Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
2017
NO. NAMA KELOMPOK NIM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mekanisme reaksi dan laju reaksi. Dalam kehidupan konsep laju reaksi sudah
semakin tinggi suhu maka reaksinya semakin cepat, semakin luas bidang
sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya, seperti contoh penduduk
elektrolisis. Pada industri semen konsep laju reaksi konsep laju reaksi
selanjutnya (Anonim, 2010). Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya
dapat dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan
didapat cara untuk menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi.
dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan
koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde reaksi merupakan
penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai
produk (Anonim, 2010). Pada percobaan kali ini akan dibahas mengenai
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan orde reaksi terhadap sistem H2SO4 – Na2S2O3.
C. Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan membuktikan pengaruh
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang
terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi
kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama
Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu
memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara
itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama
atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak
(Ryan, 2001).
ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak
kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Laju
reaksi secara mendasar tergantung pada (Hiskia Achmad, 1992). Metode dalam
Salah satu untuk menentukan orde reaksi untuk menentukan orde reaksi
adalah dengan jalan mencocok persamaan laju reaksi, masalah utama dalam
metode ini adalah adanya reaksi samping dan reaksi kebalikan yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Tetapi cara inimerupakan cara penentuan orde
Dengan metode ini, masalah reaksi dan reaksi kebalikan dapat ditiadakan
dalam metode ini prosedur yang dilakuakn adalah mengukur laju reaksi awal
dengan konsentrasi awal reaktan yang berbeda –beda, Namun dengan cara ini
3. Metode waktu paruh Secara umum, untuk suatu yang b earada n waktu paruh
dibuat kurva yang terbentuk garis lurus dengan cara yang sama seperti pada
metode integrasi seperti halnya pada metode integrasi, adanya reaksi samping
menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins,
1999).
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif
massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus
2010).
reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi
A + B → AB
r = k [A]m [B]n
Sifat dan ukuran pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu reaksi, dan katalis.
Semakin relatif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau
luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi
zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam
bentuk bongkahan.
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat
2H2 + O2 → H2O
2. Konsentrasi Laju
Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul
endapan putih.
Biasanya kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu
reaksi antara molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan
pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama
dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih
untuk bereaksi.
laju reaksi semakin naik, dan sebaliknya untuk luas permukaan bidang
5. Katalis
katalisme (Keenan,1980).
B. Uraian Bahan
1. H2SO4 (Depkes RI ; 1979)
merapuh.
dalam
etanol.
Kelarutan : -
PROSEDUR KERJA
kimia (Pyrex Iwaki), kaki tiga (PSI), lampu spritus, pipet skala, pipet tetes, rak
medical).
B. CARA KERJA
1. Pengaruh konsentrasi
Kemudian disediakan lima buah tabung reaksi yang lain dan tiap tabung
tersebut diisi dengan 5 ml, 4 ml, 3 ml, 2 ml, dan 1 ml Na2S2O3 0,1 M,
H2SO4 0,1 M dan 3 buah lainnya diisi dengan Na2S2O3 0,1 M masing-
masing 3 ml. Lalu dimasukkan sepasang tabung reaksi(1 buah yang berisi
H2SO4 dan 1 buah berisi Na2S2O3) kedalam gelas kimia yang berisi air
dingin (air es) dengan suhu 5°C beberapa menit sehingga suhunya merata
reaksi berubah kekeruhan. Setelah itu dicatat waktu yang digunakan dan
A. Hasil
1. Pengaruh Konsentrasi
1. 5 ml 5 ml 0 ml 52 1 3,9 3,9 1
2. Pengaruh Suhu
Volume Volume
No. T(°C) t(s) x y xy x2
H2SO4 Na2S2O3
perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk reaksi per satuan waktu.
berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara
untuk menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju
orde reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi
terhadap laju reaksi, disiapkan 10 buah tabung reaksi, lima buah tabung
diisi 5 ml H2SO4 0.1 M dan lima tabung reaksi lainnya diisi 5 ml, 4 ml, 3
ml dengan aqudest, setelah itu dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari
hasil untuk pasangan tabung (I) (I) bereaksi setelah 52 detik, tabung (II)
(II) bereaksi setelah 65 detik, tabung (III) (III) bereaksi setelah 83 detik,
tabung (IV) (IV) bereaksi setelah 152 detik, dan tabung (V) (V) bereaksi
laju reaksi, disiapkan enam buah tabung reaksi, tiga buah diisi dengan 3 ml
H2SO4 0.1 M dan tiga buah lainnya diisi dengan 3 ml Na2S2O3 0.1 M,
dimasukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi air
dingin (air es) dengan suhu 5°C selama beberapa menit hingga suhunya
reaksi tersebut (satu buah yang berisi H2SO4 dan satu buah berisi
dikerjakan kembali mulai dari tahap awal hingga penulisan hasil pada
interval suhu yang berbeda, yaitu suhu ruangan 30°C dan suhu panas
60°C. Pada percobaan pengaruh suhu ini didapatkan hasil untuk pasangan
tabung (I) (I) dengan suhu dingin 5°C bereaksi setelah 171 detik, tabung
(II) (II) dengan suhu ruangan 30°C bereaksi setelah 50 detik, tabung (III)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tabung (I) (I) waktu yang digunakan 52 detik, tabung (II) (II) 65 detik,
tabung (III) (III) 83 detik, tabung (IV) (IV) 152 detik, dan tabung (V)
(V) 355 detik, sehingga dinyatakan jika semakin pekat suatu zat atau
(I) dengan suhu 5°C waktu yang digunakan 171 detik, tabung (II) (II)
dengan suhu 30°C selama 50 detik, tabung (III) (III) dengan suhu 60°C
B. Saran
Longman.
Kamaludin, Agus. 2013. Cara Jitu Sukses UN dengan Mudah. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Ditjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Firdaus, Sirajul. 2017. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Kimia Dasar.