Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN

KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER


DI RSUD DR. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

RISKA NOVIANTI SOBARI


J 310 100 090

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1
HALAMAN PERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Judul Penelitian : Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh dan Tak


Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. Moewardi

Nama Mahasiswa : Riska Novianti Sobari

Nomor Induk Mahasiswa : J 310 100 090

Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1
Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 18
Desember 2014 dan layak untuk dipublikasikan

Surakarta, 18 Desember 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ririn Yuliati, S.Si.T., M.Si Siti Zulaekah, A., M.Si


NIP. 196706261991032001 NIK/ NIDN : 751/06-0612-7501

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD


NIK/ NIDN : 744/06-2312-7301

2
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrohmanirrohim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : RISKA NOVIANTI SOBARI


NIM : J310 100 090
Fakultas/ Jurusan : FIK/ S-1 ILMU GIZI
Jenis : SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK
JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR.
MOEWARDI

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan


karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya, serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk
kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta
ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 18 Desember 2014


Yang menyatakan,

RISKA NOVIANTI SOBARI

3
HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN
KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD DR. MOEWARDI

Riska Novianti Sobari, Ririn Yuliati dan Siti Zulaekah


*Program studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta;
Email : riska.novianti48@yahoo.com

ABSTRACT

Introduction: Coronary Heart Disease (CHD) is impaired heart function resulting


from blockage of blood vessels. One of the factors of CHD are dietary factors
(saturated fatty acids and unsaturated). Objective: Knowing the relationship
between intake of saturated fatty acids and unsaturated with HDL cholesterol levels
of patients CHD in Dr. Moewardi provincial hospital. Research method: The type of
research used in this study was observational research with Cross Sectional
approach with 44 samples. Data collected include food intake obtained by recall food
consumption and HDL cholesterol levels are obtained from the patient's medical
record. Data were analyzed used Pearson Product Moment. Results: Patient CHD
have by the intake of saturated fatty acids inadequate as much as 81.81%. Intake of
unsaturated fatty acids adequate as much as 75%. Relationship was found between
intake of saturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD
(p=0.001<0.05) and relationship was not found between intake of unsaturated fatty
acids with HDL cholesterol levels in patients CHD (p=0,236>0.05). Conclusion:
Significant relationship was found between the intake of saturated fatty acids with
HDL cholesterol levels in patients CHD and relationship was not found between the
intake of unsaturated fatty acids with HDL cholesterol levels in patients CHD.

Key words: Saturated fatty acids, Unsaturated, HDL cholesterol levels


Bibliography : 42, 2001-2014

PENDAHULUAN dikenal dengan aterosklerosis


Penyakit Jantung Koroner (Soeharto, 2001).
(PJK) merupakan penyakit yang Menurut World Health
menyerang jantung. Organ tersebut Organization (WHO), penyakit
memiliki fungsi memompa darah ke kardiovaskular merupakan penyebab
seluruh tubuh. Kelainan pada organ kematian dan kecacatan di seluruh
tersebut dapat yang menyebabkan dunia. Setiap tahun diperkirakan 17,3
penyempitan pembuluh darah arteri juta orang meninggal akibat penyakit
yang mengalirkan darah ke otot kardiovaskular. Sebanyak 7,3 juta
jantung, sehingga mengakibatkan diantaranya terjadi akibat penyakt
berkurangnya suplai oksigen dan jantung dan 6,2 juta akibat stroke
nutrisi untuk menggerakkan jantung (WHO, 2013). Di Indonesia pada
secara optimal. Penyempitan tahun 2012 PJK menduduki peringkat
pembuluh darah tersebut disebabkan pertama yang menyumbang angka
oleh pengendapan kalsium dan kematian. Angka kematian akibat
endapan lemak berwarna kuning yang kejadian penyakit kardiovaskular

4
semakin meningkat sebesar 37% jenuh mampu merusak dinding
penduduk (WHO-NCD Country Profil, pembuluh darah arteri sehingga
2014). menyebabkan penyempitan. Studi
Menurut hasil Riset Kesehatan epidemiologi yang dilakukan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Hardinsyah (2011), membuktikan
menjelaskan bahwa prevalensi bahwa terdapat hubungan positif yang
penyakit kardiovaskular (PJK, gagal bermakna antara konsumsi lemak,
jantung dan stroke) semakin asam lemak jenuh menyebabkan
meningkat seiring peningkatan umur. hiperkolesterol yang merupakan faktor
Prevalensi PJK secara keseluruhan risiko dari PJK.
sebesar 2%. Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan pengambilan
menduduki peringkat ke empat secara data survei pendahuluan jumlah
keseluruhan sebesar 1,4%. pasien PJK yang menjalani rawat inap
Faktor risiko penyakit jantung di RSUD Dr. Moewardi setiap tahun
adalah umur, jenis kelamin, keturunan semakin meningkat. Tahun 2013
atau genetik, kebiasaan merokok, pasien PJK sebanyak 497 pasien
akivitas fisik yang kurang, obesitas, rawat inap (1%) berdasarkan jenis
diabetes melitus, stres dan diet kelamin laki-laki sebesar 56%, dan
(kebiasaan atau pola makan). Faktor perempuan 44%. Tahun 2014 dari
diet seperti asupan asam lemak tidak bulan Januari sampai April tercatat
jenuh tunggal, serat larut air, pasien PJK yang menjalani perawatan
karbohidrat komplek dan diet rawat inap sebesar 159 (1%)
vegetarian akan berpengaruh positif berdasarkan jenis kelamin laki-laki
terhadap peningkatan kadar kolesterol sebesar 64,15% dan perempuan
HDL (Almatsier, 2004). Faktor-faktor sebesar 35,84% (Rekam medis).
tersebut diduga dapat memberikan Berdasarkan latar belakang
pengaruh terhadap kolesterol dalam tersebut, maka peneliti akan meneliti
darah (Soeharto, 2004). tentang hubungan asupan asam
Konsumsi lemak yang berlebih lemak jenuh dan tak jenuh dengan
akan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol HDL pada pasien
kadar kolesterol darah (Arisman, penyakit jantung koroner di RSUD Dr.
2004). Berdasarkan penelitian Moewardi.
Tuminah (2009), menyebutkan bahwa
pola makan seperti konsumsi METODE PENELITIAN
makanan yang tinggi lemak total atau Penelitian ini merupakan studi
lemak jenuh, kolesterol, serta observasional dengan rancangan
kurangnya konsumsi karbohidrat penelitian cross sectional,
merupakan faktor yang dilaksanakan di Ruang Rawat Inap
mempengaruhi kadar HDL dan Aster di RSUD Dr. Moewardi.
merupakan faktor risiko PJK. Menurut Penelitian ini dilakukan pada bulan
Yusuf dkk (2013), menyatakan bahwa Agustus 2014. Populasi dalam
konsumsi lemak terutama asam lemak penelitian adalah seluruh pasien PJK
jenuh, akan berpengaruh terhadap yang menjalani perawatan di ruang
kadar Low Density Lipoprotein (LDL) rawat inap Aster, berusia >20 tahun,
yang menyebabkan darah mudah memiliki pemeriksaan kadar kolesterol
menggumpal, selain itu asam lemak HDL, dengan atau tanpa komplikasi,

5
bersedia menjadi responden dan rawap inap di RSUD Dr. Moewardi
dapat berkomunikasi dengan jumlah berjumlah 44 subjek yang telah
sampel sebesar 44. Variabel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
diteliti adalah asupan asam lemak 1. Distribusi Subjek Penelitian
jenuh dan tak jenuh. Data yang Berdasarkan Umur
dikumpulkan adalah asupan makan Umur subjek penelitian dikategorikan
pasien denhan meliputi asupan asam menjadi beberapa kategori yaitu: 19-
lemak jenuh dan tak jenuh yang 29 tahun, 30-49 tahun, 50-64 tahun
dikumpulkan dengan metode recall dan 65-80 tahun (AKG, 2013).
komsumsi makanan 3x24 jam Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian
berturut-turut. Analisis data dilakukan Berdasarkan Umur
secara univariat dan bivariat. Analisis Jenis Kelamin n Persentase(%)
univariat untuk mengetahui distribusi 19-29tahun 1 2.3
masing-masing variabel, sedangkan 30-49 tahun 9 20.5
Analisis bivariat adalah analisis yang 50-64 tahun 25 56.8
dilakukan untuk menguji hubungan 65-80 tahun 9 20.5
antara variabel bebas dan variabel Jumlah 44 100
terikat yaitu asupan asam lemak jenuh Berdasarkan Tabel 1,
dan tak jenuh dengan kadar kolesterol menunjukkan bahwa umur subjek
HDL pada pasien PJK dilakukan penelitian berkisar dari 25-80 tahun
dengan uji Person Product Moment. dengan frekuensi terbesar adalah
umur 50-64 tahun (56.8%). Umur
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan salah satu faktor risiko
A. Gambaran Umum yang mempengaruhi kadar kolesterol
Rumah sakit Dr. Moewardi darah. Peningkatan kolesterol total
memiliki 2 pelayanan kesehatan, yaitu terjadi seiring dengan penambahan
pelayanan rawat jalan dan rawat inap. usia (Bintanah dan Muryati, 2008).
Pelayanan medis di RSUD Dr. 2. Distribusi Subjek Penelitian
Moewardi terdiri dari ICU, ICCU, Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PICU, penyakit dalam, kardiologi, Tingkat pendidikan subjek penelitian
bedah, anak, obstetri, ogynekologi, dikategorikan menjadi beberapa
perinatologi, penyakit kulit dan kategori yaitu: SD, SMP, SMA dan
kelamin, paru, jiwa, gigi, mulut, perguruan tinggi (PT).
radioterapi, perinatologi dan telinga Tabel 2. Distribusi Subjek Penelitian
hidung tenggorokan (THT). Ruang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Aster merupakan ruang khusus Tingkat Persentase
n
perawatan penyakit kardiologi, ruang Pendidikan (%)
aster 3 khusus melayani pasien rawat SD 4 9.09
SMP 7 15.90
jalan sedangkan ruang Aster 5
SMA 31 70.45
merupakan ruang perawatan rawat PT 2 4.54
inap yang tediri dari ruang perawatan Jumlah 44 100
VIP dan ruang perawatan kelas I, II
dan III. Berdasarkan Tabel 2,
B. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
Subjek dalam penelitian ini adalah pendidikan subjek penelitian (70.45%)
pasien PJK yang menjalani perawatan adalah SMA dan paling sedikit
berpendidikan SD (9.09%).

6
3. Distribusi Subjek Penelitian 5. Distribusi Subjek Penelitian
Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Asupan Asam Lemak
Tingkat pekerjaan subjek penelitian Jenuh
dikategorikan menjadi tidak bekerja, Asupan asam lemak jenuh
PNS, wiraswasta, pegawai swasta dikategorikan menjadi baik (asupan
dan lain-lain. asam lemak jenuh ≤10% dari total
Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian kebutuhan energi sehari) dan tidak
Berdasarkan Pekerjaan baik (>10% dari total kebutuhan energi
Pekerjaan n Persentase sehari).
(%) Tabel 5. Distribusi Subjek Penelitian
Tidak bekerja 10 22.72 Berdasarkan Asupan Asam Lemak Jenuh
Variabel Kategori n Persentase
PNS 1 2.27
(%)
Wiraswasta 6 13.63 Asupan Baik 8 18.18
Pegawai asam ≤10%
16 36.36
swasta lemak Tidak 36 81.81
Lain-lain 11 25 jenuh Baik
Jumlah 44 100 >10%
Jumlah 44 100
Berdasarkan Tabel 3,
Berdasarkan Tabel 5,
menunjukkan bahwa sebagian besar
menunjukan bahwa sebagian besar
subjek penelitian (36,36%) merupakan
subjek penelitian memiliki asupan
pegawai swasta. Faktor pekerjaan
asam lemak jenuh termasuk dalam
bukan faktor utama terjadinya PJK,
kategori tidak baik sebesar 81.81%
tetapi sebagai faktor pendukung
dan asupan asam lemak jenuh baik
terjadinya PJK.
sebesar 18.18%.
4. Distribusi Subjek Penelitian
6. Distribusi Subjek Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Asupan Asam
Jenis kelamin dikategorikan menjadi
Lemak Tak Jenuh
jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tabel 4. Distribusi Subjek Penelitian
Asupan asam lemak tak jenuh
Berdasarkan Jenis Kelamin dikategorikan menjadi baik (asupan
Jenis n Persentase asam lemak jenuh ≥10% dari total
Kelamin (%) kebutuh
Laki-laki 44 100 Tabel 6. Distribusi Subjek Penelitian
Berdasarkan Asupan Asam Lemak Tak
Perempuan 0 0 Jenuh
Jumlah 44 100 Variabel Kategori N Persentase
(%)
Berdasarkan Tabel 4, Asupan baik 33 75
menunjukkan bahwa keseluruhan asam ≥10%
subjek penelitian berjenis kelamin laki- lemak Tidak 11 25
laki (100%). Laki-laki memiliki resiko
PJK 2-3 kali lebih besar dibandingkan tak jenuh baik
dengan perempuan (Anwar, 2004). <10%
Jumlah 44 100

7
Berdasarkan Tabel 6, Berdasarkan Tabel 7,
menunjukkan asupan asam lemak tak menunjukkan bahwa kadar kolesterol
jenuh subjek penelitian sebagian HDL subjek penelitian sebagian besar
besar termasuk dalam kategori baik termasuk dalam kategori tidak normal
sebesar 75% dan asupan asam lemak 90.90% dan yang termasuk dalam
tak jenuh yang termasuk dalam kategori normal sebesar 9.09%.
kategori tidak baik sebesar 25%. 8. Hubungan asupan asam lemak
7. Distribusi Subjek Penelitian jenuh dengan kadar kolesterol
Berdasarkan Kadar Kolesterol HDL
HDL Asupan asam lemak jenuh
Kadar kolesterol subjek penelitian didapatkan dari hasil recall konsumsi
dikategorikan menjadi tidak normal makanan selama 3 x 24jam dan
dan normal. dibandingkan dengan asupan dari
Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian rumah sakit atau standar menu dari
Berdasarkan Kadar Kolesterol HDL RSUD Dr. Moewardi kemudian
Variabel Kategori n Persentase dikategorikan. Hasil uji korelasi antara
(%) asupan asam lemak jenuh dengan
Kadar Tidak kadar kolesterol HDL dapat dilihat
40 90.90
kolesterol Normal
pada Tabel 8.
HDL Normal 4 9.09
Jumlah 44 100
Tabel 8. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL
Kadar Kolesterol HDL p
Asupan asam
Normal Tidak normal Total
lemak jenuh
n % n % n %
Baik ≤10% 3 37.5 5 62.5 8 100
0,001
Tidak baik >10% 1 2.77 35 97.2 36 100
Berdasarkan Tabel 8, disimpulkan bahwa ada hubungan
menunjukkan pada subjek penelitian antara asupan asam lemak jenuh
dengan kadar kolesterol HDL normal dengan kadar kolesterol HDL pasien
terlihat bahwa asupan asam lemak PJK. Kekuatan hubungan ditunjukkan
jenuh baik lebih besar (37.5%), dengan nilai r (correlation coefficient)
dibandingkan dengan asupan asam sebesar 0.466. Hal ini membuktikan
lemak jenuh tidak baik (2.77%). Tidak bahwa hubungan antar variabel
demikian pada subjek penelitian sangat kuat (mendekati nilai 1) dan
dengan kadar kolesterol HDL tidak hubungan bersifat positif.
normal terlihat bahwa asupan asam Asupan asam lemak jenuh
lemak jenuh tidak baik lebih besar pasien PJK di RSUD Dr. Moewardi
(97.22%), dibandingkan asupan asam sebagian besar termasuk dalam
lemak jenuh baik (62.5%). kategori tidak baik (>10%) atau
Berdasarkan hasil uji bivariat dengan sebanyak 36 subjek penelitian
menggunakan Uji Pearson Product sebesar 81.81%. Perbandingan
Moment antara asupan asam lemak asupan asam lemak jenuh dengan
jenuh dengan kadar kolesterol HDL asam lemak tak jenuh, asupan asam
diperoleh nilai p=0.001. Nilai p (<0.05) lemak jenuh lebih mendominasi
maka Ho ditolak dan dapat sebesar 63.63%, asupan asam lemak

8
jenuh bersumber dari bahan makan menyebutkan bahwa terdapat
seperti daging sapi dan daging ayam. hubungan yang signifikan dan
Hasil penelitian asupan asam konsisten antara asupan asam lemak
lemak jenuh dengan kadar kolesterol jenuh dengan kadar kolesterol
HDL terdapat hubungan dengan plasma. Hasil penelitian ini tidak
mekanisme asupan asam lemak jenuh sejalan dengan penelitian Dwiani
mempengaruhi penurunan kadar (2004), menyatakan bahwa tidak ada
kolesterol HDL dengan cara pengaruh antara tingkat konsumsi
mengambat kerja enzim LCAT dari asam lemak jenuh terhadap kadar
jaringa ndan menurunkan faktor lipid darah pasien PJK. Menurut
pembentukan kolesterol HDL yaitu Prasetyawati (2009), menyebutkan
Apoliprotein A-1. Apoliprotein A-1 bahwa tidak ada hubungan antara
yang menurun akan mengakibatkan asupan asam lemak jenuh dengan
pembentukan kolesterol HDL menjadi kejadian dislipidemia.
terhambat. Hubungan didukung pula 9. Hubungan Antara Asupan Asam
oleh faktor risiko yang lain seperti Lemak Tak Jenuh dengan Kadar
genetik, aktivitas fisik, penyakit Kolesterol HDL
penyerta, stres, kebiasaan merokok, Asupan asam lemak tak jenuh
obesitas dan asupan obat-obat. Pada didapatkan dari hasil recall konsumsi
penelitian ini diketahui bahwa faktor makanan selama 3x24 jam dan
yang mempengaruhi kadar kolesterol dibandingkan dengan asupan dari
pada saat penelitian berlangsung yaitu rumah sakit atau standar menu dari
konsumsi obat jenis sinvastatin yang RSUD Dr. Moewardi kemudian
termasuk ke dalam obat penurun dikategorikan. Hasil uji korelasi antara
kolesterol yang memberikan efek asupan asam lemak tak jenuh dengan
penurunan kadar kolesterol dalam kadar kolesterol HDL dapat dilihat
darah. pada Tabel 9.
Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Sulastri dkk (2005),
Tabel 9. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Tak Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL
Asupan asam Kadar Kolesterol HDL p
lemak tak Normal Tidak normal Total
jenuh n % n % n %
Baik ≥10% 2 6.06 31 93.93 33 100
Tidak baik 0,236
2 18.18 9 81.81 11 100
<10%
Berdasarkan Tabel 9, asupan asam lemak tak jenuh baik
menunjukkan bahwa pada subjek lebih besar (93.93%) dibandingkan
penelitian dengan kadar kolesterol asupan asam lemak tak jenuh tidak
HDL normal terlihat bahwa asupan baik (81.81%). Berdasarkan hasil uji
asam lemak tak jenuh tidak baik lebih bivariat dengan menggunakan Uji
besar (18.18%) dibandingkan dengan Pearson Product Moment antara
asupan lemak tak jenuh baik (6.06%). asupan asam lemak tak jenuh dengan
Tidak demikian dengan subjek kadar kolesterol HDL diperoleh nilai
penelitian dengan kadar kolesterol p=0.236. Nilai p (>0.05) maka Ho
HDL tidak normal terlihat bahwa diterima dan dapat disimpulkan bahwa

9
tidak ada hubungan antara asupan diketahui bahwa faktor yang
asam lemak tak jenuh dengan kadar mempengaruhi kadar kolesterol HDL
kolesterol HDL pasien PJK. Kekuatan pada saat penelitian berlangsung yaitu
hubungan ditunjukan dengan nilai r konsumsi obat jenis sinvastatin yang
(correlation coefficient) sebesar-0.183. termasuk ke dalam obat penurun
Hal ini membuktikan bahwa hubungan kolesterol yang memberikan efek
antar variabel kuat (mendekati nilai -1) penurunan kadar kolesterol dalam
dan hubungan bersifat negatif atau darah, sehingga meskipun asupan
berbanding terbalik. asam lemak tak jenuh sudah dalam
Asupan asam lemak tak jenuh kategori baik tetap saja terjadi
pasien PJK di RSUD Dr.Moewardi penurunan kadar kolesterol HDL
sebagian besar termasuk ke dalam dalam darah.
kategori baik (≥10%) atau sebanyak Sejalan dengan penelitian
33 subjek penelitian sebesar 75%. Tuminah (2009), bahwa asupan asam
Asupan asam lemak tak jenuh lebih lemak tak jenuh yang tinggi dapat
sedikit (58.81%),dibandingkan dengan menurunkan kadar kolesterol HDL
asupan asam lemak jenuh. Asupan darah. Hasil penelitian ini tidak
asam lemak tak jenuh bersumber dari sejalan dengan penelitian Dwiani
bahan makan nabati seperti kacang- (2004), menyatakan bahwa terdapat
kacangan, biji-bijian dan minyak pengaruh antara tingkat konsumsi
kelapa sawit. lemak (lemak total, asam lemak jenuh,
Hasil penelitian asupan asam asam lemak tak jenuh dan kolesterol)
lemak tak jenuh dengan kadar terhadap kadar kolesterol total darah
kolesterol HDL tidak terdapat dan terdapat pengaruh antara tingkat
hubungan, Menurut teori Pepper konsumsi lemak (lemak total, asam
(2008), menyatakan bahwa asupan lemak tak jenuh dan kolesterol)
asam lemak tak jenuh yang tinggi terhadap kadar lipida dalam darah
akan meningkatkan apolipoprotein A- pasien PJK. Hasil penelitian ini tidak
1, apolipoprotein A-1 merupakan sejalan dengan penelitian yang
komponen utama dari HDL. dilakukan Sulastri dkk (2005),
Menurunkan sintesis dari VLDL, menyebutkan bahwa terdapat
menyebabkan produksi LDL hubungan antara asupan asam lemak
berkurang kemudian asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol
tidak membentuk trigliserida pada HDL darah.
VLDL selanjutnya VLDL akan
dioksidasi sebagai sumber energi, KESIMPULAN
kolesterol HDL dapat mengangkut Berdasarkan uraian sebelumnya
kembali kolesterol yang berlebih ke dapat disimpulkan bahwa subjek
hati dan akibatnya kolesterol tidak penelitian berumur 50-64 tahun
akan menumpuk. 56.8%, tingkat pendidikan subjek
Penurunan kadar kolesterol penelitian sebagian besar SMA
HDL dipengaruhi oleh faktor risiko 70.45%, bekerja sebagai pegawai
yang lain seperti genetik, aktivitas swasta 36.36%, keseluruhan subjek
fisik, penyakit penyerta, stres, penelitian berjenis kelamin laki-laki
kebiasaan merokok, obesitas dan 100%. Asupan asam lemak jenuh
asupan obat-obat. Pada penelitian ini tidak baik sebesar 81.81%, Asupan

10
asam lemak tak jenuh baik sebesar Prasetyawati. 2009. Hubungan Antara
75% dan kadar kolesterol HDL tidak Asupan Asam Lemak Jenuh
normal sebesar 90.90%. Hubungan Dan Lingkar Pinggang
signifikan ditemukan antara asupan Dengan Dislipidemia Pada
asam lemak jenuh dengan kadar Pasien Rawat Jalan Di
kolesterol HDL pada pasien PJK di Poliklinik Penyakit Dalam RS.
RSUD Dr. Moewardi. Al-Islam Bandung. Skripsi.
Semarang : Program Studi
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Gizi Fakultas
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Kedokteran Universitas
Gizi. Jakarta : PT Gramedia Diponegoro
Pustaka Utama : 63-70 Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan
Anwar, TB. 2004. Penyakit Jantung Dasar, Laporan Nasional
Koroner Dan Hipertensi. Ahli Riskesdas 2012. Badan
Penyakit Jantung Fakultas Penelitian Dan
Kedokteran Universitas Pengembangan Republik
Sumatera Utara. Digitized by Indonesia
USU digital library Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Dan Stroke Hubungannya
Kehidupan. Jakarta : EGC Dengan Lemak dan
Bintanah, D dan Muryati. 2008. kolesterol. Jakarta : PT SUN
Hubungan Konsumsi Lemak Sulastri, D., Rahayuningsih, S.,
Dengan Kejadian Purwantyastuti. 2005. Pola
Hiperkolesterolemia Pada Asupan Lemak, Serat, Dan
Pasien Rawat Jalan Di Antioksidan, Serta
Poliklinik Jantung Rumah Hubungannya Dengan Profil
Sakit Umum Daerah Kraton Lipid Pada Laki-Laki Etnik
Kabupaten Pekalongan. J Minangkabau. Maj Kedokt
Kesehat Masy Indonesia. Vol Indo, Volum : 55 2
6 no 1 Th 2010 Tuminah, S. 2009. Efek Asam Lemak
Dwiani, R. 2004. Pengaruh Tingkat Jenuh Dan Asam Lemak Tak
Konsumsi Lemak Terhadap Jenuh “Trans” Terhadap
Kadar Lipida Darah (Studi Kesehatan. Media Penelitian
Pada Pasien Pjk Rawat Jalan Dan Pengembang Kesehatan
Di RS Panti Wilasa Citarum volume XIX tahun 2009,
2004). Skripsi. Semarang : suplemen II
Universitas Diponegoro World Health Organization- NCD
Hardinsyah. 2011. Analisis Konsumsi Country Profiles of Indonesia.
Lemak, Gula dan Garam 2014
Penduduk Indonesia. Gizi World Health Organization. 2013.
Indon 2011, 34(2):92-100 Cardiovascular Disease
Pepper, G. 2008. Getting To The (CVDs). Diakses : 23 Mei
Heart Of The Matter. Diakses 2014. http:// www. WHO. Int/
12 september 2014. http:// Media Centre/ Factsheet/ N
www. Metabolism.com/ 317. htm.
healtmatter

11
Yusuf, F., Sirajuddin, S., Najamuddin,
U. 2013. Analisis Kadar Asam
Lemak Jenuh Dalam
Gorengan Dan Minyak Bekas
Hasil Penggorengan
Makanan Jajanan Di
Lingkungan Workshop
Universitas Hasanuddin.
Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Hasanuddin

12

Anda mungkin juga menyukai