Chapter II PDF
Chapter II PDF
1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual
dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek
tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama
kesempurnaan.
dan produksi tiga juta batang rokok per minggu, serta berjaya dengan Dji Sam
juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang
tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat
sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan
diambil alih begitu saja. Seeng Tee ditangkap, sedangkan keluarganya berhasil
Sam Soe kembali merebut hati pelanggan. Tahun 1956 Liem Seeng Tee
meninggal dunia, menyusul istrinya Tjiang Nio yang meninggal dua tahun
kepada Aga Sampoerna, HM Sampoerna kembali bangkit lagi dan berfokus pada
kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, kepala keluarga
tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan
ekspansi.
Philip Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di
dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari
manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar
Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai
s) Marlboro
1. Marlboro Lights
2. Marlboro Menthol
a) A International
b) A Medium
c) A King Size
d) Sampoerna A Exclusive
e) Sampoerna A Slims
masing dari ketiga „Tangan‟, mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra
yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visinya menjadi perusahaan
tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai
kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah
sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan
penanggulangan bencana.
Makna Logo Perusahaan
berdiri.
kesempurnaan”.
sampai ke anak cucu, Singa Jantan menginjak bola dunia lambang pemersatu
C. Struktur Organisasi
beberapa bagian, dimana bagian yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat
prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik tercatat yang
merupakan bagian dari PMI ( Philip Morris International ), penerapan tata kelola
perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni.
jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang
harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan
2. Dewan Komisaris
Terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris.
3. Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara
nama Direksi.
keuangan.
1) Personalia
2) Rencana Pengembangan
3) Kesejahteraan
dengan karyawan.
6. Divisi Administrasi
7. Divisi Pemasaran
8. Divisi Manufacturing
yang sedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya
proses perakitan.
9. Divisi Litbang ( Penelitian dan Pengembangan )
aktualisasi.
dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku
(code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI termasuk Sampoerna,
dari 85.000 orang di berbagai fasilitas pabrik dan kantor penjualan di seluruh
rokok, tetapi juga mencakup cara berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar
kantor, baik secara lokal ataupun global. Salah satu tujuan utama Sampoerna
adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal
maupun global.
selundupan.
pasokan.
pendapatan negara yang cukup besar melalui pembayaran pajak. Namun, tidak
bisa dipungkiri persaiangan sangatlah ketat. Tahun 2014 adalah tahun yang
menantang, ditandai oleh kompetisi yang semakin ketat serta preferensi konsumen
yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan
dibandingkan dengan volume penjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada
kuartal pertama 2014, volume penjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap
sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM)
9% di tahun 2014.
sebagai salah satu kontributor pajak terbesar bagi Pemerintah Indonesia. Pada
tahun 2014, Sampoerna dan Philip Morris Indonesia membayar pajak dengan total
lebih dari Rp52 triliun, yang terdiri dari cukai, pajak pertambahan nilai, pajak
penghasilan perusahaan, dan pajak daerah. Selama kuartal pertama tahun 2015,
Sampoerna melaporkan kenaikan pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi
kuartal pertama tahun 2015, mengalami kenaikan sebesar 17,7% dari Rp18,3
triliun pada kuartal pertama tahun 2014. Laba bersih tumbuh menjadi Rp2,9
triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2014. Dalam RUPS
sekitar, salah satunya program penanaman seribu pohon pada bulan April 2015.