Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Akhlak dan Tasawuf.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Akhlak dan Tasawuf ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar belakang...............................................................................................................................3
B. Rumusan masalah..........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. AKHLAK DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN.....................................................4
1. Perilaku Manusia Yang Berhubungan Dengan Allah SWT........................................................4
2. Akhlak terhadap Rasulullah........................................................................................................5
3. Perilaku Manusia Yang Berhubungan Dengan Sesamanya........................................................6
B. JALAN MENUJU AKHLAKUL KARIMAH...............................................................................12
Akhlakul karimah dan kaitannya dengan fungsi hidup...............................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
ش ر
كورر عيباد ديي ال ش
ن د
م ن ويقيدلي ل
ل د
b) Bertasbih
Yaitu manusia mensucikan Allah dengan ucapan. Manusia yang demikian akan selalu
mengucapkan kalimat subhanallah (maha suci Allah) dan menjauhkan perilakunya dari
perbuatan yang dapat mengotori kemaha sucian Allah. Tasbih pada hakikatnya
mengaggungkan kebesaran Allah, hanya Allah saja yang pantas untuk diagungkan,
sedangkan selainnya di hadapan Allah tidak memiliki kekuatan apa-apa. Memahami,
merenungi dan meresapi eksistensi dan kebesaran Allah, dan hal tersebut merupakan
sesuatu yang penting bagi umat Islam.
كا يبببت ي ش
وانببا هۥ ي
ننننإ ش دنن ر فنره ر
س ٱت يغن د مد د يرب ب ي
ك وي ن ح ن
ح بد ي في ي
سب ب ن
“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat”.(QS. Al-Nashr/110:3)
c) Beristighfar
Yaitu manusia meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dibuatnya, baik
disengaja maupun tidak. Manusia yang beristighfar adal manusia yang selalu
mengucapkan kalimat Astagfirullah al-‘azhim innahu kana ghaffara (aku memohon
ampun kepada Allah yang maha agung, sesungguhnya hanya dia maha pengampun).
Selain itu, beristighfar melalui perbuatan, yaitu manusia yang pernah melakukan dosa
kemudian menyesali perbuatanya dan bejanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya
itu serta selalu mengekalkan atau istiqomah dengan perbuatan-perbuatan baik dalam
hidupnya. Istighfar merupakan pintu masuk bagi hamba-hamba Allah yang ingin
bertaubat kepada-Nya, atas segala dosa, kesalahan dan kelalaian, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja.
ن
وادبي ي
ب الت ش ش
ح ب ن الل ش ي
ه ير د إد ش
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat”.(QS. Al-baqarah/2:222)
2. Akhlak terhadap Rasulullah
a. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani Hidupnya atau garis-
garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum
kedua dalam Islam, setelah Al-Quran.
ه يل ي
ننن الل ش ي
ننن إ د ش حا ش دفي انلنر دي
ضير ب م س وييل ت ي ن
م د ك دللشنا دخد ش يصعبنر ي وييل ت ر ي
خورر لفي رخيتا ر
م ن بك ر ش
ل ر ح بير د
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Lukman/31: 18),
Perilaku atau akhlak seseorang yang berhubungan dengan keluarga antara lain
meliputi:
(1), Berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana yang Allah SWT ingatkan
dalam Al-Quran:
ذي
سابنا ويب د د ح ي ن إد ن
وال دد يي ن د بننال ن يننن دوي ش دي نبئاكوا ب دهيشرد ر ه وييل ت ر ن دوا الل ش ي يواع نب ر ر
جاردى يوال ن ي قنرب ي ى جارد دذي ال ن ر ن يوال ن ي كي د سا د م ي ى يوال ن ي م ى ى يوال ني ييتا ي
قنرب ي ى ال ن ر
ت أنبيِنماَّنننكبم
ب نواببرن الصسربيِرل نونماَّ نمنلنك ب ب رباَّبلنجبن ر صاَّرح ر ب نوال ص ابلنجنن ر
خوبرا خيتابل في ر م ن ن ركا ين ي م نب ي ح ب ه يل ي ر د ن الل ش ي إد ش
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapakmu, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS. An-Nisaa/4: 36),
(2), Adil terhadap saudara, sebagai firman Allah SWT;
ن ع ى ه ن ي و ى ب ر ر قن ويدإييتادء دذي ال ن سا ح ل يوا ن
ل د عمرر دبال ن إن الل شه يأ ن
د ي ى ي ن ي ي ى ي ن د ي ن د د ن ي ر ي ي د ش
م ت يذ يك شررو ي
ن م ل يعيل شك ر ن
ي ننن ي يعدننظ رك ر ن من نك ييواردل نب يغن د شادء يوال ن ر ح ي
ف نال ن ي
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl/16: 90),
(3), Membina dan mendidik keluarga, sebagaimana firman Allah SWT;
ي مرنوا رقوا أ ين ن ر ي
س
ها الشنا ر م ويأهندليك ر ن
م ينابرا ويرقود ر ي سك ر نف ي نآ ي ذي يييا أي بيها ال ش د
ي
م
ميرهر ن
ما أ ي
ه ين الل ش ي
صو يداد ل يل ي يعن رش ي
ظ د ة دغيل ل ميلئ دك ي ل
جايرة ر ع يل يي نيها ي ح ييوال ن د
ن
مررو ي ما ي رؤ ن ي ن يفعيرلو ي ويي ي ن
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At-Tahrim/66: 6),
(4), Memelihara keturunan, sebagaimana firman Allah SWT;
ه ع يل ي ر ش بره أي ي ن ال ن ي
ن
هو ر
ى ر
ى ر كس
د م
ن ر ماب ر ب ي د د
سودء ي
ن رم ن
قونم د د م يوايرىى د ي يت ي ي
ي ي
ن
مو ي حك ر ر ما ي ي نسايء ي ب ننن أيلنن ي فيت بيرا ده دال س رم ي يد ر بأ ن
“Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang
disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah,
alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. An-Nahl/16: 59).
Manusia merupakan bagian dari alam dan lingkungan, karena itu umat islam
diperintahkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya.
Sebagai makhluk yang ditugaskan sebagai kholifatullah fil ardh, manusia dituntut
untuk memelihara dan menjaga lingkungan alam. Karena itu, berakhlak terhadap
alam sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Beberapa prilaku yang menggambarkan
akhlak yang baik terhadap alam antara lain, memelihara dan menjaga alam agar tetap
bersih dan sehat, menghindari pekerjaan yang menimbulkan kerusakan alam.
Potensi batiniyah yang dianugerahkan oleh Allah SWT berupa akal, qalb (hati) dan nafsu,
jika tidak mampu dibimbing secara benar, maka akan dapat menjerumuskan manusia kepada
akhlak yang tidak terpuji, moral yang rusak dan sifat-sifat diri yang tercela. Lebih-lebih
pengendalian diri dan nafsu. Nafsu, menurut para ulama sufi terbagi kepada tiga tingkatan (1)
Nafsu Ammarah, (Nafsu yang selalu cenderung kepada kejelekan, membangkang dan
kemaksiyatan) (2) Nafsu Lawwamah, (Nafsu yang pertengahan, kadang cenderung kepada
kebaikan kadang sebaliknya), dan (3) Nafsu Muthmainnah, (Nafsu yang selalu cenderung kepada
kebaikan, kepatuhan dan ketaatan). Dan Nafsu yang terakhir (Nafsu Muthmainnah) adalah yang
mendapat panggilan Tuhan.
Di dalam diri manusia ada tiga unsur nafsu, 1) Nafs Shahwaniyyah yaitu nafsu yang
cenderung kepada kelezatan yang bersifat fisik seperti makan, minum dan shahwat jasmaniah, 2)
Nafs Ghadabiyah nafsu ini cenderung kepada marah, merusak dan senang menguasai orang lain,
dan 3) Nafs Natiqah nafsu ini yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di mana ia
mampu untuk mendorong manusia untuk berfikir, berzikir dan mengambil hikmah dari berbagai
fenomena alam di sekelilingnya.
Perbaikan akhlak adalah tujuan dari pendidikan dan kehidupan manusia secara
keseluruhan. Pendidikan secara individual dimaksudkan untuk membersihkan hati dari godaan
hawa nafsu (syahwat) dan amarah (ghadhab), hingga ia jernih bagaikan cermin yang dapat
menerima cahaya Tuhan. Imam Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda orang yang hatinya
bersih, beriman dan berakhlak mulia, yakni :
Jalan untuk memperbaiki sifat dan akhlak tercela menuju akhlak terpuji, atau upaya yang
harus dilakukan oleh manusia untuk memiliki akhlaq al-karimah itu dapat ditempuh dengan dua
cara ; yakni (1) Upaya spiritual/bathiniyyah dan (2) upaya zhahiriyyah. Upaya bathiniyyah
dilakukan dengan cara tazkiyat al-qalb (menyucikan hati), dan yang paling disepakati oleh para
sufi adalah dawam al-Zikr (selalu ingat kepada Tuhan). Zikir adalah ruh amal shaleh. Jika amal
shaleh lepas dari zikir laksana jasad tanpa ruh.
Untuk menambah rumusan upaya atau jalan keluar yang ditempuh untuk memperbaiki
akhlak dan sifat yang belum baik dalam diri agar memiliki nilai-nilai kemuliaan akhlak dalam
kehidupan, maka cara umum tentang bertaubat harusnya dapat dijadikan sebagai jalan menuju
kemuliaan akhlak itu, taubat mengajarkan kepada seorang Muslim untuk (1) menyesali
perbuatan, sikap dan akhlak tidak baik yang pernah dan telah dilakukan, kemudian (2) berjanji
untuk tidak mengulangi lagi perbuatan, sikap dan akhlak itu, dan (3) memperbanyak amal shaleh
dalam kehidupan dan mengekalkan melaksanakan perbuatan dan akhlak yang baik serta
mengekalkan pula untuk meninggalkan perbuatan dan akhlak yang tidak baik. Begitu juga
dengan rumusan upaya sufi berikut ini juga dapat ditempuh:
b. Jujur
Perbuatan yang jujur adalah sebuah perbuatan yang tidak disertai dengan unsur
keragu-raguan. Karena perbuatan yang jujur terlahir dari keyakinan, bukan barasal
dari hawa nafsu. Kejujuran merupakan sahabat karib keikhlasan. Dalam kejujuran dan
keikhlasan sama sekali tidak ada kecenderungan untuk menyimpang. Karena sumber
kejujuran dan keikhlasan adalah kebenaran.
Berkata jujur akan mendorong seseorang untuk bertingkah laku secara jujur pula.
Dengan demikian, kondisi kehidupannya akan lebih baik. Selain itu, keseriusan
seseorang untuk memelihara kejujuran akan menyebabkan hati dan pikiran tenang.
c. Rasa malu
Islam telah berwasiat kepada penganutnya agar menghiasi diri mereka dengan
rasa malu. Islam juga telah menjadikan rasa malu sebagai salah satu ciri khas misi
ajarannya. Rasululllah SAW telah bersabda, yang artinya:
“Setiap agama itu memiliki ciri khas sebuah akhlak. Dan akhlak yang menjadi ciri
khas agama Islam adalah rasa malu.” (HR. Malik)
Nabi SAW ingin menjadikan perasaan seorang muslim senantiasa tertarik kepada
sifat yang mulia dan menjauhi sifat yang hina. Hendaklah semua itu dilakukan
berlandaskan rasa malu, yakni malu kalau meninggalkan kebaikan dan malu kalau
sampai mengerjakan keburukan sekalipun tanpa mempertimbangkan adanya pahala
maupun siksa.
d. Ikhlas
Ikhlas artinya murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih disini adalah
bersihnya sesuatu pekerjaan dari campuran motif-motif atau tujuan selain mencari
ridha Allah.
Hati yang kehilangan unsur ikhlas tidak akan bisa menghasilkan amal perbuatan
yang diterima oleh Allah. Hal ini sama dengan batu yang dibungkus tanah, selamanya
tidak akan bisa menumbuhkan tanaman yang kokoh. Dengan kata lain, permukaan
yang menipu sama sekali tidak akan memberikan manfaat pada bagian dalam yang
juga tidak berkualitas baik.
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa:
1. Perilaku manusia yang berhubungan dengan Allah SWT adalah ucapan dan perbuatan
manusia. Akhlak manusia yang baik kepada Allah SWT adalah manusia yang
berbicara dan bertingkah laku yang terpuji kepada Allah SWT, baik ucapan melalui
ibadah langsung kepada Allah SWT seperti shalat, Puasa, zakat, haji, dan sebagainya,
maupun perilaku bersyukur, bertasbih, dan beristighfar.
2. Akhlak terhadap rasul dapat meliputi
a. Mengikuti dan menjalankan sunah rasul
b. Bersolawat terhadap rasul
c. Menaati dan mengikuti rasul
d. Mencintai dan memuliakan rasul
e. Melanjutkan misi rasul
3. Jalan menuju akhlakul karimah atau menjadi muslim yang berakhlak mulia yaitu
dengan sungguh-sungguh menerapkan nilai,sikap dan perbuatan yang baik seperti
sabar, tawakal ikhlas, ramah, tawadhu, dan lain-lain, serta memiliki keinginan yang
kuat untuk meninggalkan yang buruk seperti sombong, dengki, iri hati, dendam, dan
lain-lain
B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangan, kami mohon maaf atas kekurangan pada makalah ini. Kami sangat berharap
atas kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
DAFTAR PUSTAKA
http://dalamislam.com/akhlak
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AKHLAK DAN TASAWUF
KELOMPOK 14:
1. Alvin Permanda (A1C318041)
2. Vivi Yetti Nurdanti (A1C318042)
DOSEN PENGAMPU:
Eva Iryani, S.Pd.I.,M.Pd