Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Remaja

a. Pengertian

Hurlock (2010) mengemukakan bahwa remaja

(adolescence) berasal dari kata latin adolescare yang berarti

tumbuh atau tumbuh menajdi dewasa. Istilah adolescence yang

digunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup

kematangan mental,emosional,social dan fisik. Notoatmodjo (2007)

menambahkan bahwa masa remaja merupakan salah satu periode

perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan

atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

meliputi perubahan biologis,perubahan psikologik dan perubahan

sosial.

WHO (dalam BKKBN,2013) memberikan definisi

tentang remaja,yaitu remaja adalah suatu masa dimana individu

berkembang dari saat pertama kali remaja menunjukan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual,mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa dan terjadi peralihan dari

ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang

relatif lebih mandiri.

10
11

b. Batasan Usia Remaja

BKKBN (2013) mengemukakan bahwa remaja adalah

penduduk laki-Lki Tu perempuan yang berusia 10-19 tahun dan

belum menikah. Menurut Hurlock (2010) masa remaja berlangsung

kira-kira dari 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa

remaja bermula dari 16 atau 17 tahun sampai usia 18

tahun,sementara Monks dkk (2004 dalam Rini,dkk,2011) membagi

remaja dalam 2 bagian yaitu : masa praremaja atau prapubertas

(10-12 tahun),remaja awal atau pubertas (12-15 tahun), masa

remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21

tahun).

Sarwono (2008) mengemukakan bahwa dalam proses

penyesuaian diri menuju kedewasaan,ada tiga tahap

perkembangan remaja yaitu :

1) Remaja awal (early adolescene) merupakan tahap remaja

yang masih terheran-heran dengan perubahan bentuk

tubuh dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan

itu, mereka memiliki kepekaan yang berlebihan ditambah

dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan

mereka sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

2) Remaja madya (middle adolescene) merupakan tahap

remaja yang sangat membutuhkan teman,ia senang apabila

banyak teman yang menyukainya

3) Remaja akhir (late adolescene) merupakan masa

konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan


12

pencapaian lima hal yaitu, minat yang semakin mantap

terhadap funsi-fungsi intelek, mencari kesempatan untuk

bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-

pengalaman baru,terbentuk identitas seksual yang tidak

akan berubah lagi,keseimbangan antara diri sendiri dengan

orang lain serta tumbuh batas yang memisahkan diri

pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).

c. Ciri-ciri masa remaja

Hurlock (2010) menyatakan bahwa masa remaja mempunyai ciri-

ciri tertentu yang membedakanya. Beberapa ciri-ciri umum tersebut

diantaranya :

1) Masa remaja sebagai masa yang penting

Pada periode remaja, ada periode yang penting akibat fisik dan

ada lagi karena akibat psikologis. Semua perkembangan itu

menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya

membentuk sikap,nilai dan minat baru.

2) Masa remaja sebagai metode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa

yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah

peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.

Dalam setiap periode peralihan,status individu tidaklah jelas

dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada

masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang

dewasa.
13

3) Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa

remaja sejajr dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan-

perubahan tersebut diantaranya meningginya emosi yang

intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan

psikologis yang terjadi. Sebagian besar remaja bersifat

ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka meninginkan

dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut

bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan

kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab

tersebut.

4) Masa remaja sebagai usia bermasalah

Pada masa ini para remaja seringkali menemukan masalah

yang menurut mereka sulit untuk diatasi. Namun para remaja

merasa diri mereka mandiri sehingga mereka ingin mengatasi

masalahnya sendiri dan menolak bantuan diri dari orang lain.

Namun terkadang mereka memiliki ketidakmampuan untuk

mengatasi masalahnya menurut cara yang mereka yakini,

banyak remaja yang akhirnya menemukan bahwa penyelesaian

tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.

5) Masa remaja sebagai masa identitas

Remaja seringkali mengalami krisis identitas . masalah identitas

ego, identitas diri yang dicapai remaja berupa usaha untuk

menjelaskan siapa dirinya,apa perananya dalam masyarakat.

Remaja cenderung menarik perhatian pada diri sendiri dan agar


14

dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama

ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok

sebaya.

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak

yang tidak rapih, yang tidak dapat percaya dan cenderung

merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang

dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja

muda takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik

terhadap perilaku remaja yang normal.

7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca

berwarna merah jambu. Mereka melihat dirinya sendiri dan

orang lain sebagaimana yang mereka inginkan dan bukan

sebagaimana adanya.

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin dekatnya usia kematangan,remaja menjadi gelisah

untuk meninggalkan stereotip masa balasan tahun dan untuk

memberikan kesan bahwa remaja sudah hampir dewasa. Oleh

karena itu remaja mulai memusatkan diri pada yang

dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum

minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam

perbuatan seks.
15

d. Perubahan-perubahan yang dialami pada masa remaja

Nurcahyo (2008) dan Hurlock (2010),mengemukakan terjadinya

perubahan-perubahan pada masa remaja, yaitu :

1) Perubahan fisik

a) Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah

perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan.

Pertambahan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga

karena tulang dan jaringan otot bertambah besar. Jadi,

meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi

seringkali kelihatanya kurus dan kering. Pertambahan berat

badan yang paling besar pada anak perempuan terjadi

sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan

berat hanya sedikit. Bagi laki-laki, pertambahan berat

maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak

perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam

belas tahun,setelah itu pertambahan berat hanya sedikit.

b) Perubahan proposi tubuh

Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya

terlampau kecil,sekarang jadi terlampau besar karena

kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh

yang lain. Ini tampak jelas pada hidung,kaki dan tangan.

Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah

tubuh mencapai ukuran dewasa. Meskipun perubahan

besar terjadi sebelum masa puber usai.


16

c) Perubahan ciri-ciri seks primer

Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh

yang memungkinkan untuk bereproduksi atau

berketurunan. Aktivitas kelenjar pituitary pada saat ini

berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan

efek fisiologis yang tersebar luas. Hormone pertumbuhan

memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang

membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya

dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi

lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan

bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada

pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja

ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai

oleh produksi semen. Hormone-hormon utama yang

mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan

estrogen pada wanita.

Datangnya menstruasi dan mimpi basah

pertama tidak sama pada setiap remaja. Banyak faktor yang

menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah

karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang

mendapatkan menstruasi pertama (menarche) di usia 8-9

tahun. Namun pada umumnya sekitar 12 tahun. Remaja

laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma tidak

selalu harus dikeluarkan, ia akan diserap oleh tubuh dan

dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair dan kotoran


17

padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut

ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi

bisa terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki)

melalui mimpi basah.

d) Perubahan ciri-ciri seks sekunder

Perubahan ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-

tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan

proses reproduksi,namun merupakan tanda-tanda yang

membedakan antara anak laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri

seksual sekunder : rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan

suara yang mendalam pada pria , rambut tubuh dan

kelamin, pembesaran payudara,dan pinggul lebih lebar

pada wanita.

2) Keadaan emosi

Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan

tekanan,yaitu suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi

sebagai akibat fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama karena

remaja berada dibawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru.

Seiring bertambahnya umur, terjadi perubahan perilaku emosional.

3) Perubahan sosial

Salah satu tugas tersulit yang dialami remaja adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus

menyesuaikan dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya

belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa

diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Pengaruh teman sebaya pada


18

sikap, pembicaraan, minat penampilan dan perilaku lebih besar

daripada pengaruh keluarga dengan anggapan dapat diterima sebagai

anggota sesuai kelompok yang popular. Demikian juga bila anggota

kelompok mencoba minuman keras,obat-obatan terlarang atau rokok,

maka cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan akibat yang

harus ditanggungnya.

Santrock (2008) mengemukakan istilah kenakalan remaja

mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku

yang tidak dapat di terima secara sosial, pelanggaran hingga tindakan-

tindakan criminal. Menurut kartono (2008), kenakalan remaja adalah

gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang

disebabkan oleh satu pengabdian sosial, sehingga anak remaja

mengembangkan bentuk tingkah laku menyimpang. Delphie (2009)

mengemukakan bahwa pada masa remaja, terjadi perubahan baik

fisik, psikis, maupun sosial yang pesat dan berbeda dari masa

sebelumnya sehingga dimungkinkan remaja mengalami masa krisis

yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku

menyimpang.

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat

dikategorikan kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif

perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat

penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari

nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat

dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan

tegaknya sistem sosial (Murtiyani, 2011)


19

Perilaku menyimpang ialah suatu perilaku ataupun tindakan

yang keluar dan tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat

sekitar. Sedangkan kenakalan remaja sebagai salah satu bentuk

perilaku yang menyimpang dari norma dan hukum adalah suatu

tindakan yang dilakukan oleh remaja yang memiliki kecenderungan

untuk melanggar ataupun memiliki kecenderungan untuk keluar dari

nilai-nilai yang berlaku pada satu kelompok masyarakat tersebut,

karena didalam tindakan tersebut terkandung atau terdapat hal-hal

yang dapat merugikan dirinya sendiri dan juga dapat merugikan orang

lain (Arifin dkk, 2010).

a. Menurut Sarwono (2008), bentuk-bentuk kenakalan remaja dibagi

menjadi empat jenis yaitu :

1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,

seperti : perkelahian, memiliki dan membawa benda yang

membahayakan orang lain dan lain-lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti : perusakan,

pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang

lain, kenakalan yang bersifat snit sosial, yakni perbuatan atau

tingkah laku yang bertentangan dengan nilai atau norma social

yang ada di lingkungan hidupnya, seperti : berbohong, atau

memutarbalikan kenyataan dengan tujuan menipu diri sendiri,

pelacuran, penyalahgunaan obat berpakaian tidak pantas,

keluyuran atau pergi sampai larut malam,dan bergaul dengan

teman yang dapat menimbulkan pengaruh negatif.


20

4) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status

anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status

orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah

perintah mereka.

b. Menurut Santrock (2008) perilaku menyimpang remaja adalah

sebagai berikut :

1) Tindakan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial karena

bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam

masyarakat. Contohnya : berkata kasar pada guru, orang tua.

2) Tindakan pelanggaran ringan seperti : membolos sekolah, kabur

pada jam mata pelajaran tertentu dan lainya.

3) Tindakan pelanggaran berat yang merujuk pada semua tindakan

kriminal yang dilakukan oleh remaja, seperti : mencuri, seks

pranikah, menggunakan obat-obat terlarang.

2. Golongan obat

a. Definisi Obat Menurut Undang-undang

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 yang membahas

mengenai kesehatan disebutkan bahwa obat adalah bahan atau

paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Penggolongan obat sendiri dilakukan guna untuk

meningkatkan keamanan serta ketepatan pemakaian atau penggunaan

dan pengamanan distribusi obat.


21

Penggolongan obat tersebut terdiri atas, obat bebas, obat bebas

terbatas, obat wajib apotek (obat keras yang dapat diperoleh tanpa

resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker), obat keras,

psikotropika, dan narkotika.

c. Penggolongan obat

1) Obat bebas

Obat bebas dapat dengan mudah di temukan, obat-

obatan yang termasuk golongan obat bebas, karena obat bebas

atau dapat disebut juga obat OTC (Over The Counter) merupakan

obat yang dapat dijual secara bebas baik di toko-toko obat atau

apotek dan dapat Anda beli tanpa harus menggunakan resep

dokter.

Zat aktif yang terkandung didalamnya cenderung

relative aman dan memiliki efek samping yang rendah. Selama

dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dan dosis yang tertera pada

kemasan, Anda tidak memerlukan pengawasan dokter untuk

mengonsumsinya.

Obat yang termasuk golongan ini ditandai dengan

lingkaran berwarna hijau bergaris tepi hitam yang terdapat pada

kemasan. Umumnya, obat bebas digunakan untuk mengobati

penyakit yang termasuk kategori ringan, seperti pusing, flu,

maupun batuk. Atau dapat berupa suplemen nutrisi dan

multivitamin.

Contoh Obat Bebas seperti Parasetamol dan Livron B Plex.


22

2) Obat bebas terbatas

yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit

ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas

terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang

digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan

lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai

dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, disertai tanda

peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 dan harus ditandai dengan

etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang

bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang

digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi,

nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara

pemakaian,peringatan serta kontra indikasi obat bebas terbatas.

Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus

lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai

obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat

ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan

tersebut berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada

dasar hitam yang terdiri dari 6 macam yaitu P No. 1, P No. 2, P

No. 3, P No. 4, P No. 5, dan P No. 6 sebagai berikut :

Contoh Obat Bebas Terbatas : Theophiline, Allerin,

Pseudoefedrin HCL, Tilomix, Tremenza, Bodrex extra, Lactobion,

Antasida plus, Dexanta, asam acetylsalisil, Asmadex, ephedrin


23

HCL, Dextromethorphan dll (penyebutan merk karena obat

kombinasi)

3) Obat keras

Obat keras dahulu disebut golongan obat G. “G”

adalah singkatan dari “Gevarlijk” yang artinya berbahaya.

Berbahaya disini dimaksudkan jika pemakaiannya tidak

berdasarkan resep dokter karena dikhawatirkan dapat

memperparah penyakit, meracuni tubuh, bahkan menyebabkan

kematian. Obat keras tidak dapat Anda beli dengan bebas di

apotek melainkan harus menggunakan resep dokter. Contoh

Obat Keras misalnya, seperti asam mefenamat. Kemasan pada

golongan obat keras ditandai dengan lingkaran merah bergaris

tepi hitam yang terdapat huruf K didalamnnya. Umumnya yang

termasuk golongan obat ini, yakni:

a) Obat generik

b) Obat Wajib Apotek (OWA)

c) Antibiotik, seperti penisilin, tetrasiklin, sefalosporin,

ampisilin, dan sebagainya

d) Obat – obatan yang mengandung hormon, seperti

obat penenang, obat diabetes, dan lainnya.

e) Psikotropika

4) Obat psikotropika dan narkotika

Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara

alamiah maupun sintentesis bukanlah golongan narkotika. Efek

yang dimiliki psikotropika dapat mempengaruhi susunan sistem


24

saraf pusat (SPP) sehingga dapat menimbulkan perubahan yang

khas terhadap mental dan perilaku bagi orang yang

mengonsumsinya.

Bukan hanya itu, psikotopika juga dapat menyebabkan

halusinasi, gangguan pada cara berpikir, mengurangi rasa nyeri

dan sakit, serta dapat menimbulkan ketergantungan bagi

pemakainya.

Contoh Obat atau zat yang tergolong psikotropika

antara lain seperti, phenobital, diazepam, sabu – sabu, serta

ekstasi.

Obat-obatan atau zat-zat yang termasuk psikotropika hanya

dapat diperoleh dengan resep dokter. Mengingat efek yang

ditimbulkan cukup berbahaya, janganlah mengonsumsinya tanpa

pengawasan dari dokter karena jika penggunaannya tidak sesuai

dapat berpotensi merusak organ-organ pada tubuh kita.

Dikarenakan psikotropika merupakan golongan obat keras maka

penandaan pada kemasannya pun sama dengan Obat Keras

yaitu lingkaran merah bergaris tepi hitam ditambah huruf K

didalamnnya.

5) Obat wajib apotek (OWA)

Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi

keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya askes obat

pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA. OWA merupakan

obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek

(APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat


25

keras, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam

penyerahan OWA.

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat

untuk masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA

adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang

diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat),

obat alergi kulit (salep hidrokortison), infeksi kulit dan mata (salep

oksitetrasiklin), anti alergi sistemik (CTM), obat KB hormon.

Penandaan obat wajib apotek pada dasarnya adalah obat keras

maka penandaanya sama dengan obat keras. Berdasarkan

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.

02396/A/SK/VIII/1986, tanda khusus untuk obat keras daftar G

adalah berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi

berwarna hitam dengan huruf “K” yang menyentuh garis tepi.

3. Obat bebas terbatas

a. Pengertian

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan yang

dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter,

memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat

anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini

biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna

gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai

berikut :

 P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.


26

 P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari

badan.

 P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.

 P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

 P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan

masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya

juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas

terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila

kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter.

Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri

terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan

mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh

tanpa menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan

Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini

bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan pencantuman

nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau

Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, di

antaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak,

Perhatikan tanggal kedaluwarsa (masa berlaku) obat, membaca dan

mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan

obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang berisi

tentang indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam

pengobatan), kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang


27

tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan

efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara

penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat

lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan obat

golongan bebas terbatas oleh remaja.

Ardiyanto (2016) dan Afandi, Chandra dan Novitasari (2009)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

penyalahgunaan obat golongan bebas terbatas oleh remaja adalah:

1) Faktor internal

a) Tipe kepribadian

Kepribadian yang lemah mengakibatkan remaja tidak

mempunyai sikap yang tegas oleh remaja itu sendiri dalam

bertindak, sehingga akan sangat mudah bagi remaja itu sendiri

dalam bertindak, sehingga akan sangat mudah bagi remaja untuk

ikut dalam kebisaan lingkungan pergaulan dan teman-temanya

apalagi bila mempunyai teman dekat yang salah pergaulan

sehingga menyebabkan kepribadian remaja tersebut menjadi

berubah mengikuti teman dekatnya tersebut. Selain itu, faktor

kepribadian juga mempengaruhi remaja dalam menghadapi suatu

masalah sehingga remaja tidak mempunyai sikap yang tegas

dalam menyikapi atau menghadapi suatu masalah. Hal tersebut

menyebabkan kurangnya pengendalian diri oleh remaja dapat

mengakibatkan remaja mudah untuk terjerumus ke dalam hal-hal


28

yang negatif seperti halnya penyalahgunaan obat golongan

bebas terbatas.

b) Genetik

Resiko ini terjadi apabila orangtua atau saudara kembar laki-laki

adalah pengguna obat terlarang.

c) Jenis kelamin

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan laki-laki

(40,9%) lebih bermasalah dalam penyalahgunaan obat

dibandingkan perempuan (25,6%).

d) Rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba.

Remaja merupakan dimana rasa ingin tahu akan hal baru itu

sangat besar dan menggebu-gebu, seperti halnya dalam

mencoba obat golongan bebas terbatas ini yang awalnya hanya

ingin tahu bagaimana rasanya yang pada akhirnya terpancing

untuk menggunakanya hingga berakibat kepada ketergantungan.

2) Faktor eksternal

Faktor lingkungan, seperti :

a) Lingkungan keluarga

Faktor yang paling utama dalam lingkungan keluarga adalah

faktor orang tua yang merupakan salah satu faktor yang paling

sering mempengaruhi terhadap seorang anak atau remaja dalam

melakukan perbuatan yang menyimpang salah satunya adalah

penyalahgunaan obat golongan bebas terbatas. Faktor yang

paling berpengaruh terhadap penyalahgunaan obat pada remaja

adalah fungsi kontrol dan dukungan emosional dari oran tua


29

terhadap anaknya. Selain itu , apabila kebiasaan keluarga kurang

baik. Anak mempunyai orang tua dengan kepribadian anti sosial

lebih beresiko. Kemampuan orang tua untuk mengasuh anak juga

menentukan faktor resiko, terutama pada masa abdolesen saat

anak mencari jati dirinya. Keluarga yang terlalu kaya,terlalu

miskin,atau keluarga yang tidak mempunyai norma yang jelas

juga berpengaruh terhadap penyalahgunaan obat.

b) Lingkungan masyarakat

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya hidup didalam

lingkungan keluarga saja, melainkan juga dalam lingkungan

masyarakat yang sangat luas. Hal tersebut menjadikan kondisi

dalam masyarakat juga mempengaruhi perilaku remaja dalam

bertindak, termasuk perilaku menyimpang penyalahgunaan obat

golongan bebas terbatas oleh remaja.

c) Lingkungan pergaulan

Lingkungan pergaulan merupakan salah satu faktor yang juga

menentukan kepribadian, tingkah laku dan pola hidup seseorang.

Tingkah laku seseorang akan tercermin dari lingkungan tempat

dimana seseorang bergaul. Pergaulan yang bebas tanpa batas

dapat membuat seseorang terjerumus ke dalam kehidupan yang

bertolak belakang dengan nilai dan norma yang berlaku didalam

masyarakat apabila tidak diarahkan dengan tepat.

d) Faktor pendidikan

Remaja yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah

cenderung melakukan dan mengembangkan sesuatu yang


30

menyimpang atau dengan istilah lain disebut dengan kenakalan

remaja.

d. Pencegahaan

Pusat informasi obat dan makanan (dalam info

POM,2012) mengatakan bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan

penting dalam pencegahan penyalahgunaan dengan memberikan

edukasi kepada masyarakat saat pembelian obat golongan bebas

terbatas. Selain itu diperlukan komunikasi dan edukasi kepada

remaja tentang resiko penyalahgunaan obat. Komunikasi dan

edukasi ini selain dilakukan kepada remaja juga sebaiknya dilakukan

kepada orangtua supaya dapat berperan aktif dalam pencegahan

penyalahgunaan obat golongan bebas terbatas pada anak remaja

mereka.

B. Landasan Teori

Hurlock (2010) mengemukakan bahwa remaja (adolescence)

berasal dari kata latin adolescare yang berarti tumbuh atau tumbuh menajdi

dewasa. Istilah adolescence yang digunakan saat ini mempunyai arti yang

lebih luas mencakup kematangan mental,emosional,social dan fisik.

Sarwono (2008) mengemukakan bahwa dalam proses

penyesuaian diri menuju kedewasaan,ada tiga tahap perkembangan

remaja yaitu:

1.Remaja Awal

2.Remaja Madya

3.Remaja Akhir
31

kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan

kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang

masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari

berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang

berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah

karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial (Murtiyani, 2011)

Menurut Sarwono (2008), bentuk-bentuk kenakalan remaja

dibagi menjadi empat jenis yaitu :

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain

2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi

3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain,.

4. Kenakalan yang melawan status

Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk

mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri.

Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat

seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar

warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam.

C. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian yaitu suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau

antara variabel satu dengan variabel lain dari masalah yang akan diteliti

(Notoatmodjo,2012).

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Obat Golongan Bebas

Terbatas di Kecamatan Patimuan Tahun 2018” yaitu sebagai berikut :


32

Faktor yang mempengaruhi


penyalahgunaan obat :
1. Jenis kelamin
2. Lingkungan keluarga
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan pergaulan
Remaja 5. Faktor pendidikan
Penyalahgunaan obat golongan
bebas terbatas

Faktor yang mempengaruhi :

1. Tipe kepribadian
2. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba
3. Genetik

Keterangan :

: Di teliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Sumber: Modifikasi Hurlock(2010), Ardiyanto dan Afandi (2016), Candra dan Novitasari

(2009).

Kerangka konsep diatas menjelaskan faktor yang

mempengaruhi penyalahgunaan obat golongan bebas pada remaja

dengan faktor Jenis kelamin, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,

lingkungan pergaulan, tipe kepribadian, rasa ingin mencoba, genetik.

Anda mungkin juga menyukai