Anda di halaman 1dari 3

Analisis Potensi Beban Pencemar BOD dari Aktifitas Domestik

di DAS Kapuas

Isti Hartika(1), Urai Mahavira A.A.(2), dan Kiki Prio Utomo, S.T, M.Sc3

1
Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik , urayvira@gmail.com
2
Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, istiihartiqaa@gmail.com
3
Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,kiki.p.utomo@gmail.com

Corresponding author: Urai Mahavira A.A, Jalan M. Yamin Gg. Suka Basuki, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat
urayvira@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci:

Keywords:

Vol 1/Tema 1: Geo-Environment Student Challenge 2016

2
aerator serta diinkubasi media uji DO0 tersupensi
selama 3 hari. dan terlekat dengan volume
1. Pendahuluan
Limbah tahu mengandung banyak bahan organik dan 2. Diambil 1 ml larutan masing-masing 1000 ml.
padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau uji tersuspensi 0% Kemudian dibuat larutan
tedihasilkan limbah sebanyak 3.000 – 5.000 Liter per limbah kedalam media 200 ml limbah ditambah
harinya. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari
uji tersuspensi dengan 200 ml akuades lalu 300 ml
proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan
jonjot-jonjot tahu. Sebagian besar industri tahu 25% limbah tahu yang dari larutan yang telah
mengalirkan langsung air limbahnya ke saluran-saluran telah diencerkan dibuat dimasukkan kedalam
pembuangan, sungai ataupun badan air penerima lainnya dengan perbandingan botol winkler. Kemudian
tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga limbah cair yang 1:500. Serta larutan uji ditambahkan mnso4 dan
dikeluarkan seringkali menjadi masalah bagi lingkungan
yang terlekat 0% alkali iodida masing-masing
sekitarnya. Limbah cair yang dibuang ke alam bebas jika
tidak dikelola dengan baik akan menurunkan kualitas diganti dengan larutan 1 ml dan amilum 2 tetes.
lingkungan yang ada di sekitar pabrik tahu. Hal ini dapat terlekat 25% limbah Amati perubahan yang
dilihat dari beberapa parameter misalnya parameter kimia lalu diinkubasi selama terjadi setiap penambahan
yang dapat dilihat dengan Kadar BOD (Biochemical
3 hari. larutan. Kemudian larutan
Oxigen Demand) pH, Suhu dan kekeruhan yang
terkandung dalam limbah cair tersebut dan dengan 3. Dibuat masing-masing dititrasi dengan na2s2o3
parameter fisik yaitu warna dan bau yang ditimbulkan media uji 75% limbah hingga larutan kembali
oleh limbah tahu. Salah satu cara untuk mengetahui tersuspensi dan terlekat kewarna asal. Lalu
seberapa jauh beban pencemaran pada air limbah adalah dengan limbah tahu ditambahkan larutan asam
dengan mengukur BOD (Biological Oxygen Demand)
yang telah diencerkan sulfat (H2SO4) 6ml dan
menggunakan metode titrasi dengan cara winkler.
2. Metode dan diambil 1 ml diukur suhu Setelah itu
2.3 Prosedur Penelitian
2.1. Lokasi Penelitian larutan tersuspensi 25% media uji tersuspensi dan
2.3.1. Seeding dan untuk dimasukkan terlekat diinkubasi selama 5
Lokasi penelitian ini
Aklimatisasi Aerob kedalam media uji hari.
dilakukan di Laboratorium
Cara Kerja : tersuspensi 75% dan 2. Dibuat media uji DO 5
Mikrobiologi Teknik 1. Langkah perama yang
diinkubasi selama 3 sampel baru dengan volume
Lingkungan Fakultas dilakukan adalah hari. 150 ml limbah tahu
Teknik Universitas membuat media NA 4. Lalu dibuat lagi media ditambah 150 ml akuades.
Tanjungpura pada tanggal untuk memperbanyak uji 100% limbah tahu Lalu dimasukkan kedalam
biakan bakteri. Bakteri yang telah diencerkan botol winkler dan
11 November 2016 – 01
dibiakan selama 3 hari masing-masing untuk ditambahkan dengan 1 ml
Desember 2016.
pada suhu ruang. tersuspensi dan terlekat mnso4, 1 ml alkali iodida,
2.2 alat dan bahan
Kemudian setelah dan diambil 1 ml amilum 10 tetes dan diamati
Adapun alat dan bahan pada dibiakan, diambil satu larutan tersuspensi 75% setiap perubahn yang
praktikum ini adalah gelas ose bakteri dan lalu dimasukkan terjadi. Lalu ditambahkan
kimia, aerator, wadah, dilarutkan dalam media kedalam media uji dengan h2so4 6 ml dan
batang pengaduk, uji dengan 1,5 Liter tersuspensi 100% serta diamati perubahan yang
akuades masing-masing diinkubasi selama 3 terjadi serta dititrasi dengan
termometer, ph meter, batu
untuk wadah terlarut hari. na2s2o3 8 ml hingga larutan
kali, buret, aquades, limbah
dan tersuspensi. Pada kembali kewarna asal.
tahu, gula 1 sendok teh,
wadah terlarut 2.3.2. Uji BOD
erlenmeyer, botol winkler, dimasukkan batu kali (Biochemical Oxigen 3. Pada media uji
pipet tetes dan bola sedot dan pada wadah Demand) terlekat yang telah
tersuspensi diberi 1. Langkah awal dibuat diinkubasi 5 hari

Vol 1/Tema 1: Geo-Environment Student Challenge 2016

2
diukur suhu dan ph diinkubasi selama
lalu dimasukkan 3 hari. Setelah itu,
kedalam winkler. inokolum
Lalu ditambahkan tersuspensi dan
2 ml mnso4, alkali terlekat diambil
iodida 2 ml, 6 tetes untuk diukur uji
amilum, 3 ml asam suhu dan ph serta
sulfat h2so4 dan dibuat sampel tahu
dititrasi dengan 10 baru. Sampel tahu
ml na2s2o3 hingga yang dibuat
kembali kewarna diencerkan lalu
asal. Pada media dimasukkan
uji tersuspensi kedalam botol
yang telah winkler untuk
diinkubasi diukur ditambahkan 3 ml
suhu, ph dan mnso4, alkali
diencerkan limbah iodida 3 ml,
untuk amilum 20 tetes,
mendapatkan h2so4 5 ml dan
volume 300 ml diamati perubahan
yang akan yang terjadi. Lalu
dimasukkan dititrasi dengan 10
kedalam botol ml na2s2o3 hingga
winkler dan 300 ml warna kembali ke
untuk DO8. asal.
Larutan yang ada
di botol winkler 3. Hasil
ditambahkan
dengan 3 ml 4. Pembahasan
mnso4 , alkali Praktikum tentang seeding
iodida 3 ml, & aklimatisasi dan Uji BOD
amilum 6 tetes,
asam sulfat (h2so4) 5. Kesimpulan
3 ml dan diamati
perubahan yang
terjadi. Setelah itu,
larutan dititrasi
dengan na2s2o3
sebanyak 10 ml
hingga kembali
kewarna asal. REFERENSI
4. Larutan tersuspensi
dan terlekat
kemudian

Vol 1/Tema 1: Geo-Environment Student Challenge 2016

Anda mungkin juga menyukai