Anda di halaman 1dari 5

MEGA MELISA SETIAWAN

04311740000046

1. Jelaskan prinsip kerja dari pengelasan, solder, dan brazing


a) Prinsip kerja pengelasan

Proses pengelasan memiliki beberapa metode yang berbeda. Pertama, pengelasan dengan
cara menggunakan energi listrik, yaitu dengan cara melelehkan dua potong logam secara
bersamaan serta menambahkan logam pengisi (filler) di antara sendi-sendi kedua logam
tersebut sehingga keduanya akan saling mengikat satu sama lain. Yang kedua adalah dengan
cara menggunakan gas bertekanan sebagai bahan bakar untuk melelehkan dua logam
tersebut dan yang ketiga adalah dengan cara mengombinasikan cara pertama dengan cara
kedua yaitu kombinasi antara listrik dengan gas bertekanan. Tidak seperti proses
penyambungan dengan metode brazing ataupun soldering yang hanya mencairkan logam
pengisinya saja tetapi tidak melelehkan bagian dari logam induknya, metode pengelasan ini
melelehkan sebagian dari logam induk hingga membentuk ikatan kohesif yang kuat. Pada
artikel ini , kita akan melihat lebih dekat bagaimana proses pengelasan tersebut.

Arc Welding Torch Welding

b) Prinsip kerja solder

solder listrik biasanya terdiri dari elemen pemanas, kepala/mata solder dan gagang. cara
kerjanya sederhana yaitu arus listrik melalui elemen pemanaas (bahan yang memiliki
resistansi tinggi), selanjutnya panas yang terbentuk disalurkan melalui bahan yang
mudah menyalurkan panas (biasanya tembaga) dan selanjutnya panas merambat ke
kepala/mata solder. Tapi suatu saat temperatur solder akan konstan (tidak akan naik
terus) hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan solder sama dengan panas yang hilang
ke udara atau dipakai untuk melumerkan timah, sehingga tidak akan menghancurkan/
merusakkan solder. Biasanya digunakan untuk membantu membongkar atau merakit
rangkaian elektronika yang terdapat pada sebuah papan pcb.

c) Prinisip kerja brazing (mematri)

Brazing adalah proses penyambungan di mana filler metal diletakkan di antara


permukaan benda yang akan disambungkan(atau di keliling benda) dan dengan
temperatur yang terus meningkat hingga melelehkan filler metal tanpa melelehkan
benda kerja,seperti pada fusion welding. Brazing merupakan proses liquid-solid-state
bonding. Selama pendinginan filler metal (dalam rangka menjadikannya padat)
terbentuk sambungan yang kuat. Filler metal yang biasa digunakan meleleh pada 450°C,
di bawah titik leleh benda kerja.
2. Jelaskan prinsip kerja dari jenis-jenis pengelasan berikut ini ; a. Las SMAW, b. Las OAW, c. Las
Thermit, d. Las SAW, e. Las PAW, f. Las FCAW, g. Las GMAW, h. Las GTAW

Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) Saat ujung elektroda didekatkan pada benda
kerja terjadi panas listrik (busur listrik) yang
membuat antara benda kerja dengan ujung
elektroda terbungkus tersebut mencair
secara bersamaan. Dengan adanya pencairan
ini maka kampuh pada lasan akan terisi oleh
cairan logam dari elektroda dan logam induk
a.
yang mencair secara bersamaan. Elektroda
sendiri merupakan kawat/logam yang
terbungkus fluks. Fluks pada elektroda
berfungsi sebagai pemantap busur dan juga
sebagai sumber terak (slag) yang akan
melindungi hasil las yang baru dari
kontaminasi udara luar.
Las OAW (Oksigen Asetilen Welding) Proses pengelasan gas yang menggunakan
sumber panas nyala api melalui pembakaran
gas oksigen dan gas asetilen untuk
mencairkan logam dan bahan tambah.
Dalam pengelasan OAW ini biasanya
b digunakan hanya untuk plat plat tipis, hal ini
. dikarenakan sambungan las Oxigen Acetyline
ini mempunyai kekuatan yang rendah
dibandingkan las busur listrik.

proses pengelasan di mana panas untuk


penggabungan dihasilkan dari logam cair
Las Thermit yang berasal dari reaksi kimia Thermit.
Thermit merupakan merk dagang
dari thermite, yakni sebuah campuran
serbuk aluminium dan besi oksida yang bisa
c. menghasilkan reaksi exothermic ketika
dibakar. Bahan tambah atau filler pada
pengelasan ini berupa logam cair. Logam cair
tersebut dituang pada sambungan yang
telah dilengkapi dengan cetakan. Proses
penggabungan ini lebih mirip dengan
pengecoran.
d Las SAW submerged arc welding Pada proses ini busur listrik yang
. memanaskan logam induk, flux da ujung
elektroda tejadi di elektroda dan logam
induk, di dibawah rendaman flux. Seperti
halnya proses-proses elektroda terumpan
lainnya, elektroda selain berfungsi sebagai
pembangkit busur listrik juga akan tercairkan
menjadi logam pengisi. Flux yang terbakar
menjadi terak cair yang mengambang di atas
kawah las cair, dan menimbulkan gas. Proses
ini dlindungi oleh terak cair, gas dan sisa flux
yang tidak mencair. Oleh karenanya proses
ini tidak dipengaruhi oleh tiupan angin yang
mungkin terjadi dipermukaan. Pada proses
ini pengumpanan elektroda terjadi secara
terus menerus, dilakukan secara mekanis
dengan rol-rol pengumpan yang dapat diatur
kecepatannya sesuai dengana keinginan,
yang merupakan kecepatan pengumpanan
(Feeding Speed) . Kecepatan majunya proses
(travel speed) dapat dilakukan dengan
prosesnya yang bergerak maju atau logam
kerjanya yang bergerak. Variabel-variabel
pengoperasian ini diatur pada panel
pengatur.
Las PAW (Plasma Arc Welding) Plasma Arc Welding merupakan bagian dari
pengelasan busur listrik dan prosesnya
serupa dengan Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW/TIG welding) yaitu menggunakan
elektroda tak terkonsumsi dari tungsten
untuk menghasilkan busur listrik pada benda
kerja. Perbedaannya adalah pada PAW
terjadi aksi konvergensi gas inert di
lubang nozzle pada obor las (welding torch)
sehingga menghasilkan penguatan busur
e. listrik. Plasma pada PAW dihasilkan dari
aliran Argon yang bervolume rendah melalui
bagian dalam lubang obor pada obor las
plasma.

f. Las FCAW (Flux Cored Arc Welding) FCAW merupakan kombinasi antara proses
SMAW, GMAW dan SAW. Sumber energi
pengelasan yaitu dengan menggunakan arus
listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau
melalui trafo dan atau rectifier. Flux cored
arc welding atau las busur berinti flux mirip
dengan proses las GMAW, yaitu
menggunakan elektroda solid dan tubular
yang diumpankan secara kontinyu dari
sebuah gulungan. Elektroda diumpankan
melalui gun atau torch sambil menjaga busur
yang terbentuk diantara ujung elektroda
dengan base metal. FCAW menggunakan
elektroda dimana terdapat serbuk flux di
dalam batangnya. Butiran-butiran dalam inti
kawat ini menghasilkan sebagian atau semua
shielding gas yang diperlukan. Jadi
berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh
gas pelindung berasal dari sumber luar.
FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung
tambahan, tergantung dari jenis elektroda,
logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan
yang dikerjakan.
Las GMAW (Gas Metal Arc Welding) Dasar dari proses pengelasan jenis ini adalah
proses pencairan logam. Proses tersebut
akan terjadi dari adanya busur las yang
terbentuk antara kawat las dan benda kerja.
Pada saat kawat las diarahkan ke benda
kerja, akan terjadi busur las yang
menghasilkan panas dan kemudian akan
mencairkan logam kawat las dan logam
benda kerja sehingga mencair bersama dan
g.
akan membentuk sambungan permanen,
dalam posisi tersebut gas pelindung yang
berupa gas dapat melindungi las dari udara
luar sehingga bisa membentuk suatu
sambungan yang permanen. Arus yang
digunakan pada proses pengelasan GMAW
adalah arus searah (DC) dan posisi elektroda
kutub positif atau disebut dengan polaritas
terbalik agar transfer logam bisa sempurna.
Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Panas dari busur terjadi diantara elektrode
tungsten dan logam induk akan meleburkan
logam pengisi ke logam induk di mana
busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau
He). Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas =
Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
merupakan sumber panas, untuk
pengelasan. Titik cair elektroda wolfram
sedemikian tingginya sampai 3410° C,
h
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
.
busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan
nosel keramik untuk penyembur gas
pelindung yang melindungi daerah las dari
luar pada saat pengelasan. Sebagian bahan
tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang
digerakkan dan didekatkan ke busur yang
terjadi antara elektroda wolfram dengan
bahan dasar. Sebagi gas pelindung dipakai
gas inert seperti argon, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakainnya tergantung dari jenis logam
yang akan dilas.

Anda mungkin juga menyukai