Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang

Hal. 1- November 2017

ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN INJECTION


MOULDING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES DI PT. NUSAMULTI
CENTRALESTARI

Rohli Abdul Rohim

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang


Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol – Kota Tangerang
E-mail: rohli7004@gmail.com

ABSTRAK
Kerusakan dapat mengurangi efektifitas penggunaan peralatan dan meningkatkan nilai kerugian
(losses). Untuk meningkatkan efektifitas dan meminimalkan losses yang terjadi maka perlu dilakukan
evaluasi atau pengukuran efektivitas pada mesin atau fasilitas produksi. Mesin Injection Moulding
adalah salah satu jenis mesin yang digunakan untuk proses produksi pada PT.Nusamulti Centralestari.
Pengukuran efektifitas mesin injection molding dapat dilakukan dengan menggunakan metode Overall
Equipment Effectiveness untuk mencegah terjadi 6 kerugian besar (Six Big Losses) yaitu, breakdown
losses, setup and adjusment losses, idling and minor stoppages losses, reduced speed losses, rework
losses dan yield / scrap losses. OEE mengukur efektifitas dengan menggunakan tiga sudut pandang
untuk mengidentifikasi six big losses yaitu availability, performance, dan quality. Dari hasil
pengolahan data, didapatkan nilai rata-rata OEE periode Maret 2016 – Februari 2017 yaitu sebesar
77,8%. Nilai breakdown losses sebesar 5.70% , hasil set up and adjustment losses sebesar 4.73% ,
hasil idling and minor stoppages losses 10.24%, hasil Reduced Speed losses 10.38%, hasil rewok
losses dan yield / scrap losses sebesar 0%.

Kata Kunci: Availability, Injection Moulding, Performance, Quality, OEE, Six Big Losses

ABSTRACT
Damage can reduce the effectiveness of the use of equipment and increase the value of losses (losses).
To improve the effectiveness and minimize the losses that occur it is necessary to evaluate or measure
the effectiveness of the machine or production facilities. Injection Molding Machine is one kind of
machine used for production process at PT.Nusamulti Centralestari. Measuring the effectiveness of
injection molding machine can be done by using Overall Equipment Effectiveness method to prevent
6 big losses, namely breakdown losses, setup and adjusment losses, idling and minor stoppages losses,
reduced speed losses, rework losses and yield / scrap losses. OEE measures effectiveness by using
three angles to identify the six big losses of availability, performance, and quality. From the results of
data processing, obtained the average value of OEE period March 2016 - February 2017 that
amounted to 77.8%. Breakdown losses of 5.70%, set up and adjustment losses of 4.73%, idling and
minor stoppages losses 10.24%, Reduced Speed losses 10.38%, rewards losses and yield / scrap losses
by 0%.

Keywords: Availability, Injection Molding, Performance, Quality, OEE, Six Big Losses

1
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Pendahuluan produk yang dihasilkan. Salah satu cara yang


biasa diambil adalah dengan menekan
Dengan meningkatnya kemajuan industri, terjadinya kesenjangan yang sering terjadi
makin banyak jenis produk yang ditawarkan antara kondisi ideal yang telah direncanakan
pada para konsumen. Dalam sekejap, banyak oleh pihak manajemen perusahaan dengan
varian baru dengan berbagai inovasi yang kondisi nyata perusahaan. Agar mampu
muncul. Itu semua muncul dalam rangka melakukan peningkatan sesuai dengan pokok
menyesuaikan diri terhadap selera pribadi permasalahan yang terjadi dengan menghitung
konsumen. Kecenderungan bisnis, saat ini Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang
menunjukkan betapa perlunya bersikap cepat merupakan bagian dari metode Total
tanggap terhadap permintaan pasar. Siapa yang Productive Maintenance (TPM) dan
aktif dan berani menciptakan perubahan guna menggunakan persamaan multiple regresi
kemenangan kompetisi biasanya mendapat untuk mengetahui losses yang paling
imbalan atas pikiran mereka yang maju. berpengaruh terhadap rendahnya nilai OEE
Tantangan berikutnya adalah bagaimana cara sebagai alat yang digunakan untuk mengukur
kita menanggapi pasar yang terus-menerus dan mengetahui kinerja mesin / peralatan. Ada
berubah dengan permintaan yang sangat beberapa tindakan yang dapat
bervariasi dan daur hidup produk yang makin direkomendasikan untuk mengeliminasi atau
pendek. Sebagai akibatnya kita harus meminimalkan munculnya kegagalan
mempersingkat lead time atau waktu ancang- fungsional, salah satunya dengan menerapkan
ancang produksi dan mempercepat pemenuhan perawatan mesin yang tepat. Tujuan dari
janji pengiriman dalam menghadapi tantangan perawatan mesin adalah untuk menjamin
ini. Kita perlu mengurangi waktu set-up kelangsungan fungsional suatu sistem produksi
(persiapan dan penyetelan). PT. Nusamulti sehingga dari sistem itu dapat diharapkan
Centralestari adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan out put sesuai dengan yang
bergerak di bidang industry metal logam dan dikehendaki (Blanchard Benyamin S, 2007).
plastik, produk-produk komponen kursi dan Dengan melakukan perawatan mesin yang
lemari plastik. Hal ini dilakukan sesuai dengan tepat maka akan memperlancar dalam proses
permintaan konsumen. Sistem produksi yang produksi, sehingga produk yang dihasilkan
digunakan oleh PT. Nusamulti Centralestari dapat berkualitas sesuai yang diharapkan.
adalah produksi sesuai order. Pada PT. Proses produksi yang berjalan dengan baik
Nusamulti Centralestari mempunyai otomatis akan meningkatkan efektifitas dari
permintaan pembuatan lemari plastik dari salah peralatan atau sistem itu. Pemeliharaan dan
satu customer. Untuk memenuhi pesanan perawatan pada mesin dilakukan untuk
tersebut dibutuhkan waktu penyelesaian yang menjaga/mempertahankan kondisi dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. performa dari mesin tersebut agar saat proses
Kendala yang dihadapi oleh PT. Nusamulti produksi berlangsung tidak adanya gangguan
Centralestari adalah keterlambatan dalam yang mengakibatkan proses produksi berhenti,
penyelesaian pembuatan lemari sehingga tidak seperti yang kita ketahui jika proses produksi
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. terhenti maka akan menimbulkan macam-
Keterlambatan dalam beberapa departemen macam pemborosan.
mengakibatkan waktu penyelesaian yang tidak
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tinjauan Pustaka
Dengan adanya permasalahan tersebut, PT.
Nusamulti Centralestari perlu memperbaiki Mesin Injection Moulding
sistem yang ada khusunya pada department Injection Molding adalah metode material
produksi yang bertujuan untuk memaksimalkan termoplastik dimana material yang meleleh
proses produksi agar produk dapat karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke
terselesaikan dengan lebih cepat tentunya juga dalam cetakan yang didinginkan oleh air
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dimana material tersebut akan menjadi dingin
dan mengeras sehingga bisa dikeluarkan dari
2
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

cetakan. Sedangkan injection molding machine Perawatan


adalah mesin yang digunakan untuk membuat Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa
plastik dengan sistem cetakan injeksi. Mesin disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
injection molding tercatat telah dipatenkan “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan
pertama kali pada tahun 1872 di Amerika dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah
Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
pada tahun 1920-an di Jerman mulai dimaksudkan sebagai tindakan untuk
dikembangkan mesin injection molding namun memperbaiki kerusakan. (Ardian & Aan :
masih dioperasikan secara manual di mana 2013) Secara umum, ditinjau dari saat
pencekaman mold masih menggunakan tuas. pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi
Tahun 1930-an ketika berbagai macam resin menjadi dua cara:
tersedia dikembangkan mesin injection 1. Perawatan yang direncanakan (Planned
molding yang dioperasikan secara hidraulik. Maintenance).
Pada era ini kebanyakan mesin injection 2. Perawatan yang tidak direncanakan
molding masih bertipe single stage plunger. (Unplanned Maintenance).
Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin Parida and Kumar (2006) menyatakan
injection molding tipe single-stage bahwa tingkat efisiensi dan efektivitas sistem
reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun pemeliharaan memiliki peran yang penting
1950 relay dan timer mulai digunakan untuk dalam kesuksesan dan keberlangsungan sebuah
pengontrolan proses injeksinya. Proses perusahaan. Sehingga performance dari sistem
injection memiliki beberapa proses sebagai tersebut perlu diukur menggunakan sebuah
berikut: teknik pengukuran kinerja. Beberapa alasan
 Persiapan bahan. yang mendukung pentingnya MPM menurut
 Pemanasan bahan hingga titik lumer. Parida dan Kumar (2006) yaitu :
 Material yang dilumerkan dikirim ke ujung 1. Untuk mengukur nilai yang ditimbulkan
injector untuk disuntikkan kedalam oleh pemeliharaan.
cetakan. 2. Untuk menganalisis investasi yang
 Material masuk kedalam cetakan. dilakukan.
 Penahanan hingga plastik membeku. 3. Untuk meninjau sumber daya yang
 Cetakan dibuka untuk melepaskan hasil dialokasikan.
produksi. 4. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sehat dan aman.
 Pembersihan hasil produksi dari runner.
5. Untuk berfokus pada knowledge
management.
Efektifitas dan Efisiensi
6. Untuk beradaptasi dengan tren baru pada
Efektivitas berasal dari kata efektif yang
strategi operasi dan pemeliharaan.
mengandung pengertian yaitu suatu tujuan
7. Untuk perubahan organisasi secara
yang telah direncanakan sebelumnya dapat
struktural. (Hapsari, Nindita dkk : 2012)
tercapai atau dengan kata sasaran tercapai
karena adanya proses kegiatan. Jadi efektivitas
mengarah kepada pencapaian target yang Total Preventive Maintenance (TPM)
Total Productive maintenance merupakan
berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu
filosofi yang bertujuan memaksimalkan
(Moenir, 2006). Sedangkan efisien adalah
efekfektivitas dari fasilitas yang digunakan di
perbandingan rasio dari keluaran (output)
dalam industri, yang tidak hanya dialamatkan
dengan masukan (input). Artinya hasil dari
pada perawatan saja tapi pada semua aspek dari
usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha
operasi dan intstalasi dari fasilitas produksi
yang dilakukan. Jadi efisiensi mengarah kepada
termasuk juga didalamnya peningkatan kinerja
kemampuan untuk melakukan sesuatu atau
dari orang–orang yang bekerja dalam
menghasilkan sesuatu tanpa membuang-buang
perusahaan itu. Komponen dari TPM secara
usaha, waktu atau biaya (Moenir, 2006).
umum terdiri dari atas 3 bagian, yaitu :

3
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

1. Total Approch : semua orang ikut terlibat, oleh peralatan dan operator sistem yang
bertanggung jawab dan menjaga semua digunakan. Nakajima dalam Amalia (2006)
fasilitas yang ada dalam pelasksanaaan mendefinisikan Overall Equipment
TPM. Effectiveness (OEE) adalah metode yang
2. Productive Action : sikap proaktif dari digunakan sebagai alat ukur (metric) dalam
seluruh karyawan terhadap kondisi dan penerapan TPM guna menjaga peralatan pada
operasi dari fasilitas produksi. kondisi ideal dengan menghapuskan six big
3. Maintenance : pelaksanaaan peawatan dan losses peralatan. OEE memiliki standar world
peningkatan efektivitas dari fasilitas dan class untuk semua indikator sebagai berikut :
kesatuan operasi produksi. (Vorne, 2005 dalam Andika, S, 2007)
Total productive maintenance memiliki 1. Availability Rate 90% atau lebih
visi sebagai sistem perawatan yang melihat 2. Performance Rate 95% atau lebih
peralatan dapat beoperasi 100% dalam waktu 3. Quality Rate 99% atau lebih
yang tersedia dengan produk 100 % bagus 4. OEE 85% atau lebih.
(Nakajima, 1988). Visi tersebut dapat
diperoleh apabila perusahaan tersebut dapat Perhitungan Overall Equipment
melakukan implementasi total productive Effectiveness (OEE)
maintrenance yang benar. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness
(OEE) ini dilakukan untuk mengetahui apakah
Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin yang digunakan untuk proses produksi di
Overall Equipment Effectiveness (OEE) PT. Nusamulti Centralestari beroperasi dengan
merupakan produk dari kegiatan operasi cukup baik, langkah-langkah yang dilakukan
dengan six big losses pada mesin/peralatan. untuk mengetahui nilai OEE sebagai berikut:
Keenam faktor dalam six big losses dapat Menghitung Avalaibility Rate (AR)
dikelompokkan menjadi tiga komponen utama
dalam OEE untuk dapat digunakan. Dalam 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢−( 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 + 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑝)
AR= 𝑥 100%
mengukur kinerja mesin/peralatan yakni, 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

downtime losses, speed losses dan defect


losses. Menurut Nakajima (1988), OEE Operation time adalah waktu operasi tersedia
merupakan ukuran menyeluruh yang (avaibility time) setelah waktu downtime mesin
mengidentifikasikan tingkat produktivitas keluarkan dari total avaibility time yang di
mesin/peralatan dari kinerja secara teori. rencanakan dengan kata lain operation time
Pengukuran ini sangat penting untuk merupakan hasil pengurangan loading dengan
mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan waktu downtime (non operation time).
produktivitasnya ataupun efisiensi mesin /
peralatan dan juga dapat menunjukan area Operation Time = Loading Time – Downtime
bottleneck yang terdapat pada proses produksi. Loading Time = Total Availability Time –
OEE juga merupakan alat ukur untuk Planned Downtime
mengevaluasi dan memperbaiki cara yang tepat
untuk menjamin peningkatan produktivitas Loading time adalah waktu yang tersedia
penggunaan mesin/peralatan. Borris (2006) (avaibility) per hari atau per bulan dikurang
menyatakan OEE merupakan pengukuran kritis dengan waktu down time direncanakan (planed
yang digunakan dalam penerapan TPM untuk downtime). Planned downtime adalah jumlah
mengevaluasi kapabilitas sebuah peralatan waktu downtime yang telah direncanakan
dalam sebuah sistem produksi. OEE terdiri dari dalam rencana produksi termasuk didalamnya
tiga komponen utama yaitu availability, waktu downtime mesin untuk pemeliharaan
performance, dan quality. Ketiga nilai (scheduled maintenance) atau kegiatan
komponen tersebut mencakup seluruh pokok manajemen lainnya.
permasalahan yang dapat mempengaruhi
seberapa banyak produk yang dapat dihasilkan Downtime = Breakdown – Setup

4
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Breakdown = waktu kerusakan peralatan efisiensi mesin / peralatan saja. Rendahnya


produktifitas mesin / peralatan yang
Setup = waktu pemasangan dan penyetelan menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering
di akibatkan oleh pengguna mesin / peralatan
Downtime mesin adalah waktu proses yang
yang tidak efektif dan efesien terdapat pada
seharusnya digunakan mesin,akan tetapi karena
enam faktor yang disebut kerugian besar (six
adanya gangguan pada mesin / peralatan
big losses). Efisiensi adalah ukuran yang
(equipment failures) mengakibatkan tidak ada
menunjukkan bagaimana sebaiknya sumber
output yang dihasilkan.
sumber daya yang digunakan dalam proses
Menghitung Performance Rate (PR) produksi untuk menghasilkan output, efisiensi
Performance efficiency merupakan hasil merupakan karakteristik proses mengukur
perkalian dari operation speed rate dan net perpormasi aktual dari sumber daya yang relatif
operation rate, atau rasio kuantitas produk terhadap standar yang di gunakan atau
yang di hasilkan di kalikan dengan waktu siklus ditetapkan. Sedangkan efektifitas merupakan
idealnya terhadap waktu yang tersedia yang karasteristik lain dari proses mengukur derajat
melakukan proses produksi (operation time). penyampaian output dari sistem
Persamaan perhitungan performance efficiency produksi,efektifitas di ukur dari aktual output
adalah: rasio terhadap output direncanakan. Untuk
dapat meningkatkan produkifitas mesin /
Performance = peralatan yang digunakan maka perlu
dilakukan analisis produktivitas dan efesiensi
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑐𝑒𝑠 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑥 mesin / peralatan pada six big losses, Adapun
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
ke enam kerugian besar (six big losses) tersebut
Performance Rate = adalah sebagai berikut :
1. Downtime Losses
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 Downtime adalah waktu yang seharusnya
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 digunakan untukk melakukan proses poduksi
akan tetapi karena adanya gangguan pada
Menghitung Quality Rate (QR)
mesin mengakibatkan mesin tidak dapat
Adalah rasio jumlah produk yang baik terhadap
melaksanakan proses produksi sebagaimana
jumlah total produk yang diproses. Jadi Rate of
mestinya. Downtime losses terbagi menjadi 2
quality products adalah hasil perhitungan
yaitu: breakdown losses dan setup losses.
dengan menggunakan dua faktor berikut yaitu
a. Breakdown Losses
processed amount dan defect amount.
Breakdown losses adalah kegagalan mesin
Rate of quality products dapat dihitung sebagai
melakukan proses produksi ataupun
berikut :
kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba
Jumlah unit yang OK sehingga menyebabkan kerugian yang
QR = Jumlah hasil produksi x 100% terlihat jelas, yaitu karena kerusakan
tersebut akan mengakibatkan mesin tidak
menghasilkan output.
Menghitung nilai Overall Equipment
Effectiveness (OEE) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛
Breakdown Losses = x 100
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
OEE = AR x PR x QR

Six Big Losses b. Set-up And Ajusstment Losses


Kegiatan dan tindakan tindakan yang dilakukan Adalah kerugian waktu karena kerusakan
dalam TPM tidak hanya berfokus pada pada mesin dan akan mengakibatkan mesin
pencegahan terjadinya kerusakan pada mesin / tersebut harus diberhentikan terlebih dahulu.
peralatan akan tetapi banyak faktor yang Set-up And Ajusstment Losses =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑡−𝑢𝑝 𝑇𝑖𝑚𝑒
menyebabkan kerugian akibat rendahnya x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

5
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

2. Speed Losses memenuhi spesifikasi kualitas yang


Speed loss terjadi oleh karena mesin tidak diharapkan.
beropersi sesuai dengan kecepatan maksimum
yang telah ditentukan saat perancangan mesin. Yield / Scrap Losses =
Speed losses dibagi menjadi 2, yaitu: Idling and
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
minor stoppages dan reduced speed. x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
a. Idling and minor stoppages
Idling and Minor Stoppages terjadi jika Kerangka Pemikiran
mesin berhenti secara berulang- ulang atau
mesin beroperasi tanpa menghasilkan
produk.

Idling And Minor Stoppages =


𝑁𝑜𝑛𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒
x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

b. Reduced Speed
Reduce Speed adalah selisih antar waktu
kecepatan produksi aktual dengan kecepatan
produksi mesin yang ideal.

Reduced Speed =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒−(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡)
x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

3. Defect Losses
Defect losses artinya mesin tidak menghasilkan
produk yang sesuai dengan spesifikasi dan
standar kualitas produk yang telah ditentukan.
Faktor yang dikategorikan ke dalam defect
losses adalah rework losses dan yield / scrap
losses.
a. Rewok Losses
Rework loss adalah produk yang tidak
memenuhi spesifikasi standar yang telah
ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki
ataupun dikerjakan ulang.

Rework Losses =
Metodelogi Penelitian
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑤𝑜𝑘
x 100%
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
Objek Penelitian
b. Yield / Scrap Losses Pada penelitian ini yang menjadi objek
Yield / scrap loss merupakan kerugian yang penelitian di lini produksi adalah mesin
timbul selama proses produksi belum Injection CH 650. Spesifikasi mesin Injection
mencapai keadaan produksi yang stabil pada Moulding tersebut adalah :
saat proses produksi mulai dilakukan sampai
sampai tercapainya keadaan proses yang
stabil, sehingga produk pada awal proses
sampai keadaan proses stabil dicapai tidak

6
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Tabel 3.1 Spesifikasi Injection Unit 9,6 x 2,1 x


Machine dimensions g/s
JM-650- 2,9
Injection Unit Unit
SVP Machine Weight g/s 38

Swept Volume cm³ 2.704 Serial Number 09904

Injection Weight (PS) g 2.488 Years 2011/01

Screw Diameter mm 90 Capacity 72 pcs/hours

Screw L/D Ratio L/D 22 Voltage V 380/50

Injection Pressure (max) kgf/cm² 1.840 Sumber : Manual Book


Injection Rate (Ps) g/s 495
Plasticizing Capacity (PS) g/s 98 Analisa dan Pembahasan
Screw Rotation Speed Mesin yang menjadi objek penelitian ini adalah
rpm 152
(max) mesin Injection Molding. Karena mesin ini
Screw Stroke mm 425
bersifat sangat penting, dimana ketika terjadi
kerusakan pada mesin ini akan mengakibatkan
Sumber : Manual Book terhentinya proses produksi, karena tidak
mempunyai mesin cadangan. Apabila mesin ini
Tabel 3.2 Spesifikasi Clamping Unit rusak dan harus dilakukan penggantian
komponen atau peralatan. Sasaran dari
Clamping Unit Unit JM-650-SVP
penerapan TPM ini adalah meminimumkan six
Clamping Force (max) T 650 big losses yang terdapat pada mesin Injection
Opeing Stroke Mm 920 Molding, sehingga dapat diperoleh efektivitas
penggunaan mesin pada area tersebut secara
Maximum Daylight Mm 1.830
maksimal. Untuk mendapatkan efektivitas dan
Mould Platen (HxV) Mm 1.310 x 1.310 keefisienan mesin tersebut maka dilakukan
Space Between Tie Bars pengukuran dengan menggunakan indikator
Mm 900 x 900 OEE (overall equipment effectivenes). Untuk
(Hxv)
pengukuran efektivitas dan keefisienan mesin
Max. Mould Thickness Mm 910 tersebut dengan menggunakan metode OEE
maka dibutuhkan data yang bersumber dari
Min. Mould Thickness Mm 350
laporan produksi. Data yang digunakan adalah
Ejector Stroke Mm 265 dalam periode Maret 2016 – Februari 2016,
Ejector Force T 18 yaitu:
1. Data waktu breakdown dan setup mesin
Sumber : Manual Book Injection Molding
2. Planned downtime untuk mesin Injection
Molding
Tabel 3.3 Spesifikasi Others 3. Data waktu produksi mesin Injection
Others Unit JM-650-SVP Molding
kgf/c
4. Data yang lain yang mendukung dalam
System Pressure 175 pemecahan masalah.
m² Data waktu kerusakan (Breakdown) dan waktu
Pump Motor kW 84 setup mesin Injection Moulding periode Maret
Electrical Heating Mm 36 2016 – Februari 2017 dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Temperatur Control
L/D 5 + Nozzle
Zone
Oil Tank Capacity g/s 900

7
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Tabel 4.1 Data Waktu Kerusakan Dan Setup Hasil Available


Mesin Injection Moulding Defect
Bulan Produksi Time
(pcs)
Total Waktu (Pcs) (Jam)
Waktu Set-
Bulan Kerusakan Maret 34720 656 662
Up (Jam)
(Jam)
April 27349 556 555
Maret 44 21.5 Mei 27060 493 527
April 36.5 35 Juni 26031 1024 518
Mei 32 21.5 Juli 33123 675 567
Juni 47 23 Agustus 33911 251 628
Juli 37.5 14
September 27385 721 525
Agustus 29.5 27
Oktober 32681 428 552
September 32 34.5
November 26590 480 492
Oktober 18 21.5
Desember 30004 572 558
November 27 30.5
Januari 28704 378 488
Desember 19.5 27
Februari 25941 240 475
Januari 21 13
Sumber : PT. Nusamulti Centralestari
Februari 12 22.5
Sumber : PT. Nusamulti Centralestari Pengolahan Data
Availability
Data waktu pemeliharaan mesin Injection Nilai availability mesin injection molding
pada periode Januari – Desember 2016 untuk Maret 2015 adalah sebagai berikut:
disajikan pada tabel dibawah ini. Downtime = 44 + 21.5 = 65.5
Loading Time = 662 – 16 = 646
Operation Time = 646 – 65.5 = 580.5
Tabel 4.2 Data Waktu Pemeliharaan 580.5
Mesin Injection Moulding Availability = 𝑥 100% =
646
Total Waktu 89.9%
Bulan Pemeliharaan Dengan perhitungan yang sama untuk
(Jam) menghitung availability sampai Februari
2017 dapat dilihat pada table berikut.
Maret 16
April 32 Tabel 4.4 Nilai Availability Mesin Injection
periode Mar 2016-Feb 2017
Mei 32
Downt Loadin Operatio Availabi
Juni 32 Bulan ime g time n Time lity Rate
Juli 24 (Jam) (Jam) (Jam) (%)
Agustus 32 Maret 65.5 646 580.5 89.9%
April 71.5 523 451.5 86.3%
September 32
Mei 53.5 495 441.5 89.2%
Oktober 40 Juni 70 486 416 85.6%
November 24 Juli 51.5 543 491.5 90.5%
Desember 16 Agustus 56.5 596 539.5 90.5%
September 66.5 493 426.5 86.5%
Januari 32 Oktober 39.5 512 472.5 92.3%
Februari 24 November 57.5 468 410.5 87.7%
Sumber : PT. Nusamulti Centralestari Desember 46.5 542 495.5 91.4%
Januari 34 456 422 92.5%
Table 4.3 Data Produksi Mesin Injection Februari 34.5 451 416.5 92.4%
Periode Maret 2016-Februari 2017 Sumber : Data yang diolah

8
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Performance Defect amount = 1024 unit


Waktu optimal mesin injection molding di PT.
Nusamulti Centralestari dalam waktu 1 jam Rate of Quality Product =
menghasilkan 72 unit. Sehingga Ideal Cycle 34720− 656
Time mesin injection molding tersebut adalah : 𝑥 100% = 98,1%
34720
1 jam / 72 unit = 0.013888889 jam/ unit.
Dengan perhitungan yang sama untuk
Nilai Performance Efficiency mesin injection
menghitung Rate Of Quality Product sampai
molding pada periode Maret 2016 adalah
Februari 2017 dapat dilihat pada table
sebagai berikut :
berikut.
Processed amount = 33556 unit
Tabel 4.6 Nilai Rate Of Quality Product
Ideal cycle time = 0.013888889
Mesin Injection
Operating Time = 580.5 Jam
Periode Maret 2016-Februari 2017
Performance Efficiency =
Produk Reject Quality
33556 𝑥 0.013888889 Bulan
(Unit) (Unit) (%)
𝑥 100% = 80.3%
580.5
Maret 34720 656 98.1%
Dengan perhitungan yang sama untuk April 27349 556 98.0%
menghitung Performance Efficiency sampai Mei 27060 493 98.2%
Februari 2017 dapat dilihat pada table berikut. Juni 26031 1024 96.1%
Juli 33123 675 98.0%
Tabel 4.5 Nilai Performance Mesin Injection Agustus 33911 251 99.3%
Periode Maret 2016-Februari 2017 September 27385 721 97.4%
Oktober 32681 428 98.7%
Produ Operatio
PR
Bulan k n Time Ideal Siklus November 26590 480 98.2%
(%)
(Unit) (Jam)
Desember 30004 572 98.1%
Maret 33556 580.5 0.013888889 80.3% Januari 28704 378 98.7%
April 28656 451.5 0.013888889 88.2% Februari 25941 240 99.1%
Mei 27060 441.5 0.013888889 85.1% Sumber : Data yang diolah
Juni 26031 416 0.013888889 86.9%
Juli 33123 491.5 0.013888889 93.6% OEE
Agustus 33911 539.5 0.013888889 87.3% Nilai Overall Equipment Effectiveness
September 27385 426.5 0.013888889 89.2% (OEE) mesin injection molding pada
Oktober 32681 472.5 0.013888889 96.1% periode Maret 2015 adalah sebagai berikut:
November 26590 410.5 0.013888889 90.0%
Desember 30004 495.5 0.013888889 84.1% Availability = 89.9 %
Januari 28704 422 0.013888889 94.5% Performance Efficiency = 80.3%
Februari 25941 416.5 0.013888889 86.5% Rate of Quality Product = 98.1%
Sumber : Data yang diolah OEE = 89.9% x
80.3% x 98.1% = 70,8%
Quality
Rate of quality product adalah rasio produk Dengan perhitungan yang sama untuk
yang baik (good products) yang sesuai dengan menghitung Rate Of Quality Product sampai
spesifikasi kualitas produk yang telah Februari 2017 dapat dilihat pada table
ditentukan terhadap jumlah produk yang berikut.
diproses. Nilai Rate of Quality Product mesin
injection molding pada periode Maret 2016
adalah sebagai berikut :

Pricessed amount = 34720 unit


9
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Tabel 4.7 Nilai Overall Equipment Januari 21 456 4.61%


Effectiveness Mesin Injection Februari 12 451 2.66%

Periode Maret 2016-Februari 2017 Sumber : Data yang diolah

Availabilt
Perfor
Quality OEE
Setup Losses
Bulan mance OEE
y (%)
(%)
(%) (%) Adalah kerugian yang terjadi akibat
pemasangan dan penyetelan mesin, kerugian
Maret 89.9% 80.3% 98.1% 0.7078 70.8% yang terjadi pada mesin Injection Moulding
April 86.3% 88.2% 98.0% 0.7455 74.6% pada bulan Maret 2016 adalah :
Mei 89.2% 85.1% 98.2% 0.7454 74.5%
Juni 85.6% 86.9% 96.1% 0.7146 71.5% Setup Time = 21.5
Juli 90.5% 93.6% 98.0% 0.8300 83.0%
Loading Time = 646
Agustus 90.5% 87.3% 99.3% 0.7844 78.4% 21.5
September 86.5% 89.2% 97.4% 0.7512 75.1% Setup Losses = 𝑥 100% = 3.33%
Oktober 92.3% 96.1% 98.7% 0.8749
646
87.5%
November 87.7% 90.0% 98.2% 0.7749 77.5%
Desember 91.4% 84.1% 98.1% 0.7542
Dengan perhitungan yang sama untuk
75.4%
Januari 92.5% 94.5% 98.7% 0.8628
menghitung Setup Losses sampai Februari
86.3%
Februari 92.4% 86.5% 99.1% 0.7915
2017 dapat dilihat pada table berikut.
79.1%
Rata –
89.6% 88.5% 98.1% 0,7781 77.8%
Tabel 4.9 Nilai Setup Losses Mesin Injection
Rata
Sumber : Data yang diolah periode Mar 2016-Feb 2017

Downtime Losses Set Up Loading Set Up


Breakdown Losses Periode Time Time Losses
Adalah kerugian yang terjadi akibat kerusakan (Jam) (Jam) (%)
mesin / peralatan, kerusakan yang terjadi pada Maret 21.5 646 3.33%
mesin Injection Moulding pada bulan Maret April 35 523 6.69%
2016 adalah : Mei 21.5 495 4.34%
Juni 23 486 4.73%
Breakdown Time = 44 Juli 14 543 2.58%
Loading Time = 646 Agustus 27 596 4.53%
44 September 34.5 493 7.00%
Breakdown Losses = 𝑥 100% = 6.81%
646 Oktober 21.5 512 4.20%
Dengan perhitungan yang sama untuk November 30.5 468 6.52%
menghitung Breakdown Losses sampai Desember 27 542 4.98%
Februari 2017 dapat dilihat pada table berikut. Januari 13 456 2.85%
Februari 22.5 451 4.99%
Tabel 4.8 Nilai Breakdown Losses Mesin Sumber : Data yang diolah
Injection
Periode Maret 2016-Februari 2017 Speed Losses
Breakdown Loading Idling and Minor Stoppages
Breakdown
Periode Time Time
Losses (%) Adalah kerugian waktu karena mesin
(Jam) (Jam)
beroperasi tanpa beban atau behenti sesaat.
Maret 44 646 6.81%
April 36.5 523 6.98% Kerugian yang terjadi pada bulan Maret 2016
Mei 32 495 6.46% adalah sebagai berikut :
Juni 47 486 9.67% Loading Time = 646
Juli 37.5 543 6.91% Setup Time = 21.5
Agustus 29.5 596 4.95%
September 32 493 6.49%
Waktu Pemeliharaan = 16
Oktober 18 512 3.52% Nonproductive =
November 27 468 5.77% Setup + Waktu Pemeliharaan =
Desember 19.5 542 3.60% 21.5 + 16 = 37.5

10
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Idling And Minor Losses= Tabel 4.11 Nilai Reduced Speed Losses
37.5 Periode Maret 2016-Februari 2017
646
𝑥100% = 5.80% Reduced
Operati Loadin Process
Speed
Periode on Time g Time Ideal Siklus Amount
Loss
(Jam) (Jam) (Unit)
(%)
Dengan perhitungan yang sama untuk
menghitung Idling and Minor Losses sampai Maret 580.5 646 0.01388889 34720 15.21%

Februari 2017 dapat dilihat pada tabel berikut. April 451.5 523 0.01388889 27349 13.70%

Mei 441.5 495 0.01388889 27060 13.27%

Tabel 4.10 Nilai Idling and Minor Losses Juni 416 486 0.01388889 26031 11.21%

Mesin Injection Juli 491.5 543 0.01388889 33123 5.79%

Periode Maret 2016-Februari 2017 Agustus 539.5 596 0.01388889 33911 11.50%
Load Idling & September 426.5 493 0.01388889 27385 9.36%
Set Waktu
ing Nonprod Minor
Up Pemeliha Oktober 472.5 512 0.01388889 32681 3.63%
Periode Time uctive Stoppage
Time raan
(Jam (Jam) s Loss November 410.5 468 0.01388889 26590 8.80%
(Jam) (Jam)
) (%)
Desember 495.5 542 0.01388889 30004 14.53%
Maret 21.5 646 16 37.5 5.80%
Januari 422 456 0.01388889 28704 5.12%
April 35 523 32 67 12.81%
Februari 416.5 451 0.01388889 25941 12.46%
Mei 21.5 495 32 53.5 10.81%
Juni 23 486 32 55 11.32% Sumber : Data yang diolah
Juli 14 543 24 38 7.00%
Agustus 27 596 32 59 9.90%
Defect Losses
September 34.5 493 32 66.5 13.49%
Rework Losses
Oktober 21.5 512 40 61.5 12.01%
Adalah kerugian waktu karena produk cacat
November 30.5 468 24 54.5 11.65%
maupun karena kerja produk di proses ulang.
Desember 27 542 16 43 7.93%
Kerugian yang terjadi pada bulan Maret 2016
Januari 13 456 32 45 9.87%
adalah sebagai berikut.
Februari 22.5 451 24 46.5 10.31%
Ideal Cycle Time = 0.013888889
Sumber : Data yang diolah Total Rework = 0 Unit
Loading Time = 646
Reduced Speed 0.013888889 𝑥 0
Adalah kerugian waktu akibat penurunan Rework Losses = 𝑥 100% = 0%
646
kecepatan mesin pada saat beroperasi. Dengan cara yang sama, nilai rework losses
Kerugian yang terjadi pada bulan Maret 2016 pada periode Maret 2016 - Februari 2017
adalah sebagai berikut : didapat 0 %, karena tidak ada rework yang
dilakukan pada perusahaan PT. Nusamulti
Operation Time = 580.5 Centralestari.
Ideal Cycle = 0.013888889
Process Amount = 34720 Yield/Scrap Losses
Loading Time = 646 Adalah kerugian produk pada awal waktu
Speed Losses = produksi sampai mencapai waktu yang stabil.
Kerugian yang terjadi pada bulan Maret 2016
580.5−(0.013888889 𝑥 34720)
646
𝑥100%=15.21% adalah sebagai berikut.
Ideal Cycle Time = 0.013888889
Total Scarp = 0 Unit
Dengan perhitungan yang sama untuk
Loading Time = 646
menghitung Reduced Speed Losses sampai 0.013888889 𝑥 0
Februari 2017 dapat dilihat pada table berikut. Yield / Scrap= 𝑥100% = 0%
646
Dengan cara yang sama, nilai Yield / scrap
losses pada periode Maret 2016 - Februari 2017
didapat 0 %, karena tidak ada rework yang
dilakukan perusahaan tersebut,

11
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Diagram Sebab Akibat CNX (Constant-Noise-Variable) digunakan


Pada tahap ini dilakukan analisa faktor-faktor untuk mengklasifikasikan potensi akar masalah
yang mempengaruhi dan yang paling dominan menjadi prioritas utama dengan
yang menyebabkan rendahnya nilai OEE. Tools mempertimbangkan effort benefit. Faktor yang
yang digunakan untuk menganalisis faktor dianggap sudah berjalan dengan baik atau tidak
tersebut yaitu diagram fishbone dan CNX banyak berubah-ubah diberi label C (Constant),
(Constant, Noise, Variable). Fishbone adalah faktor-faktor yang berubah-ubah namun sulit
salah satu metode didalam meningkatkan diberi label N (noise), sedangkan faktor-faktor
kualitas. Sering juga diagram ini disebut yang bisa diubah dengan mudah dan perlu diuji
dengan diagram sebab akibat atau cause effect pengaruhnya terhadap target diberi label X
diagram. Fishbone berfungsi untuk mecari akar (variable). Berikut analisa rendahnya nilai
masalah dari suatu permasalahan. OEE pada esin Injection Moulding dengan
menggunakan diagram fishbone dan CNX :

Manusia Mesin
Tidak adanya persediaan
Spare Part Mesin
Memberikan
Arahan

Keletihan
Kurang Mesin Tidak Langsung
Ditangani
Teliti

Tingkatkan Peralatan yang tidak


Output memadai
Pengawasan
Rendah

OEE 77,8%
Menentukan
Standar Material
Melakukan Pemeliharaan Tidak
Terjadwal
Pergantian Mould
dan Material
Sesuai Jadwal Standar Material
Berubah
Bahan
Membuat jadwal Perawatan Mesin Kebersihan Lembab
Sesuai Usia Pakai Komponen Mesin

Set-Up Tidak
Teratur Membersihkan Area
Kerja Menyediakan Area
Khusus

Metode Lingkungan Material

Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat (fishbone) Nilai OEE Rendah

12
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Kesimpulan dan Saran b. Faktor Manusia


Kesimpulan  Memberikan program Coffee Break
Dengan penerapan Total Productive guna mengembalikan stamina
Maintenance menggunakan metode OEE operator agar tidak dalam keadaan
dalam usaha meningkatkan efisiensi produksi letih dalam bekerja yang
pada PT. Nusamulti Centralestari dan mengakibatkan meningkatnya cycle
berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat time atau menurunnya hasil
diambil kesimpulan, sebagai berikut: produksi.
1. Dari hasil perhitungan besar nilai OEE  Melakukan briefing sebagai bentuk
pada mesin Injection Moulding periode pengarahan dalam bekerja, baik
Maret 2016 – Februari 2017 yaitu sebesar berupa system pengoperasian mesin
77,8%, nilai terseut masih belum atau pun system bekerja yang
memenuhi OEE Standard World Class berlaku.
yaitu sebesar 85%. c. Faktor Material
2. Besar nilai factor six big losses pada mesin  Memberikan tambahan heater
injection moulding periode Maret 2016 – pemanas pada mesin mixing colour
Februari 2017 adalah sebagai berikut : dan memberikan area khusu yang
a. Persentase terbesar breakdown losses dapat mengurangi terjadinya
terjadi pada bulan Juni 2016 sebesar kelembaban pada material.
9,67% dengan nilai rata-rata pada d. Faktor Lingkungan
periode Maret 2016 – Februari 2017  Membersihkan area kerja, sebelum
adalah 5,70 %. dan sesudah bekerja.
b. Persentase terbesar setup and e. Faktor Metode
adjustment losses terjadi pada bulan  Membuat jadwal pemeliharaan dan
September 2016 sebesar 7,00% melibatkan operator (Autonomus
dengan nilai rata-rata keseluruhan Maintenance) untuk ikut melakukan
pada periode Maret 2016 -Februari perawatan dan bertanggung jawab
2017 adalah 4.73%. atas fasilitas atau mesin produksi.
c. Persentase terbesar idling and minor  Menjadwalkan pergantian moulding
stoppages losses terjadi pada bulan dan material sesuai surat perintah
September 2016 sebesar 13.49 % kerja yang telah dibuat.
dengan nilai rata-rata keseluruhan
pada periode Maret 2016 - Februari
2017 adalah 10.24 %.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
d. Persentase terbesar Reduced Speed
berdasarkan penelitian ini yang mungkin
losses terjadi pada bulan Maret 2016
bermanfaat bagi perusahaan sebagai berikut:
sebesar 15,21% dengan nilai rata-rata
1. Mengadakan/melakukan pelatihan kepada
keseluruhan pada periode Maret 2016
operator atau teknisi untuk meningkatkan
- Februari 2017 adalah 10.38%.
kemampuan dan keterampilan dalam
3. Faktor utama penyebab kerugian pada
menanggulangi permasalahan yang terjadi
mesin adalah factor manusia, lingkungan,
pada mesin produksi terutama pada mesin
metode, mesin, dan manusia. Solusi
injection moulding.
perbaikan yang diberikan adalah sebagai
2. Melakukan perhitungan OEE pada setiap
berikut :
mesin secara rutin, agar diperoleh informasi
a. Faktor Mesin
yang akurat.
 Menyediakan part atau komponen
3. Penanaman kesadaran kepada seluruh
mesin yang memiliki nilai kerusakan
karyawan untuk ikut berperan aktif dalam
yang tinggi atau yang sering terjadi
peningkatan produktivitas dan efisiensi
kerusakan.
untuk perusahaan dan bagi diri mereka

13
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

sendiri dari tingkat operator sampai Dengan Pengukuran Overall


tingkatan top management. Equipment Effectiveness (OEE) Untuk
Perencanaan Perawatan Pabrik Bar Mill
Pada PT. Krakatau Wajatama. Jurnal
Daftar Pustaka Teknik Industri, 4 (3), 234-247.
Alvira,D., Helianty,Y., dan Prassetiyo,H.
Nursanti,I., dan Susanto,Y. (2014). Analisis
(2015). Usulan Penngkatan Overall
Perhitungan Overall Equipment
Equipment Effectiveness (OEE) Pada
Effectiveness (OEE) Pada Mesin
Mesin Tapping Manual Dengan
Packing Untuk Meningkatkan Nilai
Meminimumkan Six Big Losses. Jurnal
Availability Mesin. Jurnal Ilmiah
Onine Institut Teknologi Nasional, 3
Teknik Industri, 13 (1), 96-102
(3), 240-251
Puspitasari,N.B., dan Bagas,.A.E. (2015).
Ernawan,R. (2016), Analsisis Mesin Trupunch
Perhitungan Nilai Overall Effectiveness
3 dan Mesin Trubend 4 dan
Mesin Mixer Banbury 270 L dan Mesin
Perancangan Ulang Tata Letak
Bias Cutting Line 2. 10 (1), 41-50
Fasilitas Untuk Mencapai Target
Produksi Di PT.LMM. Universitas Rahmad, Pratikto, dan Wahyudi,S. (2012).
Muhammadiyah Tangerang, Program Penerapan Overall Equipment
Studi Teknik Industri, Tangerang, Effectiveness (Oee) Dalam
Indonesia. Implementasi Total Productive
Maintenance (TPM). Jurnal Rekayasa
Erni,N., dan Maulana,A.F (2012). Pengukuran
Mesin 3 (3), 431-437.
Kinerja Mesin Produksi Dengan Meode
Overall Equipment effectiveness Pada Rinawati,D.I. dan Dewi,N.C. (2014). Analisis
PT.CAHAYA BIRU SAKTI ABADI. Penerapan Total Productive
Jurnal Inovisi, 8 (2), 80-91. Maintenance (TPM) Menggunakan
Overall Equipment Effectiveness
Habis.A.S, Supriyanto. H H (2012)
(OEE) dan Six Big Losses Pada Mesin
Pengukuran Nilai Overall Equipment
Cavitec Di PT.Essentra Surabaya.
Effectiveness (OEE) Sebagai Pedoman
Prosiding SNATIF, (pp. 21-26),
Perbaikan Mesin CNC Cutting. Jurnal
Semarang-Indonesia : Universitas
Teknik Pomits 1 (1), 1-6.
Diponegoro.
Hapsari,N., Amar,K., dan Perdana,Y.R. (2012).
Said,A., Susetyo, J. (2008). Analisis Total
Pengukuran Efektifitas Mesin Dengan
Productive Maintenance Pada Lini
Menggunakan Metode Overall
Produksi Mesin Perkakas Guna
Equipment Effectiveness (OEE) Di
Memperbaiki Kinerja Perusahaan
PT.Sejati Mandiri. Spectrum Industri,
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
10 (02), 108-199.
Teknologi, (pp. 71-81). Yogyakarta,
Jono (2015). Total Productive Maintenance Indonesia : IST AKPRIND Yogakarta.
(TPM) Pada Perawatan Mesin Boiler
Suliantoro,H., Susanto,N., Prastawa,H.,
Menggunakan MetodeOverall
Sihombing,I., dan Anita M (2017).
Equipment Effectiveness (OEE).
Penerapan Metode Overall Equipment
Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan
Effectiveness (OEE) dan Fault Tree
Informasi, 3 (2), 45-62.
Analysis (FTA) Untuk Mengukur
Majid,A.M., Moengin,P., dan Witonohadi,A. Efektivitas Mesin Ring. Jurnal Teknik
(2014). Usulan Penerapan Total Industri, 12 (2), 105-118
Productive Maintenance (TPM)

14
Jurnal Ilmiah Teknik Industri J@TIUniversitas Muhammadiyah Tangerang
Hal. 1- November 2017

Sunaryo., dan Nugroho,E.A. (2015). Kalkulasi


Overall Equipment Effectiveness
(OEE) Untuk Mengetahui Efektivitas
Mesin Komatzu 80T. Teknoin, 21 (4),
225-233.
Tarigan,R.A. (2016), Analisa Total Productive
Maintenance Pada Mesin Injection
Moulding Dengan Menggunakan
Metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE) Di PT.Tirta
Sibayakindo (TSI). Universitas
Sumatera Utara, Medan, Indonesia.
Wijaya,C.Y. dan Widyadana,I.G.A. (2015).
Pengukuran Overall Equipment
Effectiveness (OEE) di PT. Astra
Otoparts Tbk. Divisi Adiwira Plastik.
Jurnal Titra, 3 (1), 41-48
Yulianto,I., Rispianda, dan Prassetyo,H.
(2014). Rancangan Desain Mould
Produk Knob Regulator Kompor Gas
Pada Proses Mesin Injection Moulding.
Jurnal Online Institut Teknologi
Nasiona, 3 (2), 140-151.

15

Anda mungkin juga menyukai