Anda di halaman 1dari 14

RANCANG BANGUN PETUNJUK ARAH LAHAN PARKIR BERBASIS

ARDUINO UNO R3

Okghi Adam Qowiy (15411433)


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424
E-mail : okghiqowiy@gmail.com

ABSTRAK

Pada dewasa ini, sistem lahan parkir mulai menggunakan teknologi pendukung dalam
pengoperasian lahan parkir. Kemajuan sistem ini ternyata masih memberikan dampak yang
kurang efektif, dikarenakan ketidakpastian lahan parkir yang dapat digunakan untuk
pengguna kendaraan. Oleh karena itu, dirancanglah sistem lahan parkir yang memudahkan
pengguna untuk mengetahui ketersediaan dan letak lahan parkir yang dapat digunakan.
Sistem ini berupa alat yang menggunakan Arduino Uno R3 sebagai pengontrol output
yang digunakan berupa LED dan Motor Servo, serta menggunakan sensor cahaya sebagai
input. Jika sensor cahaya yang dipasang pada gerbang lahan parkir mendeteksi keberadaan
mobil, maka sensor cahaya mengirimkan input ke Arduino Uno R3. Input tersebut diolah
untuk memberikan output sesuai dengan kondisi lahan parkir.
Ketika kondisi salah satu tempat parkir kosong, maka LED dan Motor Servo pada
gerbang lahan parkir menunjukkan bahwa terdapat tempat parkir yang tersedia dengan
membuka palang gerbang lahan parkir, kemudian LED pada jalanan lahan parkir
menunjukkan arah tempat parkir yang tersedia tersebut. Sedangkan, ketika kondisi tempat
parkir penuh, maka LED dan Motor Servo menunjukkan bahwa tidak terdapat tempat parkir
yang tersedia dengan tidak membuka palang gerbang. Alur kerja dari alat ini hanya dapat
digunakan untuk satu mobil dalam memasuki lahan parkir dan membutuhkan waktu sekitar
10 detik untuk dapat digunakan oleh mobil lainnya dalam antrian berikutnya.

Kata Kunci : Lahan Parkir, Arduino Uno R3, Sensor Cahaya, LED, Motor Servo.

I. PENDAHULUAN Semakin berkembangnya teknologi,


sistem lahan parkir mulai menggunakan
1.1 Latar Belakang Masalah
peralatan-peralatan pendukung untuk
Pada dewasa ini, aktivitas dan memudahkan pengguna kendaraan dan
kebutuhan manusia meningkat seiring operator dalam mengatur ketersediaan
perkembangan zaman. Untuk menunjang lahan parkir. Kemajuan sistem lahan parkir
aktivitas tersebut, maka dibutuhkan sebuah tersebut ternyata tidak begitu efektif, hal
moda transportasi kendaraan bermotor. Di ini disebabkan karena ketidakpastian lahan
berbagai tempat, seperti Gedung parkir yang dapat digunakan untuk
Perkantoran, Sekolah, Pusat Perbelanjaan, pengguna kendaraan. Keadaan tersebut
Restoran, Hotel, Rumah Sakit, dan lain seringkali menyebabkan pengguna harus
sebagainya memerlukan lahan kosong memutari lahan parkir terlebih dahulu
yang digunakan untuk menempatkan atau untuk mencari lahan parkir yang tersedia.
memarkir kendaraan bagi pengunjungnya. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang
Dengan semakin meningkatnya dapat memudahkan pengguna untuk
penggunaan kendaraan pribadi, maka mengetahui ketersediaan dan letak lahan
berdampak pada berkurangnya parkir tersebut.
ketersediaan lahan parkir.
1.2 Batasan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan
Permasalahan dalam Rancang Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini
Bangun Petunjuk Arah Lahan Parkir adalah untuk merancang sistem pada
Berbasis Arduino Uno R3 dibatasi dalam sebuah lahan parkir untuk mengetahui
ruang lingkup, antara lain Sensor Cahaya ketersediaan dan memberikan petunjuk
(Inframerah & Photodioda), LED, Motor arah lahan parkir yang tersedia tersebut,
Servo, dan Sampel simulasi menggunakan dimana sistem ini menggunakan LED dan
empat buah tempat parkir. Motor Servo sebagai petunjuk ketersediaan
dan arah letak dari lahan parkir.

II. LANDASAN TEORI


2.1 Arduino Uno R3
Arduino UNO adalah Arduino Board
yang menggunakan Mikrokontroler
ATmega328. Arduino UNO memiliki 14
Pin Input/Output Digital (6 Pin dapat
digunakan sebagai output PWM), 6 Pin Gambar 2.1 Board Arduino UNO R3
Input Analog, Crystal Oscillator 16 MHz,
konektor USB, konektor Power, ICSP
Header, dan Tombol Reset. Arduino UNO 2.2 Mikrokontroler AVR ATMega 328
memuat segala hal yang dibutuhkan untuk
ATMega 328 adalah
mendukung sebuah mikrokontroler.
mikrokontroler keluaran dari Atmel yang
Arduino UNO dapat bekerja hanya dengan
mempunyai arsitektur RISC (Reduce
menghubungkannya ke komputer melalui
Instruction Set Computer), dimana setiap
USB atau memberikan tegangan DC dari
proses eksekusi data lebih cepat dari pada
Baterai atau Adaptor AC ke DC. Tampak
arsitektur CISC (Completed Instruction Set
atas dari Board Arduino UNO R3 dapat
Computer). ATMega 328 memiliki 3 buah
dilihat pada Gambar 2.1.
Port utama, yaitu Port B, Port C, dan Port
Adapun fitur dari Board Arduino D dengan total pin input/output sebanyak
UNO R3 adalah sebagai berikut: 23 pin. Port tersebut dapat difungsikan
sebagai input/output digital atau
 Mikrokontroler : ATmega328 difungsikan sebagai fungsi peripherial
 Tegangan Operasi : 5 V lainnya. Konfigurasi pin ATmega 328
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
 Rekomendasi Input : 7-12 V
 Batas Tegangan Input : 6-20 V Beberapa fitur dari Mikrokontroller
ATmega 328 adalah sebagai berikut:
 Pin I/O Digital : 14 Pin
 Pin Input Analog : 6 Pin  130 macam instruksi yang hampir
semuanya dieksekusi dalam 1 siklus
 Arus DC per Pin I/O : 40 mA clock.
 Arus DC Pin 3.3 V : 150 mA  32 x 8-bit General Purpose Register.
 Memori Flash : 32 KB (0.5  Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan
KB digunakan untuk Bootloader) clock 16 MHz.
 SRAM : 2 KB  Memiliki SRAM (Static Random
 EEPROM : 1 KB Access Memory) sebesar 2KB.
 Kecepatan Clock : 16 MHz
 32 KB Flash Memory dan pada
Arduino UNO memiliki Bootloader
yang menggunakan 2 KB dari Flash
Memory sebagai Bootloader.
 Memiliki EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read Gambar 2.3 Simbol dan Bentuk Fisik LED
Only Memory) sebesar 1 KB sebagai
tempat penyimpanan data semi Bergantung bahannya, LED dapat
permanen karena EEPROM tetap dapat memancarkan warna merah, hijau, kuning,
menyimpan data meskipun catu daya inframerah, atau biru. Bahan yang umum
dimatikan. dipakai adalah Gallium, Arsen, dan Fosfor.
 Memiliki Pin I/O Digital sebanyak 14 LED yang menghasilkan radiasi cahaya
pin, 6 diantaranya mendukung output tampak banyak digunakan sebagai display
PWM (Pulse Width Modulation). instrumen, kalkulator, dan jam digital.
LED yang memancarkan cahaya tak
 Master/Slave SPI (Serial Peripheral tampak, misalnya Inframerah, digunakan
Interface). sebagai detektor sistem alarm atau piranti
lain yang memerlukan sifat cahaya tak
tampak. LED Inframerah dibuat dari bahan
dasar GaAs dengan bahan pengotor Seng
(Zn) atau Silicon (Si).

2.3.2 Photodioda
Energi thermal menghasilkan
pembawa muatan minoritas dalam Dioda.
Semakin tinggi temperatur, semakin besar
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATmega 328 arus yang terjadi pada Dioda yang dibias
mundur. Cahaya sebagai salah satu bentuk
energi, juga dapat menghasilkan pembawa
2.3 Dioda muatan minoritas. Dengan membuat celah
2.3.1 Light-Emitting Diode (LED) dan kecil yang mengarah ke sambungan P-N
Inframerah Dioda, maka dapat menghasilkan
Photodioda. Gambar 2.4 adalah simbol dan
LED atau Dioda Pemancar Cahaya
bentuk fisik dari Photodioda.
adalah Dioda yang dioperasikan pada bias
maju dan mengubah energi listrik menjadi Photodioda digunakan sebagai
emisi cahaya, baik cahaya tampak maupun komponen pendeteksi ada tidaknya
cahaya tak tampak. Seperti diketahui, pada cahaya. Photodioda mempunyai resistansi
Dioda persambungan P-N yang yang rendah pada kondisi forward bias,
mendapatkan pancaran bias maju (anoda Photodioda dapat dimanfaatkan pada
lebih positif dari katoda), elektron pita- kondisi reverse bias dimana resistansi dari
valensi akan menyeberangi sambungan Photodioda akan turun seiring dengan
dan jatuh dari pita-konduksi ke pita- intensitas cahaya yang masuk. Resistansi
valensi, mereka akan terpancar dalam dari Photodioda dapat dirubah menjadi
bentuk panas. Pada LED, energi ini akan tegangan. Sehingga sifat dari Photodioda
terpancar sebagai cahaya. Gambar 2.3 adalah jika terkena cahaya, maka resistansi
menunjukkan simbol dan bentuk fisik dari Photodioda berkurang dan jika tidak
LED. terkena cahaya, maka resistansi
Photodioda meningkat.
keadaan oversaturation, tegangan
Kolektor-Emitor kecil (sekitar 0,2-0,3 Volt
DC) dan menandakan Transistor berada
dalam keadaan close circuit (saklar on).

Gambar 2.4 Simbol dan Bentuk Fisik 2.5 IC Komparator LM324


Photodioda Penguat operasional (Operational
Amplifier) atau yang biasa disebut Op-Amp
merupakan suatu komponen elektronika
2.4 Transistor NPN BC546
berupa sirkuit terintegrasi (Integrated
Transistor termasuk komponen Circuit atau IC) yang terdiri atas bagian
semikonduktor yang bersifat differensial amplifier, common-emitter
menghantarkan dan menahan arus listrik. amplifier dan bagian push-pull amplifier.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 Bagian output op-amp ini biasanya
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan dikendalikan dengan umpan-balik negatif
Kolektor (C). Transistor NPN adalah (negative feedback) karena nilai
transistor positif dimana transistor dapat penguatannya (gain) yang tinggi.
bekerja mengalirkan arus listrik apabila
basis dialiri tegangan arus positif. Gambar
2.5 menunjukkan arah aliran arus pada
Transistor tipe NPN.

Gambar 2.6 Pin IC LM324


Gambar 2.5 Aliran Arus pada Transistor
NPN IC LM324 merupakan IC Op-Amp
yang memiliki 4 buah Op-Amp berfungsi
Transistor sebagai saklar memiliki sebagai komparator. Komparator adalah
dua keadaan yaitu on dan off. Pada komponen elektronik yang berfungsi
kondisi off, arus tidak bisa mengalir karena membandingkan dua nilai kemudian
terputus aliran arusnya. Sedangkan, pada memberikan hasilnya, mana yang lebih
kondisi on bisa mengalirkan arus listrik. besar dan mana yang lebih kecil.
Ketika kaki Basis transistor tidak diberikan
arus, tidak ada arus Emitor, berarti Komparator bisa dibuat dari
Transistor dalam kondisi open circuit konfigurasi open-loop Op-Amp. Jika kedua
(saklar off). input pada Op-Amp pada kondisi open-
loop, maka Op-Amp akan membandingkan
Jika arus Basis yang diberikan kedua saluran input tersebut. Hasil
cukup, maka arus Kolektor akan mengalir perbandingan dua tegangan pada saluran
ke kaki Emitor, namun bila arus Basis masukan akan menghasilkan keluaran
yang diberikan lebih besar disebut dengan tegangan saturasi positif (Vsat+) atau
kondisi saturasi. Jika arus pada Basis tegangan saturasi negatif (Vsat-).
Transistor diberikan lebih besar dari yang Konfigurasi 14 pin IC LM324,
diperlukan oleh Transistor untuk mencapai ditunjukkan pada Gambar 2.6.
saturasi, maka Transistor berada dalam
2.6 Motor Servo Bentuk fisik dari Motor Servo
Motor Servo merupakan perangkat ditunjukkan pada Gambar 2.7.
atau aktuator putar (motor) yang mampu
bekerja dua arah yaitu Searah Jarum Jam
(Clockwise/CW) dan Berlawanan Arah
Jarum Jam (Counter Clockwise/CCW) dan
dilengkapi rangkaian kendali dengan
sistem closed feedback yang terintegrasi
pada motor tersebut. Pada Motor Servo
posisi putaran sumbu (axis) dari motor
akan diinformasikan kembali ke rangkaian
kontrol yang ada di dalam Motor Servo. Gambar 2.7 Bentuk Fisik Motor Servo

III. PERANCANGAN ALAT Output dari alat ini, antara lain


petunjuk ketersediaan tempat parkir
3.1 Konsep Perancangan Alat
berupa LED Merah yang akan menyala
Konsep perancangan alat ini untuk menunjukkan bahwa tidak ada
mengacu pada blok diagram yang tempat parkir yang tersedia dan LED Hijau
ditunjukkan pada Gambar 3.1, yaitu terdiri yang akan menyala untuk menunjukkan
dari Sensor Cahaya (berupa Photodioda bahwa tersedia tempat parkir yang kosong.
dan Inframerah) dan IC Komparator
sebagai input dari sistem, dan Motor Servo yang digunakan sebagai
Mikrokontroler Aduino Uno R3 untuk palang gerbang otomatis, dimana jika
memproses masukan dari Sensor dan tersedia tempat parkir yang kosong, maka
Komparator, sedangkan LED dan Motor Motor Servo akan bergerak untuk
Servo sebagai output dari sistem. membuka palang gerbang dan jika tidak
tersedia, maka Motor Servo akan tetap
menutup palang gerbang.
Sebagai penunjuk arah tempat parkir
digunakan LED Merah yang terletak di
jalanan lahan parkir untuk menunjukkan
arah ke tempat parkir yang tersedia.
Perancangan alat ini menggunakan 4 buah
Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan tempat parkir sebagai sampel, dimana
Alat sensor cahaya diletakkan di tempat parkir.

Sensor cahaya pada perancangan ini


bekerja berdasarkan mobil yang 3.2 Skematik Perancangan Alat
melewatinya. Jika ada mobil yang 3.2.1 Sensor Cahaya (Inframerah dan
melewati sensor cahaya, maka sensor akan Photodioda)
memberikan masukan yang diolah di
rangkaian komparator menggunakan IC Sensor cahaya merupakan sensor
LM324. Setelah sensor cahaya yang digunakan sebagai input dari alat ini
menghasilkan keluaran energi listrik, untuk mendeteksi keberadaan mobil pada
rangkaian komparator akan mengolah Lahan Parkir. Dan sensor ini terdiri dari
energi listrik tersebut untuk menjadi Inframerah sebagai pemancar cahaya dan
masukan pada Mikrokontroler Arduino Photodioda sebagai penerima cahaya
Uno. Inframerah. Rangkaian sensor cahaya
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
rangkaian. Arduino Uno merupakan
Sistem Minimum IC Mikrokontroler
ATMega 328P. Perancangan alat ini
menggunakan pin I/O Digital dan Analog
yang terdapat pada Port B, Port C, dan
Port D.

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Cahaya

 Mobil tidak melewati Sensor Cahaya


Saat mobil tidak melewati sensor,
maka cahaya Inframerah tidak dipantulkan
ke Photodioda, maka resistansi Photodioda
akan membesar, sehingga tegangan output
dari rangkaian pembagi tegangan pada Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler
Photodioda menjadi kecil dan masuk ke Arduino Uno
kaki inverting (-). Maka tegangan ini (Vin)
akan lebih kecil dari tegangan referensi
3.2.3 LED Gerbang
(Vref) yang masuk ke kaki non-inverting
(+). Apabila tegangan pada kaki inverting LED Gerbang merupakan output
dari output sensor lebih kecil dari tegangan berupa LED Merah dan LED Hijau yang
di kaki non-inverting, maka output digunakan sebagai petunjuk ketersediaan
tegangan (Vout) pada Komparator akan Tempat Parkir. Rangkaian ini hanya
menjadi 0 Volt, atau menjadi bernilai menggunakan resistor untuk menghambat
logika ‘1’ (High). arus yang mengalir menuju LED dari
tegangan yang diberikan dari
 Mobil melewati Sensor Cahaya Mikrokontroler. Resistor yang digunakan
Saat mobil melewati sensor, maka yaitu 270 Ω, dimana cukup untuk
cahaya Inframerah dipantulkan ke menghambat arus yang mengalir menuju
Photodioda, maka resistansi Photodioda LED dengan tegangan maksimum sebesar
akan mengecil, sehingga tegangan output 2,0 Volt DC dan arus maksimum sebesar
dari rangkaian pembagi tegangan pada 20 mA. Rangkaian LED Merah dan Hijau
Photodioda menjadi besar dan masuk ke dapat dilihat pada Gambar 3.4.
kaki inverting (-). Maka tegangan ini (Vin) LED ini dapat menyala dengan
akan lebih besar dari tegangan referensi mengaktifkan pin input LED yang
(Vref) yang masuk ke kaki non-inverting dihubungkan dengan output pada
(+). Apabila tegangan pada kaki inverting Mikrokontroler. LED Merah dihubungkan
dari output sensor lebih besar dari dengan pin A0 dan LED Hijau
tegangan di kaki non-inverting, maka dihubungkan dengan pin A1 pada
output tegangan (Vout) pada komparator Mikrokontroler. Dengan memberikan
menjadi bernilai logika ‘0’ (Low). logika ‘1’ (High) maka otomatis LED akan
menyala.
3.2.2 Mikrokontroler Arduino Uno R3 Hal ini disebabkan, logika ‘1’ dari
Mikrokontroler Arduino UNO Mikrokontroler bernilai tegangan sebesar 5
merupakan inti dari keseluruhan alat, Volt DC mengakibatkan kutub Anoda
karena mikrokontroler ini digunakan lebih positif dibandingkan kutub Katoda
sebagai pengolah dan pengontrol utama sehingga LED dalam kondisi aktif forward
dari keseluruhan input dan output bias dapat memancarkan cahayanya.
Hal ini disebabkan, Transistor
memiliki dua keadaan yaitu on atau off
dalam fungsinya sebagai saklar.

3.2.5 Motor Servo


Gambar 3.4 Rangkaian LED Merah dan
Hijau Motor Servo merupakan salah satu
output dari alat ini dan digunakan sebagai
palang gerbang otomatis. Motor Servo
3.2.4 LED Jalanan merupakan perangkat atau aktuator putar
LED Jalanan merupakan output yang (motor) yang mampu bekerja dua arah
digunakan sebagai petunjuk arah Tempat yaitu Searah Jarum Jam (Clockwise/ CW)
Parkir berupa LED Merah. Berbeda dan Berlawanan Arah Jarum Jam (Counter
dengan LED Gerbang, LED Jalanan yang Clockwise/CCW) dan dilengkapi
berjumlah delapan buah menggunakan rangkaian kendali dengan sistem closed
Transistor sebagai saklar dalam feedback yang terintegrasi pada motor
mengaktifkan dan menon-aktifkan LED tersebut. Pada Motor Servo posisi putaran
Merah. sumbu (axis) dari motor akan
diinformasikan kembali ke rangkaian
Gambar 3.5 menunjukkan Rangkaian kontrol yang ada di dalam Motor Servo.
LED Jalanan. Transistor yang digunakan Rangkaian Motor Servo dapat dilihat pada
pada rangkaian LED Jalanan adalah Gambar 3.6.
Transistor BC546 tipe-NPN. Transistor ini
terdapat dua daerah Negatif pada kaki
Kolektor dan Emitor, serta dipisah dengan
satu daerah Positif pada kaki Basisnya.
Arah arusnya mengalir dari Kolektor ke
Emitor dan dibutuhkan sambungan dari
sumber positif di kaki Basis.

Gambar 3.6 Rangkaian Motor Servo

3.3 Flowchart Prinsip Kerja Alat

Gambar 3.5 Rangkaian LED Jalanan


LED ini dapat menyala dengan
mengaktifkan pin input dari kaki Basis
Transistor yang dihubungkan dengan
output pada Mikrokontroler. Delapan buah
LED Jalanan dihubungkan masing-masing
dengan pin D10-D13 dan pin A2-A5 pada
Mikrokontroler. Dengan memberikan
logika ‘1’ (High) dengan otomatis LED
akan menyala. Gambar 3.7 Flowchart Prinsip Kerja Alat
Penjelasan flowchart sebagai berikut: 6. Jika tidak terdapat Tempat Parkir
1. Mulai untuk menjalankan program. yang tersedia atau semua data yang
dikirim ke Mikrokontroler
2. Inisialisasi untuk mendeskripsikan berlogika ‘1’, maka LED Merah
pin-pin pada Mikrokontroler. akan diberikan masukan logika ‘1’
3. Jika tidak ada mobil yang melewati dan Motor Servo akan diberikan
Sensor pada gerbang masuk, maka variable posisi 5o atau tidak
Sensor akan memberikan masukan bergerak sehingga LED Merah
logika ‘1’ (High) ke menyala dan palang tetap tertutup.
Mikrokontroler. Kemudian LED Dan program akan kembali untuk
Merah dan Hijau akan diberikan menginisialisasi pin-pin
masukan logika ‘0’ (Low) dan Mikrokontroler.
Motor Servo akan diberikan 7. Jika terdapat satu atau lebih
variable posisi 5o atau tidak Tempat Parkir yang tersedia atau
bergerak dari Mikrokontroler, lebih dari satu data yang dikirim ke
sehingga LED Merah dan Hijau Mikrokontroler berlogika ‘0’, maka
tidak menyala dan palang tetap LED Hijau akan diberikan
tertutup. Dan setelah itu, program masukan logika ‘1’ dan Motor
akan kembali untuk Servo akan diberikan variable
menginisialisasi pin-pin posisi 90o atau bergerak 90o searah
Mikrokontroler. jarum jam sehingga LED Hijau
4. Jika terdapat mobil yang melewati menyala dan palang terbuka
Sensor pada gerbang masuk, maka kemudian dilanjutkan dengan LED
Sensor akan memberikan masukan Jalan yang akan diberikan masukan
logika ‘0’ ke Mikrokontroler, logika ‘1’ sehingga LED Jalan
dimana program akan melanjutkan akan menyala untuk menunjukkan
untuk mengecek ketersediaan arah Tempat Parkir yang tersedia.
Tempat Parkir. Sebagai catatan, Tempat Parkir
yang akan diarahkan adalah
5. Program akan mengecek jumlah
Tempat Parkir yang lebih dekat
Tempat Parkir yang tersedia yaitu
dengan gerbang masuk.
mengecek keberadaan mobil pada
Sensor yang berada di Tempat 8. Setelah selesai menunjukkan arah
Parkir, baik masukan berlogika ‘0’ Tempat Parkir, maka program akan
atau ‘1’, kemudian data tersebut kembali untuk menginisialisasi pin-
dikirim ke Mikrokontroler. pin Mikrokontroler.

IV. PENGUJIAN ALAT DAN Pengujian pada rangkaian Sensor


ANALISA Cahaya diperlukan untuk mengetahui
bahwa sensor bekerja dengan baik atau
4.1 Pengujian dan Analisa Rangkaian tidak. Pada rangkaian ini akan diuji sifat
Sensor Cahaya dari Inframerah dan Photodioda sebagai
Tabel 4.1 Data Pengukuran Rangkaian bagian dari Sensor Cahaya. Tabel 4.1
Sensor Cahaya menunjukkan hasil pengujian dari
rangkaian Sensor Cahaya. Data-data yang
diuji, antara lain nilai Resistansi dari
Photodioda (KΩ)terhadap Jarak (cm) dan
Tegangan Keluaran (VOut) dari rangkaian
Sensor Cahaya ini, dimana rangkaiannya
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Untuk asumsi pertama dapat dilihat 50µA, 29µA, 20µA, dan 19µA. Besar arus
besar nilai dari Tegangan Photodioda IPD yang diperbolehkan sesuai dengan
(VPhotodioda) dan Tegangan Keluaran (VOut) datasheet adalah IPD>20µA.
berdasarkan Jarak 1 cm. Pada jarak ini
dianggap bahwa sinar Inframerah dapat Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
dipantulkan dan ditangkap oleh data hasil pengukuran dan perhitungan
Photodioda. Nilai tegangan Photodioda sesuai dengan asumsi yang digunakan dan
hanya sebesar 2,0 Volt DC lebih kecil dapat dikatakan Sensor Cahaya pada
dibandingkan nilai tegangan pada Jarak 5 rangkaian ini bekerja dengan baik pada
cm sebesar 4,48 Volt DC. jarak 1-3 cm.

Dan untuk pengukuran nilai


Tegangan Keluaran (VOut) adalah 2,8 Volt 4.2 Pengujian dan Analisa Rangkaian
DC yang disebabkan kecilnya nilai Komparator
resistansi dari Photodioda. Nilai resistansi
Pengujian pada rangkaian
Photodioda (RP) yang didapatkan yaitu
Komparator diperlukan untuk mengetahui
30,64 KΩ, dengan perhitungannya sebagai
bahwa sensor bekerja dengan baik atau
berikut:
tidak. Pada rangkaian ini akan diuji sifat
R2 dari IC LM324 sebagai pembanding
VOut  VCC tegangan masukan dan tegangan referensi.
R2  Rp
Tabel 4.2 menunjukkan hasil
R (V  V ) 39K (5V  2,8V ) pengujian dari rangkaian Komparator.
Rp  2 CC Out   30,64K
VOut 2,8V Data-data yang diuji, antara lain Tegangan
Masukan (Vin), Tegangan Referensi (Vref)
Sedangkan, untuk asumsi kedua dan Tegangan Keluaran (VOut) pada
dapat dilihat berdasarkan Jarak 5 cm. Pada kondisi Ada dan Tidak Adanya Cahaya
jarak ini dianggap bahwa sinar Inframerah dari rangkaian Komparator pada rangkaian
yang dipantulkan hampir tidak dapat Sensor Cahaya, dimana rangkaiannya
ditangkap oleh Photodioda yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
mengakibatkan nilai tegangan Photodioda
sebesar 4,48 Volt DC lebih besar Tabel 4.4 Data Pengukuran Rangkaian
dibandingkan nilai tegangan pada jarak Komparator
lainnya yaitu sebesar 2,0-4,25 Volt DC.
Dan untuk nilai Tegangan Keluaran
(VOut) adalah 0,6 Volt DC yang
disebabkan oleh besarnya resistansi dari
Photodioda. Nilai resistansi Photodioda Untuk asumsi pertama dapat dilihat
yang didapatkan dari hasil perhitungan berdasarkan kondisi adanya cahaya yang
yaitu 286 KΩ. Dari perhitungan di atas, ditangkap oleh Sensor Cahaya. Besar nilai
dapat dihitung nilai dari arus yang tegangan dari Vin yaitu 4,79 Volt DC
mengalir pada Photodioda (IP), dengan dengan nilai tegangan tetap dari Vref
perhitungannya sebagai berikut: sebesar 3,2 Volt DC yang digunakan
sebagai acuan pembanding tegangan dari
VPhotodioda 2,0V
Ip    0,065mA  65A kedua masukan Komparator dan
Rp 30,64K menghasilkan nilai VOut sebesar 0,01 Volt
DC serta logika yang dikirimkan ke
Dengan perhitungan tersebut, maka Mikrokontroler adalah ‘0’/ Low.
didapatkan nilai arus IPD pada jarak 1cm
sampai 5cm berturut-turut adalah 65µA,
Untuk hasil perhitungannya Tabel 4.3 Data Pengukuran Rangkaian
didapatkan nilai sebesar 0 Volt DC, LED Gerbang
dengan perhitungannya sebagai berikut:

90
VOut  90%  (VCC )   ( 0)  0
100

Sedangkan, untuk asumsi kedua


dapat dilihat berdasarkan kondisi tidak Untuk asumsi pertama dapat dilihat
adanya cahaya yang ditangkap oleh Sensor berdasarkan LED berwarna Hijau dengan
Cahaya. Besar nilai tegangan dari Vin yaitu kondisi input berlogika ‘1’/High. Besar
0,55 Volt DC dengan nilai tegangan tetap nilai tegangan dari VLED yaitu 2,0 Volt DC
dari Vref sebesar 3,2 Volt DC yang dengan kondisi LED dalam keadaan
digunakan sebagai acuan pembanding menyala. Dan selanjutnya berdasarkan
tegangan dari kedua masukan Komparator LED berwarna Merah dengan kondisi
dan menghasilkan nilai VOut sebesar 4,97 input berlogika ‘1’/High. Besar nilai
Volt DC serta logika yang dikirimkan ke tegangan dari VLED yaitu 1,9 Volt DC
Mikrokontroler adalah ‘1’/ High. Untuk dengan kondisi LED dalam keadaan
hasil perhitungannya didapatkan nilai menyala.
sebesar 4,5 Volt DC, dengan
perhitungannya sebagai berikut: Untuk hasil perhitungannya
didapatkan nilai tegangan LED (VLED)
90 sebesar 5 Volt DC yang menandakan
VOut  90%  VCC   5,04V  4,54V
100 bahwa LED On atau menyala, dan masing-
masing arus bernilai, antara lain Hijau
Dari perhitungan di atas, dapat sebesar 11,1 mA dan Merah sebesar 11,5
disimpulkan bahwa data hasil pengukuran mA, dengan perhitungannya sebagai
dan perhitungan sesuai dengan asumsi berikut:
yang digunakan dan dapat dikatakan
Sensor Cahaya pada rangkaian ini bekerja  VMikon  ( I LED  R)  VLED  0
dengan baik sebagai rangkaian Active Low.
 5V  0  VLED  0
VLED  5V
4.3 Pengujian dan Analisa Rangkaian
LED Gerbang VMikon  VLED 5V  2V
I LED  
Pengujian pada rangkaian LED R 270
Gerbang diperlukan untuk mengetahui 3V
I LED   0,0111A  11,1mA
bahwa LED bekerja dengan baik atau 270
tidak. Pada rangkaian ini akan diuji sifat
dari LED. VMikon  VLED 5V  1,9V
I LED  
R 270
Tabel 4.3 menunjukkan hasil
3,1V
pengujian dari rangkaian LED Gerbang. I LED   0,0115A  11,5mA
Data-data yang diuji, antara lain nilai 270
Tegangan dari LED dan kondisi LED pada
saat rangkaian diberikan input berlogika Untuk asumsi kedua dapat dilihat
‘1’/High dan ‘0’/Low dari Mikrokontroler, berdasarkan LED berwarna Hijau dengan
dimana rangkaiannya dapat dilihat pada kondisi input berlogika ‘0’/Low. Besar
Gambar 3.4. nilai tegangan dari VLED yaitu 0 Volt DC
dengan kondisi LED dalam keadaan mati
atau tidak menyala.
Dan selanjutnya berdasarkan LED Tabel 4.4 menunjukkan hasil
berwarna Merah dengan kondisi input pengujian dari rangkaian LED Jalanan.
berlogika ‘0’/Low. Besar nilai tegangan Data-data yang diuji, antara lain nilai
dari VLED yaitu 0 Volt DC dengan kondisi Tegangan kaki dari Transistor yaitu kaki
LED dalam keadaan mati. Untuk hasil Base, Emitter dan Collector, dan Tegangan
perhitungannya didapatkan nilai tegangan antar kaki dari Transistor yaitu Tegangan
LED (VLED) sebesar 0 Volt DC yang Base-Emitter (VBE) dan Tegangan
menandakan bahwa LED Off atau tidak Collector-Emitter (VCE) serta kondisi LED
menyala, dengan perhitungannya sebagai pada saat rangkaian diberikan input
berikut: berlogika ‘1’/High dan ‘0’/Low dari
Mikrokontroler, dimana rangkaiannya
 VMikon  ( I LED  R)  VLED  0 dapat dilihat pada Gambar 3.5.
0  0  VLED  0
Untuk asumsi pertama dapat dilihat
VLED  0 berdasarkan kondisi input berlogika
‘1’/High. Besar nilai tegangan dari kaki
Dari perhitungan di atas, meskipun Base, Emitter, dan Collector masing-
nilai VLED hasil pengukuran dalam kondisi masing yaitu 0,8 Volt DC; 0V; dan 0,02V.
menyala mempunyai nilai sebesar 1,9-2,0 Sedangkan, besar nilai tegangan dari VBE
Volt DC (VLED = 1,9-2,0V) atau berbeda yaitu 0,7 Volt DC dan VCE yaitu 0,02 Volt
dengan nilai hasil perhitungan sebesar 5 DC dengan kondisi LED dalam keadaan
Volt DC (VLED = 5V), tetapi nilai-nilai menyala. Dan selanjutnya berdasarkan
tersebut menunjukkan karakteristik pengukuran tersebut, maka dapat dihitung
tegangan aktif dari LED itu sendiri, nilai dari arus IB, IC,dan ICSat dengan
dimana LED Hijau menyala pada tegangan perhitungannya sebagai berikut:
sebesar 2,0V dan LED Merah sebesar
1,9V. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa VMikon  VBE 5V  0,7V
data hasil pengukuran dan perhitungan IB    4,21mA
R 1K
sesuai dengan asumsi yang digunakan dan
dapat dikatakan LED pada rangkaian ini I C    I B  450  4,21mA  1,89 A
bekerja dengan baik sebagai rangkaian
Active High. VCC  VCE  VLED  VLED
I CSat 
R
4.4 Pengujian dan Analisa Rangkaian 5V  0,02V  1,9V  1,9V

LED Jalanan 270
Pengujian pada rangkaian LED 1,18V
  0,0044A  4,4mA
Jalanan diperlukan untuk mengetahui 270
bahwa LED bekerja dengan baik atau
tidak. Pada rangkaian ini akan diuji sifat Untuk asumsi kedua dapat dilihat
dari Transitor sebagai sakelar untuk berdasarkan kondisi input berlogika
mengaktifkan LED. ‘0’/Low. Besar nilai tegangan dari kaki
Base, Emitter, dan Collector masing-
Tabel 4.4 Data Pengukuran Rangkaian masing yaitu 0 Volt DC, 0V, dan 4,7V.
LED Jalanan Sedangkan, besar nilai tegangan dari VBE
yaitu 0 Volt DC dan VCE yaitu 4,7 Volt
DC dengan kondisi LED dalam keadaan
mati. Dan selanjutnya berdasarkan
pengukuran tersebut, maka dapat dihitung
nilai dari arus IB dan ICcut-Off, dengan
perhitungannya sebagai berikut:
VMikon  VBE 0V  0V 4.5 Pengujian dan Analisa Motor
IB    0mA
R 1K Servo
Dalam pengujian ini, berdasarkan
VCC  VCECutOff  VLED  VLED pada kondisi diberikannya input program
I CCutOff 
R dari Mikrokontroler yaitu posisi 5o dan
5V  4,7V  0V  0V posisi 90o dan alat ukur yang digunakan
 adalah Oscilloscope. Untuk pengujian,
270
Oscilloscope akan dihubungkan dengan
0,3V
  0,001A rangkaian, dimana Jepit Buaya Merah
270 akan dihubungkan dengan kaki Control
Dari perhitungan di atas, pada dari Motor Servo dan Probe Hitam
input berlogika High nilai IB sebesar dihubungkan dengan kaki Ground dari
4,21mA, mengakibatkan nilai IC menjadi Motor Servo, serta Oscilloscope diatur
sebesar 1,89A. Dan nilai ICSat hanya pada frekuensi 50 Hz dan tegangan
sebesar 4,4mA, menandakan bahwa arus amplitudo sebesar 4,8 Volt.
mengalir dari kaki Collector menuju
Emitter. Dengan hasil pengukuran dan
perhitungan tersebut, menunjukkan bahwa
asumsi pertama benar, karena nilai dari
VCE = 0,02V atau VCE ≈ 0V, dan nilai dari
ICSat = 4,4mA atau ICSat >> 0A, serta nilai
ICSat < IC sehingga mengakibatkan
Transistor dalam keadaan Saturasi dan
menjadi Sakelar untuk menyalakan LED.
(a) Kondisi Bergerak 5o
Sedangkan, pada input berlogika
Low nilai IB sebesar 0A mengakibatkan
nilai IC sama dengan IB. Hal ini disebabkan
oleh nilai VMikon dan VBE sebesar 0V. Dan
nilai ICcut-off menjadi sebesar 0,001A, maka
menandakan bahwa arus tidak mengalir
dari kaki Collector menuju Emitter.
Dengan hasil pengukuran dan perhitungan
tersebut, menunjukkan bahwa asumsi (b) Kondisi Bergerak 90o
kedua benar, karena nilai dari VCE = 4,7V
atau VCE >> 0V dan nilai dari ICCut-Off = Gambar 4.8 Pengujian Pengendalian
0,001mA atau ICCut-Off ≈ 0A sehingga Motor Servo
mengakibatkan Transistor dalam keadaan Pada Gambar 4.8 bagian (a) menunjukkan
Cut-Off dan menjadi Sakelar untuk tidak pengendalian Motor Servo pada kondisi
menyalakan LED. posisi bergerak 5o. Lebar sinyal PWM
Sehingga, dapat disimpulkan (Pulse Width Modulation) dari posisi ini
bahwa data hasil pengukuran dan sebesar 1,591 µs pada waktu puncak
perhitungan sesuai dengan asumsi yang sebesar 166,5 µs. Sedangkan, pada
digunakan dan dapat dikatakan Transistor Gambar 4.8 bagian (b) menunjukkan
dan LED pada rangkaian ini bekerja pengendalian Motor Servo pada kondisi
dengan baik. posisi bergerak 90o. Lebar sinyal PWM
(Pulse Width Modulation) dari posisi ini
sebesar 1,402 ms pada waktu puncak
sebesar 83,47 µs.
mikrokontroler untuk menunjukkan lahan
4.6 Analisa Waktu Tanggap (Time parkir pertama kosong yaitu 0,4 ms.
Response) Kemudian, lahan parkir kedua, ketiga dan
Pengujian ini diperlukan untuk keempat kosong membutuhkan selang
mengetahui selang waktu yang digunakan waktu yaitu 0,5 ms, 0,6 ms, dan 0,6 ms.
mikrokontroler dalam menunjukkan lahan Dengan hasil pengukuran tersebut,
parkir yang kosong. dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler
Tabel 4.5 Data Pengukuran Waktu membutuhkan waktu lebih cepat untuk
Tanggap Pencarian Lahan Parkir menunjukkan lahan parkir pertama kosong
dibandingkan menunjukkan lahan parkir
kedua, ketiga dan keempat kosong. Hal ini
disebabkan letak lahan parkir pertama
yang dekat dengan gerbang pintu lahan
parkir. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semakin dekat jarak lahan parkir terhadap
Tabel 4.5 menunjukkan hasil gerbang pintu lahan parkir, maka semakin
pengujian dari waktu tanggap dari cepat waktu tanggap yang dibutuhkan
pencarian lahan parkir yang tersedia. Dari mikrokontroler untuk menunjukkan lahan
data pengukuran diatas dapat diketahui parkir yang tersedia.
bahwa selang waktu yang digunakan

V. PENUTUP gerbang. Alur kerja dari alat ini hanya


dapat digunakan untuk satu mobil dalam
5.1 Kesimpulan
memasuki lahan parkir dan membutuhkan
Kesimpulan yang dapat diambil dari waktu sekitar 10 detik untuk dapat
perancangan alat Petunjuk Arah Lahan digunakan oleh mobil lainnya dalam
Parkir berbasis Arduino UNO R3 adalah antrian berikutnya.
alat dapat direalisasikan sesuai dengan 5
kondisi lahan parkir, antara lain tempat
parkir penuh, tempat parkir pertama 5.2 Saran
kosong, tempat parkir kedua kosong, Dalam perancangan alat ini masih
tempat parkir ketiga kosong, dan tempat jauh dari sempurna, dimana alur kerja dari
parkir keempat kosong. Ketika kondisi rancangan alat ini hanya dapat digunakan
salah satu tempat parkir kosong, maka untuk satu mobil dalam memasuki lahan
LED Hijau dan Motor Servo pada gerbang parkir. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
lahan parkir serta LED Merah pada jalanan dibutuhkan tambahan satu buah Sensor
lahan parkir diberikan input logika high, Cahaya pada gerbang masuk lahan parkir
sehingga LED Hijau dan Merah menyala untuk mendeteksi mobil pada antrian
dan Motor Servo bergerak membuka berikutnya sehingga tidak akan ada
palang gerbang. tumpukan antrian pada gerbang masuk
lahan parkir.
Sedangkan, ketika kondisi tempat
parkir penuh, maka LED Merah pada Selain itu, LED dalam fungsinya
gerbang lahan parkir diberikan input untuk menunjukkan ketersediaan tempat
logika high dan Motor Servo pada gerbang parkir dapat digantikan dengan LCD atau
lahan parkir diberikan input logika low, Seven-Segment, sehingga pengguna lahan
sehingga LED Merah menyala dan Motor parkir akan mengetahui jumlah pasti
Servo tidak bergerak membuka palang tempat parkir yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA [9] Mahli, Nadila Putri, et al.,
“Transistor”, Makalah Teknik
[1] Amaludin, Alam, “Availability of Pesawat Radiologi, Politeknik
Parking Area Capacity Service Kesehatan Kemenkes Semarang,
based on ATmega328P Semarang, 2015, pp. 3-14
Microcontroller”, Universitas
Gunadarma, 2015 [10] Maulana, Iqbal dan Nur H.,
Kharisma, “Motor Servo DC”,
[2] Anonim, “Bab II Dasar Teori”, Makalah, Politeknik Negeri
http://repository.usu.ac.id/bitstream Bandung, Bandung, 2014, pp. 2-8
/123456789/37482/4/Chapter%20II
.pdf, 2013, Tanggal Akses: 9 [11] National Semiconductor,
September 2015 “LM124/LM224/LM324/LM2902
Low Power Quad Operational
[3] Anonim, “Bab II Landasan Teori”, Amplifiers”, http://www.engineers
http://repository.usu.ac.id/bitstream garage.com/sites/default/files/LM3
/123456789/35001/4/Chapter%20II 24.pdf, 2000, Tanggal Akses: 10
.pdf, 2013, Tanggal Akses: 9 September 2015
September 2015
[12] Wibawanto, Hari, “Elektronika
[4] Arduino Team, “Arduino/Genuino Dasar : Pengenalan Praktis”, PT
UNO”, https://www.arduino.cc/en/ Elex Media Komputindo, Jakarta,
Main/ArduinoBoardUno, 2005, 2008
Tanggal Akses: 9 September 2015
[13] Wikipedia, “Light-emitting Diode”,
[5] Atmel, “Datasheet: Atmel 8-Bit https://en.wikipedia.org/ wiki/Light
Microcontroller With emitting diode, Rev 10 September
4/8/16/32kbytes In-System 2015, Tanggal Akses: 10 September
Programmable Flash”, 2015
http://www.atmel.com/images/Atm
el-8271-8-bit-AVR- [14] Wikipedia, “Operational
Microcontroller-ATmega48A-48 Amplifier”, https://en.wikipedia.
PA-88A-88PA-168A-168PA-328- org/wiki/Operational_amplifier,
328Pdatasheet Complete.pdf, 2014, Rev 1 September 2015, Tanggal
Tanggal Akses: 9 September 2015 Akses: 10 September 2015

[6] Banzi, Massimo. 2008. Getting [15] Wikipedia, “Photodiode”,


Started with Arduino, First Edition. https://en.wikipedia.org/wiki/Photo
Sebastopol: O’Reilly diode, Rev 11 Juli 2015, Tanggal
Akses: 10 September 2015
[7] Ciptaning A., Raden Ayu Sekar,
“Sistem Otomatisasi Pengumuman [16] Wikipedia, “Transistor”,
Posisi Kereta Rel Listrik (Krl) https://en.wikipedia.org/wiki/Trans
Berbasis Mikrokontroler Atmega istor, Rev 8 September 2015,
16”, Universitas Gunadarma, 2014 Tanggal Akses: 10 September 2015

[8] ElectronicLab, “Transistor BJT dan [17] Woolard, Barry, “Elektronika


FET”, http://xa.yimg.com/kq/ Praktis”, Cetakan Keempat,
groups/30101561/809726438/name Praditya Pramita, Jakarta, 2002
/transistor_fet_bjt.pdf, Tanggal
Akses: 10 September 2014

Anda mungkin juga menyukai