BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berpikir tertentu yang disebut cara
berpikir radikal dan universal yaitu model berpikir mempertanyakan sesuatu sampai
tuntas. Filsafat ilmu sebagai salah satu cabang filsafat merupakan cara berfikir
radikal manusia dalam mengembangkan dunia keilmuan yang bermanfaat bagi
manusia. Study ilmu pengetahuan bertujuan untuk memperoleh hakikat jawaban
tertentu, menggali dan memperoleh jawaban tentang apa adanya baik syariat maupun
hakikat adanya sesuatu tentang keberadaan sesuatu baik konkret maupun abstrak
tentang apa itu bahasa dan sebagainya.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mencari jawaban atas pertanyaan.
Berdasarkan komponen hakekat ilmu, setiap cabang pengetahuan dibedakan dari
jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui (ontologi),bagaimana
pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun (efistemologi) serta nilai mana yang
terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan
ilmiah mempunyai landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang spesifik
bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai
pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan ontologi, efistemologi dan
aksiologi keilmuan.
Objek material ontology adalah yang ada artinya segala-galanya, yang meliputi
yang ada sebagai wujud konkret maupun abstrak, indrawi maupun tidak indrawi.
Objek formal ontology adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah
yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontology adalah
reflek terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya.
Dengan demikian ontology dapat diartikan sebagai suatu usaha intelektual untuk
mendeskripsikan sifat-sifat umum dari kenyataan, suatu usaha untuk memperoleh
penjelasan yang benar tentang kenyataan, study tentang sifat pokok kenyataan dalam
aspeknya yang paling umum sejauh hal itu dapat dicapai; teori tentang sifat pokok
dan struktur dari kenyataan ( Ali Mudhofir, 1998).
Dalam bidang Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami
secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris
(misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik
dan sebagainya)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal dari bahsa
Yunani philopsophia; philen artinya ‘mencari/mencintai’ dan sophia berarti
‘kebenaran’. Jadi philopsophia berarti daya upaya pemikiran manusia untuk mencari
kebenaran/kebijaksanaan, berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran, bukan
memiliki kebenaran.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mencari jawaban atas pertanyaan. Aristoteles menyatakan bahwa “semua orang
menurut kodratnya ingin mengerti”. Secara Etimologis, filsafat berarti ‘cinta,
kebijaksanaan, kearifan’. (Rahayu. 2007:27)
Secara umum filsafat didefinisikan sebagai pengetahuan yang sitematis,
metodis, dan koheren menangani seluruh kenyataan dari segi yang paling mendalam,
untuk mencari prinsip-prinsip terdalam dalam realitas (Maran. 1999:77). Metodis itu
berarti menggunakan penalaran tertentu; sitematis itu berarti pengetahuan yang
diperoleh merupakan suatu keseluruhan yang terpadu; koheren itu yang berarti setiap
bagian merupakan yang saling berkesesuaian.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap
tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya,
hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
katakan dan untuk menyatakan apa yang Anda lihat.
Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang benr-benar ada dan adanya itu
benar
Teori yang membahas tentang kebenaran yang ada atau ciri hakiki (pokok) dari
keberadaan
Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ada, yang ada keberadaan atau
eksistensi (secara umum). (Monteiro. 2015:16)
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti
Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum
membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal
sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi
belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Hakekat
kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut
pandang :
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas
atau kenyataan konkret secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi,
yakni realisme, naturalisme, empirisme. Istilah-istilah terpenting yang terkait dengan
ontologi adalah:
yang-ada (being)
kenyataan/realitas (reality)
eksistensi (existence)
esensi (essence)
substansi (substance)
perubahan (change)
tunggal (one)
jamak (many)
Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas.
Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya
realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah sesungguhnya
hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini sesuatu realita materi
saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah realita ini monoisme, dualisme, atau
pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi tentang suatu realita itu dapat bervariasi.
Di dalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi
masalah yang utama. Membimbing kita untuk memahami realita dunia dan membina
kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita itu merupakan stimulus
untuk menyelami kebenaran itu. Dengan sendirinya potensi berpikir kritis kita untuk
mengerti kebenaran itu telah dibina. Di sini kewajiban pendidik adalah untuk
membina daya pikir yang tinggi dan kritis.
kritis dan spekulatif dalam membahas realitas. Ontologis juga relevan dalam
merefleksikan problem pembagunan, pembagunan selama ini terbukti belum
mewujudkan masyarakat adil dan makmur kegagalan ini tidak terlepas dari konsep
ontologis yang melandasi konsep pembagunan di Indonesia. Dengan demikan dapat
disimpulkan bahwa dimensi ontologis merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
tentang eksitensi ilmu pengetahuan, dengan demikian dimensi ontologis memberikan
dasar yang fundamental terhadap konsisitensi pengembagan dan penerapan ilmu
pengetahuan. landasan ontologis ini membawa implikasi bagi landasan
epistemologis dan aksiologis ilmu. Ketiga landasan ini senantiasa terkait dan saling
mempegaruhi.
lain. Ilmu merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan
yang mencoba menelaah kehidpan dalam batas batas ontologytertentu.
Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empirisini secara
konsisten dengan asas epistemologis keilmuan yang mensyaratkanadanya
verifikasi dalam proses penemuan dan penyusunan pernyataanyang bersifat
benar secara ilmiah.
Pendekatan ontologism adalah penafsiran hakekatrealitas (metafisika) dari
objek ontologis keilmuan. Penafsiran metafisika keilmuan harus didasarkan
kepada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya dengan deduksi
deduksi yang dapat di verifikasikan secara fisik. Ini berarti bahwa secara
metafisik ilmu terbebas dari nilai nilai yang bersifat dogmatig. Suatu pernyataan
dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui
pengkajian / penelitian berdasarkan epistemologiskeilmuan. Metafisika
keilmuan berdasarkan sebagaimana adanyamenyebabkan ilmu menolak premis
moral yang bersifat seharusnya. Ilmu atau science adalah suatu studi atau
pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan
materi dan fisiknya melalui metoda ilmiah. Ilmu justru merupakan pengetahuan
yang dapat dijadikan alat untuk mewujudkan tujuan – tujuan yang
mencerminkan das solen dengan jalan mempelajari das sein agar dapat
menjelaskan, meramalkan serta mengawasi gejala alam.
Secara ontologis dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objek
penelaahannya (objek ontologis / objek formal) ilmu dibimbing oleh kaidah
moral yang berazaskan tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan
martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan. (Nurrobikha.
2015:10)
12. Meningkatkan komunikasi yng efektif dan kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya
13. Meningkatkan perspektif asuhan kesehatan masyarakat
14. Memberikan asuhan kepada kelompok rawan
Balita
Balita merupakan bayi dengan usia 1-5 tahun. Masa ini merupakan masa emas
bagi anak untuk berkembang, karena masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Anak
Anak adalah masa dimana jarak antara balita dan dewasa. Masa anak-anak
memiliki 2 aspek penting yakni pertumbuhan dan perkembangan.
Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia diantara 13 sampai 18 tahun dan
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Peristiwa penting
yang dialami remaja pada umumnya adalah haid atau menstruasi pertama atau
menarch. Secara psikis menarch ini merupakan tanda kedewasaan. Pada usia ini
tubuh wanita mengalami perubahan yang dramatis , karena memproduksi
hormon –hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sistem peroduksi. Menstruasi yang teratur merupakan tanda
bahwa ada kesinambungan hormon.
Dewasa
Usia dewasa ini adalah usia antara 18 tahun hingga 40 tahun. Pada masa ini
sering diaitkan dengan masa subur, karena pada masa ini sering terjadi
kehamilan pada wanita. Pada usia ini masa kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat bayi dan anak serta
banyak masalah-masalah dari tuntutan karir. Masa dewasa ini yang namak
terjadi adalah perubahan psikologis dari seseorang dan sering disebut sebagai
masa sulit, karena pada masa ini wanita dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk hidup mandiri.
Usia Lanjut
Yang dianggap usia lanjut (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Masa
ini adalah masa yang rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan
penyakit berat lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk
memeriksakan kehamilannya dengan teratur, selain itu prioritas utamanya
adalah menjaga berat badan dan mengatur pola makan dan meminum suplemen,
ditambah lagi dengan malkukan olahraga ringan dan terus beraktivitas.
10. Masalah Gender Spesifik. Generasi muda, terutama anak perempuan rentan
terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan
dengan kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria
berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender
ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan
reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah
hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan
muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi
dari peran perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan
seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para
perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri
yang diperlukan untuk membantu mereka membuat keputusan-keputusan.
i. Legislasi Kebidanan
Peranan legislasi adalah menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna
jasa profesi dan profesi sendiri, legislasi sangat berperan dalam pemberian
pelayanan professional. Dalam memberikan pelayanan ada hal-hal yang dapat
menyebabkan ketidakpuasan pasien atau masyarakat, diantaranya:
1. Pelayanan yang tidak aman
2. Sikap petugas yang kurang baik
3. Kurangnya komunikasi
4. Salah prosedur
5. Kurangnya sarana prasarana
6. Kurangnya informasi
Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria
agar bidan dikatakan professional, yaitu:
1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi
3. Praktek berdasarkan evidence based
4. Menggunakan beberapa sumber informasi
3. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga
individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal dibawah satu
atap.Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah atau daerah membentuk
masyarakat.Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan
bangsa Indonesia.Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi antar manusia dan
budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai
yang terorganisasi.
4. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. setiap individu berhak
untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil,
melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Keimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA