LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN2y
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN2y
OLEH :
1603115653
FISIKA C
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
ELEKTRON SPIN RESONANSI
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk :
1. Menentukan medan magnet dalam suatu atom dengan frekuensi
resonansi yang bervariasi.
2. Menentukan tingkat energi elektron dalam satu atom dengan variasi
frekuensi resonansi
II. Teori
Resonansi spin elektron mengacu pada prinsip fisika yaitu resonansi dari
suatu electron terhadap medan magnet. Banyak atom yang memiliki momen
magnetik yang bertingkah laku seperti batang magnet yang berputar, dimana
medan magnet ini berputar cenderung berarah sejajar dengan momen
magnetnya. Atom-atom yang berputar ini dapat berinteraksi dengan medan
luar dan menghasilkan sinyal-sinyal yang dapat diukur.
ESR merupakan fenomena yang dijumpai pada proses momen magnet
dan momentum sudut. Guna mamahami fenomena ESR, kita perlu mengenal
terlebih dahulu mengenai momen magnet dan presisi spin.
1. Medan Magnet oleh Arus Listrik
Jika sepotong kawat berbentuk lingkaran dialirkan listrik I pada
kawat seperti gambar berikut.
𝑒
𝜇= 𝐿
2𝑚
ℎ
𝑆 = √𝑠 (𝑠 + 1)
2𝜋
1 1 ℎ √3 ℎ
𝑆 = √ ( + 1) ⇔
2 2 2𝜋 2 2𝜋
𝑆𝑧 = ± ½
Jika:
1
ms
2 maka elektron mengalami Spin Up
1
ms
2 maka elektron mengalami Spin Down
Dan persamaaan untuk tambahan energi menjadi:
∆𝑢 = 𝜇𝐵 𝐵
Jika digambar energi elektron terhadap medan magnet, yaitu
b. Gambar Rangkaian
c. Cara Kerja
Berikut cara kerja percobaan ini :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memeriksa seluruh alat-alat apakah dalam keadaan off atau tidak.
3. Lalu, merangkai peralatan seperti gambar di atas.
4. Dimana kedua kumparan dihubungkan dengan ESR BU, dimana
pada ESR BU berfungsi untuk mengatur besarnya frekuensi yang
diberikan.
5. Kemudian dari ESR BU duhubungkan menuju ESR CU, ESR CU
ini berfungsi untuk mengatur besarnya tegangan yang diberikan.
6. ESR BU yang telah terhubung dengan kedua kumparan lalu di
hubungkan lagi amperemeter yang tersambung ke ESR CU.
7. Kumparan dengan 320 lilitan dihubungkan langsung ke ESR CU
8. Lalu dari ESR CU hubungkan langsung ke osiloskop, dan atur
pulsa tegangan dan frekuensi yang tampil pada osiloskop dalam
bentuk sinusoida.
9. Selanjutnya, mengatur frekuensi resonansi elektron dimulai dari
13 MHz.
10. Memberikan tegangan listrik AC dari ESR CU mulai dari 0,5
Volt.
11. Setelah itu, kedua pulsa frekuensi dan tegangan tersebut akan
tampil pada layar osiloskop.
12. Lalu, mengatur kedua pulsa tersebut dalam bentuk pulsa
sinusoidal di layar osiloskop.
13. Kemudian, mencatat besarnya f, V, I, dan Volt/div untuk saluran
frekuensi dan saluran tegangan, serta nilai Time/div.
14. Mengulangi percobaan dengan besar frekuensi dan tegangan
listrik yang berbeda.
15. Setelah semuanya selesai, mematikan semua komponen alat yang
digunakan. Serta mengembalikan alat ke tempat semula.
IV.
V. Perhitungan
Rumus :
𝒉𝝂
𝑩=±
𝝁𝑩
ΔE=g 𝝁𝑩 B ms
Diketahui: 𝜇𝐵 = 9,27 𝑥 10−24 J/T
g=2
h = 6,63 𝑥 10−34 Js
ms = 1/2
Data pertama
𝑓 =13Mhz = 13 𝑥 106 Hz
V= 0,5 V = 5 𝑥 10−1 V
I =22,1 mA = 22,1 𝑥 10−3 A
x = 1 Volt
y = 0, 5 𝑥 10−3 Volt
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 13 𝑥 106 86,19 𝑥 10−28
B=± =± = ± 9,29 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data Kedua
𝑓 =14Mhz = 14 𝑥 106 Hz
V= 1 V
I = 55,6 mA = 55,6𝑥 10−3 A
x = 2 Volt
y = 0,5 𝑥 10−3 Volt
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 14 𝑥 106 92,82 𝑥 10−28
B=± =± = ± 10,01 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data keempat
𝑓 =16 Mhz = 16 𝑥 106 Hz
V= 2 V = 5 𝑥 10−1 V
I = 163,7 mA = 163,7 𝑥 10−3 A
x = 10 Volt
y = 0,5 𝑥 10−3 Volt
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 16 𝑥 106 106,08 𝑥 10−28
B=± =± = ± 11,44𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data kelima
𝑓 =17 Mhz = 17 𝑥 106 Hz
V= 2,5 V = 25 𝑥 10−1 V
I = 174,7 mA = 174,7 𝑥 10−3 A
x = 10 Volt
y = 0, 5 𝑥 10−3 Volt
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 17 𝑥 106 112,71 𝑥 10−28
B=± =± = ± 12,16𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data keenam
𝑓 =18Mhz = 18 𝑥 106 Hz
V= 3 V
I =0,4 x 103 mA = 0,4 A
x = 20 V
y = 0,5 𝑥 10−3 m
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 18 𝑥 106 119,34 𝑥 10−28
B=± =± = ± 12,87 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data ketujuh
𝑓 =19Mhz = 19 𝑥 106 Hz
V= 3,5 V
I =0,42 x 103 mA = 0,42 A
x = 20 V
y = 0,5 𝑥 10−3 m
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 19 𝑥 106 125,97 𝑥 10−28
B=± =± = ± 13,59 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data kedelapan
𝑓 = 20 Mhz = 20 𝑥 106 Hz
V= 4 V
I =0,5 x 103 mA = 0,5 A
x = 20 V
y = 0,5 𝑥 10−3 m
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 20 𝑥 106 13,26 𝑥 10−28
B=± =± = ± 14,30𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data kesembilan
𝑓 =21 Mhz = 21 𝑥 106 Hz
V= 4,5 V
I =0,6 x 103 mA = 0,6 A
x = 20 Volt
y = 0,5 𝑥 10−3 m
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 21 𝑥 106 139,23 𝑥 10−28
B=± =± = ± 15,02 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
Data kesepuluh
𝑓 = 22Mhz = 18 𝑥 106 Hz
V= 5 V
I =0,7 x 103 mA = 0,7 A
x = 20 Volt
y = 1 Volt
T/div = 2 ms = 2 𝑥 10−3 s
6,63 𝑥 10−34 22 𝑥 106 145,86 𝑥 10−28
B=± =± = ± 15,73 𝑥 10−4 𝑇
9,27 𝑥 10−24 9,27 𝑥 10−24
ℎ𝑓
𝐵=
𝑔𝜇𝐵
𝐸𝑚 = 𝑔 µ𝐵 𝑚𝑠 𝐵
Dari grafik juga dapat dilihat bahwa grafik antara medan magnet (B)
dengan frekuensi (f) semakin meningkat dan menghasilkan plot yang linear.
Begitu juga dengan grafik antara energi resonansi (Em) dengan frekuensi (f)
serta grafik antara medan magnet (B) dengan energi resonansi (Em) juga
menghasilkan plot yang linear dan semakin meningkat. Ini berarti, hasil yang
didapatkan dari percobaan sesuai dengan teori yang ada.
VII. Tugas Laporan
Tabel Data dan Grafik Hubungan B dan f
NO Em B(Tesla)
1 ±86,12 𝑥 10−28 ± 9,29 𝑥 10−4
2 ±92,79 𝑥 10−28 ± 10,01 𝑥 10−4
3 ±99,37𝑥 10−28 ± 10,72 𝑥 10−4
4 ±106,04 𝑥 10−28 ± 11,44𝑥 10−4
5 ±112,72 𝑥 10−28 ± 12,16𝑥 10−4
6 ±119,30𝑥 10−28 ± 12,87𝑥 10−4
7 ±125,97 𝑥 10−28 ± 13,59𝑥 10−4
8 ±132,56𝑥 10−28 ± 14,30𝑥 10−4
9 ±139,23𝑥 10−28 ± 15,02 𝑥 10−4
10 ±145,81 𝑥 10−28 ± 15,73𝑥 10−4
VIII. Kesimpulan
Dari serangkaian percobaan dan analisa data maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Apabila elektron diberikan medan magnet luar maka garis-garis
spektrum akan terpecah baik secara normal maupun anamolus.
2. Fenomena pecahnya spektrum atom mengindikasikan bahwa elektron
di samping mengorbit inti, juga melakukan putaran (pusing) terhadap
dirinya sendiri yang lazim disebut spin. Ini dibuktikan melalui berbagai
analisis eksperimen terhadap garis-garis halus (fine-structure) dengan
mengijinkan atom dari berbagai materi melalui medan magnet eksternal.
3. Resonansi spin elektron merupakan fenomena yang dijumpai pada proses
momen magnet dan momentum sudut
4. Resonansi spin elektron mengacu pada prinsip fisika yaitu resonansi
dari suatu elektron terhadap medan magnet.
5. Semakin tinggi frekuensinya maka tegangan (V) dan arus (I) juga
semakin besar begitu juga sebaliknya.
6. Semakin tinggi frekuensinya, maka medan magnet (B) dan energi
resonansi (Em) juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
7. Dapat disimpulkan yang mempengaruhi besar kecilnya nilai medan
magnet (B) dan energi resonansi (Em) yaitu frekuensi (f)
DAFTAR PUSTAKA
Soedojo, P. 1992. Azas-Azas Ilmu Fisika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.