Anda di halaman 1dari 13

BAB II

GAMBARAN UMUM DAS SUNGAI SIAK

2.1 Kondisi Exsisting


Sungai siak merupakan sungai yang terletak di Provinsi Riau. Berdasarkan
wilayah administratif DAS Siak meliputi 5 kabupaten yaitu Kabupaten Rokan
Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten
Bengkalis. Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia dengan
kedalaman mecapai 20-30 meter dan lebar mencapai 100-150 meter sehingga
mampu di layari kapal-kapal besar seperi kapal tanker, kargo maupun speedboot.
Wilayah sungai ini merupakan wilayah dengan tingkat penduduk yang tinggi
dengan sanitasi yang kurang baik. Sungai Siak memiliki 3 anak sungai utama,
yaitu Sungai Tapung Kiri dan Sungai Tapung Kanan serta Sungai Mandau
(Pemerintah Provinsi Riau, 2006).
DAS Siak adalah DAS yang bertipe rawa dengan tanah gambut. Warna air
DAS Siak coklat kehitaman dengan nilai pH 5.25, dengan DO 5.7 mg/l dan COD
85 mg/l. Luas total catchment area mencapai 1.132.776,05 ha. Di bagian hulu
DAS Siak tata guna lahan berupa perkebunan sawit dan perkebunan karet,
sedangkan di bagian tengah dimanfaatkan untuk industri dan perkebunan rakyat
(Departemen PU, 2005).
Pencemaran Sungai Siak sulit diidentifikasi karena salah satu karakteristik
Sungai Siak adalah pasang surut yang terjadi 6 jam sekali. Limbah cair industri,
saluran drainase kota, kamar mandi masyarakat belum sepenuhnya menggunakan
septictank dan sampah pemukiman penduduk sekitar dibuang ke Sungai Siak . Hal
ini yang menjadi inti masalah dari menurunnya kualitas air Sungai Siak.
Sungai Siak 1 dilengkapi dengan pintu air untuk mangatur debit air ketika
meluap. Namun, kondisi pintu air yang dipenuhi sampah membuat pintu air
tersebut tidak berfungsi dengan baik sehingga setiap tahun apabila air Sungai Siak
meluap akan mengakibatkan banjir. Banjir terbesar terjadi pada tahun 2008 yang
berlangsung hingga 4 hari. Hingga sekarang sudah mulai ada tanggapan dari
pemerintah,dimana menerapkan peraturan di daerah Leighton agar tidak
membuang sampah sembarang yang akan mengakibatkan potensi banjir

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 11
2.2 Penduduk
2.2.1 Tingkat Pendidikan
Dari survey yang telah dilakukan, rata-rata tingkat pendidikan warga
sekitar Sungai Siak paling banyak adalah lulusan SMA. Tingkat pendidikan yang
rendah sanga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan. Fokus pada penyediaan air bersih masyarakat hanya menerima dan
meminta bantuan serta memnfaatkan sumber air sungai Siak dan menggunakan
sumur artesis dari pemerintah. Sulitnya pendistribusian air bersih dengan sistem
perpipaan dikarenakan sumber sumur artesis ini dalam jumlah yang sedikit dan
digunakan untuk masyarakat umum. sebagian besar rumah telah dilengkapi
dengan kamar mandi dan WC, namun masih banyak masyarakat yang
memanfaatkan sungai siak sebagai aktivitas sehari-hari mereka terutama
masyarakat .
2.2.2 Pekerjaan dan Perekonomian
Pekerjaan masyarakat yang bermukim di sepanjang DAS siak bermacam-
macam, yaitu wiraswasta, tukang kara, nelayan, PNS, Ibu Rumah Tangga, buruh
dan pedagang kaki lima. Dominasi pekerjaan masayarakat disekitar DAS siak
adalah pedagang atau buruh dengan penghasilan berkisar 500.000 rupiah sampai
2.000.000 rupiah.
Masyarakat dengan penghasilan ≥1.000.000 rupiah sanggup untuk
membeli air isi ulang dan membayar air PDAM sehingga mereka jarang
berinteraksi dengan sungai bahkan tidak pernah sama sekali. Untuk masyarakat
yang berpenghasilan lebih rendah dari < 500.000 rupiah tidak mampu untuk
membeli air kemasan maupun membayar air PDAM dikarenakan mereka harus
membayar lebih untuk memenuhi kebutuhan air bersih, serta lebih memilih
mengangkat air ke rumah untuk kebutuhan domestik dari sumur artesis yang
dibuat secara langsung oleh pemerintah dengan jarak yang lumayan jauh untuk
mendapatkan air bersih tanpa adanya pemungutan biaya.

2.2.3 Kesadaran Sosial


Kesadaran masyarakat terhadap buruknya kualitas air Sungai Siak bisa
dikatakan cukup sehingga tidak ada masyarakat yang menggunakan air Sungai

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 12
Siak untuk dikonsumsi. Masyarakat masih menggunakan air Sungai Siak hanya
untuk kegiatan MCK di WC umum yang dibangun masyarakat diatas sungai dan
mencuci pakaian serta mandi di sungai siak disaat terjadi krisis air PDAM dan
naik nya debit sungai siak.
Namun, kesadaran sosial masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya
air terpadu dan berkelanjutan masih rendah. Masyarakat masih belum puas
pelayanan bantuan sumur artesis dari pemerintah,serta penyedaian air oleh PDAM
dan air kemasan. Padahal ketiga sumber air bersih diatas bisa dianggap sebagai
sumber air bersih yang berkelanjutan bagi kebanyakan orang. Sumur artesis
semakin lama alirannya semakin kecil dan akan mati. Air PDAM yang
didistribusikan ke masyarakat tidak selamanya bersih dan hanya masyarakat
dengan penghasilan tertentu yang bisa membeli air kemasan.
Budaya gotong royong sudah hampir punah dari masyarakat yang
bermukim di sekitar DAS Siak. Tidak ada gerakan untuk membersihkan
lingkungan atau jika ada sedikit masyarakat yang mau berpartisipasi. Padahal
gotong royong ini sangat penting untuk membersihkan lingkungan, seperti di
pinggir sungai yang terdapat tumpukan sampah sehingga pintu air tidak bisa
bekerja secara optimal yang dapat mendatangkan bencana banjir.

2.2.4 Kesehatan
Secara garis besar masyarakat yang bermukim disekitar sungai Siak
terjangkit penyakit gatal-gatal terutama pada saat selesai hujan. Hal ini terjadi
dikarenakan ketika hujan turun air dari daratan terbawa mengalir ke dalam sungai
dan ikut mengotori air sungai Siak.

2.3 Sarana dan Prasarana


Pemerintah memiliki peran dalam penyediaan air bersih dengan membuat
sumur bor artesis berkedalaman ±300m dari permukaan tanah. Setiap RW tersedia
satu sampai dua sumur. Terdapat beberapa sumur yang telah mati atau tidak
beroperasi, namun pemerintah tetap memberi bantuan dengan membuat sumur
baru. Sumur-sumur ini dibuat berdasarkan proposal yang diajukan oleh RW
setempat.

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 13
Selain sumur artesis, pendistribusian PAM ke masyarakat sudah baik,
meskipun sesekali dijumpai air yang masih keruh sehingga masyarakat juga tidak
dapat menggunakan air PAM tersebut. Namun, sangat disayangkan air PAM ini
hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu membayar. Tagihan air PAM
perbulan berkisar 80.000-150.000 rupiah. Selain itu, air PAM tidak terdistribusi
kerumah-rumah yang tidak tersedia kamar mandi. Sebenarnya ada penampungan
PAM yang dibuat didepan rumah tetapi sudah beralih fungsi menjadi tempat
sampah,
Didaerah sekitar DAS Siak ini tidak tersedia sarana pembuangan sampah
yang seharusnya. Dinas kebersihan juga hanya mengumpulkan sampah dari daerah
yang masih dekat dengan jalan protokol, sedangkan kawasan yang sudah berada
dekat dengan sungai tidak terlayani selain mereka tidak mampu membayar
retribusi. Tidak memadainya sarana ini menyebabkan masyarakat masih
membakar sampah dan/atau yang lebih sering membuang sampah kesungai,
biasanya masyarakat datang dari luar kawasan sungai DAS siak juga membuang
sampah ke sungai pada saat malam hari .
Pernah dilakukan sosialisasi dan simulasi oleh badan-badan instansi
pemerintah mengenai daerah aliran sungai dan pengolahan air secara sederhana.
Sosialisi yang pernah dilakukan mengenani banjir oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Riau. Namun menurut keterangan warga hanya sekedar sosialisi tanpa adanya
implementasi yang di laksanakan.

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 14
BAB III
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

DAN BERKELANJUTAN

3.1 HASIL DATA

Berdasarkan hasil survey wawancara kelompok I pada hari Kamis, 28


September 2016 di pemukiman penduduk sekitar pinggiran sungai siak dekat
Jembatan Siak Leighton 3, didapatkan hasil sebagai berikut :

Lama
Usia Kelas
No Nama Pendidikan Pekerjaan Menetap
(tahun) Rumah
(tahun)
semi
1 Hertati 52 SLTA Wiraswasta 20
Permanen
Ari semi
2 65 SLTA Wiraswasta 1
Yusuf Permanen
Indra Ketua
3 46 SLTP Permanen 46
Jaya RT/Penjahit
Remond
4 44 SLTA Wiraswasta Permanen 30
Efendi
Semi
5 Emon 37 SLTA Security 27
Permanen
6 Reni 30 SMA Penjahit Permanen 5
7 Sri 41 S1 PNS Permanen 14
Tidak
8 Roslaire 54 SD Berjualan 40
Permanen

Tabel 3.1. Data Responden Sekitar Pinggiran Sungai Siak

Berdasarkan tabel 3.1 diatas dari 8 orang responden, diketahui bahwa rata-
rata penduduk sekitar pinggiran sungai siak dekat Jembatan Siak Leighton I
berusia diatas 30 tahun dengan pendidikan rata-rata SMA atau sederajat. Kelas
masyarakat sekitar pinggiran sungai siak dekat Jembatan Siak Leigton I dapat
dilihat dari kondisi rumah yang hampir semua responden sudah menmpati rumah

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 15
permanen. Lama menetap didekat sungai siak, rata-rata kesemua responden sudah
menetap lama disana dengan paling lama sudah ada yang menetap 40 tahun.

Berikut ini tabel pendapat responden tentang kualitas Sungai Siak tahun
2016:

No Kualitas Air Sungai Jumlah (orang) Persen (%)


1 Bersih (baik) 2 25
2 Kotor (buruk) 4 50
3 Berasa, Berbau dan Berwarna 2 25

Tabel 3.2.Pendapat Responden Tentang Kualitas Sungai Siak

Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat disimpulkan sebesar 50% responden


menyatakan bahwa kualitas Sungai Siak tahun 2015 adalah kotor atau buruk.

Berikut ini tabel sistem saluran buangan oleh responden sekitar Sungai Siak:

No Sistem Saluran Buangan Jumlah (orang) Persentase (%)


1 WC dirumah 6 52,5%
menggunakan septictank
2 WC umum 4 25%
menggunakan septictank
3 Jamban di tepi sungai 3 22,5%

Tabel 3.3. Sistem Saluran Buangan Oleh Responden Sekitar Sungai Siak

Berdasarkan tabel 3.3 diatas disimpulkan bahwa sistem saluran buangan


oleh responden sekitar Sungai Siak lebih banyak di WC rumah menggunakan
septictank, yaitu sebesar 52,5% dan paling sedikit yaitu menggunakan jamban
ditepi sungai siak dengan persentase 22,5%.

Berikut ini tabel 3.4 memaparkan sumber perolehan air bersih oleh
responden sekitar Sungai Siak dan tabel 3.5 memaparkan sumber perolehan air
minum oleh responden sekitar Sungai Siak :

No Sumber Air Bersih Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 16
1 Sumur Bor 5 52,5%
2 Sungai 1 22,5%
3 PDAM 2 25%

Tabel 3.4. Sumber Perolehan Air Bersih Oleh Responden Sekitar Sungai
Siak

No Sumber Air Minum Jumlah (Orang) Persentase (%)


1 Sumur Bor 2 25%
2 PDAM 6 75%

Tabel 3.5. Sumber Perolehan Air Minum Oleh Responden Sekitar Sungai
Siak

Berdasarkan tabel 3.4 dan 3.5 diatas, sumber perolehan air bersih dan air
minum berbeda. Untuk perolehan sumber air bersih persentase terbesar diperoleh
dari air sumur bor yaitu sebesar 52,5% dan paling kecil 22,5% dari air sungai,
sedangkan untuk sumber perolehan air minum lebih besar menggunakan air
PDAM dengan persentase 75% dan 25% nya dari air sumur bor.

Dari hasil wawancara 8 orang responden, sebagian besar responden dalam


menggunakan air Sungai Siak untuk kebutuhannya tidak dikelola terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Air dari sungai langsung
dibiarkan masuk kedalam jaringan pipa dan langsung digunakan, bisanya hanya
untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) bukan untuk konsumsi.

Sebagian besar responden yang menetap di pinggir Sungai Siak menyatakan


bahwa sering terjadi banjir di pemukiman mereka ketika musim hujan datang.
Menurut responden, penyebab terbesar terjadinya banjir disekitar pinggiran
Sungai Siak ini adalah karena pergantian musim dari musim kemarau ke musim
hujan yang mengakibatkan air sungai meluap ke pemukiman, tetapi ada juga yang
menyatakan sampah yang dibuang sembarangan ke sungai juga termasuk salah
satu faktor banjir.

Upaya yang dilakukan penduduk ketika banjir hanya pindah dan mengungsi
ketempat yang lebih tinggi dari rumahnya tetapi untuk upaya penanganan banjir
dari pemerintah telah dibuat bangunan turap dan pintu air respon umumnya

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 17
bekerja tetapi dikarnakan pembuangan sampah sembarangan mengakibatkan
tersumbat nya pintu air yang mengaliri air hujan ke badan sungai, serta mereka
hanya menunggu hingga air sungai surut. Akibat dari banjir ini banyak penduduk
yang terkena wabah penyakit seperti diare dan demam berdarah. Kebanyakan
responden menyebutkan bahwa sumber-sumber penghasil limbah di Sungai Siak
adalah limbah pabrik karet didekat Sungai Siak yang langsung dibuang ke badan
sungai dan sampah yang dibuang masyarakat langsung ke Sungai Siak. Menurut
responden yang kami wawancarai, sebagian besar responden menyatakan
pemerintah cukup tanggap dalam masalah banjir yang terjadi di sekitar Sungai
Siak. Pemerintah selalu memberikan bantuan berupa obat dan makanan serta
tenda pengungsian saat banjir. Namun demikian, solusi ini hanya bersifat jangka
pendek. Solusi pemerintah dalam mengatasi banjir jangka panjang cukup berhasil
dengan membangun turap dan pintu air. Warga menyatakan bahwa semenjak tiga
tahun terakhir banjir tidak lagi membahayakan.

3.2 UPAYA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI SIAK


YANG TELAH DILAKUKAN

Pemerintah telah membentuk UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang PPLH


(Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup) dengan tujuan mengupayakan
terwujudnya tindakan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Berikut ini
merupakan beberapa upaya pengelolaan sumber daya air yang dapat dilakukan:

1. Sosialisasi

Hampir semua masyarakat yang tinggal di sekitar sungai siak setuju bahwa
saat ini kondisi sungai Siak sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil
wawancara, bahwa selama ini sudah ada upaya dari pemerintah untuk melakukan
sosialisasi mengenai pengelolaan sungai Siak berbasis masyarakat. Pemerintah
mengajak masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah disana. Hanya saja
sosialisasi ini seperti belum mempunyai target. Pengelolaan sungai Siak tidak
akan berhasil bila pemerintah hanya berkutat pada sosialisasi pelarangan
membuang sampah ke sungai. Pemerintah seharusnya juga mesti memahami
kebutuhan masyarakat yang riil. Harus ada solusi yang terintegrasi yang

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 18
mengumpulkan seluruh aspek dimasyarakat, seperti lingkungan, ekonomi, sosial,
maupun budaya.

2. Pembangunan Sumur Bor

Seperti yang telah kita ketahui bahwa kualitas air yang ada di sungai Siak
sudah sangat buruk. Namun sampai saat ini, masih ada masyarakat yang
menggunakann air sungai Siak tersebut untuk mandi; cuci dan kakus. Hal ini
dilakukan sebagian orang karena kurangnya sumber daya air bersih di daerah
mereka. Oleh sebab itu, pembangunan sumur bor dapat digunakan untuk
meningkatkan kertersediaan air bagi masyarakat tersebut. Pemerintah telah
memberikan bantuan berupa sumur bor bagi masyarakat. Hanya saja, ini hanya
berupa solusi tunggal yang tidak mengakomodir seluruh aspek persoalan di
masyarakat. Air sumur bor kebanyakan terbuang sebaiknya dilakukan penyaluran
ke berbagai rumah yang ada di kawasan sungai siak,agar kebutuhan air bersih
dapat teratasi terhadap pengelolaan sumber daya air berkelanjutan. Padahal jika
pengelolaannya baik dan terintegrasi, bukan tidak mungkin untuk menjadikannya
air minum yang layak dan dikelola oleh masyarakat sendiri. Hal ini tidak hanya
dapat menyelesaikan masalah air minum, tapi mengurangi beban ekonomi dan
meningkatkan status sosial warga disekitarnya.

3. Penanaman Tanaman Bakau

Saat ini sepanjang Sungai Siak telah terjadi abrasi. Hal ini merupakan
dampak dari hilangnya berbagai tanaman yang menjadi penahan tekstur tanah
akibat penebangan liar. Untuk memperbaiki kondisi Sungai Siak tersebut
pemerintah pemerintah upaya berupa rehabilitasi (pemulihan) sungai, yaitu
dengan melakukan penanaman kembali tanaman penahan tekstur tanah. Dimana
salah satu tanaman yang sudah lama kita ketahui dapat menahan abrasi adalah
tanaman bakau. Cara ini cukup efektif, tapi tentu saja belum maksimal. Sepanjang
pengamatan kami, di beberapa titik masih terdapat tanah gundul yang rentan akan
abrasi.

4. Pembangunan Turap dan Pintu Pengendali Banjir

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 19
Salah satu solusi jangka panjang yang cukup berhasil dalam menangani
masalah banjir adalah pembangunan turap dan pintu air. Terbukti setidaknya
dalam tiga tahun terakhir, warga di sekita leighton 1 tidak lagi mengalami banjir.
Pemerintah telah membangun turap di sekitar kawasan tersebut dan membuat
pintu-pintu air pengendali banjir. Pemerintah juga memberdayakan warga sekitar
dalam proses pengelolaannya. Hanya saja saat ini, drainase besar penyalur air
banjir saat ini dipenuhi begitu banyak sampah dari warga. Ini bukti bahwa
kepedulian masyarakat sekitar akan lingkungan masih rendah.
5. Pembuatan Tempat Sampah Sementara
Salah satu permasalahan dikawasan sungai siak ialah masyarakat yang
membuan sampah di sungai,karena tidak adanya wadah untuk menampung
sampah,masyarakat hanya memilih cara singkat dalam membuang sampah ke
sungai,dengan adanya pembuatan tempah sampah sementara (TPS) dapat
meminimalisir adanya sampah yang ada di sungai serta mampu mengurang
jumlah timbulan sampah di pinggiran jalan.

3.3 FAKTOR PENGHAMBAT PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


SUNGAI SIAK

Faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan sumber daya air di Sungai


Siak antara lain sebagai berikut : (Tolong diuraikan 1 atau 2 paragraf,
dibandingkan dengan UU No 7 Tahun 2004 ttg PSDA. Seharusnya begini dan
begitu)

a. Koordinasi tidak berjalan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah


kabupaten/kota

b. Tidak ada integrasi antar dinas-dinas terkait.

c. Kondisi masyarakat

d. Tidak adanya anggaran khusus

e. Maraknya pabrik yang belum jelas status sertifikasi IPAL nya.

3.4 REKOMENDASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI


SIAK

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 110
Dari hasil wawancara terhadap masyarakat, didapatkan hasil sebagai
berikut. Hasil rekapitulasi dapat kami simpulkan beberapa rekomendasi guna
pengelolaan DAS Siak kedepan sebagai berikut:

1. Konservasi
Menambah kawasan hutan menjadi 30% luas DAS, seperti kebun sawit
yang berada dikawasan lindung sebagian besar setuju untuk dihutankan
kembali. Sedangkan untuk pemulihan kualitas air, perlu penegakan hukum
bagi masyarakat maupun industri yang melakukan pencemaran.
2. Persepsi masyarakat
Agar masyarakat tidak mencemari Sungai Siak melalui MCK, diusulkan
untuk membuat MCK umum, subsidi pembangunan MCK, penyuluhan
dan ditingkatkan pelayanan air bersih. Peran serta masyarakat dalam
pelestarian Sungai Siak diusulkan adanya kerjasama pemerintah dan
masyarakat atau melalui LSM, difasilitasi oleh pemerintah dan masyarakat
beserta LSM masing-masing.
3. Kelembagaan
Bentuk lembaga khusus pengelolaan DAS Siak, dimana bentuk
kelembagaan yang diusulkan adalah sekretariat bersama. Jadi akan di
dapatkan satu rencana dan satu pengelolaan terpadu antar daerah dalam
upaya pengelolaan sumber daya air
4. Pendayagunaan sumber daya air
Pendayagunaan untuk wisata sebagai salah satu daya tarik Sungai Siak,
tidak terfokus jelas, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek
yaitu pemancingan, nilai sejarah, lomba sampan, water front city, dan
restoran apung serta hiburan air lainnya. Penggunaan untuk air irigasi
tidak terdapat masalah, sedangkan untuk bahan baku air bersih disepakati
kualitas airnya rendah dan pengolahan belum baik, namun sebagian
menyebutkan tidak ada masalah. Sedangkan pengembangan sumberdaya
air untuk masa mendatang yang menjadi masalah adalah kebutuhan rumah
tangga, dan sebagian menyebutkan untuk industri, air minum, dan air
limbah masing-masing 17%. Keterlibatan dalam pengusahaan sumberdaya

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 111
air pada sebagian besar peserta adalah sebagian kecil sebagai pengawas
atau pemantauan kegiatan.

5. Pengendalian daya rusak


Pengendalian kerusakan banjir dengan kearifan lokal maupun pendekatan
saat ini diusulkan dengan pembangunan rumah panggung.Sedangkan
untuk perlindungan kerusakan lingkungan bantaran sungai, diusulkan
adanya pembatasan kapal dengan kecepatan tinggi serta pembatasan kapal
bobot besar agar transportasi sungai tersebut tetap berfungsi perlunya
dibuat peraturan untuk kapal-kapal tersebut.
6. Sistem informasi
Sistem pemantauan dan pengawasan kualitas maupun kuantitas air sungai,
tidak diperoleh usulan yang konkrit dari peserta, namun secara terpisah
meliputi pembentukan organisasi pemantauan atau satgas, dan dipantau
secara berkala. Sedangkan informasi banjir pada umumnya diperoleh
melalui pengumuman melalui mesjid dan alarm.
7. Tempat pembuangan sampah
Guna agar masyarakat tidak lagi membuang sampah rumah tangga yang
mereka hasilkan ke sungai siak, hendaknya pemerintah menyediakan
berupa tempat pembuangan sampah secara komunal jadi masyarakat bisa
mengumpulkan sampah-sampah mereka di satu wadah dan membuang nya
di tempat sampah yang telah di sediakan di masing-masing gang
perumahan mereka.
8. Retribusi masyarakat
Adanya pemungutan retribusi bagi masyarakat hilir untuk masyarakat
yang tinggal di hulu sungai agar mereka dapat menjaga kualitas air sungai
dan tidak melakukan pencemaran. Misalnya penebangan hutan yang akan
mengakibatkan banjir didaerah hilir jika terjadi hujan deras dengan debit
yang cukup besar, pembuangan limbah domestik maupun industri,dan lain
sebagainya.
9. Pembangunan waduk dan bendungan

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 112
Bagi masyarakat di daerah hulu dan tengah sungai di bangun waduk dan
bendungan guna untuk menegendalikan banjir dan pembangkit energy
listrik,juga sebagai penyaluran air berbagai keperluan domestic, industry
dan pertanian bagi masyarakat. Dan untuk bagian hilir di bangun
bendungan untuk mencegah intrusi air laut.
10. Pemantauan sumber daya air,penggunaannya dan pencemarannya.
Menerapkan sistem pengawasan yang efektif yang menyediakan informasi
pengelolaan yang penting dan mengidentifikasi dan merespon atas
pelanggaran terhadap hukum, peraturan dan izin. Misalnya melaksanakan
survei hidrologis, geografis dan sosio-ekonomi dengan tujuan perencanaan
dan pembangunan sumberdaya air.

Pengelolaan Sumber Daya Air DAS Siak Sektor Leighton 3


Teknik Lingkungan Universitas Riau 113

Anda mungkin juga menyukai