Oleh:
KELOMPOK : II (Dua)
Kelas A
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya. Makalah ini disusun sebagai salah tugas mata kuliah
Evolusi.
Penyusunan dan penulisan makalah tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak dalam bentuk bantuan dan bimbingan. Olehnya itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Elga Araina,S.Si. , M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Evolusi yang telah
banyak memberikan curahan ilmu, petunjuk, pengarahan, bimbingan, saran,
kritikan dan motivasi selama ini.
Semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan dan bimbingan yang telah
diberikan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk almamater khususnya Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Palangka Raya dan para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
i
DAFATAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................................
................................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .....................................................................................................
................................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................
................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemunculan Kelompok Organisme Tertentu ...................................... 3
B. Munculnya Kehidupan di Bumi............................................................. 3
C. Pembagian Waktu Geologi ..................................................................... 4
D. Teori tentang Kemunculan dan Kepunahan Reptilia Besar ............... 6
E. Terbentuknya Sel Telur Berdinding Ganda ......................................... 7
F. Kepunahan (termasuk Reptilia Besar – Dinosaurus) ......................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori evolusi yang berkembang sekarang sudah sangat maju dan tidak seperti
yang dibayangkan orang. Banyak konsep yang sudah berubah, tidak menandakan
bahwa teori evolusi itu salah, tetapi konsep-konsep tersebut berbeda karena orang
dahulu mempunyai interpretasi yang berbeda atas dasar informasi yang minimum.
Proses keminculan dan kepunahan merupakan suatu proses alamiah seperi
kehidupan dan kematian. Adanya kematian merupakan kehilangan tetapi juga
sekaligus memberikan keuntungan bagi kelompok lain untuk dapat berkembang.
Proses evolusi yang menyangkut kehidupan di daratan pada dasarnya melibatkan
banyak sekali mekanisme, sehingga diperlukan proses yang relatif lama. Setelah
daratan berhasil dikuasai, maka sebagian besar organisme yang ada sekarang adalah
hasil dari perjuangan ini.
Proses kemunculan suatu kehidupan merupakan hal yang sangat penting.
Lamanya bumi ini kosong menunjukkan bahwa proses yang terjadi untuk
menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit. Banyaknya organisme
yang muncul tetapi kemudian punah juga menunjukkan bahwa proses yang terjadi
sangat sulit.
Kepunahan masal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan masal pun
merupakan suatu anugerah bagi kelompok organisme lainnya. Adanya kepunahan
akan memberikan kesempatan pada kelompok organisme yang sebelumnya
tertekan perkembangannya dapat berevolusi.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang di atas, maka dalam makalah ini
dirumuskan beberapa masalah mengenai Kemunculan dan Kepunahan yaitu :
1) Bagaimana Kemunculan kelompok organisme tertentu dan munculnya
kehidupan di bumi ?
2) Bagaimana teori tentang kemunculan dan kepunahan,dalam hal ini Reptilia
besar (Dinosaurus) ?
3) Bagaimana terbentuknya sel telur berdinding ganda
4) Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kepunahan (termasuk Reptilia
besar-Dinosaurus) ?
1
C. Tujuan
1) Mengetahui Kemunculan kelompok organisme tertentu dan munculnya
kehidupan di bumi.
2) Mengetahui teori tentang kemunculan dan kepunahan,dalam hal ini Reptilia
besar (Dinosaurus).
3) Mengetahui terbentuknya sel telur berdinding ganda.
4) Mengetahui Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kepunahan
(termasuk Reptilia besar-Dinosaurus).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Pembagian Waktu Geologi
PERIO KEHIDUPAN KEHIDUPAN
EON ERA KURUN
DE AIR DARAT
Kuarter Sekarang Semua kehidupan Manusia
ada
P Senozoik 0,5-3 Pleistosen Glasiasi, Terjadi evolusi
63 ± 2 juta juta 3 pergeseran benua kebudayaan
H (Tertier) tahun Amerika Utara manusia
lalu dan Eropa pertama
A Australia
Antartika terpisah
N Tersier Pliosen 5 Semua kehidupan Hominidae dan
65 ±2 ada Pongidae
E juta Miosen 24 Monyet dan
Oligosen kerabatnya
R 37 Radiasi
Eosen 54 adaptasi
O burang
Paleosen Mamalia
Z 65 modern,
O Angiospermae
yang berbatang
I basah
Mesozoik Kretasea Ikan bertulang Kepunahan
K 230 ± 10 juta 144 ± 5 Kepunahan Dinosaurus
juta Ammomit Timbulnya
Plesiosaurus Angiospermae
(Secobdary) Ichtyosaurus berkayu
Amerika Selatan
dan Afrika
berpisah
Jurasik Plesiosaurus & Dinosaurus
213±5 Ichtyosaurus, dominan
juta Ammonit Kadal
berlimpah pertama,Arche
P (Oolitic) Ikan bertulang opteryx
rawan dan ikan Serangga
H biasa berlimpah berlimpah
4
Pangea dan Angiospermae
A Gondwana mulai pertama
berpisah
N
Triasik Plesiosaurus Radiasi
E 248 ± 10 pertama reptilia, kura-
juta kura, buaya
R Ichtyosaurus, Thecodenta,
Ammonit therepsida,
O Ikan Bertulang Dinasaurus
Pertama,
Z Mammalia
Pertama
O Permian Punahnya Trilobit Cotylosaurus
286 ± 10 dan Placoderm dan
I Paleozoik juta Glasiasi dan Pelecosaurus
Kekeringan Reptilia lain
K dominan
Cycas, Gynko,
Conifera
Karbonif Pensylvani Ammonit Reptilia
era an Ikan Bertulang pertama
320 ± 10 pertama Rawa-rawa
juta Iklim panas dan Hutan
lembab Lycopsida,
Sphenopsida
dan paku
Paleozoik berbiji
Karbonif Mississipi Radiasi Adaptasi Amphibia
era an Hiu dominan
360 ± 10 Iklim panas dan Siput darat
juta lembab
(Eozoik) Devonia Placoderm, ikan Paku,Lycopsid
n pertama, a, Sphenopsida
405 ± 10 Ammonit,Nautilu Bryophyta,
juta s Gymnosperma
Iklim muka Bumi e dan
keringdan lautan serangga,
sangat meluas
5
Amphibia
pertama
Silurian Radiasi Adaptasi Tanaman darat
425 ± 10 dari Ostracoderm, (Psilopsida)
juta Eurypterids pertama,
Iklim sejuk,lautan labah-labah,
luas kalajengking
Ordovisi Vertebrata
an (Agnata) pertama ------------------
500 ± 10 (Ostracoderm),Na
juta utiloid,Pilina,
Mollusca
Air,Trilobid
daminan
Iklim sejuk,lautan
luas
Kambria Trilobid daminan,
n Eurypterid,Crusta
600 ± 50 cea,Mollusca, ----------------
juta Echinodermata,
Porifera,
Annelida,
Tunicata,
Cnidaria pertama
Glasiasi
Preka Proterozoik 2500 juta Protozoa ----------------
mbria Archean 3900 juta Sromatolit
n Hadean 4500 juta Bumi terbentuk
6
(diwakili oleh macam-macam Dinosaurus). Reptilia pernah mengusai air (diwakili
oleh Mesosaurus), daratan (Tyranosaurus), dan udara (Pteranodon).
Untuk mengkaji bagaimana Reptilia timbul dan hilang (terutama
Dinosaurus) dari muka bumi, kita dapat mempelajari konsekuensi-konsekuensi dari
kehidupan Reptilia sejak munculnya di muka bumi hingga punahnya. Sebagai
hewan Vertebrata yang pertama muncul sebagai hewan daratan, maka Reptilia
mempunyai konsekuensi untuk mengatasi masalah kekeringan.
Sejarah kemunculan Reptilia di daratan ditandai dengan :
Terbentuknya sel telur berdinding ganda (telur Amniota)
Kulit tubuh yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan Dinosaurus) atau
sisik guna melindungi diri terhadap kekeringan.
Terbentuknya sistem eksresi yang terpisah kalau dibandingkan dengan
hewan Vertebrata lainnya yang telah ada sebelumnya (Ikan, Amphibia).
Terbentuknya anggota gerak.
Terbentuknya alat indera pnglihatan, pendengaran, penciuman dan
pengecapan yang lebih baik.
7
8) Alat pendengaran yang sebelumnya terdapat pada rahang bawah
(Pisces) mulai berangsur digantikan dengan telinga dalam, karena juga
menghadapi tantangan kekeringan. Fungsi telinga lebih diperlukan
apabila dibandingkan dengan kehidupan di dalam air, untuk mencari
mangsa dan menghindar dari predator.
Dalam sejarah muka bumi telah tercatat adanya lima kali peristiwa
kepunahan besar- besaran, hal ini terjadi pada masa Kambrian, Ordovisian,
Devonian, Permian, dan Kretasea. Diantara kelima peristiwa kematian masal,
makaperistiwa kematian masal pada periode Permian merupakan kejadian yang
paling aburuk dalam sejarah bumi. Pada waktu itu sekitar 75% organisme punah.
Namun pada masa Kretasea sebelum peristiwa masal, jumlah organisme hidup
sudah melebihi keadaan sebelum peristiwa kematian Permian. Setelah kematian
Kretasea, maka kini jumlah organisme pun masih meningkat lagi sehingga
diperkirakan jumlahorganisme sudah dua kali lipat dari pada keadaan sebelum
peristiwa kematian Permian.
Adapun penyebab peristiwa tersebut yang dikemukakan oleh para ahli dan
kemungkinan besar beberapa teori dapat bekerja secara simultan atau merupakan
akibat dari kemungkinan terdahulu.
8
Akibat bergeraknya benua, maka jumlahnya panjang pantai menjadi sangat
pendek dibandingkan dengan keadaan apabila bumi terdiri dari banyak benua. Hal
ini menyebabkan sejumlah besar organisme laut yang hidup di air dangkal akan
punah. Selain itu konsekuensi yang juga timbul adalah adanya satu daratan
menyebabkan timbulnya perubahan cuaca yang drastis. Sebagai contoh, semua
daratan diberbagai benua (Afrika, Asia, dan Amerika Utara) akan memiliki daerah
gurun. Daratan yanh luas dan datar menyebabkan daerah tengah tidak mendapat
cukup air hujan, karena hujan sudah turun di daerah yang tidak terlalu jauh dari
pantai. Akibat timbulnya gurun yang besar, maka sebagian besar iklim akan
menjadi berubah kering. Sebagian besar organisme daratan dan air akan punah.
2) Teori Vulkanisme
Mengingat contoh vulkanisme akan menimbulkan perubahan yang besar
suatu daerah. Letusan suatu gunung berapi dapat berlangsung berbulan-bulan dan
akibatnya paling tidak mempengaruhi sebagian muka bumi. Di Indonesia kita
mengenal beberapa kepunahan yang sangat besar dan garis tengahnya lebih dari 20
km, misalnay Danau Toba, Danau Tondano dan Daerah Dieng. Diperkirakan bahwa
letusan gunung tersebut beberapa ratus kali lebih dahsyat daripada letusan Gunung
Karakatau. Akibat letusan gunung Karakatau saja, banjir besar menimpa daerah
Negeri Belanda yang berjarak puluhan kilometer. Apabila ada sejumlah besar
gunung berapi sebesar gunung Karaukatau atau Tambora meletus, maka akan
timbul kegelapan selama berbuln-bulan. Hal ini akan menyebabkan perubahan
cuaca yang drastis. Pengaruh letusan gunung Galunggung saja telah hampir
memusnahkan beberapa spesies di Jawa. Di Pangandaran jumlah banteng tinggal 3
ekor dari sekitar 35 ekor sebelumnya. Menurut hasil visum, kebanyakan banteng
mati karena ada deposit debu vulkanis di paru-paru, dan sejumlah besar abu
vulkanis di dalam lambung yang tidak dapat dikeluarkan dengan feces, mungkin
karena terlalu berat.
3) Teori Meteorit atau Supernova
Meteorit berukuran sangat besar yang menabrak bumi akan menyebabkan
perubahan iklim global, selain menimbulkan gempa bumi, akan memberikan akibat
yang serupa dengan letusan gunung merapi, yang berarti perubahan cuaca ledakan
supernova bintang raksasa di luar angkasa akan menyebarkan debu bintang yang
mungkin menimbulkan kegelapan. Debu bintang dapat pula mempengaruhi
magnetik bumi. Apabila kutub magnetik bumi berubah, maka akan terjadi gempa
bumi, karena posos bumi mengalami. Perubahan menurut penelitian, kutub
magnetik bumi memang sudah tidak tepat dari yang diperhitungkan dahulu. Selain
itu meteorit atau supernova dapat membawa suatu unsur seperti logam berat
(misalnyaIridium) yang beracun bagi kehidupan di muka bumi.
Tabel : kadar Iridium setelah kepunahan massal
9
Periode Kepunahan Kadar Iridium
Tinggi sekali (3000
Kratasea - Paleosen Massal
ppt)
Eosen - Oligosen II Massal Sedikit
Eosen - Oligosen II Massal Sedikit
Eosen - Oligosen I Massal Sedikit
Permian - Triasik III Massal Sedikit
Permian - Triasik II Massal Normal
Permian - Triasik I Massal 10 kali lipat
Devonian -
Massal 3-7 kali lipat
Karboniferus II
Devonian -
Massal Sedikit
Karboniferus I
Ordivisisn - Silurian II Massal Normal
Ordivisisn - Silurian I Massal Normal
Prekambrian -
Massal Sedikit
KAmbrian II
Prekambrian -
Normal Sedikit
KAmbrian I
Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa kematian masal sering terjadi dalam
sejarah kehidupan muka bumi, tetapi hanya kematian masal ada periode
Kretasea,Paleosen,Devonian,Karoboniferus II dan Permian-Triasik I, jumlah
iridium jauh di atas normal jadi kematian masal akibat meteorit hanya mungkin
terjadi pada dua peristiwa saja.
10
Kemungkinan Penyebab
Periode
Kepumahan Massal
Pendinginan (bumi glasiasi),
Eosen-Oligosen
pergantian arus laut
Akhir Kratasea Benturan meteorit
Akhir Triasik Kenaikan curah hujan
Meteotit, pendinginan bumi
Akhir Permian
(glasiasi), pangea
Meteorit, pendinginan bumi
Akhir Devonian
(glasiasi)
Vulkanisme, berkurangnya lapisan
Akhir Ordovisian
es di Gondwana
11
beberapa minggu saja, maka seluruh organisme di daerah akan mati. Sesudah banjir
biasanya penyakit mewabah, sehingga apa yang tertinggal ikut mati pula apabila
tidak ditangani.
Akibat glasiasi berakhir, maka seluruh dataran Sunda dan dataran Sahul
terendam air,meninggalkan daerah dataran tinggi saja dan menjadikan Indonesia
berbentuk kepulauan. Banyaknya organisme yang punah tidak dapat diperkirakan.
6) Teori Epidemi atau Pandemi
Kematian massal suatu organisme misalnya setelah glasiasi atau banjir selian
memusnahkan organisme yang terdapat di daerah tersebut, juga akan menimbulkan
penyakit lainnya. Ada proses pembusukan besar-besaran, dan penyakit berkembang
dengan pesat karena sanitasi yang buruk. Akibatnya banyak organisme lain yang
mati karena jumlah mikroba pembusukan meningkat dan menimbulkan infeksi pada
organisme yang hidup di sekitarnya.
7) Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Grenn House Effect)
Adanya jumlah CO2 yang besar akan menyebabkan temperatur muka bumi
naik. Hal ini disebabkan oleh karena CO2 akan membentuk lapisan yang
menghambat masuknya sinar matahari. Akibatnya setiap pemanasan pada siang
hari akan tetap tertahan pada malam hari., dan dengan demikian udara akan semakin
bertambah panas pula.
8) Teori Radiasi Ultra Violet dan Lubang Ozon
Lubang ozon menimbulkan mutasi pada organisme karena kemampuannya
menembus sel dan memotong-motong DNA. Rusaknya DNA umumnya
menyebabkan organisme yang terkena sinar ultraviolet mengalami mutasi yang
kemungkinan besar merugikan organisme sehingga dapat menyebabkan
kepunahan. Dengan adanya lubang ozon, maka suhu muka bumi akan naik dan
contoh pada masa kini adalah banyaknya organisme yang punah akibat naiknya
temperatur muka bumi.
9) Teori Berkembangnya Mammalia Kecil Setelah Perubahan Temperatur
Global
Mammalia kecil diperkirakan mulai berkembang di muka bumi tidak lama
setelah kemunculan Reptilia. Sebelumnya, Mammalia tertekan perkembangannya
karena bersaing dengan Dinosaurus. Namun pada waktu terjadi perubahan muka
bumi, keberadaan Mammalia tidak bayak terpengaruh, sebaliknya sebagian besar
Dinosaurus punah.
10) Teori Campur Tangannya Manusia
Hal ini terutama berlaku untuk buaya, penyu dan kura-kura besar.
Penyebabnya adalah karena over harvesting dan over exploiting untuk kesenangan
sekelompok orang dan rasa sekuriti kelompok yang lain.
Dari kesembilan penyebab utama yang disebutkan di atas, maka hanya 3
penyebab utama (epidemi, mammalia, dan manusia) yang tidak mempengaruhi
12
perubahan temperatur muka bumi secara umum, kecuali zaman modern. Mengapa
naik turunnya temperatur muka bumi berpengaruh pada kepunahan Reptilia,
terutama Dinosaurus ?
a) Kebanyakan Reptilia tidak mengerami telurnya, tetapi menguburnya di
dalam tanah
b) Kebanyakan Reptilia mempunyai detrminasi seks yang bergantungkepada
temperatur. Hal ini berarti bahwa suhu lingkungan akan menentukan jenis
kelamin organisme yang akan menetas dari telur.
c) Mengapa keberadaan Mammalia menjadi ancaman bagi Reptilia ? Kalau
temperatur bumi turun, maka Reptilia memerlukan waktu yang lebih lama
untuk aktif, sedangkan Mammalia tidak demikian. Diperkirakan sifat
homoiterm merupakan kunci keberhasilan Mammalia. Karena kemampuan
termoregulasi, maka kenaikan suhu bumi, keberadaan Mammaliatidak
terpengaruh sebesar pengaruh yang terjadi pada organisme poikiloterm.
d) Kalau temperatur bumi naik, maka Reptilia harus bersembunyi kalau
mereka tidak dapat hiperaktifdan memerlukan energi tinggi, sehingga
ketersediaan mangsa menjadi masalah pokok. Hal ini disebabkan karena
Reptilia tidak mempunyaikemampuan termoregulasi yang baik. Mammalia
memang ikut menderitapada zaman glasiasi, tetapi dapat mengtur suhu
tubunya secara lebih mudah, sehingga tidak perlu menjadi hiperaktif.
e) Pada masa kepunahan, maka sebagian besar organisme punah, dan ini
berarti punahnya sebagian besar mangsa. Reptilia berukuranbesar akan
lebih sulitmencari mangsa, tetapi tidak demikian bagi Reptilia kecil dan
Mammalia. Mereka bersaing tetapi Mammalia dapat aktif siang atau malam,
sedangkan Reptilia lebih terbatas jam operasinya karena perlu penyesuaian
diri terhadap lingkungan yang waktunya lebih lambatd dibandingkan
Mammalia. Mammalia kecil yang lebih gesit mempunyai kemampuan
menyembunyikan dari Reptilia berukuran besar.
f) Telur Reptilia merupakan mangsa dari Reptilia lain dan Mammalia kecil,
sedangkan Mammalia tidak mempunyai telur yang bebas yang dapat
dimangsa organisme lain.
g) Mammalia menjaga anaknya sedangkan kebanyakan Reptilia tidak.
h) Konsekuensi dari determinasi seks yang bergantung kepada temperatur.
Reptilia mempunyai detrminasi seks yang bergantung pada temperatur.
Apabila kita kaji strategi reproduksi Reptilia, diketahui bahwa proses
pematangan telur ditentukan oleh penyinaran matahari. Disini tidak ada
masalah apakah temperetur muka bumi naik atau turun. Adanya perubahan
temperatur akan mengakibatkantimbulnya salah satu jenis kelamin saja,
jantan atau betina. Dengan demikian, semua telur yang memetas akan
menghasilkan salah satu jenis kelamin saja. Dengan demikian tidak ada
13
regenerasi atau generasi berikutnya. Dalam satu atau dua siklus reproduksi
saja, maka jenis tersebut dapat hilang dari muka bumi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa lampau dapat diamati, direkonstruksi berdasarkan fosil, pollen, zat
radioaktif, maupun dengan menggunakan DNA dari organisme aktual. Waktu
geologi ditentukan oleh macam organisme dominan yang hidup pada masa tersebut.
Naiknya fauna dan flora ke daratan merupakan loncatan dalam evolusi, karena
memerlukan banyak hal untuk penyesuaian diri di daratan. Setiap organisme
mempunyai masa keberadaan masing-masing, karena bumi tidak dapat menampung
semua jenis organisme sekaligus
Proses kemunculan dan kepunahan sudah merupakan pola dari muka bumi ini
Ada banyak alasan yang dapat dikaji untuk menerangkan bagaimana suatu
organisme muncul dan punah. Munculnya kehidupan di muka bumi baru terjadi
kira-kira setelah bumi berumur relatif tua Prokariot muncul dan punah karena
kondisi bumi yang belum stabil. Pada waktu bumi terbentuk, Oksigen belum ada di
atmosfir, organisme berkhlorofillah yang memberikan kontribusi Oksigen di
Atmosfir. Bumi yang kita huni sebelumnya tidak sestabil sekarang. Ada banyak
perubahan muka bumi yang menyebabkan kepunahan masal.
B. Saran
Melalui makalah ini Penulis mengharapkan bagi para pembaca untuk bisa
mengembangkan makalah teori kemunculan dan kepunahan. Oleh karena itu teori
kemunculan dan kepunahan ini janganlah dijdikan sebuah momen untuk berperang
pemikiran karena akan menimbulkan perpecahan. Atas kritik dan sarannya penulis
sampaikan terima kasaih
15
DAFTAR PUSTAKA