Makalah Mata Kuliah Metrologi Industri
Makalah Mata Kuliah Metrologi Industri
ALAT UKUR
Disusun oleh :
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmad-NYA,yang mana telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah metrology industri ini dengan baik.
Dengan adanya makalah metrology industri ini kami berharap dapat membantu
memperbaiki nilai dan juga sebagai tugas.
Kami menyadari bahwa dalam makalah metrology industri ini masih sangat
banyak kekurangan yang dikarenakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami
miliki,oleh sebab dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat member ilmu pengetahuan maupun
wawasan bagi para pembacanya, khususnya para mahasiswa jurusan teknik mesin dan
mahasiswa teknik ITATS pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1) Mengetahui bermacam-macam alat ukur langsung maupun alat ukur tak langsung.
2) Mengetahui cara menggunakan bermacam-macam alat ukur.
3) Mengetahui cara membaca skala alat-alat ukur dengan benar.
BAB II
PENGERTIAN
2.1 Pengertian
Definisi dari pengukuran ialah Pengukuran ini dilakukan dengan cara
membandingkan langsung sesuatu yang akan diukur dengan sebuah standar yang
dipakai sebagai alat ukur.
Kegiatan pengukuran memerlukan dua perangkat penting yaitu instrumen
(peralatan) sebagai perangkat kerasnya dan metoda pengukuran sebagai
perangkat lunaknya. Keduanya digunakan secara serempak untuk mendapatkan
data yang sebaik-baiknya. Sebelum pembahasan tentang pengukuran dilanjutkan,
ada baiknya kita mengetahui dulu watak‐watak hasil pengulkuran (data) yang
akan diperoleh. Data hasil pengukuran terhadap suatu besaran fisis tidak akan
memberikan suatu nilai yang tepat.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain keterbatasan jangkauan
ukur alat yang digunakan, kelemahan metoda pengukurannya, karakteristik
alamiah besaran itu sendiri, dan lain‐lain. Jadi data yang dapat disajikan nantinya
hanyalah merupakan perkiraan terbaik tentang nilai besaran yang diukur. Hasil
ukur biasanya ditampilkan dalam bentuk :
(x ± s)
dimana :
x adalah nilai perkiraan terbaiknya
s adalah galat (error) ukurnya.
B. Mistar ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya
berupa pelat baja atau kuningan dimana pada kedua tepi salah satu permukaannya
diberi skala (metrik dan inchi) dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d.
300 mm dengan kecermatan ukuran yaitu pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0
mm.
Cara Pengukuran
Cara pengukuran dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar
pada objek ukur sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur
sehingga secara tidak langsung panjang objek yang diukur tersebut dapat
langsung dibaca dengan memakai ujung objek ukur sebagai indeks pembacaan
skala.
Jenis – Jenis Mistar
a. Meteran Lipat
Merupakan gabungan dari mistar ukur degan sambungan engsel pada
ujungnya. Hasil dari pengukurannya kurang baik dibandingkan dengan
menggunakan mistar ukur biasa.
C. Jangka Sorong
Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana
mempunyai skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai
sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur tetap) dan juga terdapat
peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang ukur(disebut
rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang ukur.
Cara Pengukuran.
Cara kerjanya ialah benda ukur ditahan padasalah satu sisi permukaannya
oleh rahang ukur tetap, kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur
gerak menempel pada sisi lainnya, pada saat benda ukur dijepit maka orang
yang melakuka pengukuran dapat membaca posisi garis indeks pada skala ukur.
Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut ialah sebagai
berikut :
1) Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan
bik tanpa bergoyang.
2) Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara
mengatupkan rahang.
3) Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung
rahang ukur (harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor
dengan benda ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri
yang akan meniadakan kesalahan kosinus.
4) Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang
ukur ataupun lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian.
5) Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setelah jangka sorong diangkat
dari objek ukur dengan hati – hati.
Gambar 1.4 Jangka Sorong.
Dial indikator atau dial gage digunakan untuk mengukur kebengkokan, run
out, kekocakan, end play, back lash, kerataan, dan sebagainya. Didalam dial
indikator terdapat mekanisme yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Pada
saat spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan tersebut
diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh jarum
penunjuk.
1) Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2) Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus
pada permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran.
3) Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya
4) Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke
6) Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan
Bore gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial gage dan pada bagian bawah
terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapat
replacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set,
terdapat bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang tertentu.
Disamping itu juga terdapat replacement washer yang tebalnya mulai dari 1 – 3
mm. Replacement securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya
untuk mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore
gage digunakan.
Gambar Bore Gage atau Cylinder Gage
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlukan alat ukur lain yaitu
mistar geser dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur
diameter silinder.
Cara I:
1) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm.
2) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut, misal 76 mm.
3) Pasang replacement rod pada bore gage.
4) Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar dan usaha-kan jarum
dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.
5) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai
bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 37 sampai diperoleh
penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus).
6) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh
0,13 mm.
7) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang
replacement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage.
8) Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II:
1. Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil
4. Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara
5. Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring.
C. Caliper Gage
Caliper gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
diameter dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup, diameter
Pada bagian atas caliper gage terdapat dial gage dan pada bagian bawah
terdapat kaki (lug) yang dapat bergerak bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada
dial gage untuk menggerakkan kaki-kaki. Apabila tombol ditekan, maka kaki-kaki
tersebut akan saling berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol dapat dilakukan
dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk bertepatan dengan angka nol
Pengukuran komponen mesin dengan caliper gage memerlukan alat ukur lain yaitu
mistar geser dan mikrometer. Adapun prosedur pengukuran diameter dalam dengan
1. Ukur diameter dalam dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukurannya
= 8,40 mm.
2. Set mikrometer luar mendekati hasil pengukuran dengan mistar geser, misal :
8,50 mm.
lurus).
5. Putar outer ring sampai angka nol pada skala pengukuran lurus dengan jarum
penunjuk.
= 0,07 mm, maka diameter dalam lubang tersebut adalah = 8,50 – 0,07 = 8,43
mm.
D. Telescoping gage
biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen yang agak ke dalam.
Hal tersebut dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai batang ukur yang
cukup panjang. Poros ukur atau sensornya dapat bergerak memanjang sendiri
Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi beberapa pengukur T
mm. Ini berarti ukuran terkecil yang dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran
maksimumnya 25 mm.
http://faishal-mukhlish.blogspot.com/2014/06/alat-ukur.html
http://arieeffendipranata.blogspot.com/2014/06/alat-ukur-linier-langsung-dan-
tak.html