(MMD)
DI KELURAHAN TAMALANREA TAHUN 2012
(MMD)
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri
(SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau
seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
3 III 54 52 53 54 54 54 54 54 54 54 51 3 -
4 IV 58 58 58 58 58 58 58 58 58 11 11 47 2,DEMAM, FLU, BATUK
5 V 60 60 60 60 60 60 59 60 54 29 26 35 2,DEMAM, BATUK
6 VI 55 57 57 58 57 58 58 58 58 21 21 37
7 VII 39 29 30 40 40 32 40 38 40 19 18 22 2, GASTRITIS
8 VIII 50 48 41 55 55 55 54 54 54 31 20 35 6,BATUK,DIABETES,HIPERTENSI,DEMAM
9 IX 55 51 55 55 55 55 55 55 55 27 25 30 -
10 X 62 60 58 62 61 60 59 59 62 44 38 24 2,FLU, DEMAM
11 XI 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 -
12 XII 58 58 58 58 58 58 58 58 58 44 44 14
8 3 2 10 9 6 4 7 5 1
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
h. Penutup.
Keterangan :
1. Waktu melahirkan ditolong 2. Bayi 0-6 bulan hanya 3. Anak umur 1-5 tahun apakah
oleh tenaga kesehatan diberi ASI saja ditimbang dan di imunisasi
4. Apakah menggunakan air 5. Cuci tangan dengan sabun6. Menggunakan Jamban Sehat
bersih sebelum makan dan
sesudah buang Air besar
7. Memberantas Jentik di rumah 8. Apakah sering makan 9. Melakukan aktifitas fisik
buah dan sayur setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
No Acara
1. Pembukaan
2. Sepatah Kata dari Kepala UPT Akkes Dinkes Provinsi Riau
3. Sepatah Kata sekaligus membuka secara resmi MMD Desa Kepayang Sari oleh
Kepala Desa Kepayang Sari
4. Kata Sambutan dari Kepala Puskesmas Lubuk Kandis Kecamatan Batang Cenaku
5. Musyawarah Masyarakat Desa:
a. Penyampaian hasil winshield dan pemetaan sekaligus pemutaran potret lensa
Desa Kepari dari mahasiswa PKL.
b. Penyajian Data Kesehatan.
c. Analisa Data
d. Diskusi bersama.
e. Penyusunan Perencanaan kegiatan bersama masyarakat.
6. Penyerahan Perencanaan dari Pemimpin Puskesmas kepada bapak Kepala Desa
Kepayang Sari Kecamatan Batang Cenaku
7. Pengarahan dari Camat Batang Gansal
8. Doa
9. Penutup
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Masyarakat mengenal masalah
kesehatan di wilayahnya.maka pada hari ini rabu 5 Maret 2014 dilaksanakan Musyawarah
masyarakat desa (MMD) di Desa Gelgel.Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey Mawas Diri dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri (Depkes RI,
2007).
Pada Kesempatan ini dibuka oleh Perbekel Desa Gelgel dihadiri oleh Kelian Dinas di Desa
Gelgel,staf Desa,Tokoh Masyarakat,kader Desa Siaga dan Tim dari UPT.Puskesmas
Klungkung I.Pada Kesempatan ini disampaikan “Salah satu upaya untuk mengantisipasi
masalah kesehatan tersebut adalah dengan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
melalui SMD dan MMD yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan
hudup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian
masyarakat mampu menjadi subyek dalam pembangunan kesehatan”.Pengembangan Desa
Siaga merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat .
Peran Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan semakin penting dalam memelihara
keesehatannya serta meningkatkan kualitas kesehatannya.Tujuan pembangunan kesehatan itu
menyebutkan bahwa masyarakat perlu digerakkan dan diperdayakan untuk hidup sehat.
Tindakan preventif dan promotif juga diperlakukan di dalamnya dalam membentuk PHBS
dan kesehatan yang berbasis pada masyarakat. Desa siaga adalah suatu
kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri.SMD
(Survey Mawas Diri) Dilaksanakan dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun
potensi yang ada di wilayah desa tersebut. Hasil SMD meliputi masalah kesehatan,
penyebab/faktor resiko(lingkungan/perilaku) serta poteensi yang ada di wilayah
tersebut.MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) merupakan tindak lanjut SMD yang
bertujuan untuk menentukan prioritas masalah, pemecahan masalah dan kesepakatan tindak
lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada
Untuk di Desa Gelgel sendiri permasalahan yang ada mengenai DBD dan kasus gigitan
anjing.Untuk DBD masih ada kasus yang terjadi dan masih adanya jentik yang ditemukan
pada saat survey, hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
upaya preventif seperti PSN.
Disamping itu permasalahan mengenai kasus gigitan anjing, masyarakat merasa takut dan
waswas jika ada yang digigit anjing,karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai
penanganan pertama saat terkena gigitan dan mekanisme untuk mendapatkan VAR.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut hal yang diprioritaskan adalah meningkatkan
kesadaran masyarakat dan pengetahuan masyarakat mengenai upaya preventif melalui upaya
promotif berupa penyuluhan dimasyarakat.Untuk itulah pada saat musyawarah diperoleh
kesepakatan akan dilaksanakan penyuluhan secara berkala dengan menyesuaikan jadwal di
Banjar-banjar, dengan memanfaatkan Pertemuan-pertemuan di Desa baik saat pesangkepan
banjar,peremuan PKK, karang taruna, Posyandu dan pertemuan-pertemuan lainnya
Desa siaga ialah suatu kondisi masyarakat tingkat desa/ kalurahan yang memiliki sumber
daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah – masalah kesehatan, bencana,kegawat
daruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga mencakup konsep pelayanan kesehatan
dasar,mengembangkan surveilance dan menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular termasuk gizi
buruk
Faktor resiko : Perilaku buruk masyarakat yang dapat menimbulkan Penyakit.
Faktor Lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan.
Kejadian dan kondisi lain masyarakat.
Pada kegiatan ini pengurus Pokja Desa Siaga beserta kader kesehatan mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun masyarakat sehat
dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pada saat SMD dilaksanakan,utamanya daftar
masalah kesehatan,data potensi,serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut di
musyawarahkan untuk penentuan prioritas, analisa masalah , penyelesaian masalah,
serta rencana tindak lanjut dan kegiatan yang akan dilaksanakan bulan depan untuk
pembangunan kesehatan dan pengembangan desa siaga. Seluruh desa telah membuat
rencana tindak lanjut dalam bentuk matrik dirinci mulai dari nama
kegiatan,tujuan,sasaran, waktu,tempat, pelaksana, penanggung jawab dan dana.
Semua tahapan kegiatan desa siaga mulai dari pengamatan penyakit,survei mawas
diri, Musyawarah Masyarakat Desa, rencana tindak lanjut dan pelaksanaan kegiatan
harus dilaporkan dan ditulis dalam bentuk buku . Buku laporan yang harus dibuat
minimal ; Buku kunjungan rumah, buku survei mawas diri, daftar hadir, notulen rapat,
rencana lindak lanjut, dan hasil pelaksanaan kegiatan .
Teknologi tepat guna yang dapat dan sudah dilakukan oleh pokja desa siaga di
puskesmas Tawangsari adalah pemberian dan pemasangan genting kaca pada rumah
penduduk yang anggota keluarganya ada yang menderita Tuberculosa , diharapkan
dengan adanya pemasangan genting kaca cahaya matahari yang masuk rumah
mencagah penularan penyakit TBC pada anggota keluarga yan lain.
Ketua pokja desa siaga bertanggung jawab penuh dalam kegiatan UKBM yang ada di
desa, ketua pokja desa siaga beserta pengurus harus melakukan pembinaan terus
menerus jangan sampai posyandu Balita, Lansia, Posbindu ( Pos Bina Terpadu ) yang
sudah berjalan dengan baik berhenti kegiatannya oleh karena sesuatu sebab. Ketua
pokja desa siaga beserta pengurus setiap bulan melakukan kunjugan supervisi di
setiap posyandu balita, lansia dan posbindu untuk memotivasi para kader sekaligus
pembinaan. Bila ada posyandu yang kekurangan / tidak ada kader,pengurus pokja
desa siaga berkewajiban merekrut dan mendapatkan kader yang baru, selain itu juga
perlu mengembangkan upaya – upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar
tidak drop out, kader – kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial
psikologisnya diberi kesempatan seluas – luasnya untuk mengembangkan motivasinya
sedangkan kader yang ekonominya masih kurang dibantu untuk memperoleh
tambahan penghasilan, misal dengan pemberian insentif atau modal usaha.
Demikianlah delapan kompetensi pokja desa siaga yang telah dan sedang dijalankan oleh
ketua dan pengurus pokja desa siaga se Kecamatan Tawangsari yang berjumlah 12 desa.
Semoga apa yang telah dilakukan ini dapat diteruskan dan bermanfaat bagi masyarakat
sehingga mandiri dalam bidang kesehatan.
Ketika Kita dituntut untuk mengembangkan desa siaga ,Awalnya kita bingung dari mana kita
memulainya, bagaimana kita bias melakukan advokasi ke Pemerintah Kecamatan dan
Pemerintahan Desa.dan terus terang ada beberapa desa yang tidak tertarik pada konsep
tersebut serta menunggu desa yang lain dulu untuk melaksanakan konsep tersebut.Kita juga
masih bingung bagaimana membuat consideran dalam pembuatan SK Pokja dan SK PKD.
Maklumlah Pegawai Puskesmas tidak ahli dalam pembuatan SK. Namun dengan seiring
berjalannya waktu akhirnya semua desa telah memiliki susunan Pokjanal Tingkat Desa dan
semua Desa telah memiliki PKD yang di motori oleh bidan Desa Setempat
Di awal Tahun 2009 ini hampir semua Puskesmas Di sukoharjo mengalami merger yang
tadinya dalam satu wilayah kecamatan memiliki dua Puskesmas menjadi Satu Puskesmas per
Kecamatan. Puskesmas Tawangsari termasuk salah satu Puskesmas yang di merger. Waktu
itu juga mengalami pergantian Kepala Puskesmas. Tadinya dipimpin Oleh Drg Sigit Siswanta
kemudian digantioleh Dr Sugeng Purnomo. Dengan kepemimpinan yang baru ini
Pengembangan Gesa Siaga Di Wilayah Kecamatan Tawangsari berkembang sangat pesat.
Tak ayal juga Staff Promkes yang meng-handle program ini menjadi super sibuk. Sebagai
contoh adalah Ratih Ikaningtyas selaku petugas promkes bekerja sampai lembur larut malam
untuk menyelesaikan administrasinya(kasihan…..).
Desa siaga tidak hanya sekedar konsep yang bertengger di atas awan. Dengan mengacu visi
Departemen Kesehatan agar rakyat indonesia dapat mewujudkan kesehatan secara mandiri,
perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata. Sebagai contoh, pembentukan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) yang bertujuan agar setiap desa mampu mengidentifikasi dan mencegah bencana,
wabah, kurang gizi dan persoalan-persoalan lain. Poskesdes diharapkan pula untuk
merevitalisasi upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti posyandu, pos obat desa,
ambulans desa, bank darah desa, kelompok pemakai air dan koperasi jamban.
A.DESA SIAGA Ialah suatu kondisi masyarakat tingkat desa / kalurahan yang memiliki
sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah – masalah kesehatan , bencana,
kegawat daruratan kesehatan secara mandiri.
1. PTD ( Pertemuan Tingkat Desa ) PTD merupakan langkah awal dari kegiatan desa siaga ,
sudah dilaksanakan bulan Maret 2009 diseluruh wilayah Kecamatan Tawangsari.
2. SMD (Survey Mawas Diri ) Ialah kegiatan pengenalan pengumpulan , pengkajian masalah
kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat dibawah arahan petugas kesehatan /
Bidan.Sudah dilaksanakan bulan April – Mei 2009 dengan dana Bansos.
3. MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa ) Ialah pertemuan seluruh warga desa membahas
hasil SMD dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
SMD.
4.Pelatihan Kader Merupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader agar mampu dan
berperan serta dalam mengembangkan desa siaga dan PKD.
Tujuan akhir Desa Sehat dan Desa Siaga : Memandirikan masyarakat dalam bidang kesehatan
5. Menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa ( LSM , Swasta ,Organisasi
didesa PKK , Karang Taruna dll ).
Setiap Bulan Pokja Desa Siaga mengadakan pertemuan membahas kegiatan Pokja Desa Siaga
berupa pengisian buku kerja Pokja Desa Siaga , Arisan , dan tabungan kader. Setiap triwulan
pembinaan oleh TIM Promkes Puskesmas kalau bisa ada kunjungan balasan antar desa /
Pokja Desa Siaga memaparkan hasil perkembangan ke semua desa Pokja Desa Siaga. Tenaga
SDM kesehatan Desa Siaga : Tenaga kesehatan yang diprioritaskan adalah bidan desa dengan
tambahan kompetensi di bidang pelayanan kesehatan dasar, sedangkan tenaga kesehatan
lainnya cukup berada di Puskesmas dan pustu . sebagai Tim Pembina Desa.
Mengenal Survei Mawas Diri, SMD, Awal
Perencanaan Dari Bawah
Kamis, Februari 23, 2017
Tanya:
"Oh iya dok terimakasih, kmren dari dinas katanya ada referensi terbaru SMD tidak perlu
pakai survei, hanya diskusi utk menggali/mengidentifikasi masalah?" ~ Ummi 'Azizah ~
1. Tahapan : Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan penyusunan RUK tahun 2017 dan Rencana
Lima Tahunan periode 2017 s.d 2021, dengan pendekatan Top-Down dan Bottom-
Up.
2. Waktu pelaksanaan : Awal Januari 2016
3. Pelaksanaan : Desa/ Kelurahan
4. Pihak terkait : Pemangku kepentingan Tk. Desa/ Kelurahan
5. Keluaran : Hasil analisa situasi, Hasil SMD dan MMD, Usulan kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat desa/ kelurahan sesuai harapan rasional masyarakat
desa/kelurahan.
Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/
Community Self Survey (SMD/ CSS):
1. Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang
dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah
tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-
peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat
sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif
memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
2. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan
dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan
bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat.
3. Instrumen SMD/ CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan masalah
yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup format
pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang:
A.3. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
Pasal 6
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai
Dana Desa, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat
perkembangan kemajuan Desa, meliputi:
Bagian Kedua
Pasal 7
Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri
sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri.
(Sampai disini terlihat pentingnya peranan Puskesmas dan bidan di Desa serta kader
kesehatan dalam memperjuangkan penggunaan dana desa untuk kesehatan. Tentunya Kepala
Puskesmas sudah memikirkan dan menindak lanjuti perencanaan ini karena SMD dan MMD
untuk tahun 2017 tentunya sudah akan mulai dilakukan untuk kegiatan program tahun 2018.)
Secara lengkap perlu dibaca Permendes-nya .
Belajar Akreditasi Puskesmas, Apa sih
Prinsip Koordinasi?
Selasa, Februari 21, 2017
Yang perlu memahami koordinasi itu bukan hanya atasan tetapi juga bawahan dan
teman sejawat.
Banyak anak buah yang sengaja menghindari di-koordinir oleh atasannya atau
temannya. Merasa sama pintar dengan atasan, atau karena merasa dulunya atasannya
adalah teman sejawatnya, atau merasa atasannya dibawahnya dalam segi kekayaan
(Lebih kaya materi, lebih kaya pengetahuan, lebih kaya pengalaman, lebih kaya
ketrampilan, lebih kaya spiritual dll).
Dan ini sering terjadi dalam organisasi yang disebut Puskesmas, dimana banyak profesi
berbeda harus melebur dalam satu organisasi.
Sehingga organisasi Puskesmas itu dilihatnya sepert kue lapis, seperti lapisan air dan
minyak yang berwarna warni. Tidak bisa menyatu dan tidak bisa serentak dalam
pemikiran, perilaku dan tindakan.
Banyak yang tidak merasa bahwa perilaku seperti itu adalah salah satu bentuk
kesombongan. Kesombonggan profesi.
Melihat lebih jauh adalah bentuk koordinasi program yang berjenjang dari tingkat Pusat
sampai didesa.
Ibarat melawan musuh, ada penyakit yang merupakan musuh bersama ditangani
program Essensial dan penyakit spesifik/ prioritas wilayah ditangani program
pengembangan.