Sheila Natalia, SL Penyuluhan
Sheila Natalia, SL Penyuluhan
Sheila Natalia
102017033 / F3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Email : sheila.2017fk033@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Program Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut sebagai KB adalah salah satu
program pemerintah yang sudah berlaku sejak lama. Program KB dicanangkan oleh pemerintah
Indonesia sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada masyarakat Indonesia, dimana banyak
keluarga Indonesia yang tidak sejahtera atau kurang produktif dikarenakan banyaknya anak,
yang berarti lebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Program ini juga dijalankan karena
perihal masalah kependudukan Indonesia yang semakin memburuk, seperti angka kematian ibu
yang tinggi, angka kematian bayi yang tinggi, angka kelahiran yang tinggi, dan laju
pertumbuhan penduduk yang signifikan. Oleh karena itu pemerintah melalui Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara berkesinambungan
menggalakan program KB sebagai bentuk upaya pemecahan masalah tersebut. Berdasarkan
masalah inilah makalah ini dibuat, dengan tujuan untuk melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya KB serta alat-alat kontrasepsi pada program KB yang akan membantu
menggalakkan program KB sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat luas mengenai
pentingnya KB untuk menciptakan keluarga sederhana, bahagia yang produktif.
Kata kunci: keluarga berencana, bkkbn, penyuluhan, kontrasepsi
Abstract
Family planning programs or more commonly known as KB is one of the government programs
that have been in effect. Family planning programs launched by the Indonesian government as
a form of government concern to the people in Indonesia, whereas many Indonesian families
who are not prosperous or less productive because of the number of children, which means
that there are more needs need to be done. This program also run as the subject of population
problem in Indonesia that is getting worse, such as high maternal mortality rates, high infant
mortality, high birth rates and population growth rate significantly. Therefore, the government
through the National Population and Family Planning (BKKBN) continuously promote family
planning programs as a form of problem-solving efforts. Based on this problem this paper
made for the purpose of counseling about the importance of family planning and contraceptives
in family planning programs would like to help promote family planning programs and
increase the public awareness about the importance well as to create a simple, happy, and
productive family.
Keywords: family planning, bkkbn, counseling, kontraception
Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki angka pertumbuhan penduduk yang
tinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan CIA, Indonesia menempati urutan keempat dunia
dalam jumlah kependudukan, dengan jumlah total sebanyak 255.993.674 jiwa, atau sekitar
3,5% dari total penduduk dunia. 1 Dengan jumlah sebesar itu, tentunya Indonesia akan
mengalami berbagai masalah kependudukan, seperti laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi juga menyebabkan tingginya angka resiko kematian ibu
dan bayi di tahun 2017.
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdasarkan survei BPS pada tahun 2014
mencapai 1,4% dari total penduduk Indonesia.2 perlu diakui bahwa semua angka ini sudah
mengalami penurunan, namun belum mencapai target keberhasilan. Untuk mencapai target
tersebut, maka BKKBN mencanangkan program keluarga berencana yang bertujuan untuk
menekan angka-angka tersebut. Disamping itu berdasarkan survei yang dilakukan oleh SDKI,
angka kematian ibu di tahun 2017 mencapai 359 jiwa per 100.000 kelahiran. Juga angka
kematian bayi mencapai 24 jiwa per 1000 kelahiran.3 Faktor kematian ibu dan bayi juga
merupakan salah satu faktor perlunya program KB segera di realisasikan.
Oleh sebab itu salah satu hal yang dapat digunakan untuk mendukung program tersebut
adalah dengan dilakukan penyuluhan. Penyuluhan ini diharapkan dapat membantu
terlaksananya program keluarga berencana yang pada akhirnya akan membantu menekan
jumlah pertumbuhan penduduk dan angka kematian ibu dan bayi di indonesia.
450
390
400
334
350 307
300
228 226
250
200
150 102
100
50
0
1994 1997 2002 2007 2009 2015
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan tingginya kematian ibu dimulai dari survei pada
tahun 1994 sampai pada tahun 2009. Pada tahun 2015, angka yang ditunjukkan adalah
102/100.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan angka estimasi AKI yang mungkin di
tahun 2015 berdasarkan survei di tahun 2012.7 Namun, saat ini, ternyata angka kematian ibu
mencapai 359/ 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa AKI di Indonesia tidak
sesuai dengan harapan, yang tentunya masih sangat jauh dari harapan pemerintah untuk
mencapai Millenium Development Goals (MDG). 3,7
Angka kematian bayi (Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan
penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi
antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS).9 Angka
kematian bayi juga merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat
pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Berikut ini adalah angka kematian bayi di Indonesia
berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun ke tahun.
120 109
100
80 71
66
60 52
47 43 39
34
40 26
20
0
1980 1990 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012
Berdasarkan data ini, dapat dilihat bahwa angka kematian bayi di Indonesia sudah
semakin menurun dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2012, terjadi peningkatan angka
kematian bayi di Indonesia. Kemudian, di tahun 2017, berdasarkan hasil survei yang dilakukan
oleh UNICEF, Indonesia kini mencatat 27 kematian balita per 1000 kelahiran, menurun tajam
dari tahun 1990 yang tercatat 71 kematian dari 1000 kelahiran. Hal ini menempatkan Indonesia
pada posisi ke-24 dari 81 negara berpendapatan rendah dan menengah yang berhasil
menurunkan angka kematian anak berusia dibawah lima tahun hingga dua per tiganya – yang
merupakan sasaran keempat dari Tujuan Pembangunan Millenium (MDGS).2
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana menurut UU Nomor 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan(PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera.10 Keluarga Berencana juga merupakan suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi. Pengertian Keluarga Berencana yang lainnya adalah tindakan yang membantu
individu terutama pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Berdasarkan beberapa pengertian ini, dapat kita simpulkan bahwa Keluarga Berencana
adalah suatu konsep dimana konsep ini menekankan pada pembentukan keluarga kecil
sejahtera yang akan berdampak pada penekanan jumlah penduduk di suatu wilayah.
Sebagai warga negara Indonesia, kita mengetahui bahwa Indonesia merupakan salah
satu dari negara terpadat di dunia. 3 Dengan tingginya angka kependudukan di Indonesia, maka
secara tidak langsung kepadatan akan semakin meningkat. Hal ini merupakan masalah serius,
dimana semakin meningkatnya angka kependudukan di Indonesia, maka akan muncul berbagai
masalah di bidang kehidupan lainnya seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.11
Untuk mengatasi berbagai masalah itu, pemerintah membuat satu program yang
dinamakan Keluarga Berencana. Program ini dijalankan oleh salah satu badan yang ditunjuk
pemerintah yang disebut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
sebagai bentuk tugas yang bertujuan untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan
(Nawacita). 12
Pembangunan kependudukan di Indonesia menurut BKKBN, harus berlandaskan
kependudukan yang berkualitas. Untuk menciptakan kependudukan yang berkualitas, maka
diperlukan satu upaya untuk menekan jumlah penduduk Indonesia, karena hal ini merupakan
salah satu faktor penyebab dalam rendahnya kualitas penduduk Indonesia. Berdasarkan hal
inilah dijalankan program KB.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka mewujudkan
norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga dapat memberikan
kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah,
struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.12
Perjalanan pergeseran distribusi umur penduduk dan penurunan rasio ketergantungan
penduduk muda (youth dependency ratio) di Indonesia membentuk keadaan ideal yang
menghasilkan potensi terjadinya bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia kerja hampir
dua kali dibandingkan dengan jumlah penduduk di bawah 15 tahun. Rasio ketergantungan
penduduk Indonesia telah menurun dari 54/100 pada tahun 2000 menjadi 51/100 pada tahun
2011 dan turun menjadi 50/100 tahun 2012. Kondisi ini akan menurun terus mencapai angka
terendah pada tahun 2020 sampai 2030, di mana angkanya berkisar 44 per 100, dengan catatan
pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dapat dilaksanakan
dengan lebih baik lagi.12
Berdasarkan data diatas, BKKBN juga mencanangkan program KB dengan tujuan
untuk meningkatkan produktivitas kerja masyarakat Indonesia, sehingga semakin banyak
orang yang produktif dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
Indonesia. Hal ini tentunya juga akan mengurangi kebutuhan nasional penduduk yang
dikarenakan banyaknya jumlah penduduk Indonesia.12
Biasanya, kita dapat melihat slogan pada poster, pamflet, dan media lainnya dimana
slogan ini bertuliskan “Dua Anak Lebih Baik”. Slogan ini adalah slogan yang dibuat oleh
BKKBN dalam program KB yang bertujuan untuk menggalakkan program ini pada
masyarakat, dan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, sehingga secara tidak
langsung angka pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat tinggi tersebut dapat ditekan.
Untuk menjalankan program KB, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan.
Beberapa jenis KB yang dapat digunakan untuk program Keluarga Berencana adalah dengan
metode sederhana, seperti penggunaan kondom, senggama terputus, dan metode kalender.
Kemudian, jenis KB yang kedua, yaitu dengan memanfaatkan proses hormonal, yaitu dengan
penggunaan pil kontrasepsi, KB suntikan, alat kontrasepsi bawah kulit, alat kontrasepsi dalam
rahim seperti IUD dan spiral, ataupun dengan cara kontrasepsi total, yaitu dengan cara
vasektomi atau tubektomi.25
Kesimpulan
Program Keluarga Berencana seperti yang telah dicanangkan oleh BKKBN merupakan
salah satu program pemerintah untuk menekan angka kematian ibu dan anak, angka kelahiran,
dan laju pertumbuhan penduduk. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga Indonesia yang sederhana namun produktif. Program ini merupakan
inti dari penyuluhan yang akan dilakukan. Penyuluhan ini dinilai penting, dikarenakan
Indonesia sudah memasuki era dimana jumlah penduduk di Indonesia mengalami peningkatan
yang signifikan. Dengan ini diharapkan agar masalah-masalah kependudukan di Indonesia
dapat dikurangi.
Daftar Pustaka
1. Ilmupengetahuanumum.com. Jakarta: Ilmu Pengetahuan Umum; c2015[diterbitkan 27
Aug 2015; dikutip 23 Nov 2017]. Tersedia di: http://ilmupengetahuanumum.com/10-
negara-dengan-jumlah-penduduk-populasi-terbanyak-di-dunia/ .
2. Lidya Y. Angka kematian bayi di Indonesia. Medan: Universitas Sumatra Utara; 2010.
3. Metrotvnews.com. Jakarta: Metro TV News; [diterbitkan 22 Feb 2017; dikutip 23 Nov
2017]. Tersedia di: http://jatim.metrotvnews.com/read/2017/02/22/361340/angka-
kematian-ibu-di-indonesia-masih-tinggi.
4. Rri.co.id . Jakarta: Radio Republik Indonesia; [diterbitkan 28 Apr 2013; dikutip 23 Nov
2017]. Tersedia di:
http://www.rri.co.id/post/berita/161053/nasional/angka_kelahiran_tinggi_bkkbn_dapa
t_rapor_merah.html.
5. Kompas.com. Jakarta: Kompas; 2017 [ dikutip 23 nov 2017]. Tersedia di:
http://nasional.kompas.com/read/2015/09/29/13574351/Mengkhawatirkan.Angka.Kel
ahiran.di.RI.Tiap.Tahun.Sejumlah.Penduduk.Singapura.
6. Inilah.com. Jakarta: Inilah; [diterbitkan 25 Feb 2016 ; dikutip 23 Nov 2017]. Tersedia
di: http://nasional.inilah.com/read/detail/2181975/bkkbn-berbenah-tekan-laju-
pertumbuhan-penduduk .
7. Angka kematian ibu melahirkan. Jakarta. STMIK Jakarta; 2010 [dikutip 23 Nov 2017].
Tersedia di: http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php-
option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111.pdf.
8. Mothers day. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
9. Gizikita.depkes.go.id . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; [diterbitkan 15 Okt 2014;
dikutip 23 Nov 2017]. Tersedia di: http://www.gizikia.depkes.go.id/mengurangi-
angka-kematian-anak-masih-jauh-yang-ditetapkan/.
10. Tempo.co . Jakarta: Tempo; [dikutip 23 Nov 2017]. Tersedia di:
http://nasional.tempo.co/read/news/2010/11/01/173288665/bkkbn-targetkan-laju-
pertumbuhan-penduduk-1-1-persen-pada-2017.
11. Wawasanpendidikan.com . Jakarta: Wawasan Pendidikan; [dikutip 23 Nov 2017].
Tersedia di: http://www.wawasanpendidikan.com/2014/08/Makalah-Program-
Keluarga-Berencana-di-Indonesia.html.
12. BKKBN. Renstra BKKBN. Malang: BKKBN; 2017.
13. Manfaat.co.id ; 2015[diterbitkan 19 Mei 2016; dikutip 24 Nov 2017]. Tersedia di:
http://manfaat.co.id/manfaat-kb.
14. Everett S. Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduktif. ed. 2. Jakarta: EGC;
2012.
15. Manuaba. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta: EGC; 2008.