Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium
dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring
yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4
adalah minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang
Peritoneum Permukaan 1 2 4
Dalam 2 4 6
Ovarium Kanan Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Perlekatan kavum douglas Sebagian Komplit
4 40
Ovarium Perlekatan <1/3 1/3-2/3 >2/3
Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Tuba Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Dampak yang ditimbulkan
yaitu fungsi koitus, sperma, tuba Falopii, ovarium. Pada fungsi koitus menyebabkan rasa
fungsi sperma, endometriosis akan menghambat sperma dengan antibodi tertentu. Hal ini
didasari dari hasil penelitian dimana terhadap antibodi yang memiliki efek menghambat
oleh adanya kista, hal ini menyebabkan makrofag pada penderita infertil dengan
endometriosis membunuh lebih banyak sperma. Jika makrofag ini memasuki sistem
reproduksi melalui tuba, maka akan terbentuk antibodi terhadap sperma yang akhirnya
sehingga tidak dapat menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. Endometriosis
juga menyebabkan penurunan silia pada tuba Falopii sehingga sel telur tidak dapat turun
ke uterus. Pada fungsi ovarium terjadi anovulasi sehingga folikel yang telah matang
langsung membentuk korpus luteum tanpa melepaskan sel telur. Hal ini juga berpengaruh
selanjutnya. Menurut Abdullah (2009) perlengketan tuba yang luas akan menghambat
motilitas dan kemampuan fimbre untuk menangkap sel telur. Sedangkan berkurangnya
motilitas tuba dan transportasi ovum mungkin disebabkan oleh sekresi prostaglandin oleh
jaringan endometritik.
fertilitas.
Endometriosis pada Cavum Douglas: Melibatkan ligamentum sakrouterina dan
frekuensi koitus.
reproduksi.
Penanganan
Penanganan endometriosis di bagi menjadi 2 jenis terapi yaitu terapi medik dan terapi
pembedahan.
a. Terapi medik diindikasikan kepada pasien yang ingin mempertahankan kesuburannya atau
melepaskan adhesi, dan melenyapkan implantasi dengan sinar laser atau elektrokauter. Tujuan
Terapi bedah konservatif dilakukan pada kasus infertilitas, penyakit berat dengan
perlekatan hebat, usia tua. Terapi bedah konservatif antara lain meliputi pelepasan perlekatan,
DAFTAR PUSTAKA
No.2:1-7. 2004.