Oleh:
Nama : Rindayantari
NPM : 1614401110036
MENINGITIS
1 Konsep Penyakit
1.1.2 Duramater
(Artikel lengkap: Duramater)
Duramater adalah lapisan meninges yang tebal, kuat, dan paling dekat
dengan otak. Duramater berarti “ibu yang kuat”. Pada bagian terluar
yang longgar terdiri dari serat fibrosa dan serat elastis. Pada bagian
tengah kebanyakan berserat dan terdiri dari dua bagian: lapisan
endosteal (yang lebih dekat dengan tengkorak) dan lapisan meningeal
(yang lebih dekat dengan otak). Duramater bersifat seperti kantung
yang menyelubungi arachnoid dan membawa darah dari otak ke
jantung.
1.1.3 Arachnoid
(Artikel lengkap: Arachnoid)
1.1.4 Piamater
(Artikel lengkap: Piamater)
1.1.7.1 Mesencephallon
Disebut Otak Tengah (Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan
pendengaran.
1.1.7.2 Diencephallon
Merupakan bagian otak yang terletak dibagian atas dari batang
otak dan di depan mesencephalon. Terdiri dari
1.1.7.4 Pons
Kata pons berasal dari bahasa latin yang berarti jembatan.
Adalah bagian otak yang berupa serabut syaraf yang
menghubungkan dua belahan otak kecil (kiri dan kanan). Pons
juga menghubungkan korteks otak dan medula.
1.3 Etiologi
Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri
ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan menembus
kedalam cairan otak.
1.3.1 Virus
1.3.2 Bakteri
Menurut center for disease terbanyak adalah haemophilus influenzae
(45%), streptococcus pneumoniae (18%) dan Neisseria meningitis
(14%). Insiden dari tipe bakteri penyebab bervariasi menurut umur
pasien. Pada neonatal (0-2 bulan) bakteri penyebab meningitis adalah
streptocaccu group B, E. Coli, pneumoniae. Pada dewasa muda(6-20
tahun) Yaitu N. Meningitidis. S pneumonia dan H. Influenza,
sesangkan pada dewasa (>20 tahun) adalah S, pneumonia, N.
Meningitidis, streptococcus dan strephylococcus.
1.4.2 Adanya perubahan pada tingkat kesadaran yang terjadi letargik, tidak
responsive, dan koma
1.4.4 Mengalami foto fobia atau sensitive yang berlebihan pada cahaya.
1.4.5 Terjadi kejang akibat area fokalkortikal yang peka dan peningkatan
TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral, dengan tanda-tanda
perubahan karateristik, tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulsa
dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah, dan
penurunan tingkat kesadaran.
1.6.1 Uji serologi untuk mengetahui jenis virus dan menentukan etiologi
infeksi SSS nonenterovirus.
1.6.3 Pungsi lumbal; untuk mengetahui adanya sel darah putih dan
sensitivitas mikroorganisme.
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan meningoensefalitis yaitu :
1.7.1 Antibiotik
1.7.5 Kodein, morfin dan derivat fenotiazin untuk nyeri dan muntah
1.7.6 Perawatan yang baik dan pantau dengan teliti (Nelson, 2010).
Sedangkan menurut Linda (2009), penatalaksanaan pada kasus
meningoensefalitis yaitu anak ditempatkan dalam ruang isolasi
pernapasan sedikitnya selama 24 jam setelah mendapatkan terapi
antibiotic IV yang sensitif terhadap organisme penyebab, steroid
dapat diberikan sebagai tambahan untuk mengurangi proses
inflamasi, terapi hidrasi intravena diberikan untuk mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit dan memberikan hidrasi. Dalam
pemberian cairan ini perlu dilakukan pengkajian yang sering utuk
memantau volume cairan yang diinfuskan untuk mencegah
komplikasi kelebihan cairan, seperti edema serebri. Pengobatan
kemudian ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi
komplikasi dari proses penyakit.
2.1 Pengkajian
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma (2015) APLIKASI : Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction
Naga, Sholeh. 2013. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Diva Press
Yuenawati yuyun,( 2017) Pecitraan pada tumor otak: Modalitas dan interpretasinya