cukup tersedia. Pemupukan dilakukan menyesuaikan tingkat kesuburan tanah.
Perawatan yang perlu dilakukan hanya pengairan, pemangkasan, dan pembersihan dari hama.
Namun jarak pagar relatif tidak memiliki pengganggu.

Bunga terbentuk setelah umur pohon mencapai 3-4 bulan, sedangkan pembentukan
buah mulai pada umur 4-5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak, terlihat dari
kulit buah berwarna yang kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya, buah masak
setelah umur 5-6 bulan.

Pemanenan buah jarak pagar dapat dilakukan dengan tangan maupun gunting. Hasil
panen pohon jarak berkisar antara 3,5-4,5 kg biji per tahun. Satu hektare lahan yang ditanami
pohon jarak (kira-kira dapat ditanami sebanyak 2.500-3.300 pohon) dapat menghasilkan 10
ton buah per tahun. Dari 10 ton buah per tahun tersebut, dapat menghasilkan 2,5 – 5 ton
minyak per tahun.

C. Pengolahan Biji Jarak Pagar Menjadi Bahan Bakar Biodiesel

Pengolahan biji jarak pagar menjadi bahan bakar biodiesel terbilang cukup sederhana.
Karena tidak terlalu rumit, orang awam pun dapat melakukannya.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk menghasilkan minyak jarak (disebut juga
Jathropa Oil/J.O.) ialah blender, mesin tempa minyak, dongrak hidrolik, serta buah jarak
pagar. Buah jarak pagar dikukus selama satu jam. Kemudian daging buah dihancurkan
dengan mesin blender. Daging buah serta biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin tempa
minyak. Setelah ditekan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak.

Setiap 10 kilogram biji jarak yang sudah dihancurkan akan menghasilkan 3,5 liter
minyak jarak. Minyak jarak itu dapat digunakan menjadi pengganti bahan bakar mesin
bertenaga diesel/solar. Wujud minyaknya ialah seperti minyak goreng, kental, licin, dan
baunya tidak mencolok.

Namun, agar hasil minyak lebih optimal, dapat dilakukan proses reaksi esterifikasi.
Dalam minyak jarak terdapat asam lemak bebas. Setelah proses esterifikasi ini, minyak jarak
tidak lagi mengandung asam lemak bebas sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel
melalui reaksi transesterifikasi.

Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama. Pada reaksi ini, minyak akan
bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol
(gliserin).Reaksi-reaksi ini hanya dilakukan oleh orang-orang terlatih dan dilakukan untuk
produksi tingkat tinggi.

.Kadar polusi yang dihasilkan mesin berbahan bakar biodiesel pun relatif lebih kecil
dari mesin berbahan bakar minyak bumi.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pohon jarak pagar merupakan pohon yang mudah ditemukan di Indonesia.


Pembudidayaannya pun cukup mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus. Pengolahan
biji jarak pagar menjadi minyak jarak pun dapat dilakukan oleh orang awam. Namun terdapat
juga cara untuk menghasilkan minyak yang lebih optimal untuk orang-orang yang berminat
untuk memproduksi secara banyak

B. Saran

Hendaknya masyarakat Indonesia lebih memperhatikan tanaman jarak pagar ini,


dikarenakan dapat bermanfaat bagi manusia.Bahan bakar biodiesel ini selain murah, juga
lebih ramah lingkungan. Bila memungkinkan, sebaiknya masyarakat Indonesia ikut
membudidayakan pohon jarak yang memiliki berbagai manfaat ini, karena budidayanya pun
terbilang murah. Ini akan menghemat pengeluaran serta membantu mengurangi pemakaian
bahan bakar minyak bumi yang semakin langka.

5
DAFTAR PUSTAKA

Prihandana, Rama & Roy Hendroko. 2006. Petunjuk Budi Daya Jarak Pagar. Jakarta:
AgroMedia.

Syah, Andi Nur Alam. 2006. Biodiesel Jarak Pagar; Bahan Bakar Alternatif yang Ramah
Lingkungan. Jakarta: AgroMedia.

www.iskandarmt.wordpress.com/2008/07/05/proses-pembuatan-biodiesel-dengan-bahan-
baku-jatropha-curcas-jarak-pagar/

www.uden-udensimple90.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-biodiesel-dari-biji-
jarak.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai