Anda di halaman 1dari 2

Deteksi Bakat Lewat Sidik Jari

Deteksi Bakat Lewat Sidik Jari – Deteksi Bakat Lewat Sidik Jari apa mungkin? baru-baru ini
Primagama meluncurkan Dermatoglyphics Multi Intelligence (DMI), metode berbasis
teknologi untuk membaca peta potensi diri dari sidik jari. Diharapkan melalui DMI, bakat anak
bisa diketahui secara dini sehingga dapat memilihkan pendidikan yang sesuai dengan bakatnya.
”Sulitnya mendeteksi bakat anak sejak dini, mahalnya biaya pendidkan yang belum tentu sesuai
dengan bakat anak, serta kompetisi antar generasi yang semakin ketat, menjadi latar belakang
didirikannya DMI,” kata Adam Primaskara, Direktur Utama Primagama pada pembukaan
diskusi ‘Mengenali bakat melalui DMI assesment’ di Yogyakarta, Rabu (6/8/2008).
Sidik Jari
Diskusi menghadirkan Erick Liem ( Director of Bussines Development Comcar Enterprise ,
Singapura), Teguh Surnaryo (Direktur DMI Primagama), Budi Andayani (Dosen Psikologi
Faal UGM). Diskusi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara ilmiah metode DMI yang sedang
dikembangkan Primagama.
Dalam kondisi sulit seperti ini, kata Adam, orang tua perlu mengefektivitaskan dan
mengefisiensikan pengembangan bakat dan prestasi anak. Orang tua juga perlu membantu
mengembangkan potensi anak yang benar-benar sesuai dengan bakat yang dimiliki.
Gagasan untuk menerapkan DMI sudah dilontarkan setahun lalu. Namun baru bulan Maret
2008, dapat terimplementasikan. Untuk mengembangkan metode ini, Primagama bekerjasama
dengan Comcare International PTE LTD Singapura.
”Sengaja Primagama menancapkan suatu mimpi bahwa kualitas hidup anak-anak Indonesia di
kemudian hari bisa diraih melalui optimalisasi bakatnya. Upaya mengenali bakat bisa diperoleh
melalui DMI,” kata Adam. Sementara itu, Budi Andayani mengatakan setiap individu sejak
masa perkembangan prenatal sudah membawa sifat-sifat sendiri. Hal ini terkait dengan DNA,
dukungan dan hambatan dalam proses perkembangan prenatal. Perkembangan syaraf, terutama
otak, akan menjadi dasar kecerdasan individu. ”Perkembangan ilmu masa kini mencoba
mendapatkan gambaran potensi yang dibawa individu melalui penampakan fisiknya. Salah
satunya, sidik jari dan rajah tangan,” kata Budi Andayani.
Meski setiap orang mempunyai potensi, kata Budi, proses perkembangan postnatal akan
menentukan arah manifestasi potensi tersebut. Dalam istilah psikologi, bakat ada dan
pengembangan selanjutnya adalah pada minatnya.
Karena itu, proses pendidikan perlu memberikan fasilitas pada pengembangan potensi.
Selanjutnya, minat itulah yang akan mengarahkan individu untuk menjadi dirinya dan
berkiprah dalam kehidupan secara bermanfaat dan berbahagia karenanya.
Sidik jari dan rajah tapak tangan tidak pernah berubah sejak lahir hingga mati. Perkembangan
sidik jari dan rajah tangan ada kaitannya dengan perkembangan syaraf otak. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh bukti ada kaitan antara faktor fisiologis dan sidik jari dan rajah tangan.
Karena perkembangannya terkait dengan perkembangan syaraf maka dapat diasumsikan sidik
jari dan rajah tangan orang yang berbeda kapasitas kecerdasannya akan berbeda pula
karakteristik sidik jari dan rajah tangannya. Kecerdasan adalah potensi yang termanifestasi jika
mendapat stimulasi.
Perkembangan proses kecerdasan terjadi dalam interaksi individu dengan lingkungan
biopsikososialnya. Perkembangannya memerlukan fasilitas dan media yang tepat. Fasilitas
paling penting adalah faktor fisik itu sendiri. ”Alat indera yang tidak bermasalah akan menjadi
fasilitas penting proses perkembangan kecerdasan,” kata Budi Andayani.

Anda mungkin juga menyukai