Anda di halaman 1dari 3

Alfi Siti Nursyamsiah

1175030022
4A
Thomas Aquinas
Thomas Aquinas adalah salah satu tokoh filsafat pada abad pertengahan. Dia lahir pada tahun
1225 di Roccasecca, Italia. Dia berasal dari keluarga bangsawan. Semasa hidupnya, dia
menghabiskan waktu mudanya bersama pamannya yang menjadi pemimpin ordo di Monte
Cassino. Dia menempuh pendidikannya di Universitas Napoli dan Universitas Paris. Di
Universitas Paris inilah dia mengenal Albertus sebagai pembingbingnya. Melalui gurunya,
Aquinas belajar tentang alam dan filsafat. Pandangan Aquinas mengenai alam semesta adalah
realitas anorganis, realitas animal, realitas manusia, realitas malaikat, dan realitas Tuhan.
Sedangkan filsafatnya menggunakan kajian empiris untuk memperkuat argumen-argumennya.
Dan dalam hal kosmologi dia masih menganut hipotesis geosentris. Selain itu dia juga ingin
memberantas kekafiran. Aquinas meninggal pada tahun 1274 di Lyons. Dia mempunyai ciri khas
yang terkenal dengan lima daliltentang adanya Tuhan yang kemudian ditulis dalam buku Summa
Theologica (1266-1273). Adapun Karya yang lainnya adalah Suma Contra Gentiles (1258-
1264).
A. Pemikiran-Pemikiran atau Teori-Teori Beserta Pembahasannya

a. Pemikiran Aquinas Tentang Teologi


Menurut Aquinas: “ Eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal.”
Adapun bukti pendapatnya dia mengajukan lima dalil, yaitu sebagai berikut:
1. Sifat alam yang selalu bergerak. Di dalam alam ini segala sesuatu bergerak. Dari sini
dibuktikan Tuhan ada. Setiap yang bergerak pasti digerakkan oleh sesuatu yang lain
sebab tidak mungkin suatu perubahan bergerak tanpa ada penyebabnya. Dengan maksud
lain adalah tidak mungkin sesuatu bergerak sendiri. Aquinas menyimpulkan dengan
mengatakan bahwa adanya Penggerak Pertama, yaitu Penggerak Yang tidak digerakkan
oleh yang lain. Itulah Tuhan.
2. Sebab yang mencukupi (efficient cause). Di dalam suatu masalah pasti ada penyebab
terjadinya suatu peristiwa. Apabila ada musabab pertama pasti akan menghasilkan
musabab yang kedua dan seterusnya sehingga terjadi rangkain penyebab. Yang berarti
jika tidak ada sebab pertama maka tidak akan ada rangkaian sebab selanjutnya dan tidak
akan ada apa-apa. Aquinas menyimpulkan bahwa adanya Sebab Pertama itu karena
Tuhan.
3. Kemungkinan dan keharusan ( possibility and necessity). Di dalam alam ini segala
sesuatu bersifat mungkin dan tidak mungkin. Adanya alam bersifat mungkin karena ada
suatu penyebab. Dari adanya alam itu pasti ada yang mengadakan, apa itu? Dan dari
mana itu?. Maka Aquinas menyimpulkan bahwa kita harus berhenti pada penyebab yang
harus ada, itulah Tuhan.
4. Memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam ini. Tingkatan tertinggi menjadi sebab
tingkatan dibawahnya. Yang Mahasempurna adalah tingkatan yang paling tinggi, maka
dri itu Tuhan memiliki semuanya.
5. Keteraturan alam. Bisa kita saksikan semua yang ada di alam semesta ini bergerak dan
ada yang menggerakan. Yang mengarahkan alam semesta dan isinya ini harus ada, harus
berakal, berpengetahuan. Itulah Tuhan.

b. Pemikiran Aquinas Tentang Jiwa


Menurut Aquinas jiwa dan raga mempunyai hubungan yang pasti: raga menghadirkan
matter dan jiwa menghadirkan form, yaitu prinsip-prinsip hidup yang aktual. Kesatuan itu
diperlukan untuk terwujudnya kesempurnaan manusia. Yang dimaksud Aquinas tentang
jiwa adalah kapasitas intelektual dan kegiatan vital kejiwaan lainnya. Oleh karena itu,
Aquinas mengatakan bahwa manusia adalah makhluk berakal. Konsekuensinya adalah
jiwa harus membimbing raga karena jiwa lebih tinggi dari pada raga. Berikut ini adalah
tiga tipe jiwa menurut Aquinas:
1. Jiwa vegetatif, yaitu jiwa yang mengatur tetumbuhan,
2. Jiwa sensitif yang mengatur kehidupan hewan
3. Jiwa rasional yang mengatur kehidupan manusia. Jiwa rasional inilah yang merupakan
manifestasi kehidupan yang tertinggi yang menyuguhkan supremasi intelek diatas benda
(tetumbuhan) dan hewan. Jiwa memiliki kemampuan, kemampuan itu ialah kemampuan
mengindera (sensation), kemampuan pikir (reason), dan nafsu (appetite) yang mencakup
kemauan. Jiwa bersifat imaterial, buktinya adalah jiwa itu mampu memikirkan objek-
objek yang imaterial dan mampu memikirkan yang universal.
Aquinas mengikuti ajaran Kristen, dia juga berpendat bahwa jiwa akan hidup kembali. Di
kemudian kelak jiwa akan hidup kembali sesudah kematiannya dan ia akan disatukan dengan
jasadnya. Teori ini sama dengan teori Al-Ghazali.
c. Teori Aquinas Tentang Pengetahuan
Menurut Aquinas, semua objek yang tidak dapat diinderakan tidak akan dapat diketahui
secara pasti oleh akal. Oleh karena itu, kebenaran ajaran Tuhan diterima dengan iman.
Sesuatu yang tidak dapat diteliti dengan akal adalah objek iman. Aquinas membagi dua jalur
tentang pengetahuan dalam filsafatnya. Jalur pertama ialah jalur akal yang dimulai dari
manusia dan berakhir pada tuhan. Sedangkan yang kedua ialah jalur iman yang dimulai dari
Tuhan (wahyu), yang didukung oleh akal.
Adapun pembagian pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu pengetahuan fisika, matematika,
dan metafisika. Didalam doktrin pengetahuannya, Aquinas adalah realis moderat. Ia
mengajarkan bahwa alam semesta ini berada dalam tiga cara yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai sebab-sebab di dalam pemikiran Tuhan (ante rem)
2. Sebagai idea dalam pikiran manusia (post rem)
3. Sebagai esensi sesuatu (in rem)
Aquinas juga mencoba menghubungkan antara extreme nominalism dan extreme realism.
Nominalisme adalah suatu ajaran dalam filsafat skolastik yang menyatakan bahwa tidak ada
eksistensi abstrak yang sungguh-sungguh objektif, yang ada hanyalah kata-kata dan nama-
nama yang benar-benar real ialah fisik yang partikular ini saja.
Realisme adalah salah satu ajaran dalam filsafat yang mengatakan bahwa realitas universal
abstrak sama dengan atau lebih tinggi dari pada realitas fisik.
Pengetahuan sains menurut Aquinas berkenaan dengan alam jenis ketiga, yaitu alam sebagai
esensi. Pikiran tidak akan berisi apa-apa bila tidak menggunakan indera. Proses pengetahuan
dimulai dari penginderaan, yang memberikan kepada kita persepsi tentang suatu objek
didalam alam. Aquinas juga meggunakan istilah intelek aktif yang bertugas
mengabstraksikan unsur-unsur dalam alam semesta, lalu menciptakan jenis-jenis yang dapat
dipikirkan. Oleh karena itu semakin universal sains, semakin pentinglah kedudukannya bagi
kesejahteraan manusia.
Demikianlah pemikiran-pemikiran dan teori-teorinya beserta pembahasannya.

B. Kritikan Terhadap Teori Aquinas


Filsafat rasional Aquinas yang terkenal ialah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan. Tetapi
filsafat ini tidak disenangi oleh beberapa tokoh. Perlawanan didasarkan atas dua alasan yaitu
alasan filosofis dan alasan pribadi. dengan alasan filsafat, perlawanan terhadap ajarannya
semakin besar. Pendekatan yang rasional merupakan penyebab penolakan. Sepanjang Abad
Pertengahan biasanya orang mengikuti St. Bernard yang meyakini bahwa iman dapat digunakan
sebagai dasar tolak dalam segala usaha manusia.
Teori Aquinas yang mengakatan alam ini tidak kekal bertentangan dengan Aristoteles, menurut
Aristoteles alam ini kekal. “ The motion of the physical universe is eternal ... Bila gerak itu
kekal, tentu fisik alam semesta ini kekal.
Selain itu Kant juga menolak pemikiran Aquinas, Kant adalah salah satu tokoh filsafat zaman
modern. Didalam ajaran Kant, dia mengajarkan tentang kebebasan kemauan, tetapi juga
ketidakbebasan kemauan, idealisme dan penolaknnya, ateisme dan kepercayaan kepada Tuhan.

Daftar Pustaka
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai