Biografi Imam Hanafi
Biografi Imam Hanafi
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ushul Fiqh
Disusun oleh :
Dinda Maulida Sugesta (11836047) Hanifatul Kullataeni (11836042)
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada
kita, shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang senantiasa menuntun kita dari
zaman kegelapan hingga zaman terang benderang.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Halaman Judul........................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 3
A. Bigorafi Imam Hanafy .................................................... 3
B. Karangan Kitab Imam Hanafy ........................................ 7
C. Penybaran Mazhab Imam Hanafy ................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................. 10
A. Kesimpulan ...................................................................... 10
B. Saran-saran ...................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian Ilmu Kalam banyak membahas mengenai Ketauhidan
(Ketuhanan), menyakini Tuhan yang Esa, dan menyakini akan sifat-sifat-Nya.
Allah SWT berfirman yang artinya : “Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakan (3) dan tidak ada sesuatu yang sama dengan Dia (4)” (QS. Al
Ikhlash ayat 3-4). Terdapatjuga di dalam QS. Asy Syura ayat 7, QS. Al
Furqan ayat 59, QS. Al Fath ayat 10, dan masih banyak lagi ayat-ayat
yang membahas tentang dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan dan hal-hal lain
yang berkenaan dengan eksistensi Tuhan. Adapun Hadits Nabi SAW tentang
Ilmu Kalam yaitu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. ia
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang-orang Yahudi akan terpecah
belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi
tujuh puluh golongan.”
Pada saat ini paham aliran Islam sudah mulai banyak bermunculan di
sekitar lingkungan kita yang terkadang dapat memicu pertikaian jika kita tidak
bijaksana dalam menyikapinya. Pasca Rasulullah SAW. wafat mulai banyak
aliran Islam yang bermunculan, dan itupun terus berlanjut
beserta dengan perkembangan yang dialami oleh masing-masing aliran
tersebut. Hingga pada masa modern pun aliran-aliran pemikiran Islam terus
berkembang dan bertambah.
Dalam makalah ini, kami memaparkan mengenai aliran Ilmu kalam
modern yang masih terasa perkembangannya saat ini. Fokus pembahasan kami
pada makalah ini adalah pemikiran kalam Muhammad Abduh dan Muhammad
Iqbal, dimana pemikiran mereka telah membawa perubahan bagi
perkembangan Islam dan tidak sedikit yang mengikutinya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Aamiin…
1
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Biografi Imam Hanafy ?
2. Apa saja karangan kitab Imam Hanafy?
3. Bagaimana penyebaran mazhab Imam Hanafy?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi imam hanafy.
2. Untuk mengetahui apa saja karangan kitab Imam Hanafy.
3. Untuk mengetahui penyebaran mazhab Imam Hanafy.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Imam Zafar bin Hudzail bin Qais Al Kufy,dilahirkan pada tahun 110
Hijriah. Pada mulanya ia menuntut ilmu Hadits, kemudian
mempelajari ilmu akala tau ra’yi. Ia dikenal salah satu murid iamam
Hanafi yang terkenal ahli Qiyas, tergolong terbaik pendapatnya dan
pandai tentang mengupas persoalan keagama serta ahli ibadat.
d. Imam Hasan bin Ziyad Al Luluy. Beliau ini adalah seorang murid
imam Hanafi yang terkenal dan pernah juga belajar kepada Imam
Ibnu Jurraj dan lain-lainnya.
4. Riwayat Hidup
Abu hanifah lahir dari keluarga pedagang. Ayahnya bernama
Tsabit, pedagang sutra yang masuk islam masa pemerintahan Khulafaur
Rasyidin. Kakek Abu Hanifah, Zuthi, adalah tawanan psaukan muslim
saat menaklukkan Irak. Setelahnya dibebaskan, Zuthi mendapatkan
hidayah dan masuk islam. Semasa hidupnya, Zuthi menjalin hubungan
baik dengan Ali bin Abi Thalib. Hubungan baik ini kemudian
diteruskan oleh anaknya, Tsabit. Bahkan dikisahkan Ali bin Abi Thalib
mendoa’akan keturunan Tsabit agar selalu diberkahi Allah SWT. Tidak
lama kemudian Abu Hanifah lahir. Dia tumbuh seperti halnya anak
kecil pada umumnya. Sejak kecil dia sudah menghafal Al-qur’an dan
menghabiskan waktunya untuk terus menerus mengulangi hafalan agar
tidak lupa. Pada bulan Ramadhan, Abu Hanifah bisa mengkhatamkan
Al-Qur’an berkat hafalannya. Abu Hanifah pada awalnya tidak terlalu
serius belajar agama. Belajar agama hanyalah samilan, bukan tujan
utamanya. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berdagang.
Keseriusannya belajar agama timbul setelah bertemu Al-Sya’bi seorang
ulama besar. Al-Sya’bi menyarankan agar Abu Hanifah memperdalam
ilmu agama dan ikut halaqah (pengajian) para ulama. Akhirnya Abu
Hanifah pun mengikuti saran dari ulama tersebut. Dia menunjuk orang
lain untuk mengurusi dagangannya. Sesekali dia mengontrol dan
memastikan usahanya lancar. Sebagian besar hidupnya dihabiskan
untuk belajar dan menghadiri Halaqah ulama. Salah satu halaqah yang
4
sering dihadiri Abu Hanifah adalah Halaqah Hammad bin Abu
Sulaiman. Beliau adalah guru yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan Abu Hanifah. Dia belajar selama 18 tahun kepada Hammad.
Setelah Hammad meninggal, Abu Hanifah diminta untuk mengisi
Halaqah keagamaan di Kuffah.
Sebelum islam datang, di Irak tradisi keilmuan sudah
berkembang dan peradabannya sudah mapan. Ada banyak sekolah dan
tempat diskusi, Filsafat termasuk salah satu disiplin keilmuan yang
cukup diminati kala itu. Maraknya kajian filsafat ini berdampak
terhadap berkembangnya kajian ilmu kalam (teologis) dalam islam.
Abu Hanifah pada mulanya memperdalam ilmu kalam. Beliau turut
meramaikan perdebatan teologis waktu itu. Kitab Fiqhul Akbar menjadi
bukti kepiawaian Abu Hanifah dalam ilmu kalam. Hingga akhirnya, dia
menyadari bahwa ilmu ini tidak ada manfaatnya dan tidak berdampak
terhadap generasi berikutnya. Dalam pandangan beliau fiqih adalah
ilmu yang paling bermanfaat dan sangat berguna bagi masyarakat.
Sejak itu, Abu Hanifah mulai memperdalam ilmu fiqih dan belajar
langsung kepada ulama yang ahli dibidang fiqih di Irak. Abu Hanifah
termasuk ulama yang terbuka, Dia mau belajar dengan siapapun.
Sejarah menunjukkan bahwa beliau pernah belajar dengan tokoh
Mu’tazilah dan Syi’ah. Meskipun demikian, Abu Hanifah tidah fanatic
dengan pemikiran gurunya. Keterbukaan Abu Hanifah terhadap
berbagai macam aliran ini tidak lepas karena pengaruh kondisi sosial
keagamaan yang mengitari hidupnya. Beliau hidup ditengah
masyarakat yang plural dan beragam. Karena sudah terbiasa hidup
dengan kelompok yang berbeda, Abu Hanifah selalu berpesan kepada
murid-muridnya agar selalu menjaga tutur kata ketika berhadapan
dengan masyarakat terutama orang yang berilmu.
Abu Hanifah termasuk salah satu ulama yang tidak mau
menerima bantuan dari pemerintah. Seluruh biaya hidupnya ditanggung
sendiri dan diperoleh dari hasil usaha dagangnya. Hal inilah yang
5
membedakan Abu hanifah dengan Malik bin Anas, pendiri Mazhab
Maliki yang biaya hidupnya ditanggung oleh baitul mal. Abu Hanifah
pernah hidup dalam dua kekuasaan dinasti Islam terbesar, Umawiyah
dan Abasiyah. Beliau memiliki pengalaman hidup dibawah kekuasaan
Imawiyah selama 5 tahum dan 18 tahun dengan Abasiyah. Saat Bani
Umawiyah menguasai Irak Abu Hanifah pernah ditawari jabatan hakim
ole Ibnu Hubayrah, penguasa Irak saat itu. Tapi Abu Hanifah menolak.
Ibnu Hubayrah tetap memaksa Abu Hanifah dan mengancam jika tidak
dipenuhi keinginannya. Abu Hanifat tetap pada pendiriannya, sehingga
dia dihukum cambuk dan dipenjarakan. Karena kekuatan pendirian Abu
Hanifah, bekas cambukan itu tidak membuat hatinya luntur dan sedih,
malahan tukang cambuknya letih sendiri dan merasa kasihan melihat
kondisi Abu Hanifah. Tidak lama setelah itu Abu Hanifah dibebaskan.
Setelah dinasti Umawiyah digantikan dengan Abasiyah, penguasa
Abasiyah menawarkan jabatan yang sama kepada Abu Hanifah.
Khalifah Abu Ja’fah langsung menemui dan memintanya menjadi
hakim. Abu Hanifah tetap seperti semula. Dia menolak jabatan itu. Ab
Ja’far pun marah dan menghukum Abu Hanifah. Dia dipenjara dan
dicambuk berkali-kali. Kondisi Abu Hanifah makin lama makin
menyedihkan. Dia dikeluarkan dari penjara dan dilarang untuk
mengajar dan berfatwa. Tidak lama setrlah dikeluarkan dari penjara,
Abu Hanifah dipanggil Sang Pencipta. Abu Hanifah meninggal pada
tahun 150 H. Ribuan orang mengantarkan Abu Hanifah ke
peristirahatan terakhirnya.
5. Tahun Dan Tempat Wafat
Sepanjang riwayat yang boleh di percaya, bahwa beliau ketika
telah merasa bahwa dirinya akan sampai ke ajalnya,lalu beliau bersujud
kepada ALLAH,seketika itu wafatlah beliau dalam beersujud dengan
khusyu’nya.
Beliau wafat pda bulan Rjab tahun 150 Hijriah (767 M), dengan
tidak meninggalkan keturunan selain daripada seorang anak lelaki yang
6
bernama Hammad. Dan pada tahun itu juga menurut riwayat lahir yang
mulia Imam Asy Syafi’iy.
7
ialah seperti “Haruniyyat” dan “Jurjaniyyat” dan “Kaisaniyyat” bagi Imam
Muhammad bin Hasan dan kitab “Al-Mujarad” bagi Imam Hasan bin
Ziyad”. Adapun yang dinamakan dengan “Al Fatawa wal-Waqi’at” Ialah
yang berisi masalah-masalah keagamaan yang dari istinbathnya para ulama
mujtahid yang bermazhab Imam Hanafy yang datang kemudian, pada waktu
mereka ditanyai tentang masalah-masalah hukum-hukum keagamaan,
padahal mereka tidak dapat menjawabnya, lantaran dalam kitab-kitab
mazhabnya yang terdahulu tidak didapati keterangannya, maka mereka lalu
berijtihad guna menjawabnya. Dan tentang keadaan kitab “Al-Fatawa wal-
Waqi’at” yang pertama kali ialah kitab “An-Nawazil”, yang dihimpun oleh
Imam Abdul Laits A Samarqandy, wafat pada tahun 375 hijriyah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA