Anda di halaman 1dari 22

Makalah Humaniora

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berpikir tertentu yang disebut cara
berpikir radikal dan universal yaitu model berpikir mempertanyakan sesuatu sampai
tuntas. Filsafat ilmu sebagai salah satu cabang filsafat merupakan cara berfikir
radikal manusia dalam mengembangkan dunia keilmuan yang bermanfaat bagi
manusia. Study ilmu pengetahuan bertujuan untuk memperoleh hakikat jawaban
tertentu, menggali dan memperoleh jawaban tentang apa adanya baik syariat maupun
hakikat adanya sesuatu tentang keberadaan sesuatu baik konkret maupun abstrak
tentang apa itu bahasa dan sebagainya.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mencari jawaban atas pertanyaan.
Berdasarkan komponen hakekat ilmu, setiap cabang pengetahuan dibedakan dari
jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui (ontologi),bagaimana
pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun (efistemologi) serta nilai mana yang
terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan
ilmiah mempunyai landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang spesifik
bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai
pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan ontologi, efistemologi dan
aksiologi keilmuan.
Objek material ontology adalah yang ada artinya segala-galanya, yang meliputi
yang ada sebagai wujud konkret maupun abstrak, indrawi maupun tidak indrawi.
Objek formal ontology adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah
yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontology adalah
reflek terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya.
Dengan demikian ontology dapat diartikan sebagai suatu usaha intelektual untuk
mendeskripsikan sifat-sifat umum dari kenyataan, suatu usaha untuk memperoleh
penjelasan yang benar tentang kenyataan, study tentang sifat pokok kenyataan dalam
aspeknya yang paling umum sejauh hal itu dapat dicapai; teori tentang sifat pokok
dan struktur dari kenyataan ( Ali Mudhofir, 1998).

Ontologi Ilmu Kebidanan 1


Makalah Humaniora

Dalam bidang Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami
secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris
(misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik
dan sebagainya)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertisn dari Filsafat ?
1.2.2 Apa pengertian dari Ontologi ?
1.2.3 Bagaimana pengkajian Ontologi dalam Kebidanan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari Ontologi
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengkajian ontologi dalam kebidanan

Ontologi Ilmu Kebidanan 2


Makalah Humaniora

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal dari bahsa
Yunani philopsophia; philen artinya ‘mencari/mencintai’ dan sophia berarti
‘kebenaran’. Jadi philopsophia berarti daya upaya pemikiran manusia untuk mencari
kebenaran/kebijaksanaan, berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran, bukan
memiliki kebenaran.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang
diimplementasikan dengan bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia dalam
mencari jawaban atas pertanyaan. Aristoteles menyatakan bahwa “semua orang
menurut kodratnya ingin mengerti”. Secara Etimologis, filsafat berarti ‘cinta,
kebijaksanaan, kearifan’. (Rahayu. 2007:27)
Secara umum filsafat didefinisikan sebagai pengetahuan yang sitematis,
metodis, dan koheren menangani seluruh kenyataan dari segi yang paling mendalam,
untuk mencari prinsip-prinsip terdalam dalam realitas (Maran. 1999:77). Metodis itu
berarti menggunakan penalaran tertentu; sitematis itu berarti pengetahuan yang
diperoleh merupakan suatu keseluruhan yang terpadu; koheren itu yang berarti setiap
bagian merupakan yang saling berkesesuaian.

Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap
tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya,
hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
katakan dan untuk menyatakan apa yang Anda lihat.

Ontologi Ilmu Kebidanan 3


Makalah Humaniora

2.2 Pengertian Ontologi


Istilah “Ontologi” berasal dari bahasa Yunani “Onta” atau “Onto” yang berarti
sesuatu yang sungguh-sungguh ada dan adanya itu benar, atau kenyataannya itu yang
sesungguhnya. Kemudian “Logos” artinya kata, ilmu, studi tentang teori. Jadi
Ontologi diartikan :

 Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang benr-benar ada dan adanya itu
benar
 Teori yang membahas tentang kebenaran yang ada atau ciri hakiki (pokok) dari
keberadaan
 Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ada, yang ada keberadaan atau
eksistensi (secara umum). (Monteiro. 2015:16)

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti
Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum
membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal
sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi
belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Hakekat
kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut
pandang :

1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal


atau jamak.
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas)
tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki
warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.

Ontologi Ilmu Kebidanan 4


Makalah Humaniora

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas
atau kenyataan konkret secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi,
yakni realisme, naturalisme, empirisme. Istilah-istilah terpenting yang terkait dengan
ontologi adalah:
 yang-ada (being)
 kenyataan/realitas (reality)
 eksistensi (existence)
 esensi (essence)
 substansi (substance)
 perubahan (change)
 tunggal (one)
 jamak (many)

Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas.
Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya
realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah sesungguhnya
hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini sesuatu realita materi
saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah realita ini monoisme, dualisme, atau
pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi tentang suatu realita itu dapat bervariasi.
Di dalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi
masalah yang utama. Membimbing kita untuk memahami realita dunia dan membina
kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita itu merupakan stimulus
untuk menyelami kebenaran itu. Dengan sendirinya potensi berpikir kritis kita untuk
mengerti kebenaran itu telah dibina. Di sini kewajiban pendidik adalah untuk
membina daya pikir yang tinggi dan kritis.

 Landasan ontologis bagi dunia keilmuan:


Secara umum relevansi ontologis bagi ilmu adalah bahwa ontologi dapat
dijadikan dasar merumuskan hipotesis-hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi-
asumsi dasar yang pernah digunakan. Ontologis juga merupakan sarana ilmiah
menemukan jalan untuk menangani suatu masalah secara ilmiah. Asumsi –asumsi
yang selama ini tidak dipertayakan lagi oleh ilmu, teryata masih masih dipertayakan
oleh ontologis sehingga bisa dipertanggung jawab kebenarannya. Ontologis bersikap

Ontologi Ilmu Kebidanan 5


Makalah Humaniora

kritis dan spekulatif dalam membahas realitas. Ontologis juga relevan dalam
merefleksikan problem pembagunan, pembagunan selama ini terbukti belum
mewujudkan masyarakat adil dan makmur kegagalan ini tidak terlepas dari konsep
ontologis yang melandasi konsep pembagunan di Indonesia. Dengan demikan dapat
disimpulkan bahwa dimensi ontologis merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
tentang eksitensi ilmu pengetahuan, dengan demikian dimensi ontologis memberikan
dasar yang fundamental terhadap konsisitensi pengembagan dan penerapan ilmu
pengetahuan. landasan ontologis ini membawa implikasi bagi landasan
epistemologis dan aksiologis ilmu. Ketiga landasan ini senantiasa terkait dan saling
mempegaruhi.

2.3 Ontologi Kebidanan


Setiap pengetahuan mempunyai 3 komponen yang merupakan tiang penyangga
tubuh pengetahuan yang disusun. Komponen tersebut adalah: ontology,
epistemology dan aksiologi. Ontology merupakan asas dalam menetapkan ruang
lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek ontology atau objek formal
pengetahuan) dan penafsiran tentang hakekatrealitas (metafisika) dari objek
ontologis atau objek formal tersebut. Epistemology merupakan asas mengenai cara
bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan. Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang
diperoleh dandisusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.Ilmu /science adalah suatu
studi / pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena dengan
acuan materi dan fisiknya melaluimetode ilmia (Hutchinson,1994).
Seperti telah dijelaskan tentang arti filsafat sendiri, maka beberapa hal akan
dijelaskan tentang filsafat ilmu kebidanan antara lain: tinjauan keilmuan dimana
setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyanggah
tubuh pengetahuan yang disusun, komponen tersebut adalah salah satunya pendkatan
ontologis :
 Pendekatan Ontologis
Secara ontologi ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannyahanya
beradapada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia.Objek
penelaahan yang berada dalam batas pra pengelaman ( Penciptamanusia) dan
pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya pada pengatahuan

Ontologi Ilmu Kebidanan 6


Makalah Humaniora

lain. Ilmu merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan
yang mencoba menelaah kehidpan dalam batas batas ontologytertentu.
Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empirisini secara
konsisten dengan asas epistemologis keilmuan yang mensyaratkanadanya
verifikasi dalam proses penemuan dan penyusunan pernyataanyang bersifat
benar secara ilmiah.
Pendekatan ontologism adalah penafsiran hakekatrealitas (metafisika) dari
objek ontologis keilmuan. Penafsiran metafisika keilmuan harus didasarkan
kepada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya dengan deduksi
deduksi yang dapat di verifikasikan secara fisik. Ini berarti bahwa secara
metafisik ilmu terbebas dari nilai nilai yang bersifat dogmatig. Suatu pernyataan
dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui
pengkajian / penelitian berdasarkan epistemologiskeilmuan. Metafisika
keilmuan berdasarkan sebagaimana adanyamenyebabkan ilmu menolak premis
moral yang bersifat seharusnya. Ilmu atau science adalah suatu studi atau
pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan
materi dan fisiknya melalui metoda ilmiah. Ilmu justru merupakan pengetahuan
yang dapat dijadikan alat untuk mewujudkan tujuan – tujuan yang
mencerminkan das solen dengan jalan mempelajari das sein agar dapat
menjelaskan, meramalkan serta mengawasi gejala alam.
Secara ontologis dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objek
penelaahannya (objek ontologis / objek formal) ilmu dibimbing oleh kaidah
moral yang berazaskan tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan
martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan. (Nurrobikha.
2015:10)

2.3.1 Landasan Ontologi Ilmu Kebidanan


Dari segi keilmuan, kebidanan sebagai profesi yang mandiri memerlukan
pengetahuan teoritis yang jelas dan dirumuskan dengan berpedoman kepada
filsafat ilmu, sehingga dapat memenuhi ciri atau karakteristik dan spesifikasi
pengetahuan yang berdimensi dan besifat ilmiah. Ilmu kebidanan mempunyai
beberapa pokok karakteristik dan spesifikasi baik obyek formal maupun obyek
material yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

Ontologi Ilmu Kebidanan 7


Makalah Humaniora

 Obyek material Ilmu Kebidanan


Obyek material ilmu kebidanan adalah substansi dari obyek penelaahan
dalam lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin keilmuan kebidanan adalah
janin, bayi baru lahir, bayi dan anak dibawah lima tahuan (balita) dan wanita secara
utuh (holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-kanak, pra remaja, remaja,
dewasa muda, dewasa lansia dini dan lansia lanjut) terutama dalam masa
reproduksi pada masa pra konsepsi, masa kehamilan, masa melahirkan, masa
nifas/masa menyusui dan bayi baru lahir.
 Obyek formal Ilmu Kebidanan
Obyek formal ilmu kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada obyek
penelaahan dalam batas atau ruang lingkup tertenu. Obyek formal dari disiplin
keilmuan kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi yaitu
kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya termasuk upaya keamanan
dan kesejahteraan ibu dan janinnya pada pra konsepsi masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas/masa menyusui, sehingga tercapai kondisi yang sejahtera
pada ibu dan janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara bayinya
secara optimal.

Dengan demikian kajian ilmu kebidanan dapat dikembangkan berdasarkan


konsep dasar tersebut diatas yaitu tubuh pengetahuan teoritis yang khas, berdimensi
dan bersifat ilmiah. Secara umum berdasarkan fikiran dasar obyek forma dan obyek
materia dalam mengisi kerangka konseptual ilmu kebidanan, maka ilmu kebidanan
ini dapat menerima dan menerapkan unsur pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu
yang lain sesuai dengan kebutuhan ilmu kebidanan itu sendiri, maka disusunlah
tubuh pengetahuan kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang dikelompokan
menjadi empat yaitu :

1. Ilmu Dasar yang diantaranya anatomi, psikologi, Mikrobiologi, parasitologi,


patofisiologi, fisika, biokimia
2. Ilmu sosial yang diantaranya, pancasila dan wawasan nusantara, bahasa
indonesia, bahasa inggris, sosiologi, antropologi, psikologi, administrasi dan
kepemimpinan, ilmu komunikasi, humaniora, pendidikan (Prinsip Belajar dan
Mengajar)

Ontologi Ilmu Kebidanan 8


Makalah Humaniora

3. Ilmu terapan yang diantaranya, kedokteran, farmakologi, epidemiologi,


statistik, tenik kesehatan dasar (TKD)/Keperawatan dasar, paradigma sehat,
ilmu Gizi, hukum kesehatan, kesehatan masyarakat, metode riset
4. Ilmu Kebidanan
a. Dasar-dasar kebidanan (Perkembangan kebidanan, registrasi dan organisasi
profesi dan peran serta fungsi bidan)
Perkembangan kebidanan dimulai ketika belanda menjajah indonesia.
Pada masa pemerintahan belanda, indonesia masih mengikuti kebiasaan lama,
ibu bersalin ditolong oleh dukun paraji. Pada zaman Jepang, kebidanan
berkembang cukup baik tetapi pemberian perawatan merosot karena kurangnya
tenaga perawat, laat-alat medis, dan obat-obatan.
b. Teori dan model konseptual kebidanan
Empat belas konsep pelayanan kebidanan :
1. Mengakui bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologis dan
perkembangan yang normal serta mengadvokasi tiada intervensi pada
kebidanan taanpa komplikasi.
2. Mengakui bahwa menstruasi dan monopause sebagai proses
perkembangan fisiologis
3. Mempromosikan asuhan yang berpusat pada keluarga,
memberdayakanwanita sebagai mitra dalam asuhan kebidanan
4. Memfasilitasi keluarga dan hubungan interpersonal yang sehat
5. Advokasi untuk pilihan pelayanan dnegan penjelasan (informed consent
dan informent choise). Partisipasi dalam membuat keputusan dan hak
untuk menentukan sendiri
6. Mempromosikan kesehatan dan pendidikan kesehatan dan pencegahan
penyakit
7. Komunikasi, bimbingan konseling yang terampil
8. Mengakui nilai terapeutuk dan kehadiran orang lain
9. Mempromosikan asuhan yang berkesinambungan
10. Pengetahuan mengenai kompetensi dan kemampuan budaya
11. Mengenal nilai dan menghargai jalur yang berbeda kearah pengetahuan
dan perkembangan

Ontologi Ilmu Kebidanan 9


Makalah Humaniora

12. Meningkatkan komunikasi yng efektif dan kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya
13. Meningkatkan perspektif asuhan kesehatan masyarakat
14. Memberikan asuhan kepada kelompok rawan

c. Etika dan Etiket Kebidanan


Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik
berdasarkan evidence based Etika adalah penerapan dan proses dan teori
filsafat moral pada situasi nyata. Etika dibagi menjadi tiga bagian, meliputi:
1. Metaetika (etika)
2. Etika atau teori moral
3. Etika praktik.
Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yg merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan
apa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun
tata cara di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yg biasa disebut kode etik profesi.

Ontologi Ilmu Kebidanan 10


Makalah Humaniora

d. Pengantar Kebidanan Profesional (Konsep kebidanan, Definisi dan lingkup


kebidanan, dan manajemen kebidanan)
Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan kebidan
yang diakui oleh pemerintah. Seorang bidan dalam menjalankan prakteknya
mempunyai peran dan fungsi yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dak
peneliti.
Peran dan fungsi bidan sebagai pendidik yaitu seorang bidan dalam
menjalankan tugasnya dapat memberikan penyuluhan kesehatan didaerah
bidan itu bekerja yang melibatkan individu, keluarga, masyarakat desa tentang
penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak serta penyuluhan KB.
Disamping itu peranan bidan sebagai pendidik dapat dilakukan dengan melatih
kader PKK termasuk melatih para mahasiswa bidan serta membimbing dukun
bayi.
Peran dan fungsi bidan sebagai pendidik yaitu seorang bidan dalam
menjalankan tugasnya dapat memberikan penyuluhan kesehatan didaerah
bidan itu bekerja yang melibatkan individu, keluarga, masyarakat desa tentang
penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak serta penyuluhan KB.
Disamping itu peranan bidan sebagai pendidik dapat dilakukan dengan melatih
kader PKK termasuk melatih para mahasiswa bidan serta membimbing dukun
bayi.
e. Teknik dan Prosedur Kebidanan
f. Asuhan Kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan siklus
kehidupan manusia dan wanita )
 Siklus Kehidupan Manusia
Neonatus
Merupakan masa terjadinya kehidupan diluar uterus. Terjadi proses adaptai
semua sistem organ tubuh di awali denagan pernafasan pertama, penyesuaian
denyut jantung, pergerakan, perubahan fungsi organ.
Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dikelompokkan dalam 3
tahap, yaitu :
Umur 1-4 bulan, Umur 5-8 bulan, Umur 9-12 bulan

Ontologi Ilmu Kebidanan 11


Makalah Humaniora

Balita
Balita merupakan bayi dengan usia 1-5 tahun. Masa ini merupakan masa emas
bagi anak untuk berkembang, karena masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Anak
Anak adalah masa dimana jarak antara balita dan dewasa. Masa anak-anak
memiliki 2 aspek penting yakni pertumbuhan dan perkembangan.
Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia diantara 13 sampai 18 tahun dan
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Peristiwa penting
yang dialami remaja pada umumnya adalah haid atau menstruasi pertama atau
menarch. Secara psikis menarch ini merupakan tanda kedewasaan. Pada usia ini
tubuh wanita mengalami perubahan yang dramatis , karena memproduksi
hormon –hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sistem peroduksi. Menstruasi yang teratur merupakan tanda
bahwa ada kesinambungan hormon.
Dewasa
Usia dewasa ini adalah usia antara 18 tahun hingga 40 tahun. Pada masa ini
sering diaitkan dengan masa subur, karena pada masa ini sering terjadi
kehamilan pada wanita. Pada usia ini masa kesehatan berganti dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat bayi dan anak serta
banyak masalah-masalah dari tuntutan karir. Masa dewasa ini yang namak
terjadi adalah perubahan psikologis dari seseorang dan sering disebut sebagai
masa sulit, karena pada masa ini wanita dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk hidup mandiri.
Usia Lanjut
Yang dianggap usia lanjut (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Masa
ini adalah masa yang rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan
penyakit berat lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk
memeriksakan kehamilannya dengan teratur, selain itu prioritas utamanya
adalah menjaga berat badan dan mengatur pola makan dan meminum suplemen,
ditambah lagi dengan malkukan olahraga ringan dan terus beraktivitas.

Ontologi Ilmu Kebidanan 12


Makalah Humaniora

g. Sasaran kesehatan reproduksi

Yang dalam pencapaiannya membutuhkan perhatian dari banyak pihak, baik


dari pihak pemerintah, petugas medis, masyrakat, serta para ahli kesehatan
masyarakat. Peran 8 Pilar Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian Sehat.
Kesuksesan pencapaian tujuan sangat erat kaitannya dengan yang ada di fakultas
kesehatan masyarakat, meskipun tidak semua tujuan merupakan wilayah dari
kesehatan masyarakat.
Masalah-Masalah dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan
1. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap
kesehatan reproduksi remaja.
Masalah reproduksi dan kesehatan seksual remaja merupakan masalah yang
kontroversial di banyak kelompok masyarakat sehingga membuat tindakan
advokasi dan mendorong munculnya kesadaran akan masalah ini menjadi
lebih penting. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan pada membuat
perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para
stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi para remaja. Individu dan organisasi diposisikan
dengan baik untuk membentuk persepsi publik dan program dapat dipusatkan
dalam memperkuat dukungan untuk pendanaan dan pelaksanaan program
yang relevan sehingga meningkatkan kemungkinan suksesnya program.
2. Komponen-komponen program yang berhasil
Program- program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan
mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
a. Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan
dilayani.
b. Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
c. Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
d. Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra
anggapan para pemberi layanan (provider)
e. Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan
untuk menghindari risiko.
f. Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan

Ontologi Ilmu Kebidanan 13


Makalah Humaniora

g. Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih


aman menjadi perilaku yang menarik.
h. Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang
cukup panjang.
3. Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Pendidikan oleh teman sebaya dapat merupakan pendekatan efektif untuk
melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk
membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan
kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan
keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau
pelayanan. Program-program yang menggunakan pendidik/edukator teman
sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja memiliki hubungan baik
dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan latar
belakang serupa.
4. Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja)
merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang
akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi
remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Pendekatan ini mencakup
memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk
bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara
biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat
terhadpa privasi remaja dan kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang
dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk
akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk
kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah. Untuk membuat
pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan harus mempertimbangkan
masukan-masukan para remaja terhadap komponen-komponen klinik seperti
famplet informasi dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus diberikan di
tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan
bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan.

Ontologi Ilmu Kebidanan 14


Makalah Humaniora

5. Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja


Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai
perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan
seksual yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses
pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan
rekreasi. Bidan sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan
interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi interpersonal.
Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil, buku komik) dapat
menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun ikasikan pesan-
pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.

6. Kontrasepsi bagi remaja. Para remaja memiliki hak untuk memperoleh


informasi yang jelas dan akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain
yang benar, efek samping, dan bagaimana menjangkau petugas pelayanan
kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan
yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling yang
sesuai sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan
potensi efek samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan
kehamilan sekaligus perlindungan terhadap PMS (penyakit menular seksual).

7. HIV dan PMS di kalangan Remaja


Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun
dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di
bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi
pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak negara
berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua infeksi HIV
baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun. Infeksi di
kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1.
Salah satu penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda
memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari empat kali
dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih tidak berpengalama
seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih sedikit dibanding pria
sebayanya.

Ontologi Ilmu Kebidanan 15


Makalah Humaniora

8. Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan


Banyak remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka sendiri.
Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses persalinan selalu
memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko persalinan lebih besar pada
perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah
mengalami komplikasi dalam persalinan. Perempuan muda seringkali
memiliki pengetahuan terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses
pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang
terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam
asuhan prenatal sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri
remaja. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian
ibu di antara para remaja.

9. Pendidikan seks berbasis sekolah. Evaluasi yang dilakukan di antara para


kawula muda di negara-negara berkembang dan negara-negara maju telah
memperlihatkan bahwa pendidikan seks berbasis sekolah dapat membantu
menunda hubungan seksual pertama para remaja yang belum aktif secara
seksual. Untuk para remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual
dapat mendorong pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar
dan konsisten.

10. Masalah Gender Spesifik. Generasi muda, terutama anak perempuan rentan
terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan
dengan kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria
berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender
ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan
reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah
hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan
muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi
dari peran perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan
seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para
perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri
yang diperlukan untuk membantu mereka membuat keputusan-keputusan.

Ontologi Ilmu Kebidanan 16


Makalah Humaniora

h. Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan


Lingkup praktik kebidanan asuhan kebidanan meliputi :
1. Asuhan prakonsepsi, Antenalal, Intranatal, Neonatal, Nifas, keluarga
berencana, Ginekolog, Pre-monopause, dan asuhan primer. Dalam
pelaksanaannya bekerja dalam sistem pelayanan yang memberikan
konsultasi, manajemen kolaborasi dan rujukan sesuai dengan kebutuhan dan
pelayanan kesehatan klien.
2. Pelayanan kebidanan merupakan antara kiat dan ilmu dimana yang
dimaksud dengan kiat bidan membutuhkan kemampuan untuk memahami
kebutuhan wanita itu, mendorong semangatnya, dan menumbuhkan rasa
percaya diri klien dalam menghadapi kehamilan, persalinan maupun dalam
perannya sebagai ibu, tugas bidan adalah membutuhkan ilmu dan
kemampuan untuk mengambil keputusan jika menghadapi klien dan kasus-
kasus tertentu yang bersifat kegawat daruratan.

i. Legislasi Kebidanan
Peranan legislasi adalah menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna
jasa profesi dan profesi sendiri, legislasi sangat berperan dalam pemberian
pelayanan professional. Dalam memberikan pelayanan ada hal-hal yang dapat
menyebabkan ketidakpuasan pasien atau masyarakat, diantaranya:
1. Pelayanan yang tidak aman
2. Sikap petugas yang kurang baik
3. Kurangnya komunikasi
4. Salah prosedur
5. Kurangnya sarana prasarana
6. Kurangnya informasi
Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria
agar bidan dikatakan professional, yaitu:
1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi
3. Praktek berdasarkan evidence based
4. Menggunakan beberapa sumber informasi

Ontologi Ilmu Kebidanan 17


Makalah Humaniora

j. Praktek Klinik Kebidanan


Yang meliputi Lahan Praktik Pelayanan Kebidanan
Meliputi : Rumah Sakit, puskesmas, BKIA, BPS
Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan diberbagai lokasi, sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitar sehingga bidan dapat menjalankan praktik pada sarana
kesehatan dan/atau praktek perorangan. Bidan dapat bertugas di poliklinik
antenatal, neonatus/anak, ginekologi, keluarga berencana, kamar bersalin, kamar
bedah obsgyn, ruang rawat obsgyn dan perinatal.

Syarat utama yang harus dipenuhi untuk melaksanakan praktik pelayanan


kebidanan adalah memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) sebagai bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kondisi yang cepat berubah seperti sekarang kebidanan perlu


memperhatikan nilai-nilai sebagai berikut: kebidanan adalah suatu pelayanan;
pelayanan yang berlandaskan ilmu pengetahuan tanggap terhadap perubahan zaman;
bekerja dalam konteks tim bidan adalah pemberi asuhan di line terdepan.
Adapun wujud yang hakiki dari obyek ilmu kebidanan adalah sebagai berikut :
1. Wanita
Wanita adalah mahluk bio-psikososial-kultural dan spiritual yang utuh dan
unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa
sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sangat
diperlukan.Wanita/Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi dari wanita/ibu
dalam keluarga.
2. Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk
mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat
pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi berupa
persalinan, maka lahirlah insan yang menjadi generasi penerus.

Ontologi Ilmu Kebidanan 18


Makalah Humaniora

3. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga
individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal dibawah satu
atap.Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah atau daerah membentuk
masyarakat.Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan
bangsa Indonesia.Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi antar manusia dan
budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai
yang terorganisasi.
4. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. setiap individu berhak
untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil,
melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.

Sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup Pancasila,


seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa
semua manusia adalah mahluk biopsikososialkultural dan spiritual yang unik
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang
sama.Manusia terdiri dari pria dan wanita yang kemudian kedua jenis individu itu
berpasangan menikah membentuk keluarga dan mempunyai anak.
Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan menusia dan
perbedaan budaya.Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri,mendapat
informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Untuk dapat tercapainya keamanan dan kesejahteraan bagi ibu dengan janinnya
dapat dikembangkan prinsip dari kebidanan dalam pemberian asuhannya. Pelayanan
bidan di Indonesia berdasarkan konsep yang menjelaskan proses asuhan kebidanan
sebagai berikut :
a. Tindakan kebidanan yang tepat dan aman,yaitu semua tindakan yang diberikan
oleh bidan untuk ibu/wanita, bayi dan keluarga terhadap hal-hal yang dapat
merugikan kesehatannya.
b. Memberi kepuasan klien adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
keadaan permasalahannya dan hasil yang dicapai dari tindakan tersebut.

Ontologi Ilmu Kebidanan 19


Makalah Humaniora

c. Menghargai derajat manusia dan haknya untuk dapat mengambil keputusan


sendiri, yaitu: tindakan yang dilakukan mennjukan sikap bahwa bidan dihargai
ibu/wanita sebagai individu yang mandiri dan mendukung hak dan tanggung
jawab untuk ikut menentukan atau mengambil keputusan yang berkaitan
dengan kesehatan dirinya dan asuhan yang diberikan.
d. Menghargai perbedaan social budaya seseorang yaitu tindakan dan sikap yang
menunjukan pengertian bahwa individu dan keadaan kesehatan dapat
dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan perilaku keluarga atau lingkungan.
e. Kontak keluarga adalah tindakan/asuhan yang diberikan dengan
mengikutsertakan keluarga sebagai komponen penting dalam masa kehamilan,
persalinan dan nifas serta meningkatkan secara optimal kesehatan keluarga
sesuai keinginan ibu maupun keluarga.
f. Peningkatan kesehatan adalah tindakan yang mendukung prilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan ibu/wanita sepanjang siklus kehidupannya, terutama
berkaitan dengan proses kehamilan, persalinan dan nifas yang normal
g. Mengikutsertakan masyarakat dalam hal ini kelompok ibu-ibu.Dengan
mengerakan peranserta masyarakat adalah upaya menyadarkan masyarakat,
agar masyarakat dapat mengerti dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri terutama yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas
dalam mencapai kesehatan reproduksi menuju tercapainya NKKBS.

Ontologi Ilmu Kebidanan 20


Makalah Humaniora

BAB III
PENUTUP
3.1 Keimpulan
3.2 Saran

Ontologi Ilmu Kebidanan 21


Makalah Humaniora

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi jati diri


bangsa. Jakarta: Grasindo
Monteiro, Josef M. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Membentuk
Karakter Bangsa. Jakarta: Deepublish
Nurrobikha, Asmawati. 2015. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: Deepublish
IBI. 2002. Standar Profesi Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesiia
Mustika, Sofyan, dkk. 2001. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP
IBI
Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area EGC; Jakarta; 1999.

Febrina Kaban. 2010. (http://bidanshop.blogspot.co.id/2010/01/kebidanan-secara-


ontologi.html). Diakses Tanggal 9 Desember 2015
Irfan yulianto. (http://irfanyulianto.com/pengertian-ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-
dalam-filsafat-ilmu/). Diakses tanggal 10 Desember 2015
(https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi). Diakses tanggal 10 Desember 2015

Ontologi Ilmu Kebidanan 22

Anda mungkin juga menyukai