Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI MODALITAS FISIOTERAPI TENS (TRASNCUTANEUS ELECTRICAL NERVE

STIMULATION) PADA NYERI


Oleh: Sirotol Mustakim, Amd.FT
Pengertian Nyeri
Setiap kita pasti tidak asing dengan kata nyeri dan juga tidak jarang kebanyakan pasien yang
datang ke fisioterapi dengan keluhan nyeri yang sangat membuat mereka merasa tidak nyaman,
baik itu pasien yang mengeluh nyeri otot, nyeri sendi ,nyeri/sakit pinggang dan lain sebagai nya.
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensial untuk menimbulkan
kerusakan jaringan (Dharmady, 2004).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan
emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Walaupun nyeri tidak dapat di taksirkan dan tidak dapat diukur secara pasti terapi nyeri
merupakan perasaan yang tidak mengenakkan dan menyakitkan dan sifat nya berbeda beda
tergantung dari jenis jaringan tubuh yang mengalami nyeri, misalnya nyeri karena ditusuk
berbeda dengan saat di tekan. Nyeri dapat dikatakan sebagai kemeng, ngilu, linu, sengal atau
pegal. Nyeri yang berasal dari visera bersifat difus, nyeri yang berasal dari otot skeletal biasanya
biasa nya identik dengan pegal, nyeri pada sendi/osteogenik biasanya kemeng, linu atau ngilu
dan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf perifer biasanya bersifat tajam (Mahar
Mardjono & Priguna Sidharta, 1996).
Mekanisme nyeri adalah perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang
disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri
di susunan saraf pusat (cortex cerebri).

Gambar : Mekanisme Terjadi Nyeri


·
 Proses Transduksi
Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu
stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu
aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-
organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni).
Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya
menyebabkan sintesa prostaglandin, prostaglandin inilah yang akan menyebabkan
sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri
seperti histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal
sebagai sensitisasi perifer.
 Proses Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi
melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls
tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spino
thalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama
membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan
dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi.
 Proses Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis
dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen (enkefalin,
endorphin, serotonin, noradrenalin) yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri
yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang
dikontrol oleh otak. Analgesik endogen dapat menekan impuls nyeri pada kornu
posterior medulla spinalis.
Kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls
nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat
subjektif pada setiap orang.
 Persepsi
Hasil akhir interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan modulasi yang
akan menghasilkan sesuatu subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, diperkirakan
proses ini terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik.

PENGERTIAN DAN APLIAKSI TENS pada Nyeri (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
Sejarah munculnya TENS berawal dari laporan Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk
mengontrol nyeri yang digunakan di Yunani kuno, 63 M. Hal ini dilaporkan oleh Scribonius Largus
yang sakit dan merasa lega setelah berdiri pada ikan listrik di tepi pantai. Pada 16 sampai abad
ke-18 berbagai perangkat elektrostatik digunakan untuk sakit kepala dan nyeri. Benjamin
Franklin adalah pendukung metode ini untuk menghilangkan rasa sakit. Pada abad kesembilan
belas perangkat yang disebut electreat, bersama dengan perangkat lain yang banyak digunakan
untuk mengendalikan nyeri dan penyembuhan kanker. Electreat digunakan hanya sampai pada
ke abad kedua puluh karena tidak portabel dan memiliki kontrol terbatas dari stimulus tersebut.
Pengembangan dari semua stimulasi listrik tersebut memberi ide dibentuknya TENS yang
akhirnya dipakai dan telah dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1974.
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) adalah penggunaan arus listrik yang
dihasilkan oleh perangkat untuk merangsang saraf untuk mengurangi rasa sakit. Unit ini biasanya
dilengkapi dengan elektroda/pad untuk menyalurkan arus listrik yang akan merangsang saraf
pada daerah yang mengalami nyeri. Rasa geli sangat terasa dibawah kulit dan otot yang
diaplikasikan elektroda tersebut. Sinyal dari TENS ini berfungsi untuk mengganggu sinyal nyeri
yang mempengaruhi saraf-saraf dan memutus sinyal nyeri tersebut sehingga pasien merasakan
nyerinya berkurang.

Gambar : Contoh Alat TENS Portable


(Sumber :Medpluspro.com)

TENS memberikan arus listrik dengan amplitudo sampai dengan 50mA dengan frekuensi 10-
250Hz, banyak digunakan untuk terapi pengurangan rasa sakit. TENS merupakan alat stimulasi
elektris, maksudnya alat yang mengubah arus listrik menjadi stimulasi. Untuk terapi TENS dapat
memodulasi nyeri dengan 2 cara yaitu menstimulasi serabut afferen berdiameter besar dengan
mekanisme gerbang kontrol dan memodulasi nyeri. Pada teori pain gate control/ gerbang
control yang diajukan oleh Melzack dan Walls. Menurut teori ini TENS diperkirakan
mengaktifkan secara khusus perifer A beta pada daerah tanduk dorsal sehingga memodulasi
serabut A delta dan C yang menghantarkan rasa nyeri. Hipotesis lain menjelaskan efek TENS
dalam mengurangi nyeri melalui system neurotransmitter lain yaitu perubahan system serotonin
dan substansia P.

Macam-macam Arus TENS

Gambar : Teori Gerbang Kontrol


(Sumber : www. slideplayer.com/painmanagement).
1. Burst TENS
Spesifikasi Sinyal :
 Symmetric Rectangular Alternate Current,
 Biphasic pulsed,
 Interrupted modulation,
 Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
 Frekwensi : 1 – 10 Hz
Burst TENS jika conventional TENS tidak efektif misalya pada daerah di jaringan yang dalam
seperti myofacial pain dan kasus kasus nyeri kronis.
2. Conventional TENS
Spesifikasi Sinyal :
 Symmetric Rectangular Alternate Current,
 Biphasic pulsed,
 Interrupted modulation,
 Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
 Frekwensi : 80 – 100 Hz
Sasaran arus mengaktivasi saraf diameter besar. Serabut yang akan teraktivasi adalah A beta,
mekanoreseptor. Sensasi yang ditimbulkan seperti Paraestesia yang kuat dengan sedikit
kontraksi. Karakter fisika yang dimiliki adalah frekwensi tinggi dengan intensitas rendah pola
kontinyu Conventional TENS
3. Intens TENS
Spesifikasi Sinyal :
 Symmetric Rectangular Alternate Current,
 Biphasic pulsed,
 Interrupted modulation,
 Frekwensi : 200Hz
 Interval/Durasi : 0,5 – 2 detik.

4. AL-TENS ( Acupuncture Like TENS )


Spesifikasi Sinyal :
Symmetric Rectangular Alternate Current,
Biphasic pulsed,
Interrupted modulation,
Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
Frekwensi :1–10Hz
Cara Penggunaan
 Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krimdan lain-lain),
 Periksa senses ikulit,
 Lepaskan semua metal di area terapi,
 Taruh kedua pad pada daerah yang sakit dan beri jarrak sekitar 2,5cm
 Jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru /non-union, diatas
jaringan parut baru, kulit baru dan orang yang tidak merasakan sensasi.
 Alat ini akan menimbulkan rasa kesemutan, hal tersebut dapat diatur memalui
pengontrol kekuatan impuls listrik.
 Mulai dari kekuatan kecil, dan kemudian disesuaikan dengan kenyamanan pasien.
 Waktu lama nya terapi biasa nya 10 – 30 menit.
Cara Penempatan elektroda/pad TENS:
 Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode
ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan
letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri.
 Dermatome : Penempatan pada area dermatome yang terlibat, penempatan pada lokasi
spesifik dalam area dermatome, penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di
posterior dari suatu area dermatome tertentu.
 Area trigger point dan motor point
Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi
 Digunakan untuk mengatasi nyeri akut maupun kronis, meliputi :
 Nyeri akibat trauma, musculoskeletal, sindroma kompresi neurovaskuler, neuralgia,
causalgia
 Nyeri punggung.
 Nyeri punggung dapat disebabkan oleh sprain atau strain, degenerasi discus, sciatica dan
scoliosis.
 Nyeri sendi. Beberapa contoh keadaan sendi yang dapat diterapi adalah : Arthritis,
Tendinitis, Bursitis
 Nyeri pelvis.
 Terapi listrik direkomendasikan untuk sistitis interstitial, prostatitis dan nyeri menstruasi/
Dismenorea.
Kontra indikasi
 Wanita hamil (penggunaan harus dengan pengawasan)
 Penderita dengan alat pacu jantung dan pin/ring jantung
 Epilepsi, gangguan kejang dan jantung.
 Pasien dengan reaksi hiper sensitivitas
 Luka bakar, luka terbuka dan kelainan kulit seperti eskim
 Menderita masalah sirkulasi / vaskuler
 Gangguan sensoris
 Pasien dengan plate/pen post operasi fraktur.
Sumber :
https://fisioexsist.wordpress.com/2014/12/10/transcutaneous-electrical-nerve-stimulation-
tens/.

https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=A2oKiaHjZh9aEwgA8hseHYpQ;_ylu=X3oD
MTBsZ29xY3ZzBHNlYwNzZWFyY2gEc2xrA2J1dHRvbg--;_ylc=X1MDMTM1MTIyODcwMgRfcgMyB
GFjdG4DY2xrBGJjawMzMzVicmU5YzlnYm90JTI2YiUzRDMlMjZzJTNEdWsEY3NyY3B2aWQDT3pPO
EJ6RXdMakl4bFh0eVdKZ3ZIUVhKTVRFMExnQUFBQUNudGtxTQRmcgN5aHMtaXRtLTAwMQRmcjI
Dc2EtZ3AEZ3ByaWQDemZjZDVHVTJRa0tQZkZ3TkpXSnpSQQRtdGVzdGlkA251bGwEbl9zdWdnAzA
Eb3JpZ2luA2lkLmltYWdlcy5zZWFyY2gueWFob28uY29tBHBvcwMwBHBxc3RyAwRwcXN0cmwDB
HFzdHJsAzE5BHF1ZXJ5A2dhdGUgY29udHJvbCB0aGVvcnkEdF9zdG1wAzE1MTIwMDc0NzMEdnRl
c3RpZANudWxs?
gprid=zfcd5GU2QkKPfFwNJWJzRA&pvid=OzO8BzEwLjIxlXtyWJgvHQXJMTE0LgAAAACntkqM&p=g
ate+control+theory&fr=yhs-itm-001&fr2=sb-top-id.images.search.yahoo.com&ei=UTF-
8&n=60&x=wrt&type=smy_ydef_17_1_xtn&hsimp=yhs-001&hspart=itm#id=0&iurl=http%3A
%2F%2Fslideplayer.com%2F4584890%2F15%2Fimages%2F9%2FGate%2BControl
%2BTheory.jpg&action=click.

unhas.ac.id/.../Hadijah_d41107037_TENS/TENS_d41107037.doc

Marjono,mahar., Priguna Sidharta.(1998). Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai