Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN
 Latar belakang…………………………………………………………..3
 Rumusan masalah………………………………………………………4
 Tujuan …………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian cairan tubuh…………………………………………....5
2.2 Keseimbangan cairan dalam tubuh……………………………….7
2.3 Cara Perpindahan Cairan Tubuh…………………………….…………...8
2.4 Gangguan Mempengaruhi Cairan Tubuh………………………………...8

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………10
3.2 Saran………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan asam basa didalam tubuh.
Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan saluran air dan elektrolit, serta
pengaturan komponen – komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbangai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air
( pelarut ) dan zat tertentu ( zat terlarut ). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel –
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk
kedalam tubuh melalui makanan, minuma, dan cairan intravena ( IV ) dan distribusi keseluruh
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit ke dalam sveluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan cairan dan elektrolit,salah satunya adalah
penyakit. Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak dan memiliki orientasi yang baik biasanya
dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa yang normal karena
mekanisme adaftaif tubuhnya. Namun bayi, bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat,
klien dengan gangguan orientasi atau klien yang imobilitasi, serta lansia sering kali tidak mampu
merespon secara mandri dan seiring dengan waktu kemampuan adaptif tubuh mereka tidak lagi
dapat mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit, da asam basa tanpa adanya bantuan
oleh karena itu, asuhan keperawatan untuk beragam klien meliputi pengkajian dan perbaikan
ketidak seimbangan atau upaya mempertahankan ketidak seimbangan cairan, elektolit dan asam
basa.
1.2 Rumusan Masalah
1. .Apa yang dimaksud dengan Cairan dalam tubuh?
2. Bagaimana keseimbangan cairan dalam tubuh?
3. Bangaimana cara cara perpindahan cairan tubuh?
 Tujuan
1. Untuk mengetahui cairan dalam tubuh
2. Untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perpindahan cairan tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan.
1. Distribusi Cairan Tubuh
Didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
1. Cairan Ekstrasel,
tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan
yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar
15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial.
Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak
berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun
5% berat tubuh.
2. Cairan Intrasel
adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solut yang penting untuk
keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada
diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium
lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstasel.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.
 Dewasa 60%
 Anak-anak 60 – 77%
 Infant 77%
 Embrio 97%
 Manula 40 – 50 %
Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan
jaringan tubuh.
3. Fungsi Cairan Tubuh
 memberi bentuk pada tubuh
o berperan dalam pengaturan suhu tubuh
o berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
o sebagai bantalan
o sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
o media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
o untuk performa kerja fisik
4. Pengaturan Cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang
masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. 1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500cc per hari. Asupan
cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka
mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume
cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurung,
menyebabakan terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa,
dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi
ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan
dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui
ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran
pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran
cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya,
jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus
seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya
perhatian khusus. Setiap 1 derajat celcius akan berpengaruh pada output cairan.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan
pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, deman,
keringat, dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara
terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih).
Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring
pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah.
Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi
darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan
memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
1. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak
mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar
akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
1. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses
merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui
feses jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata
pengeluaran cairan melalui feese adalah 100 ml/hari.

2.2 Keseimbangan Cairan


1. Komposisi cairan tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Kebutuhan cairan tubuh
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan
yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan.
2. Pergerakan cairan tubuh
3. Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah.
4. Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
5. Filtrasi : perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon
terhadap adanya tekanan cairan.
6. Transpor aktif : bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif tubuh
seperti pompa jantung.
2.3 Cara Perpindahan Cairan Tubuh
1. Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara
bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
2. Osmosis proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya
terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi
lebih pekat.
3. Transport aktif Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis.

2.4 Gangguan Mempengaruhi Cairan Tubuh


1. Hipovolume/Dehidrasi : Ringan, Sedang, Berat
2. .Hipervolume/ Overhidra
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada di dalam
larutan.
3.2 Saran
Dari makalah ini kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca untuk selalu memenuhi
kebutuhan dan keseimbangan cairan dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta : Dian
Rakyat.
1993. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-
instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca
Exact.
http://choled.wordpress.com/2008/02/17/
http://ayosz.wordpress.com/2008/02/21/keseimbangan-asam-basa//
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai