Hyaline Membrane Disease

Disusun Oleh:
dr. Kevin Putrawan

Pendamping:
dr. Dian Wahyu Rofita
dr. H. Hendry Suryono, MARS

RUMAH SAKIT PERTAMINA PRABUMULIH

2018
 PORTOFOLIO

Topik: Hyaline Membrane Disease

Tanggal (Kasus): 16 Juli 2018 Presenter: dr. Kevin Putrawan
Pendamping I : dr. Dian Wahyu Rofita
Tanggal Presentasi: 2018
Pendamping II : dr. Hendry Suryono
Tempat Presentasi: Ruang Komite Medik RS Pertamina Prabumulih
Objektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Bayi laki-laki, 1 hari, dengan keluhan tangis bayi merintih
Tujuan: Diagnosis dan penatalaksanaan Hyaline Membrane Disease
Bahan Tinjauan
Riset Kasus Audit
Bahasan Pustaka
Cara
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Membahas
Nama : By. T Umur : 1 hari
Data Nomor registrasi:
Bangsa : Indonesia Agama : Islam
Pasien RS191149113
Alamat : Prabumulih Pekerjaan : -
Nama Klinik:
Telp.: 0713-382742 Terdaftar sejak:
RS Pertamina Prabumulih
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang dibawa bibinya dengan keluhan tangis merintih sejak lahir.
Pasien tampak lemah, pucat, kaki, dan tangan membiru. Bibi pasien
mengaku pasien tidak mau menyusu dan demam.
2. Riwayat Persalinan
Pasien lahir pada tanggal 24 September 2018 pukul 23.00 secara spontan,
ketuban jernih, tali pusat tidak ada kelainan, mekonium (-), ditolong oleh
 bibi pasien dan bidan setempat dari ibu G1P0A0 hamil 28 minggu. Saat
lahir pasien tidak langsung menangis, skor APGAR tidak diketahui, berat
badan lahir 1700 gr dan panjang badan 38 cm.
3. Riwayat Pengobatan: (-)
Daftar Pustaka
1. Latief Abdul dr., Napitupulu Partogi M dr., Pudjiadi Antonius
dr., Ghazali Vinci Muhammad dr., Putra Tulus Sukman dr.
Penyakit Membran hialin. Buku Ilmu Kesehatan Anak jilid 3 FKUI
hal. 1083 – 1087.
2. Pudjiadi Antonius dr., Hegar Badriul dr, Handryastuti Setyo dr, Idris
Salamia Nikmah dr, Gandaputra Ellen P dr, Harmoniati Eva Devita
dr. Penyakit Membran Hialin. Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
jilid 1 hal.238 – 242.
3. Miall Lawrence, Wallis Sam. The management of respiratory distress
in the moderately preterm newborn infant. Neonatal Intensive Care
Unit, Leeds Teaching Hospitals NHS Trust, Leeds, UK. Dipublikasi
pada tanggal 28 Februari 2011.
4. Sweet David G, Carnielli Virgilio, Greisen Gorm, dkk. European
Consensus Guidelines on the Management of Neonatal Respiratory
Distress Syndrome in Preterm Infants – 2010 Update. Dipublikasi
pada tanggal 10 Juni 2010.
5. Oommen P. Mathew, Chapter 10: Respiratory Distress Syndrome:
Impact of Surfactant Therapy and Antenatal Steroid. Buku
Innovations in Neonatal-perinatal Medicine Innovative Technologies
and Therapies That Have Fundamentally Changed the Way We
Deliver Care for the Fetus and the Neonate. Dipublikasi tahun 2011.
6. Surg Cdr SS Mathai, Col. U Raju, Col. M Kanitkar. Management of
Respiratory Distress in the Newborn. Dipublikasi tahun 2006.
Hasil Pembelajaran
1. Penegakan diagnosis Hyaline Membrane Disease

1. Subyektif
By. MD, laki-laki, usia 1 hari, datang dibawa bibinya dengan keluhan tangis
merintih. Pasien tampak lemah, pucat, kaki, dan tangan membiru. Bibi
pasien mengaku pasien tidak mau menyusu dan demam. Pasien lahir
spontan dari ibu G1P0A0 hamil 28 minggu, lahir dengan ketuban jernih dan
tidak langsung menangis. Skor APGAR tidak diketahui. BB lahir 1700 gr.

2. Objektif
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sopor dan
letargi, gerakan hipoaktif, tangis merintih, refleks isap lemah, dengan
peningkatan RR dan suhu. Terdapat retraksi dinding dada, turgor kulit yang
menurun, dan sianosis pada bibir dan ekstremitas. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis.

3. Assessment (penalaran klinis)

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dapat
dicurigai suatu gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh hyaline
membrane disease (HMD). HMD merupakan salah satu penyebab
gangguan pernapasan yang sering dijumpai pada bayi prematur. Gangguan
napas ini merupakan sindrom yang terdiri dari satu atau lebih gejala
sebagai berikut: pernafasan cepat > 60 x/menit, retraksi dinding dada,
merintih dengan atau tanpa sianosis pada udara kamar. Menurut European
Consensus Guidelines on the Management of Neonatal Respiratory Distress
Syndrome in Preterm Infants – 2010 Update, sindrom gawat napas ini
biasanya terjadi 4 jam setelah kelahiran dan memburuk sampai dengan 24
– 48 jam kehidupan, yang mana gejala akan membaik 1 – 2 hari
berikutnya.

4. Plan
Non Medikamentosa

 Memberikan lingkungan yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu

diusahakan agar tetap dalam batas normal (36,5 – 37C) dengan
meletakkan bayi di dalam inkubator. Humiditas ruangan juga harus
adekuat.
 Stop oral
 Perawatan tali pusat
 Observasi tanda vital
  Informed consent keluarga mengenai keadaan pasien bahwa prognosis
jangka panjang untuk semua bayi yang pernah menderita penyakit ini
sukar ditentukan. Mortalitas diperkirakan antara 20 – 40%.

Medikamentosa
 Pasien apneu  bagging VTP  nafas spontan (+) RR: 46 x/menit
 O2 CPAP  tidak tersedia  O2 sungkup 5 L/menit
 IVFD D10% gtt V/menit
 Inj. Ceftazidime 2 x 85 mg (IV)
 Inj. Aminofilin 12 mg (IV) selanjutnya 3,4 mg/8 jam
1.