Anda di halaman 1dari 3

BAB I

1) Konflik Pribadi

Konflik pribadi merupakan konflik yang terjadi antarpribadi karena adanya perbedaan-
perbedaan tertentu yang saling dipertahankan oleh masing-masing pihak. Konflik rasial
adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan kebudayaan yang
saling bertabrakan.

2) Konflik Rasial

Kita tahu bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam ras dengan tanda - tanda
fisik yang tidak sama antara ras yang satu dengan ras yang lainnya. Perbedaan tanda -
tanda fisik tiap-tiap ras yang diperuncing dengan adanya perbedaan dalam hal ekonomi,
sosial, dan budaya dapat memicu lahirnya konflik didalam lingkungan masyarakat.
Konflik yang muncul disebabkan adanya perbedaan ras ini disebut dengan konflik rasial.

Konflik rasial muncul disebabkan adanya dominasi ras yang dilakukan oleh ras mayoritas
terhadap ras minoritas. Ras mayoritas secara umum akan melakukan pemaksaan dan
penekanan-penekanan dalam segala hal terhadap ras minoritas.

Contohnya adalah konflik antara ras Deutromelayu (Madura) dengan ras Proto melayu
(Dayak) di Sampit, Kalimantan Timur beberapa waktu yang lalu.

3) Konflik antarkelas sosial

Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya benturan
kepentingan dan kebutuhan antara dua kelas sosial yang berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja.

4) Konflik politik

• Pengertian konflik merupakan suatu perselisihan yang terjadi antara dua pihak, ketika
keduanya menginginkan suatu kebutuhan yang sama dan ketika adanya hambatan dari
kedua pihak.

• Pada dasarnya konflik politik disebabkan oleh dua hal. Konflik politik itu mencakup
kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertical. Yang dimaksud dengan kemajemukan
horizontal ialah struktur masyarakat yang majemuk secara cultural, seperti suku bangsa,
daerah, agama, dan ras. Kemajemukan horizontal cultural dapat menimbukan konflik
karena masing-masing unsure cultural berupaya mempertahankan identitas dan
karakteristik budayanya dari ancaman kultur lain.
• Adapun tujuan konflik sebagai berikut:
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama
berupaya mendapatkan kekuasaan, kekayaan, kesempatan, dan kehormatan.
2. Disatu pihak hendak mendapatkan, sedangkan di pihak lain berupaya keras
mempertahankan apa yang dimiliki.

5) Konflik Internasional

Konflik internasional adalah pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara


karena perbedaan kepentingan banyak kasus terjadinya konflik internasional sebenarnya
bermula dari konflik antar dua negara karena masalah politik atau ekonomi

BAB II

Perbedaan Konflik Dan Kekerasan

Kekerasan kembali menjadi headline news berbagai media massa, hal ini dikarenakan terjadi dua
konflik pada tempat yang berbeda namun pada kurun waktu yang tidak jauh berbeda. Yakni
konflik antar etnis di Tarakan Kalimantan dan konflik antar kelompok pemuda di jalan Ampera
Jakarta. Dua konflik yang memiliki latar belakang permasalahan, locus, dan tempus yang
berbeda, namun keduanya menimbulkan kekhawatiran yang sama. Kekhawatiran datang
kembalinya era wild – wild west versi Indonesia, dimana semua masalah diselesaikan dengan
timah panas dan belati tanpa mendahulukan proses yang seharusnya menjadi ciri utama bangsa
Indonesia. Musyawarah.

Untuk mengurai benang kusut mengenai permasalahan konflik kekerasan yang ditakutkan
menular ke tempat lain, penulis rasa harus ada persamaan persepsi dahulu mengenai perbedaan
antara konflik dan kekerasan. Konflik dapat diartikan sebagai pergesekan kepentingan antara dua
orang pihak atau lebih, sedangkan kekerasan adalah suatu perilaku yang bersifat destruktif
sehingga menimbulkan kerusakan secara lahir dan batin. Dari dua hal tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa konflik merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan sosial masyarakat,
sebab setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda. Adapun kekerasan adalah sebuah
sikap yang diambil ketika pergesekan kepentingan tersebut terjadi dan cenderung bersifat aksi –
reaksi. Dengan kata lain saat suatu pihak memutuskan untuk mengambil jalan kekerasan sebagai
penyelesaian pergesekan kepentingan, hal tersebut akan menjadi mata rantai yang tidak pernah
habis menyambung atau dengan kata lain kekerasan itu akan terus berlanjut menjadi dendam
kesumat dan tidak menutup kemungkinan terus diwariskan pada keturunannya. Aksi – reaksi.
Dari sedikit uraian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa inti permasalahan kekerasan
yang berkepanjangan ini ialah ketika ada pihak sudah muak dengan negosiasi dalam
musyawarah, lalu ketika pihak tersebut merasa tidak ada lagi satupun yang dapat
menjadi problem solver bagi konflik kepentingannya tersebut, dan akhirnya memutuskan untuk
menyelesaikannya dengan kekerasan. Mari kita telaah satu persatu permasalahannya dan mencari
tahu apa das sollen atau aturan yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai