Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS

BERDASARKAN HASILSIMULASI PROSES PRODUKSI ROKOK


(Studi Kasus PT Bayi Kembar Malang)

RE-DESIGN OF THE FACILITY LAYOUT BASED ON SIMULATION RESULT ON


CIGARETTE PRODUCTION PROCESS
(Case Study PT. Bayi Kembar Malang)

Andini Irma Dewi, Mochamad Choiri, Remba Yanuar Efranto


Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang,65145, Indonesia
E-mail : andinirmadewi@ymail.com, moch.choiri76@ub.ac.id, remba@ub.ac.id

Abstrak
PT. Bayi Kembar Malang merupakan salah satu perusahaan rokok yang terus berkembang. Namun
PT. Bayi Kembar memiliki kendala dalam proses produksinya, yaitu output produksi yang belum sesuai
dengan target yang disebabkan oleh tingginya tingkat work in process, serta adanya crossing aliran material
pada lantai produksinya. Dengan merancang ulang tata letak fasilitasberdasarkan hasil simulasi,
diharapkan rancangan alternatif layout dapat tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan metode Systematic
Layout Planning (SLP) dilanjutkan dengan simulasi existing layout. Berdasarkan hasil simulasi layout,
activity relationship chart, activity relationship diagram, space relationship diagram, dan perhitungan space
requirement, dirancang dua alternatif layout serta dilakukan simulasi terhadap kedua alternatif
tersebut.Berdasarkan hasil simulasi pada kedua alternatif layout maka dipilih layout kedua sebagai layout
yang lebih efektif karena dapat meningkatkan jumlah output sebesar 25%, sehingga dapat mencapai target
produksi PT. Bayi Kembar.

Kata Kunci : Proses Produksi Rokok, Output Produksi Rokok, Tata Letak Fasilitas, Systematic Layout
Planning, Simulasi, Layout, Work In Process.

1. Pendahuluan
Majunya industri rokok di Indonesia tidak bahan material, dan mesin-mesin bekerja
lepas dari performa atau kondisi dari bersama-sama untuk tujuan tertentu. (Heragu,
perusahaan rokok itu sendiri. Performansi dan 2006).Agar alternatif layout dapat tepat sasaran,
pencapaian target oleh perusahaan sangat maka simulasi dapat dijadikan salah satu
ditentukan oleh seluruh aspek yang terdapat pendekatan untuk mengidentifikasi kondisi
pada sistem perusahaan.PT. Bayi Kembar layout saat ini. Simulasi dapat diartikan sebagai
merupakan salah satu perusahaan rokok yang pembuatan model imitasi dari suatu sistem atau
berlokasi di Kabupaten Malang. Sesuai dengan proses yang dinamis dengan menggunakan
observasi yang telah dilakukan, ditemukan model komputer dengan tujuan untuk
adanya permasalahan berupa output produksi mengevaluasi dan meningkatkan performa
yang belum mencapai hasil yang diharapkan, sistem (Harrel, 2000).
penumpukan material pada beberapa stasiun
kerja,dan adanya crossing aliran material. Hal 2. Pembahasan
tersebut dapat menjadi pemicu output yang Penelitian ini termasuk jenis penelitian
dihasilkan kurang optimal. Saat ini dalam satu kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif
shift, PT Bayi Kembar hanya dapat adalah tipe penelitian bila ditinjau dari segi
memproduksi sekitar 1.600.000 batang rokok proses, yaitu penelitian objektif yang bertujuan
filter dan 800.000 batang rokok kretek. mengukur dan menganalisis data numerik serta
Sedangkan target produksi perusahaan adalah menggunakan uji statistik. Penelitian deskriptif
2.000.000 batang rokok filter dan 1.000.000 adalah tipe penelitian bila ditinjau dari segi
batang rokok kretek dalam satu tujuan, yaitu suatu penelitian yang dapat
shift.Permasalahan pada proses produksi PT. menggambarkan keadaan objek yang diteliti
Bayi Kembar diharapkan dapat diatasi dengan sebagaimana adanya serta melakukan analisis
adanya perencanaan ulang tata letak fasilitas. dan pemecahan masalah yang ada di dalamnya.
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai
tata carapengaturan bangunan dimana manusia,

66
2.1 Metode Penelitian 9. Identifikasi activity relationship
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Identifikasi activity relationship dilakukan
penelitian adalah sebagai berikut: dengan pembuatan Activity Relationship
1. Survei Pendahuluan Chart (ARC). Output dari ARC adalah data-
Pengamatan awal untuk mendapatkan data berupa hubungan kedekatan antar
gambaran dari kondisi sebenarnya obyek fasilitas yang diperlukan untuk pembuatan
yang akan diteliti. Dari hasil survei Activity Relationship Diagram (ARD).
pendahuluan ini peneliti dapat mengetahui 10. Pembuatan space relationship diagram
permasalahan yang terjadi pada PT. Bayi Space Relationship Diagram (SRD) adalah
Kembar. pembuatan diagram hubungan antar ruangan
2. Studi Literatur dengan mengevaluasi luas ruang yang
Studi literatur digunakan untuk mempelajari dibutuhkan untuk semua aktivitas
teori dan ilmu pengetahuan yang perusahaan dan ruang yang tersedia.
berhubungan dengan permasalahan yang 11. Identifikasi space requirement dan space
akan diteliti. Sumber literatur diperoleh dari available
perpustakaan, perusahaan, dan internet, yang Space requirement adalah luas ruang atau
berkaitan dengan teori perencanaan tata area yang dibutuhkan untuk mendesain
letak fasilitas dengan menggunakan metode layout.Sedangkan space available
SLP dan pendekatan simulasi. merupakan pertimbangan terhadap luas
3. Identifikasi Masalah ruang atau area yang tersedia untuk
Identifikasi masalah dilakukan dengan mendesain layout.
tujuan untuk mencari penyebab timbulnya 12. Simulasi existing layout
masalah dan kemudian mencari Simulasi existing layout berguna untuk
permasalahan yang terjadi. Masalah yang mengidentifikasi tata letak saat ini.
diidentifikasi adalah mengenai kurang Sebelumnya perlu dilakukan verifikasi dan
optimalnya proses produksi pada PT. Bayi validasi model simulasi yang dibuat supaya
Kembar. model simulasi tersebut dapat
4. Perumusan Masalah mennggambarkan keadaan yang
Setelah mengidentifikasi masalah dengan sesungguhnya pada lantai produksi PT. Bayi
seksama, tahap selanjutnya adalah Kembar. Simulasi menggunakan software
merumuskan masalah sesuai dengan Arena 12.0 sebagai program komputer yang
kenyataan di lapangan. menyediakan fasilitas perancangan model
5. Penentuan Tujuan Penelitian simulasi.
Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan 13. Pembuatan alternatif layout
perumusan masalah yang telah dijabarkan Alternatif layout yang dibuat berdasarkan
sebelumnya.Hal ini ditujukan untuk hal-hal yang telah diidentifikasi sebelumnya,
menentukan batasan-batasan yang perlu yaitu ARC, ARD, SRD, dan hasilsimulasi.
dalam pengolahan dan analisis hasil 14. Simulasi alternatif layout
pengukuran selanjutnya. Simulasi alternatif layout bermanfaat untuk
6. Pengumpulan Data membandingkan hasil simulasi antara
Pengumpulan data adalah pencatatan existing layout dengan kedua alternatif
hal/informasi/keterangan/karakteristik layout.Selain itu simulasi alternatif layout
sebagian atau seluruh elemen populasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
menunjang dan mendukung penelitian. tata letak fasilitas yang paling efektif.
7. Input P, Q, R, S, dan T 15. Pemilihan alternatif layout
P, Q, R, S, dan T merupaka singkatan dari Tata letak fasilitas yang dipilih adalah yang
Product, Quantity, Routing, Service, dan dapat meningkatkan output produksi
Timing. Kelima hal tersebut merupakan perusahaan hingga sesuai target, serta
input dari metode Systematic Layout meminimasi timbulnya work in process serta
Planning (SLP). crossing aliran material.
8. Identifikasi aliran material 16. Penarikan Kesimpuan dan Saran
Aliran pada proses produksi dapat Kesimpuan berisi hasil yang diperoleh dari
diidentifikasi dengan menggunakan Flow penelitian sesuai dengan tujuanpenelitian
Process Chart (FPC) dan Operation Process yang ditetapkan yaitu merancang usulan tata
Chart (OPC). letak fasilitas PT. Bayi Kembar yang dapat

67
meningkatkan output produksi derta Tembakau krosok diproses dengan urutan
meminimasi timbulnya work in process. pelembaban, perajangan, pengeringan,
Sementara itu, saran berisi tentang saran dari penghancuran, dan pemisahan ganggang.
penulis bagi perusahaan maupun penelitian Tembakau rajang, diproses dengan urutan
yang akan datang berkaitan dengan penghancuran, dan pemisahan ganggang.
perancangan tata letak fasilitas. Setelah melewati berbagai proses tersebut,
cengkeh dan tembakau, baik tembakau
2.2Input Data krosok maupun tembakau rajang, melalui
Dalam input data, data yang diambil proses primery kemudian penyimpanan
berkaitan dengan apa saja komponen-komponen pada gudang produk setengah jadi.
dari produk yang dihasilkan oleh PT. Bayi 4. Services (S)
Kembar. Dalam metode SLP terdapat 5 kunci Fasilitas pendukung yang terdapat di PT.
input, yaitu Product (P), Quantity (Q), Routing Bayi Kembar diantaranya adalah:
(R), Service (S), dan Timing (T). a. Lahan parkir
1. Product (P) b. Ruang lobi
Produk yang diteliti dalam penelitian ini c. Gudang tembakau
adalah produk rokok dengan merk Matrix. d. Gudang siap produksi.
Produk rokok dengan merk Matrix e. Gudang bahan pelengkap.
memiliki dua tipe rokok, yaitu rokok kretek f. Gudang produk setengah jadi.
yang dijual dengan merk Matrix Premium g. Gudang produk jadi.
dan rokok mild yang dijual dengan merk 5. Timing (T)
Matrix Supermild. Perbedaan dari kedua Waktu kerja pada PT. Bayi Kembar adalah 6
tipe rokok ini adalah pada penggunaan filter hari dalam satu minggu dan total 24 hari
pada batang rokok. dalam satu bulan dengan waktu efektif total
2. Quantity (Q) 192 jam. Total waktu baku proses sampai
Yang dimaksud dengan quantity adalah penyimpanan pada gudang produk setengah
volume produksi dari tiap tipe produk yang jadi adalah 444,30 menit, dan total waktu
akan diproduksi berdasarkan permintaan baku transportasi adalah sebesar 323,45
customer atau pelanggan.Rata-rata kuantitas detik atau 5,39 menit. Sehingga total waktu
produksi perhari untuk produk rokok untuk proses produksi sampai produk siap
Matrix Premium adalah 800.808 batang disimpan pada gudang produk setengah jadi
sedangkan rata-rata kuantitas produksi adalah sebesar 449,69 menit.
perhari untuk produk rokok Matrix
Supermild adalah 1.591.200 batang. Produk 2.3 Aliran Material
Matrix Premium memerlukan 1 gram isi Bahan baku utama yang digunakan untuk
rokok untuk setiap batangnya dan produk keseluruhan proses adalah cengkeh, tembakau
Matrix Supermild memerlukan 0,8 gram isi krosok, dan tembakau rajang. Aliran material
rokok untuk setiap batangnya. Sehingga yang dijabarkan melalui Flow Process Chart
dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat (FPC) sesuai hasil pengamatan pada PT. Bayi
output produksi seperti di atas, perusahaan Kembar dapat dilihat pada Tabel 1.
membutuhkan sekitar 2.073.768 gram isi
rokok dalam satu hari untuk mencukupi Tabel 1. Flow Process ChartPT. Bayi Kembar
kebutuhan produksi. Waktu Aktivitas
Aktivitas Simbol
3. Routing (R) (menit) VA NVA
Input routing menjelaskan tentang adanya Tembakau
rajang dibawa
urutan operasi atau proses untuk setiap tipe dari gudang 0,78 - √
produk dalam PT.Bayi Kembar. Urutan menuju mesin
operasi atau proses pada produksi dibagi odol 2
menjadi dua, yaitu proses pada cengkeh dan Tembakau
rajang
proses pada tembakau. Urutan proses untuk dihancurkan 33,36 √ -
bahan baku cengkeh adalah perajangan dengan mesin
kemudian pengeringan. Urutan proses odol 2
untuk bahan baku tembakau terdiri atas dua
proses, yaitu untuk proses untuk tembakau
krosok dan proses untuk tembakau rajang.

68
Tembakau Output mesin
rajang hancur separator
(output mesin dimasukkan
0,19 - √ 16,74 √ -
odol 2)masuk ke dalam
ke mesin karung dan
separator diinspeksi
Proses Karung berisi
pemisahan tembakau
ganggang dibawa 1,24 - √
tembakau 31,53 √ - menuju mesin
rajangdengan primery
mesin Cengkeh
separator 2 dibawa dari
Tembakau gudang 0,32 - √
krosok dibawa menuju tempat
dari gudang 0,39 - √ perajangan
menuju mesin Cengkeh
steamer dirajang
Tembakau dengan mesin 31,48 √ -
krosok rajang
dilembabkan 37,62 √ - cengkeh
dengan mesin Cengkeh hasil
steamer output mesin
Tembakau rajang
0,19 - √
hasil output cengkeh
mesin steamer masuk mesin
0,19 - √
masuk ke dryer 2
mesin rajang Cengkeh
tembakau melalui proses 47,86 √ -
Tembakau pengeringan
dirajang Cengkeh
dengan mesin 61,26 √ - kering dibawa
rajang menuju mesin
tembakau primery 0,19 - √
Tembakau dengan
hasil output menggunakan
mesin rajang gerobak
0,19 - √
tembakau Proses
masuk mesin pencampuran
dryer 1 tembakau,
Tembakau cengkeh, dan 63,53 √ -
dikeringkan saus rokok
34,67 √ -
dengan mesin dengan mesin
dryer 1 primery
Tembakau Isi rokok
dibawa (hasil output
1,14 - √
menuju mesin mesin
odol 1 primery)
20,26 √ -
Proses dimasukkan
penghancuran ke dalam
tembakau 32,56 √ - karung dan
dengan mesin diinspeksi
odol 1 Karung berisi
Output mesin isi rokok
odol masuk dibawa
0,19 - √
mesin menuju 0,4 - √
separator 1 gudang
Proses pisah produk
ganggang setengah jadi
33,44 √ -
dengan mesin Isi rokok
separator 1 disimpan
- √ -
dalam gudang
setengah jadi

69
2.4Perpindahan Material pelembaban, perajangan tembakau, dan
Jarak antar stasiun kerja berguna untuk pengeringan, serta menghubungkan stasiun
mengetahui seberapa jauh stasiun kerja yang kerja penghancuran tembakau dengan
memiliki proses berurutan sehingga dapat pemisahan ganggang.
digunakan untuk pertimbangan perancangan Penggunaan gerobak sebagai alat material
tata letak fasilitas yang baru. Jarak yang handling dapat dikatakan sebagai peralatan
digunakan di sini ialah jarak lintasan yang yang masih sederhana, sehingga memerlukan
digunakan untuk perpindahan material pada waktu yang cukup lama untuk membawa
proses produksi. Jarak , waktu, dan kecepatan material dari stasiun kerja satu ke stasiun kerja
transportasi stasiun kerja satu ke stasiun kerja yang lainnya. Selain itu, tembakau merupakan
lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. material yang tidak boleh terlalu lama terkena
udara bebas, sehingga penggunaan gerobak
Tabel 2. Data Jarak dan Kecepatan Transportasi berisiko pada menurunnya kualitas tembakau
Stasiun kerja Jara Wakt Kecepata karena terkena udara bebas. Oleh karena itu
Dari Ke k (m) u (s) n (m/s)
Pelembaban 10,5 23,67 0,44 material handling dengan gerobak harus
Gudang siap
Perajangan dengan kecepatan yang minim dan gerobak
cengkeh 7,5 19,44 0,39 harus tertutup oleh karung agar dapat
produksi
Penghancura
n tembakau 13,5 46,67 0,29 meminimasi timbulnya risiko tersebut.
Perajangan
Pelembaban
tembakau 1 11,11 0,09 2.6 Relationship Diagram
Rajang Pengeringan
tembakau tembakau 1 11,11 0,09 Hubungan kedekatan antara setiap aktifitas
Perajangan Pengeringan atau kegiatan akan dijelaskan melalui Activity
cengkeh cengkeh 1 11,11 0,09 Relionship chart (ARC) dan dan Activity
Pengeringan Penghancura
tembakau n tembakau 1 19 68,44 0,28 Relationship Diagram (ARD).
Penghancura Pemisahan
n tembakau 1 ganggang 1 1 11,11 0,09 2.6.1 Activity Relationship Chart
Penghancura Pemisahan
n tembakau 2 ganggang 2 1 11,11 0,09 ARC adalah salah satu teknik untuk
Pengeringan
Primery
merencanakan keterkaitan antara setiap
cengkeh 2 11,22 0,18 kelompok kegiatan yang saling berkaitan.
Pemisahan
ganggang
Primery
20 74,56 0,27 Manfaat ARC yaitu antara lain untuk
Gudang menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan
Primery produk yang lainnya serta alasannya dan memperoleh
setengah jadi 10,5 23,89 0,44
suatu landasan bagi penyusunan daerah
2.5 Material Handling selanjutnya. Activity Relationship Chart dari
Material handling pada proses produksi PT. fasilitas-fasilitas yang ada pada PT. Bayi
Bayi Kembar dibedakan menjadi dua jenis, Kembar, sesuai dengan hasil brainstorming
yaitu manual dan automatic.Material handling dengan pihak manajemen produksi, ditunjukkan
secara manual merupakan material handling pada Gambar 1.
yang materialnya dibawa oleh pekerja dari satu
stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dengan
bantuan alat berupa gerobak, sedangkan
material handlingautomatic merupakan
material handling dengan menggunakan alat
pemindah barang berupa konveyor yang
menguhubungkan antara dua mesin. material
handling secara manual dilakukan dari gudang
siap produksi menuju stasiun kerja perajangan
dan penghancuran tembakau, dari stasiun kerja
pisah ganggang menuju stasiun kerja primery,
dari stasiun kerja perajangan cengkeh menuju
stasiun kerja penjemuran, dan dari stasiun kerja
Gambar 1. Activity Relationships Chart PT. Bayi
penjemuran menuju stasiun kerja primery.
Kembar
Sedangkan material handlingsecara automatic
digunakan untuk menghubungkan stasiun kerja

70
Dari ARC di atas dapat dilihat terdapat PT. Bayi Kembar
beberapa stasiun kerja yang mutlak harus 2.7 Kebutuhan Ruang
didekatkan, seperti stasiun kerja pelembaban, Perhitungan stasiun kerja hanya dilakukan
perajangan tembakau, dan pengeringan pada stasiun kerja yang menjadi batasan
tembakau, serta stasiun kerja penghancuran penelitian, sementara itu, stasiun kerja yang
tembakau dengan pemisahan ganggang tidak termasuk dalam batasan penelitian
tembakau. Hal tersebut dikarenakan stasiun- diasumsikan tidak terjadi masalah transportasi
stasiun kerja tersebut merupakan stasiun kerja dan tidak berpengaruh oleh dan terhadap
yang berurutan dan terhubung dengan rancangan tata letak fasilitas yang baru.
konveyor. Stasiun kerja yang mutlak tidak Perhitungan kebutuhan luas area stasiun kerja
boleh didekatkan adalah stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.
penghancuran tembakau dengan stasiun kerja
primery dan pemisahan ganggang tembakau Tabel 4. Kebutuhan Luas Area
Ukuran Area operator
dengan stasiun kerja primery. Hal tersebut Stasiun Kerja mesin (m) dan material (m)
Luas
dikarenakan proses pada stasiun kerja (m2)
P L P L
penghancuran tembakau dan pemisahan Pelembaban 1,92 0,98 2 0,75 3,89
Perajangan
ganggang menghasilkan banyak debu, tembakau
2,95 1,98 3 0,5 8,44
sementara mesin primery sensitif terhadap Pengeringan
1,97 1 2 0,75 3,99
debu. tembakau
Perajangan
2,87 1,43 2 0,75 6,44
cengkeh
2.6.2 Activity Relationship Diagram Pengeringan
1,97 1 3 0,5 3,99
Sebagai hasil dari ARC maka data yang cengkeh
Penghancuran
didapat selanjutnya akan dimanfaatkan untuk tembakau 1
1,75 0,95 1,75 0,5 5,84
penentuan letak masing-masing departemen Pemisahan
1,55 1 1,5 0,5 5,29
tersebut, yaitu menggunakan Activity ganggang 1
Penghancuran
Relationship Diagram (ARD). Standar tembakau 2
1,75 0,95 1,75 0,5 5,84
penggambaran derajat hubungan aktivitas untuk Pemisahan
1,55 1 1,5 0,5 5,29
pembuatan ARD dapat dilihat pada Tabel 3, ganggang 2
Primery 4,84 2,95 5 0,5 19,29
sedangkan Activity Relationship Diagram
proses produksi PT. Bayi Kembar dengan garis-
Kebutuhan luas area tentunya perlu
garis yang menghubungkan antar fasilitasnya
disesuaikan dengan luas area yang tersedia pada
dapat dilihat pada Gambar 2.
lantai produksi. Tabel 5 berikut ini merupakan
Tabel 3. Standar Derajat Hubungan Aktifitas
data ketersediaan area untuk mesin dan perlatan
Derajat yang ada pada lantai produksi PT. Bayi
Deskripsi Kode Warna
Kedekatan Kembar.
A Mutlak
Sangat
Tabel 5. Ketersediaan Luas Area
E Luas
Penting Luas
I Penting Stasiun Kerja Tersedia Kebutuhan
O Cukup/Biasa (m2) (m2)
U Tidak Penting
Pelembaban 4,82 4,03
Tidak
X
Dikehendaki
Perajangan tembakau 10,5 8,63
Pengeringan 4,5 4,03
Perajangan cengkeh 9,37 6,90
Penjemuran 5 8,63
Penghancuran tembakau 6 3,28
Pemisahan ganggang 6 2,99
Primery 28 20,13

2.8Simulasi Existing Layout


Simulasi pada existing layout dilakukan
dengan tujuan agar dapat mengetahui seberapa
besar utilitas dari proses produksi yang telah
berjalan saat ini. Simulasi ini dilakukan dengan
menggunakan software Arena 12 Student
Gambar 2. Activity Relationship Diagram Version. Setelah model simulasi selesai dibuat

71
adalah tahap verifikasi dan validasi model. Pada Sedangkan waktu transportasi yang dapat
tahap verifikasi dengan melakukan check dilihat pada tabel Transfer Time menunjukkan
model, dapat ditarik kesimpulan bahwa model sebesar 0,08 jam per unit. Selain itu terlihat
telah terverifikasi. Pada tahap validasi model adanya waiting time yang cukup tinggi pada
akan dibandingkan dengan keadaan yang mesin rajang tembakau, mesin pengeringan
sebenarnya sesuai hasil pengamatan. Langkah cengkeh, mesin penghancur tembakau, dan
ini dilakukan dengan software SPSS 17 dengan mesin primery.
menggunakan uji statistik non parametrik mann
whitney sebagai penguji beda rata-rata. Uji 2.9Rancangan Layout Usulan
validasi dilakukan dengan membandingkan Berdasarkan analisis ARC, ARD,
hasil simulasi pada kelima replikasi dengan perhitungan kebutuhan luas area yang
output produksi PT. Bayi Kembar selama lima dibutuhkan untuk masing-masing stasiun kerja,
hari berturut-turut. Kesimpulan yang dapat dan hasil simulasi yang telah dilakukan pada
diambil dari tahap ini adalah bahwa tidak ada existing layout, maka dilakukan perancangan
perbedaan hasil produksi antara sistem nyata ulang tata letak fasilitas yang diharapkan dapat
dan simulasi, maka model simulasi dapat meningkatkan number out, serta dapat
dikatakan telah valid. menurunkan antrian, menurunkan work in
Langkah selanjutnya ialah melihat output process, serta menghindari adanya crossing
hasil simulasi. Simulasi dilakukan dengan aliran material pada proses produksi PT. Bayi
replikasi sebanyak lima kali.Jumlah rata-rata Kembar. Jumlah rancangan tata letak fasilitas
number in entitas berupa tembakau krosok adalah sebanyak dua yang selanjutnya akan
adalah sebesar 5 unit, tembakau rajang sebesar dipilih salah satu.
8 unit, cengkeh sebesar 8 unit, tembakau Pada rancangan layout pertama, terjadi
sebesar 6 unit, dan isi rokok sebesar 5 unit. pemindahan beberapa letak mesin, penukaran
Sedangkan jumlah rata-rata number out entitas pemanfaatan fungsi bangunan untuk gudang,
berupa tembakau krosok adalah sebesar 2 unit, serta penambahan mesin rajang tembakau.
tembakau rajang sebesar 6 unit, cengkeh Pemindahan lokasi beberapa letak mesin dan
sebesar 4 unit, tembakau sebesar 4 unit, dan isi penukaran pemanfaatan fungsi bangunan untuk
rokok sebesar 4 unit. Dari jumlah number out gudang bertujuan untuk meminimasi jarak
dan number in dapat dilihat bahwa terdapat transportasi antar stasiun kerja. Sedangkan
selisih yang cukup jauh untuk masing-masing penambahan mesin rajang tembakau bertujuan
entitasnya. Entitas tembakau merupakan untuk menurunkanantrian pada proses rajang
campuran antara tembakau krosok dan tembakau yang cukup tinggi sehingga berakibat
tembakau rajang, sedangkan entitas isi rokok pada idle pada mesin steamer.
merupakan produk setengah jadi yang siap Sesuai dengan hasil simulasi, bila
disimpan dalam gudang produk setengah jadi. dibandingakn dengan kondisi pada existing
Satu unit yang yang digunakan di sini adalah 6 layout, alternatif layout pertama dapat
kwintal atau sama dengan 600 kg. Jadi total meningkatkan output produksi sebesar 5%, dari
output akhir berupa isi rokok adalah sekitar yang sebelumnya 2400 kg isi rokok menjadi
2.400 kg. 2520 kg isi rokok. Hal tersebut ditunjang
Pada tabel work in process (WIP) dapat dengan menurunnya waktu transportasi sebesar
diketahui bahwa WIP tembakau krosok, 12,5%, serta penurunan waiting time pada
tembakau rajang, cengkeh, tembakau, dan isi proses rajang cengkeh, proses separator 2, dan
rokok berturut-turut adalah sebesar 4.1157 unit, mesin rajang tembakau. Namun pada alternatif
4.8987 unit, 5.6322 unit, 2.0261 unit, dan layout pertama, tingkat work in process masih
1.0752 unit. Hal ini menunjukkan bahwa masih tinggi dan belum terjadi pengurangan bila
tingginya total unit yang belum selesai diproses dibandingkan dengan existing layout.
di dalam sistem pada saat proses tersebut telah Pada rancangan layout kedua, terjadi
selesai. Pada tabel VA (Value Added) Time pemindahan beberapa letak mesin, penukaran
dapat diketahui bahwa total waktu yang pemanfaatan fungsi bangunan untuk gudang,
memberikan nilai tambah pada produk akhir, serta penambahan mesin primery. Pemindahan
yaitu isi rokok, memiliki rata-rata 5,6213 jam lokasi beberapa letak mesin dan penukaran
per unit. Waktu tunggu entitas selama proses pemanfaatan fungsi bangunan untuk gudang
simulasi sistem adalah sebesar 4,5999 jam bertujuan untuk meminimasi jarak transportasi
sesuai dengan hasil pada tabel Wait Time. antar stasiun kerja. Sedangkan penambahan

72
mesin primery bertujuan untuk Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat
menurunkanpenumpukan material yang telah bahwa rancangan alternatif layout kedua
siap untuk menjalani proses primery. memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi
Sesuai dengan hasil simulasi, bila dibandingkan dengan rancangan alternatif
dibandingkan dengan kondisi pada existing layout pertama. Rancangan layoutkedua dapat
layout, alternatif layout kedua dapat meningkatkan hasil output hingga 25% dan
meningkatkan output produksi sebesar 25%, jumlah number out yang mendekati number in.
dari yang sebelumnya 2400 kg isi rokok Hal tersebut juga ditunjang dengan menurunnya
menjadi 3000 kg isi rokok. Hal tersebut tingkat WIP untuk semua entitas. Oleh karena
ditunjang dengan menurunnya work in process itu pilihan rancangan layoutjatuh kepada
pada entitas tembakau krosok sebanyak 3,6%, rancangan layoutkedua. Dengan menggunakan
tembakau rajang sebanyak 5,5%, cengkeh tata letak fasilitas sesuai dengan rancangan
sebanyak 3.7%, tembakau campur sebanyak alternatif layoutkedua diharapkan proses
10,8%, dan isi rokok sebanyak 19,6%. Namun produksi pada PT. Bayi Kembar akan berjalan
pada alternatif layoutkedua waktu transportasi lebih optimal.
entitas masih lebih tinggi daripada existing
layout. 2.11 Detail Tata Letak Fasilitas Akhir
Setelah diadakan perancangan ulang tata
2.10 Pemilihan Rancangan Layout letak fasilitas pada lantai produksi PT. Bayi
Dari simulasi yang telah dilakukan dapat Kembar, maka untuk memperjelas gambaran
dilihat bahwa terjadi peningkatan output layout secara keseluruhan dibuat general layout
produksi dari masing-masing rancangan layout. sesuai dengan rancangan alternatif layout yang
Rancangan layout pertama dapat meningkatkan dipilih.General Layout dari PT Bayi Kembar
output serta menurunkan transfer time dan dapat dilihat pada Gambar 3.
menurunkan waiting time pada proses rajang
cengkeh, proses separator 2, dan mesin rajang
tembakau. Sedangkan work in process masih
cukup tinggi. Rancangan layout kedua dapat
meningkatkan output serta menurunkan work in
process. Sedangkan transfer time masih cukup
tinggi. Rekapitulasi hasil simulasi existing
layout, rancangan layout pertama, dan
rancangan layout kedua dapat dilihat pada
Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Simulasi


Rancangan
Kategori Existing Rancangan 1
2

VA Time 5,62 5,79 6,28


Wait Time 4,60 4,74 5,01
Transfer Time 0,08 0,07 0,09
Number out 4 4,2 5
Number in 5 5 5
Gambar 3.Detail Layout
Tembakau
4,11 4,13 3,96
krosok 3. Penutup
Tembakau Dari penelitian ini, didapatkan kesimpulan
4,90 4,94 4,63 sebagai berikut:
rajang
WIP 1. Tata letak fasilitas pada PT. Bayi Kembar
Cengkeh 5,63 5,66 5,42 diidentifikasi dengan pendekatan simulasi
Tembakau sehingga mendapatkan hasil akhir simulasi
2,03 2,15 1,81
campur sebagai berikut:
a. Jumlah output produksi perhari adalah 4
Isi rokok 1,07 1,19 0,86
unit isi rokok, dengan masing-masing

73
unit adalah 600 kg. Jadi total output per DAFTAR PUSTAKA
hari adalah 2.400 kg isi rokok.
b. Total waktu yang memberikan nilai Apple, James M. (1990),Tata Letak Pabrik dan
tambah pada produk akhir untuk tiap unit Pemindahan Bahan,Penerbit Institut Teknologi
adalah 5,62 jam. Bandung, Bandung.
c. Total waktu tunggu produk akhir adalah
4,60 jam. Ariyani, Enny (2009), “Usulan Rancangan
d. Total waktu transportasi untuk produk Ulang Tata Letak Fasilitas Dengan Metode
akhir adalah 0,08 jam. Algoritma Corelap Untuk Meminimumkan
e. Total work in process untuk tiap-tiap Jarak Lintasan (Studi Kasus : Restoran Liana
entitas adalah: Sidoarjo)”, Usulan Rancangan Ulang Tata
1) Tembakau krosok : 4,11 unit Letak Fasilitas Dengan Metode Algoritma
2) Tembakau rajang : 4,90 unit Corelap Untuk Meminimumkan Jarak Lintasan
3) Cengkeh : 5,63 unit di Restoran Liana Sidoarjo, Vol 4, No 2 Jurnal
4) Tembakau campur : 2,03 unit Tekmapro, Surabaya.
5) Isi rokok : 1,07 unit
2. Rancangan tata letak fasilitas terpilih adalah Budiono, Prijo Agung (2006),Penyusunan Tata
alternatif layoutkedua dengan hasil akhir Letak Stasiun Kerja Restoran ”X”
simulasi sebagai berikut: Menggunakan Metode Algoritma CORELAP,
a. Jumlah output produksi perhari adalah 5 Penerbit MMT ITS, Surabaya.
unit isi rokok, dengan masing-masing Djati, Bonnet Satya Lelono. (2009), Simulasi,
unit adalah 600 kg. Jadi total output per Teori dan Aplikasinya, Penerbit Andi,
hari adalah 3.000 kg isi rokok. Yogyakarta.
b. Total waktu yang memberikan nilai
tambah pada produk akhir untuk tiap unit Hadiguna, Rika Ampuh dan Setiawan,
adalah 6,28 jam. Heri.(2008), Tata Letak Pabrik, Penerbit Andi,
c. Total waktu tunggu produk akhir adalah Yogyakarta.
5,01 jam.
d. Total waktu transportasi untuk produk Heragu, Sunderesh. (2006),Facilities Design,
akhir adalah 0,09 jam. PWS Publishing Company, Boston.
e. Total work in process untuk tiap-tiap
entitas adalah: Hines, Peter & Taylor, David.(2000),Going
1) Tembakau krosok : 3,96 unit Lean: A Guide to Implementation, Cardiff
2) Tembakau rajang : 4,63 unit Business School, London.
3) Cengkeh : 5,42 unit
Hussey, Jill & Roger. (2006). Business
4) Tembakau campur : 1,81 unit
Research: A Practical Guide for
5) Isi rokok : 0,86 unit
Undergraduated and Postgraduated Students,
3. Rancangan tata letak fasilitas yang baru
Mac Millan Business, London.
dapat menurunkan work in process yang
terjadi pada existing layoutdengan Setiawan, Sandi. (1991), Simulasi Teknik
prosentase sebagai berikut: Pemrograman dan Metode Analisis, Penerbit
a. Tembakau krosok : 3,6% Andi, Yogyakarta.
b. Tembakau Rajang : 5,5%
c. Cengkeh : 3,7% Wignjosoebroto, Sritomo. (2003),Tata Letak
d. Tembakau campur : 10,8% Pabrik dan Pemindahan Bahan, Guna Widya,
e. Isi rokok : 19,6% Surabaya.
4. Rancangan tata letak fasilitas yang terpilih
dapat meningkatkan output produksi berupa Wuryansih, Murti Astuti dan Arif Rahman
isi rokok (produk setengah jadi) perhari (2012), Perbaikan Tata Letak Fasilitas yang
sebesar 25%, dari semula 2400 kg menjadi Fleksibel Terhadap Perbaikan Pesanan dengan
3000 kg. Algoritma Craft, Skripsi Sarjana tidak
dipublikasikan, Universitas Brawijaya, Malang.

74

Anda mungkin juga menyukai