Anda di halaman 1dari 2

Sumber : kisahmuslim.

com

Biografi Sultan Muhammad Al- Fatih (‫" )سلطان محمد الفاتح‬Sang Penakluk..!!"

Lukisan Sulatn Muhammmad II


oleh gentile Bellini
Sultan Mahmed II atau juga dikenal Sultan Muhammad Al- Fatih, beliau adalah Sultan yang memerintah
di Dinasty Turky Utsmani. di juluki Al-Fatih (sang penakluk) karena telah
menaklukkan Konstantinopel beliau berkuasa sampai pada tahun 1481 M sebelum akhirnya mangkat.
Kejayaan baginda Sultan Muhammad dalam kepemimpinannya membuat decak kagum para musuhnya.
Sebelum-sebelumnya Nabi Muhammad SAW sudah meramalkan akan ada seorang Raja Islam yang
akan menaklukkan konstantinopel seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW:

"Konstantinopel akan ditaklukan oleh tentara Islam. Rajanya (yang menaklukan) adalah sebaik-baik raja
dan tentaranya (yang menaklukan) adalah sebaik-baik tentara."

Sultan Muhammad II dilahirkan di Edirin pada 30 Maret 1423 M yang mana pada waktu itu Edirin adalah
pusat kota pemerintahan Dinasty Turki Utsmani. beliau adalah putra dari Sultan Murad II beliau hidup di
masa setelahnya Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan perang Salib) 1137 -1193 M

Semenjak kecil, beliau telah mencermati usaha ayahnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Bahkan
beliau telah mengkaji usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam untuk menaklukkan
Konstantinopel, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam.
Ketika beliau naik tahta pada tahun 1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk
menawan kota bandar (kota/kota pelabuhan) tersebut. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak
pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia di didik secara intensif oleh para ulama' terkemuka di
zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang
ulama' untuk mengajar anaknya (Sultan Muhammad Al-Fatih), tetapi oleh Sultan Muhammad Al-Fatih
menolaknya. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk
memukul Sultan Muhammad Al-Fatih jika beliau membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Sultan Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan Murad II
(ayahnya) kepada Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani, Sultan Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul
oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri beliau lantas setelah itu dia terus
menghafal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Murabbi Syeikh Ak Syamsuddin yang
juga merupakan Murabbi dari Sultan Muhammad Al-Fatih. Dia mengajar Sultan Muhammad ilmu-ilmu
agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu
peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Syamsuddin lantas meyakinkan Sultan Muhammad bahwa dia adalah orang yang
dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits penaklukan Kostantinopel.
Ketika naik takhta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Ak Syamsuddin untuk menyiapkan bala
tentaranya untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan
pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun kira kira sebanyak 250,000 tentara. Para tentara lantas
diberikan latihan dengan cara sungguh-sungguh dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana.
Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu. Pada akhir-akhir perang 27 Mei 1453 dua hari sebelum kemenangannya 29
Mei, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan
Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak salat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi siang
hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama
dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil
menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu
Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan
semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Kehilangan Konstantinopel memberi tamparan hebat kepada kerajaan Kristian barat. Seruan Paus untuk
melancarkan perang balas sebagai Perang Salib tidak hiraukan oleh raja-raja Eropa. Ini menyebabkan
paus sendiri pergi untuk berperang tetapi kematian awal paus melenyapkan harapan serangan balas.

Muhammad al-Fatih mendapat sebuah kota yang agung walaupun dalam keadaan perselisihan kerana
perang yang berlanjutan. Konstantinopel membolehkan bangsa Turki mengukuhkan kedudukan mereka
di Eropa serta meluaskan wilayah mereka ke Balkan dan Mediterranean.

Pada waktu itu beliau (Sultan Muhammad Al- Fatih) menukar nama Konstantinopel menjadi Islambol
(Islam keseluruhan). Kini nama tersebut telah ditukar oleh Mustafa Kamal Ataturk (Pemimpin Revolusi
Turky) menjadi Istanbul. karena jasanya masjid Al-Fatih di dirikan di dekat makamnya.

kepribadian beliau sangat mencerminkan seorang pemimpin yang luar biasa dari segi salehnya dan
keilmuannya yang tinggi.

Di ceritakan pada suatu hari timbul persoalan, ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at
yang pertama kali di kota itu.“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak
ada yang berani yang menawarkan diri, kemudian Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta
kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian
yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu,
silakan duduk” tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Lalu Sultan Muhammad
Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah
meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja
silakan duduk”. Sebagian lainya segera duduk. Dengan mengedarkan pandangan matanya ke seluruh
rakyat dan pasukanya, Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang
sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Yang
pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk” Semua yang hadir dengan cepat
duduk” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. dialah, Sultan Muhammad Al Fatih.

Anda mungkin juga menyukai