Anda di halaman 1dari 7

LOG BOOK / DAILY LOG

Nama : Wirawan Dwi Adhi Yanto

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2018
NAMA PRESEPTOR : Wirawan Dwi Adhi Yanto

RUANG/UNIT : Ruang Aster

STASE : Anak

Hari/ tgl Ttd


Jam Tindakan yang Dilakukan
Preseptor
Mengobservasi keadaan umum pasien dan
20.00
mengukur TTV
20.10 Memasang pengaman tempat tidur
Kamis, 21.00 Memberikan obat oral paracetamol 150 mg
16.8.18 23.00 Mengukur suhu tubuh
01.00 Mengukur suhu tubuh pasien
01.05
Memberikan injeksi ampicilin 500 mg
05.00 Membantu kebutuhan ADL
Menganjurkan keuarga untuk mendekatkan
05.30
kebutuhan pasien
06.00 Menguur suhu tubuh
06.10 Memasang kembali pengaman tempat tidur
09.00 Mengobservasi keadaan umum pasien
09.05 Memberikan terapi injeksi ampisilin 500 mg
Menganjurkan keluarga untuk melapor apabila
09.30
terjadi kondisi yang gawat
10.00 Menganjurkan pasien untuk memperbanyak minum
Jum’at
12.00 Membatasi pengunjung
17.8.18
12.30 Mengobservasi suhu tubuh pasien
Menganjurkan pasien untuk minum obat oral
14.00
paracetamol
16.00 Membagi air seka
18.00 Mengobservasi suhu pasien
Menganjurkan keluarga untuk selalu memasang
19.30
pengaman tempat tidur
21.00 Memberikan terapi ampicilin
22.00 Menganjurkan pasien untuk beristirahat
21.00 Mengobservasi suhu pasien
05.00 Mengobservasi keadaan umum dan suhu pasien
Sabtu, 08.00 Mengganti sprei dan selimut
18.8.18 09.00 Memberikan terapi paracetamol 150 mg
12.00 Mengukur suhu tubuh
ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan Keperawatan Kompres Hangat

Resume Kasus a. Identitas pasien


Nama : An. M
Alamat : Banteran ½ subang
Tempat/tgl lahir : Purwokerto, 2
maret 2015
Agama : Islam
Usia : 3 tahun
Suku bangsa : Indonesia
Nama ayah : Tn. b
Pendidikan ayah : SLTA
Pekerjaan ayah : Swasta
Pendidikan ibu : SLTA
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah tangga
b. Data Fokus
DS : ibu pasien mengatakan kalau
anaknya demam 1 jam sebelum masuk
rumah sakit, kejang 1x sekitar 4 menit,
memiliki riwayat kejang dari usia 6
bulan, kalau sedang kejang otot-
ototnya kaku dan matanya melotot.
DO : pasien terlihat rewel, S : 38,6 0C
c. Alasan masuk : pasien masuk dengan
keluhan panas tinggi yag disertai
dengan kejang selama kurang lebih 4
sampai 5 menit.
d. Faktor predisposisi : pasien sering
mengalami kejang sejak usia 6 bulan
dan sering dirawat dirumah sakit
dengan keluhan yang sama.
Tinjauan Teori Kompres adalah metode pemeliharaan suhu
tubuh dengan menggunakan cairan atau alat
yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan.

Kompres hangat bertujuan :


1. memperlancar sirkulasi darah
Tujuan 2. mengurangi rasa sakit
3. memberi rasa hangat, nyaman, dan
tenang pada klien
4. merangsang peristatik usus

1. Persiapan alat :
a. Kom berisi air hangat sesuai
Prosedur tindakan kebutuhan (40-46c)
b. Bak seteril berisi dua buah kasa
beberapa potong dengan ukuran yang
sesuai
c. Kasa perban atau kain segitiga
d. Pengalas
e. Sarung tangan bersih di tempatnya
f. Bengkok dua buah (satu kosong, satu
berisi larutan Lysol 3%)
g. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
h. Pinset anatomi 2 buah
i. Korentang

2. Prosedur
a. Dekatkan alat-alat kedekat klien
b. Perhatikan privacy klien
c. Cuci tangan
d. Atur posisi klien yang nyaman
e. Pasang pengalas dibawah daerah
yang akan dikompres
f. Kenakan sarung tangan lalu buka
balutan perban bila diperban.
Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
g. Ambil beberapa potong kasa dengan
pinset dari bak seteril, lalu masukkan
ke dalam kom yang berisi cairan
hangat
h. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu
bentangkan dan letakkan pada area
yang akan dikompres
i. Bila klien menoleransi kompres
hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi
dengan kasa kering. selanjutnya
dibalut dengan kasa perban atau kain
segitiga
j. Lakukan prasat ini selama 15-30
menit atau sesuai program dengan
anti balutan kompres tiap 5 menit
k. Lepaskan sarung tangan
l. Atur kembali posisi klien dengan
posisi yang nyaman
m. Bereskan semua alat-alat untuk
disimpan kembali
n. Cuci tangan
o. Dokumentasikan tindakan ini beserta
responnya

Pembahasan Masalah kejang demam sementata


selalu disertai dengan demam atau
hipertermi, apa saat keadaan
hipertermi hendaknya dilakukan
dengan cara mengatasi pencetus awal
dai hypertermi. Hypertermi ini bisa
disebabkan karena infeksi seperti
infeksi saluran nafas, batuk, ataupun
infeksi lainnya.
Populasi anak merupakan keseluruhan
kelompok yang beresiko mengalami
kematian di negara berkembang dan
kematian tersebut disebabkan paling
banyak oleh penyakit yang dapat
dicegah. Banyak angka kematian pada
balita hal ini disebabkan akibat
kurangnya pengetahuan pendidikan
kesehatan terutama untuk memberikan
kebutuhan dasar aman nyaman
termogulasi ; hypertermi pada anak.
Sebagian demam dihubungkan dengan
proses infeksi baik infeksi secara lokal
ataupun sistemik, maka dari itu
demam harus segera mendapatakan
penanganan yang benar karena dapat
membuat dampak yang negatif yang
ditimbulkan (Kolcaba, 2007).
Penanganan demam dapat berupa
penanganan farmakologi ataypun non
farmakologinataupun kombinasi
keduanya. Tindakan farmakologi yaitu
tindakan memberikan obat antipiretik
sedangkan tindakan non faramakologi
yaitu memberikan tindakan tambahan
dalam menurunkan panas tubuh
setelah memberikan obat antipiretik
(Said, 2014). Tindakan non
farmakologi untuk menurunkan panas
tubuh yaitu dengan memberikan cairan
atau minum dalam jumlah yang
banyak, tidak menggunakan baju tebal
dan memberikan kompres (Kania,
2010). Kompres yang dibrikan adalah
kompres hangat. Kompres hangat
adalh suatu metode yang digunakan
denagn tujuan untuk memberikan
pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan alat yang dapat
menimbulkan hangat dan dingin pada
bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat merupakan tindakan
mandiri dari perawat.kompres air
hangat ini dapat mempengaruhi suhu
tubuh dengan cara vasodilatasi atau
memperlebar pembuluh darah
sehingga akan mempercepat
penyembuhan dan menyejukan.
Pemberian kompres hangat ini akan
memberikan sinyal kepada
hipotalamus melalui sum sum tulang
belakang, setelah itu sistem efektor
akan mengeluarkan sinyal melalui
krigat dengan proses vaodilatasi
perifer. Terjadinya perubahan ukuran
pembuluh darah diatur oleh pusat
vasomotor pada medulla oblongata
yang terletak pada tangkai otak
dibawah pengaruh hipotalamik bagian
anterior sehingga terjadinya
vasodilatasi. Akibat dari vasodilatasi
akan terjadi pembungan energi panas
melalui kulit dan akan muncul keringat
yang nantinya diharapkan terjadi
penurunan panas tubuh dan kembali
dalam keadaan normal (Sodikin dan
Sulistiani, 2011). Namun ada
kesalahan besar dalam masyarakat
umum yaitu dengan memberikan
komores dingin. Kompres dingin
adalah memberikan es atau air biasa
yang diletakkan pada bagian tubuh
yang memerlukan (Widjaja, 2007).
Namun kompres jeis ini sangat tidak
diajurkan, karena mengopres dengan
air dingin tidak akan menurunkan suhu
tubuh malah membuat panas tubuh
menjadi meningkat, menggigil dan
kebiruan. Oleh karena itu kompres
menggunakan air hangatsangat
dianjurkan (Mohammad & Fatmawati,
2011). Komores hangat daat
menurunkan suhu tubuh melalui
proses evaporasi (Dewi, 2016).

Rekomendasi 1. Orang tua


Diharapkan orang tua tidak panik
disaat anak sedang mengalami
kejang dan lebih meningkatka
pengetahuan tentang penanganan
pada anak kejang.
2. Rumah sakit
Diharapkan rumah sakit
memberikan informasi berupa
penyuluhan tentang bagaiaman
pertolongan pertama yang
dilakukan apabila anak mengalai
kejang atau timbul kejang
berulang untuk mencegah
terjadinya komplikasi neurologi
akibat kejang.

3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutya
untuk lebih menginfomasikan
pentingnya kompres hangat dan
lebih memotivasi keluarga untuk
melakukan kompres hangat baik
dirumah sakit atau dirumah untuk
penanganan pertama atau
mencegah terjadinya kejang pada
anak.

Anda mungkin juga menyukai