Anda di halaman 1dari 22

SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

(MMD)
DI KELURAHAN TAMALANREA TAHUN 2012

N JAM MATERI PENANGGUNG


O JAWAB
1 09.00-9.15 Pembukaan oleh Kepala Kelurahan Kader Ibu Rukiya
Tamalanrea Nyoman
2 09.15-09.30 Sambutan dari Kepala Puskesmas Kapus
Tamalanrea
3 09.30-09.40 Pengenalan peserta MMD Kader Ibu Hariya
4 09.40-10.00 Penyajian Materi Kelurahan Siaga Kepala Seksi
Promkes Dinas
Kesehatan Kota
4 10.00-10.30 Penyajian hasil Survei Mawas Kader ibu Hariya
Diri(SMD)
5 10.30 -11.00 Perumusan dan penentuan prioritas Bidan Siaga
Masalah
6 11.00-11.30 Menggali dan memecahkan masalah Kapus dan Bidan
kesehatan Siaga
7 11.30-12.00 Penyusunan Rencana Kegiatan Bidan siaga
8 12.00-12.30 Penyimpulan hasil MMD Kepala Kelurahan
Tamalanrea

Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD)

2.4.1 Pengertian MMD

MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri

(SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil

SMD (Wrihatnolo, 2007).

2.4.2 Tujuan MMD


Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya

a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan desa

siaga dan poskesdes.

b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan, melaksanakan

desa siaga dan poskesdes.

2.4.3 Peserta MMD

MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di

tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN,

2.4.4 Tempat dan waktu pelaksanaan MMD

MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD

dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.

2.4.5 Cara pelaksanaan

a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau

seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu

pemecahan masalah yang dihadapi bersama.

b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.

c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.

NO RW INDIKATOR PHBS PHBS TDK PENYAKIT


BER 1 BLN TERAKHIR
PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 - 2 HIPERTENSI, DM
2 II 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 - -

3 III 54 52 53 54 54 54 54 54 54 54 51 3 -
4 IV 58 58 58 58 58 58 58 58 58 11 11 47 2,DEMAM, FLU, BATUK
5 V 60 60 60 60 60 60 59 60 54 29 26 35 2,DEMAM, BATUK
6 VI 55 57 57 58 57 58 58 58 58 21 21 37
7 VII 39 29 30 40 40 32 40 38 40 19 18 22 2, GASTRITIS
8 VIII 50 48 41 55 55 55 54 54 54 31 20 35 6,BATUK,DIABETES,HIPERTENSI,DEMAM
9 IX 55 51 55 55 55 55 55 55 55 27 25 30 -
10 X 62 60 58 62 61 60 59 59 62 44 38 24 2,FLU, DEMAM

11 XI 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 -
12 XII 58 58 58 58 58 58 58 58 58 44 44 14

13 XIII 49 49 49 49 49 48 49 49 49 33 32 17 4,TYPHUS,PANAS DINGIN,FLU, HIPERTENSI


14 XIV 60 60 60 60 60 60 60 60 60 59 59 1 -
15 XV 69 69 69 70 70 70 51 70 70 42 29 41 10,ASAM URAT,REMATIK, FLU,DEMAM,
BATUK,HIPERTENSI,GASTRITIS, STROKE,
MUNTABER
16 XVI 59 56 58 60 54 60 57 59 60 48 40 20 7,GASTRITIS,DEMAM,FLU,ALERGI,ASMA,BATUK
17 XVII 33 30 33 33 33 33 33 33 33 24 20 13 2, BATUK PILEK,DEMAM
18 XVIII 64 67 53 67 67 67 67 67 50 24 15 42 -

19 XIX 59 58 58 60 60 60 60 60 60 28 27 33 7,ALERGI,DEMAM,DBD,BATUK,SAKIT GIGI,FLU,


GINJAL
20 XX 60 60 60 60 60 60 60 60 60 16 16 44 11 , PANAS,BATUK GASTRITIS

21 XXI 60 55 58 58 60 57 54 54 60 33 18 42 2, BATUK, FLU


22 XXII 59 52 54 54 54 56 47 56 55 27 21 40
23 XXIII 52 52 52 52 52 52 52 52 52 51 51 1
Juml 1282 1248 1241 1290 1284 1280 1252 1281 1269 832 749 541
PRIORITAS 99,4 96,7 96,2 100 99,5 99,2 97,1 99,3 98,4 64,5

8 3 2 10 9 6 4 7 5 1

d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah

kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di

desa / bidan di desa.

e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah

yang dihadapi.

f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.

g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.

h. Penutup.

LAPORAN HASIL SURVEI MAWAS DIRI


PUSKESMAS TAMALANREA TAHUN 2012

Keterangan :
1. Waktu melahirkan ditolong 2. Bayi 0-6 bulan hanya 3. Anak umur 1-5 tahun apakah
oleh tenaga kesehatan diberi ASI saja ditimbang dan di imunisasi
4. Apakah menggunakan air 5. Cuci tangan dengan sabun6. Menggunakan Jamban Sehat
bersih sebelum makan dan
sesudah buang Air besar
7. Memberantas Jentik di rumah 8. Apakah sering makan 9. Melakukan aktifitas fisik
buah dan sayur setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah

SUSUNAN ACARA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA KEPAYANG


SARI KECAMATAN BATANG CENAKU TANGGAL 1 JUNI 2011

No Acara
1. Pembukaan
2. Sepatah Kata dari Kepala UPT Akkes Dinkes Provinsi Riau
3. Sepatah Kata sekaligus membuka secara resmi MMD Desa Kepayang Sari oleh
Kepala Desa Kepayang Sari
4. Kata Sambutan dari Kepala Puskesmas Lubuk Kandis Kecamatan Batang Cenaku
5. Musyawarah Masyarakat Desa:
a. Penyampaian hasil winshield dan pemetaan sekaligus pemutaran potret lensa
Desa Kepari dari mahasiswa PKL.
b. Penyajian Data Kesehatan.
c. Analisa Data
d. Diskusi bersama.
e. Penyusunan Perencanaan kegiatan bersama masyarakat.
6. Penyerahan Perencanaan dari Pemimpin Puskesmas kepada bapak Kepala Desa
Kepayang Sari Kecamatan Batang Cenaku
7. Pengarahan dari Camat Batang Gansal
8. Doa
9. Penutup
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Masyarakat mengenal masalah
kesehatan di wilayahnya.maka pada hari ini rabu 5 Maret 2014 dilaksanakan Musyawarah
masyarakat desa (MMD) di Desa Gelgel.Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey Mawas Diri dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri (Depkes RI,
2007).

Pada Kesempatan ini dibuka oleh Perbekel Desa Gelgel dihadiri oleh Kelian Dinas di Desa
Gelgel,staf Desa,Tokoh Masyarakat,kader Desa Siaga dan Tim dari UPT.Puskesmas
Klungkung I.Pada Kesempatan ini disampaikan “Salah satu upaya untuk mengantisipasi
masalah kesehatan tersebut adalah dengan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
melalui SMD dan MMD yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan
hudup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian
masyarakat mampu menjadi subyek dalam pembangunan kesehatan”.Pengembangan Desa
Siaga merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat .
Peran Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan semakin penting dalam memelihara
keesehatannya serta meningkatkan kualitas kesehatannya.Tujuan pembangunan kesehatan itu
menyebutkan bahwa masyarakat perlu digerakkan dan diperdayakan untuk hidup sehat.
Tindakan preventif dan promotif juga diperlakukan di dalamnya dalam membentuk PHBS

dan kesehatan yang berbasis pada masyarakat. Desa siaga adalah suatu
kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri.SMD
(Survey Mawas Diri) Dilaksanakan dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun
potensi yang ada di wilayah desa tersebut. Hasil SMD meliputi masalah kesehatan,
penyebab/faktor resiko(lingkungan/perilaku) serta poteensi yang ada di wilayah
tersebut.MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) merupakan tindak lanjut SMD yang
bertujuan untuk menentukan prioritas masalah, pemecahan masalah dan kesepakatan tindak
lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada

Untuk di Desa Gelgel sendiri permasalahan yang ada mengenai DBD dan kasus gigitan
anjing.Untuk DBD masih ada kasus yang terjadi dan masih adanya jentik yang ditemukan
pada saat survey, hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
upaya preventif seperti PSN.

Disamping itu permasalahan mengenai kasus gigitan anjing, masyarakat merasa takut dan
waswas jika ada yang digigit anjing,karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai
penanganan pertama saat terkena gigitan dan mekanisme untuk mendapatkan VAR.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut hal yang diprioritaskan adalah meningkatkan
kesadaran masyarakat dan pengetahuan masyarakat mengenai upaya preventif melalui upaya
promotif berupa penyuluhan dimasyarakat.Untuk itulah pada saat musyawarah diperoleh
kesepakatan akan dilaksanakan penyuluhan secara berkala dengan menyesuaikan jadwal di
Banjar-banjar, dengan memanfaatkan Pertemuan-pertemuan di Desa baik saat pesangkepan
banjar,peremuan PKK, karang taruna, Posyandu dan pertemuan-pertemuan lainnya
Desa siaga ialah suatu kondisi masyarakat tingkat desa/ kalurahan yang memiliki sumber
daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah – masalah kesehatan, bencana,kegawat
daruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga mencakup konsep pelayanan kesehatan
dasar,mengembangkan surveilance dan menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam melaksanakan program pengembangan desa siaga,semua desa di wilayah kerja


Puskesmas Tawangsari yang berjumlah 12 Desa. telah melaksanakan dan mewujudkan 8
kopentensi Desa Siaga.

 Melakukan pengamatan penyakit , Gizi, Kesehatan Lingkunngan dan perilaku masyarakat


dalam rangka survei mawas diri.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus di setiap RW terhadap :

 Gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular termasuk gizi
buruk
 Faktor resiko : Perilaku buruk masyarakat yang dapat menimbulkan Penyakit.
 Faktor Lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan.
 Kejadian dan kondisi lain masyarakat.

Bentuk pengamatan dilakukan oleh masyarakat,kader kesehatan,pengurus Pokja Desa Siaga


dan di laporkan secara tertulis. Kemudian data tersebut dipakai sebagai bahan untuk SMD (
Survei Mawas Diri ) di tingkat desa. Survei mawas diri bertujuan agar Forum Kesehatan
Desa / Pokja Desa Siaga mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya, diharapkan
mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi didesanya , serta bangkit niat atau
tekad untuk mencari solusinya.

 Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga.

Pada kegiatan ini pengurus Pokja Desa Siaga beserta kader kesehatan mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun masyarakat sehat
dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pada saat SMD dilaksanakan,utamanya daftar
masalah kesehatan,data potensi,serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut di
musyawarahkan untuk penentuan prioritas, analisa masalah , penyelesaian masalah,
serta rencana tindak lanjut dan kegiatan yang akan dilaksanakan bulan depan untuk
pembangunan kesehatan dan pengembangan desa siaga. Seluruh desa telah membuat
rencana tindak lanjut dalam bentuk matrik dirinci mulai dari nama
kegiatan,tujuan,sasaran, waktu,tempat, pelaksana, penanggung jawab dan dana.

 Memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Bberdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ), maka dilakukan


kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa tersebut, salah
satumnya adalah kegiatan pelayanan kesehatan promotif atau penyuluhan.
Penyuluhan ini dilaksanakan oleh pengurus pokja desa siaga, kader posyandu dan
bidan desa. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan agar pengetahuan masyarakat
meningkat sehingga bisa merubah perilaku. Pelayanan kesehatan preventif yang
dilakukan oleh pengurus pokja desa siaga adalah dengan menggerakan masyarakat
untuk melakukan pencegahan penyakit, misal Pemantauan Jentik dan PSN oleh kader
posyandu untuk mencegah dan memberantas penyakit Demam Berdarah. Semua
Balita diharuskan sudah mendapatkan lima Imunisasi dasar lengkap sebelum berumur
satu tahun untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosa, hepatitis,polio
campak,diptheri,pertusis, dan tetnus.

 Melakukan administrasi desa siaga.

Semua tahapan kegiatan desa siaga mulai dari pengamatan penyakit,survei mawas
diri, Musyawarah Masyarakat Desa, rencana tindak lanjut dan pelaksanaan kegiatan
harus dilaporkan dan ditulis dalam bentuk buku . Buku laporan yang harus dibuat
minimal ; Buku kunjungan rumah, buku survei mawas diri, daftar hadir, notulen rapat,
rencana lindak lanjut, dan hasil pelaksanaan kegiatan .

 Menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa.

Dalam setiap pertemuan musyawarah masyarakat desa,pengurus pokja desa siaga


selalu mengundang organisasi yang ada di desa, Baperdes ,Tim penggerak PKK,
Karang taruna, Pengurus RT / RW, dan diharapkan dengan adanya kemitraan ini
semua program desa siaga dapat terlaksana bersama – sama dengan potensi yang ada
di desa tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat mengaatasi masalah
kesehatan secara mandiri.

 Menerapkan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada.

Teknologi tepat guna yang dapat dan sudah dilakukan oleh pokja desa siaga di
puskesmas Tawangsari adalah pemberian dan pemasangan genting kaca pada rumah
penduduk yang anggota keluarganya ada yang menderita Tuberculosa , diharapkan
dengan adanya pemasangan genting kaca cahaya matahari yang masuk rumah
mencagah penularan penyakit TBC pada anggota keluarga yan lain.

 Menggali pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

Penggalian pembiyaan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai


upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari
masyarakat untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bentuk penggalian
dana yang telah dilakukan pokja desa siaga di Puskesmas Tawangsari berupa
jimpitan, uang sukarela pada saat pertemuan arisan, anggaran dana desa, swadaya RT,
hasil pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa 10 % untuk kas desa / Pokja desa siaga .
Pengalokasian dana adalah untuk operasional kegiatan desa siaga, yang antara lain
untuk biaya pertemuan rutin bulanan pokja desa siaga, uang transport kader dalam
pemantauan jentik dan PSN, penyuluhan keshatan kepada masyarakat, pemberian
makanan tambahan khususnya balita gizi buruk dan umumnya balita pengunjung
posyandu.

 Mengelola upaya kesehatan berbasis masyarakat.

Ketua pokja desa siaga bertanggung jawab penuh dalam kegiatan UKBM yang ada di
desa, ketua pokja desa siaga beserta pengurus harus melakukan pembinaan terus
menerus jangan sampai posyandu Balita, Lansia, Posbindu ( Pos Bina Terpadu ) yang
sudah berjalan dengan baik berhenti kegiatannya oleh karena sesuatu sebab. Ketua
pokja desa siaga beserta pengurus setiap bulan melakukan kunjugan supervisi di
setiap posyandu balita, lansia dan posbindu untuk memotivasi para kader sekaligus
pembinaan. Bila ada posyandu yang kekurangan / tidak ada kader,pengurus pokja
desa siaga berkewajiban merekrut dan mendapatkan kader yang baru, selain itu juga
perlu mengembangkan upaya – upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar
tidak drop out, kader – kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial
psikologisnya diberi kesempatan seluas – luasnya untuk mengembangkan motivasinya
sedangkan kader yang ekonominya masih kurang dibantu untuk memperoleh
tambahan penghasilan, misal dengan pemberian insentif atau modal usaha.

Demikianlah delapan kompetensi pokja desa siaga yang telah dan sedang dijalankan oleh
ketua dan pengurus pokja desa siaga se Kecamatan Tawangsari yang berjumlah 12 desa.
Semoga apa yang telah dilakukan ini dapat diteruskan dan bermanfaat bagi masyarakat
sehingga mandiri dalam bidang kesehatan.

Ditulis dalam 1 | Leave a Comment »

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA SIAGA


5 Agustus 2009

DiTulis Oleh : dr Iskandar

(Sumber dari SimKes UGM)

Ketika Kita dituntut untuk mengembangkan desa siaga ,Awalnya kita bingung dari mana kita
memulainya, bagaimana kita bias melakukan advokasi ke Pemerintah Kecamatan dan
Pemerintahan Desa.dan terus terang ada beberapa desa yang tidak tertarik pada konsep
tersebut serta menunggu desa yang lain dulu untuk melaksanakan konsep tersebut.Kita juga
masih bingung bagaimana membuat consideran dalam pembuatan SK Pokja dan SK PKD.
Maklumlah Pegawai Puskesmas tidak ahli dalam pembuatan SK. Namun dengan seiring
berjalannya waktu akhirnya semua desa telah memiliki susunan Pokjanal Tingkat Desa dan
semua Desa telah memiliki PKD yang di motori oleh bidan Desa Setempat

Di awal Tahun 2009 ini hampir semua Puskesmas Di sukoharjo mengalami merger yang
tadinya dalam satu wilayah kecamatan memiliki dua Puskesmas menjadi Satu Puskesmas per
Kecamatan. Puskesmas Tawangsari termasuk salah satu Puskesmas yang di merger. Waktu
itu juga mengalami pergantian Kepala Puskesmas. Tadinya dipimpin Oleh Drg Sigit Siswanta
kemudian digantioleh Dr Sugeng Purnomo. Dengan kepemimpinan yang baru ini
Pengembangan Gesa Siaga Di Wilayah Kecamatan Tawangsari berkembang sangat pesat.
Tak ayal juga Staff Promkes yang meng-handle program ini menjadi super sibuk. Sebagai
contoh adalah Ratih Ikaningtyas selaku petugas promkes bekerja sampai lembur larut malam
untuk menyelesaikan administrasinya(kasihan…..).

Desa siaga tidak hanya sekedar konsep yang bertengger di atas awan. Dengan mengacu visi
Departemen Kesehatan agar rakyat indonesia dapat mewujudkan kesehatan secara mandiri,
perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata. Sebagai contoh, pembentukan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) yang bertujuan agar setiap desa mampu mengidentifikasi dan mencegah bencana,
wabah, kurang gizi dan persoalan-persoalan lain. Poskesdes diharapkan pula untuk
merevitalisasi upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti posyandu, pos obat desa,
ambulans desa, bank darah desa, kelompok pemakai air dan koperasi jamban.

Secara umum ada 4 strategi dalam menggerakkan kemandirian masyarakat di bidang


kesehatan :

1. Memberdayakan masyarakat agar mampu berperilaku hidup sehat.


2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Ditulis dalam 1 | Leave a Comment »

PROGRAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA PUSKESMAS TAWANGSARI


KABUPATEN SUKOHARJO
28 Juni 2009

Oleh : Dr Sugeng Purnomo

Program Pengembangan Desa Siaga

Adalah Program Unggulan Puskesmas Tawangsari

Visi : Pokja Desa Siaga Aktif PKD Berjalan Maju

Misi : Memandirikan Masyarakat dalam bidang Kesehatan

A.DESA SIAGA Ialah suatu kondisi masyarakat tingkat desa / kalurahan yang memiliki
sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah – masalah kesehatan , bencana,
kegawat daruratan kesehatan secara mandiri.

Ada 4 pilar kegiatan didesa siaga yaitu :

1. Pemberdayaan / gotong royong Mis : pembuatan SPAL, PSN


2. Pengamatan / surveylans epidemiologi Mis : kasus demam berdarah 3. Upaya – upaya
kesehatan / pelayanan kesehatan dasar Yaitu terbentuknya PKD sebagai tempat pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangan.

4. Pembiayaan Kesehatan Mis : Dana shat, Jimpitan, dana sehat iuran RT

Ada 4 masalah Kesehatan yaitu ;

1. Adanya kematian bayi

2. Adanya kematian ibu

3. Adanya gizi kurang / buruk

4. Adanya wabah / kejadian luar biasa suatu penyakit

B.LANGKAH –LANGKAH KEGIATAN DIDESA SIAGA :

1. PTD ( Pertemuan Tingkat Desa ) PTD merupakan langkah awal dari kegiatan desa siaga ,
sudah dilaksanakan bulan Maret 2009 diseluruh wilayah Kecamatan Tawangsari.

2. SMD (Survey Mawas Diri ) Ialah kegiatan pengenalan pengumpulan , pengkajian masalah
kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat dibawah arahan petugas kesehatan /
Bidan.Sudah dilaksanakan bulan April – Mei 2009 dengan dana Bansos.

3. MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa ) Ialah pertemuan seluruh warga desa membahas
hasil SMD dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
SMD.

4.Pelatihan Kader Merupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader agar mampu dan
berperan serta dalam mengembangkan desa siaga dan PKD.
Tujuan akhir Desa Sehat dan Desa Siaga : Memandirikan masyarakat dalam bidang kesehatan

Kompetensi pada desa siaga dan desa sehat :

1. Melakukan pengamatan penyakit , gizi , kesehatan lingkungan dan prilaku masyarakat


dalam rangka survey mawas diri.

2. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga.

3. Melakukan pelayanan kesehatan produktif dan preventif.

4. Melakukan administrasi Desa Siaga.

5. Menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa ( LSM , Swasta ,Organisasi
didesa PKK , Karang Taruna dll ).

6. Menerapkan tehnologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada.

7. Menggali pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

8. Mengelola upaya kesehatan berbasis masyarakat.

* Penggalangan komitmen Visi dan Misi desa siaga.

* Penggerakan peran serta masyarakat.

*Pengembangan potensi sumber daya masyarakat.

*Pembinaan lintas program dan dan lintas Sektoral

Setiap Bulan Pokja Desa Siaga mengadakan pertemuan membahas kegiatan Pokja Desa Siaga
berupa pengisian buku kerja Pokja Desa Siaga , Arisan , dan tabungan kader. Setiap triwulan
pembinaan oleh TIM Promkes Puskesmas kalau bisa ada kunjungan balasan antar desa /
Pokja Desa Siaga memaparkan hasil perkembangan ke semua desa Pokja Desa Siaga. Tenaga
SDM kesehatan Desa Siaga : Tenaga kesehatan yang diprioritaskan adalah bidan desa dengan
tambahan kompetensi di bidang pelayanan kesehatan dasar, sedangkan tenaga kesehatan
lainnya cukup berada di Puskesmas dan pustu . sebagai Tim Pembina Desa.
Mengenal Survei Mawas Diri, SMD, Awal
Perencanaan Dari Bawah
Kamis, Februari 23, 2017

Belajar Akreditasi, SMD dan MMD

Tanya:

"Oh iya dok terimakasih, kmren dari dinas katanya ada referensi terbaru SMD tidak perlu
pakai survei, hanya diskusi utk menggali/mengidentifikasi masalah?" ~ Ummi 'Azizah ~

Dalam Permenkes RI No 44 Th 2016 Tentang Pedoman Management Puskesmas: Tentang


SMD / MMD, dapat dibaca:

1. Tahapan : Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan penyusunan RUK tahun 2017 dan Rencana
Lima Tahunan periode 2017 s.d 2021, dengan pendekatan Top-Down dan Bottom-
Up.
2. Waktu pelaksanaan : Awal Januari 2016
3. Pelaksanaan : Desa/ Kelurahan
4. Pihak terkait : Pemangku kepentingan Tk. Desa/ Kelurahan
5. Keluaran : Hasil analisa situasi, Hasil SMD dan MMD, Usulan kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat desa/ kelurahan sesuai harapan rasional masyarakat
desa/kelurahan.

Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/
Community Self Survey (SMD/ CSS):

1. Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang
dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah
tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-
peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat
sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif
memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
2. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan
dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan
bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat.
3. Instrumen SMD/ CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan masalah
yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup format
pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang:

 Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita


 Status imunisasi dan status gizi balita
 Kondisi lingkungan permukiman/ rumah tempat tinggal
 Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat
 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga
 Perawatan balita sehat dan sakit
 Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi seimbang,
imunisasi
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll)
 Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM)
 Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau
 Pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
masyarakat.

A.3. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Ingat, SMD adalah :

1. Pembelajaran oleh masyarakat, untuk masyarakat. Puskesmas sebagai pendamping


dan nara sumber. Kalau semua dilakukan oleh Puskesmas maka masyarakat tidak
belajar sesuatu.
2. Salah satu tujuan SMD adalah: masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan
diwilayahnya sehingga bisa menyusun program untuk mengatasinya dan menyambut
program pengentasan wilayah dari diare menjadi gerakan masyarakat; Puskesmas bisa
memberi masukan program apa saja untuk mengatsi diare; Cuci tangan pakai sabun,
enam langkah mencuci tangan, Tidak BAB disembarang tempat (ODF), Satu rumah
satu jamban, program air bersih, dll.
3. Salah satu pembelajaran yang penting dalam SMD adalah dapat membedakan antara,
KEINGINAN terhadap suatu pelayanan kesehatan, dan KEBUTUHAN pelayanan
kesehatan karena adanya masalah kesehatan di wilayahnya. Pelayanan diare akan
dibutuhkan masyarakat jika memang masih sering terjadi KLB diare, tetapi pelayanan
bedah kosmetik mungkin hanya keinginan beberapa orang saja.
4. SMD dan MMD itu satu rangkaian dengan Musrenbang Desa,Musrenbang
Kecamatan, dst-nya.
Karena itu tolong difikirkan lagi kalau ingin menghilangkan SMD. Masukan lain tetap
dibutuhkan dan sangat perlu. PDCA perlu terus berjalan, dan masukan masyarakat salah
satunya, karena salah satu komponennya.

Kus Sularso. Banyumanik, 23 Februari 2017.


Belajar Akreditasi Puskesmas, Dana Desa,
SMD dan MMD
Sabtu, Februari 25, 2017

Bisakah dana desa digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di


Desa? Marilah kita cermati Pemendes No. 22 th 2016 berikut ini, (*HURUF BESAR
DALAM KURUNG TAMBAHAN DARI SAYA).

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017

Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:

a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar untuk


pemenuhan kebutuhan:

1. Lingkungan pemukiman; (KESLING BISA BERPERAN)


2. Transportasi;
3. Energi; dan
4. Informasi dan komunikasi.
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan
sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan:

1. Kesehatan masyarakat; dan (KESEHATAN MASYARAKAT: BERARTI


PENYAKIT DOMINAN, DBD, DIARE, TB PARU)
2. Pendidikan dan kebudayaan.

c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi


untuk mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: (GIZI : BISA MEMBERI
MASUKAN).

1. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan;


2. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif yang difokuskan pada kebijakan satu
Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran;
dan
3. Usaha ekonomi berskala produktif lainnya yang difokuskan pada kebijakan satu Desa
satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran.

d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan


untuk pemenuhan kebutuhan:

1. Kesiapsiagaan menghadapi bencana alam; (P2M ; KEWASPADAAN , MITIGASI


DAN SURVEILANS)
2. Penanganan bencana alam; (P2M: PENAGNAN BENCANA).
3. Penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan (KLB PENYAKIT MENULAR DAN
WABAH)
4. Pelestarian lingkungan hidup. (KESEHATAN LINGKUNGAN).

e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lainnya


yang sesuai dengan kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Pasal 6

Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai
Dana Desa, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat
perkembangan kemajuan Desa, meliputi:

a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan kegiatan


pembangunan Desa pada:

1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar;


dan
2. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi serta
pengadaan produksi, distribusi dan pemasaran yang diarahkan pada upaya mendukung
pembentukan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi pertanian
untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
kebijakan satu Desa satu produk unggulan.

b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa pada:


1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung
penguatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu
Desa satu produk unggulan; dan
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial
dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung pemenuhan akses
masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan.

c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pembangunan pada:

1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta


pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung
perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu
Desa satu produk unggulan; dan
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial
dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kualitas
pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan.

Bagian Kedua

Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 7

Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri
sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan meliputi antara lain:

1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan


pengawasan pembangunan Desa;
2. Pengembangan kapasitas masyarakat Desa;
3. Pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
4. Pengembangan sistem informasi Desa;
5. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat
marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas; (PROGRAM
KIA/KAB [ GIZI,)
6. Dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup; (KESLING)
7. Dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam serta
penanganan kejadian luar biasa lainnya; (KEWASPADAAN DINI , MITIGASI
BENCANA, SURVEILANS BENCANA)
8. Dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh
BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
9. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi dan/atau
lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
10. Pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga; dan
11. Bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan analisa
kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Kus Sularso, Banyumanik, 18 Februri 2017.

(Sampai disini terlihat pentingnya peranan Puskesmas dan bidan di Desa serta kader
kesehatan dalam memperjuangkan penggunaan dana desa untuk kesehatan. Tentunya Kepala
Puskesmas sudah memikirkan dan menindak lanjuti perencanaan ini karena SMD dan MMD
untuk tahun 2017 tentunya sudah akan mulai dilakukan untuk kegiatan program tahun 2018.)
Secara lengkap perlu dibaca Permendes-nya .
Belajar Akreditasi Puskesmas, Apa sih
Prinsip Koordinasi?
Selasa, Februari 21, 2017

Belajar Akreditasi, Koordinasi


Apakah prinsip koordinasi ?
Prinsip koordinasi adalah :

1. Mulai dari awal


2. Koordinasi butuh hubungan personal
3. Koordinasi yang berkesinambungan
4. Koordinasi merupakan hubungan timbal balik
5. Koordinasi itu Dinamis
6. Koordinasi yang baik menyederhanakan organisasi
7. Perlu ada koordinasi diri sendiri
8. Dalam koordinasi pembagian tujuannya jelas
9. Dalam koordinasi ada kejelasan kewenangan dan tanggung jawab masing
masing
10. Komunikasi butuh komunikasi efektif
11. Komunikasi perlu dilakukan pula supervisi efektif

Yang perlu memahami koordinasi itu bukan hanya atasan tetapi juga bawahan dan
teman sejawat.
Banyak anak buah yang sengaja menghindari di-koordinir oleh atasannya atau
temannya. Merasa sama pintar dengan atasan, atau karena merasa dulunya atasannya
adalah teman sejawatnya, atau merasa atasannya dibawahnya dalam segi kekayaan
(Lebih kaya materi, lebih kaya pengetahuan, lebih kaya pengalaman, lebih kaya
ketrampilan, lebih kaya spiritual dll).

Dan ini sering terjadi dalam organisasi yang disebut Puskesmas, dimana banyak profesi
berbeda harus melebur dalam satu organisasi.
Sehingga organisasi Puskesmas itu dilihatnya sepert kue lapis, seperti lapisan air dan
minyak yang berwarna warni. Tidak bisa menyatu dan tidak bisa serentak dalam
pemikiran, perilaku dan tindakan.

Banyak yang tidak merasa bahwa perilaku seperti itu adalah salah satu bentuk
kesombongan. Kesombonggan profesi.

Melihat lebih jauh adalah bentuk koordinasi program yang berjenjang dari tingkat Pusat
sampai didesa.

Siapakah yang mengkoordinir Puskesmas? Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota


melakukan koordinasi kegiatan program sebagaimana prinsip diatas?

Mulai dari awal, melakukan hubungan personal, berkesinambungan, timbal balik,


dinamis, menjadikan organisasi lebih sederhana bukan merumitkannya, diiringi juga
dengan mengkoordinir diri sendiri, tujuan masing masingnya jelas, masing masing
memiliki tanggung jawab dan tugas yang jelas, melalui komunikasi dan supervisi efektif.

Ibarat melawan musuh, ada penyakit yang merupakan musuh bersama ditangani
program Essensial dan penyakit spesifik/ prioritas wilayah ditangani program
pengembangan.

Siapa bilang Puskesmas adalah organisasi kecil?


Siapa bilang kegiatan di Puskesmas sederhana?

Cobalah masuk dan melebur diri didalamnya.


Akan terasa bagaimana rumitnya.

Cobalah masuk dan lihat masalahnya.


Maka terlihat semua masalah ada didalamnya.

ITU TERJADI DI PUSKESMAS YANG KOORDINASI-NYA BELUM BERJALAN.

Dulu memang sering tidak berjalan,


karena semua ingin segera pulang.

SYUKUR SEKARANG SUDAH BERUBAH.


ALHAMDULILLAH SEKARANG SUDAH MULAI BERBENAH.
KESEHATAN MASYARAKAT SUDAH MULAI CERAH
INDONESIA SEHAT MULAI TAMPAK SUDAH.
Tetap semangat. Sukses.
Kus Sularso, Banyumanik 20 Februari 2017
(Seribu langkah kedepan dimulai dari langkah pertama. Lakukan evaluasi prinsip
koordinasi itu dengan segera, mulailah sekarang juga. Sukses ada didepan mata).

Anda mungkin juga menyukai