Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern ini dunia terus berkembang pesat tak mengenal
lelah. Semua orang berlomba-lomba memperbaharui yang ada,
memajukan yang terbelakang, dan juga memberi ide-ide baru yang
cemerlang pada setiap aspek kehidupan, tidak terkecuali pada aspek
ekonomi.
Saat ini jenis bisnis yang sedang menjadi “tren” di Indonesia adalah
franchise atau waralaba. Franchise atau waralaba dalam bahasa Indonesia,
adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa.
Franchise berasal dari bahasa Perancis abad pertengahan, di ambil dari
kata “franch” (bebas) atau “francher” (membebaskan), yang secara umum
diartikan sebagai pemberian hak istimewa.
Pengertian franchise dalam Peraturan Pemerintah No 16 Tahun
1997 yaitu suatu perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut
dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa.
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap system bisnis dengan cirri khas usaha dalam rangka
memasarkan brang dan/atu jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba. Pemberi waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha
yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba. Dan penerima
waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak
2

oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan


waralaba yang dimiliki pemberi waralaba. 1

Bisnis waralaba/franchise merupakan kegiatan usaha penjualan


barang secara retail kepada masyarakat luas, begitu populernya kegiatan
usaha ini, sehingga cepat sekali berkembang dan meliputi berbagai jenis
bidang usaha. Bisnis waralaba diperkenalkan pertama kali oleh Isaac
Singer seorang pencipta mesin jahit merek Singer pada tahun 1851 di
Amerika Serikat. Pelopor bisnis waralaba terkenal di Amerika Serikat
antara lain adalah:
1. The Coca-Cola Corporation di bidang minuman
2. Mc Donald's Corporation di bidang makanan
3. General Motor Corporation di bidang otomotif
Di Indonesia, bisnis penjualan secara retail semacam waralaba mulai
dikembangkan, banyak sekali bermunculan pebisnis-pebisnis lokal yang
melirik penjualan barang atau jasanya secara waralaba, misalnya :
1. Pertamina yang mempelopori penjualan retail bensin melalui lisensi
pompa bensin.
2. Ayam Goreng Wong Solo dan Tahu Tek-Tek, yang mempelopori
bisnis waralaba di bidang makanan
Dengan bantuan International Labour Organization (ILO) dan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan RI, kemudian didirikan Asosiasi Franchise
Indonesia pada tanggal 22 Nopember 1991. Pada tahun 1995 berdiri pula
Asosiasi Restoran Waralaba Indonesia (ARWI) yang mengkhususkan diri
di bidang usaha restoran. Menurut Douglas J Queen, konsep bisnis
waralaba yang sudah teruji kemungkinan besar mengimbangi biaya awal
dan royalti selanjutnya dari waralaba tersebut.
Masyarakat banyak yang belum mengerti tentang pengaturan dan
perlindungan untuk metode menjalankan bisnis dengan cara franchise ini.
Berdasarkan pada hal itulah yang menjadi dasar ketertarikan penulis
mengangkat tema mengenai bisnis franchise atau waralaba dengan judul
1
Queen, J. douglass. Pedoman membeli dan menjalankan franchise. Terjemahan susanto
budidarmo. Elex media komputindo, Jakarta.
3

“perlindungan hukum terhadap bisnis franchise sebagai metode


menjalankan bisnis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan,maka
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa saja keuntungan dan kerugian dalam menggunakan metode bisnis
franchise dalam menjalankan bisnis?
2. Bagaimana perlindungan hukum dalam menjalankan bisnis franchise
di Indonesia?
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah analisis faktor pendorong
masyarakat dalam menjalankan bisnis franchise, dan aturan hukum yang
mengatur dalam menjalankan bisnis franchise. Lingkup bidang ilmu dalam
penelitian ini adalah hukum keperdataan, khususnya hukum ekonomi
bisnis yang dispesifikasikan pada bisnis franchise di Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa sajakah keuntungan dan kerugian dalam
menjalankan bisnis franchise dalam metode menjalankan bisnis
2. Untuk mengetahui aturan hukum yang mengatur perlindungan dalam
menjalankan bisnis dengan metode franchise
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini mencakup kegunaan penelitian secara teoritis dan
kegunaan penelitian secara praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat berguna sebagai dasar pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu dibidang Hukum Perdata yang
berkenaan dengan Hukum Ekonomi bisnis,khususnya di bidang bisnis
franchise indonesia.
2. Kegunaan Praktis
Selain kegunaan teoritis, penelitian ini pun memberikan kegunaan
praktis pada penelitian ini sebagai berikut.
4

a. Sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan


hukum bagi Penulis khususnya mengenai perlindungan bisnis
franchise dalam Hukum Ekonomi bisnis.
b. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan khususnya
bagi mahasiswa Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum
Universitas Lampung.
c. Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah metode penelitian

Anda mungkin juga menyukai