1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat vmengetahui serta memahami
sifat sifat fisik, mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan perkerasan jalan yang
benar.
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat
a. Menentukan titik lembek aspal dan ter berkisar antara 30° C sampai 200°C
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian titik lembek aspal dan ter dengan
benar
c. Menggunakan peralatan dengan terampil
1.7 Referensi
a. AASHTO T-53-74
b. ASTM D-36-70
c. PEDC. Bandung. Pengujian Bahan. Edisi 1983
1 0 0 0
2 5 38 38
3 10 1.19 1.19
4 15 2.15 2.15
5 20 3.15 3.15 41 (°C) 49 (°C)
6 25 4.14 4.14 8.33 s 8.55 s
7 30 5.18 5.18
8 35 6.35 6.35
8 40 7.55 7.55
1.8 Kesimpulan
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dengan waktu 8.33 detik bola
baja 1 mendesak turun lapisan aspal pada suhu 41 °C dan dengan waktu
8.55 detik bola baja 2 mendesak turun lapisan aspal pada suhu 49 °C.
1.9 Dokumentasi Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Intruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini anda akan dapat mengetahui serta
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan perkerasan
jalan dengan benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :
a) Menentukan nilai penetrasi bitumen keres atau lembek (solid or semi solid)
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian penetrasi bitumen keras atau
lembek dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu
tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu
c) Menggunakan peralatan dengan terampil
2.3 Peralatan
a) Termometer, sesuai dengan ketentuan
b) Alat penetrasi yang dapat menggerakkanpemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
c) Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gram yang dapat dilepas dengan
mudahdari alat penetrasi untuk peneraan.
d) Pemberat dari (50 ± 0,05) gram dan (100 ± 0,05) gram, masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
e) Jarum penetrasi terbuat dari stainless steel mutu 440C, atau HRC 54 sampai 60
dengan ukuran dan bentuk gambar (2.1). ujung jarum harus berbentuk kerucut
terpancung.
f) Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasr rata
dengan ukuran sebagai berikut:
g) Bak perendam (water bath), terderi dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian ± 0,1º C. Bejana
dilengkapi dengan plat dasr berlubang-berlubang, terletak 50 mm diatas dasr
bejanadan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
h) Nampan air untuk merendam benda uji, dengan isi tidak kurang dari 350 mL
dang tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
i) Pengukur waktu (stop watch) dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau
kurang dari kesalahan tertinggi 0,1 detik per 60 detik.
2.6 Pelaporan
a) Laporkan angka penetrasi rata-rata dari sekurang-kurangnya 3 pembacaan
dalam bilangan bulat.
b) Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Hasil-hasil pembacaan tidak boleh melampaui toleransi di bawah ini :
Hasil Penetrasi 0-49 50-149 150-249 200
Toleransi 2 4 6 8
2.7 Referensi
a. AASHTO T-49-68
b. ASTM D-5-71
c. PEDC. Bandung. Pengujian Bahan. Edisi 1983
Tabel 2.1 Data Pengujian Penetrasi
Pembacaan Penetrasi Benda Uji
No. (mm)
I II
1 85 84
2 87.5 84.5
3 84 86
4 85.5 85
5 84.5 84
6 86.5 86
7 84.5 84
8 86 83.5
9 87 84
10 84 83.5
Rata-rata 84.95
2.8 Kesimpulan
Dari data di atas diperoleh besarnya penetrasi yaitu 84.9 Jadi, konsistensi
aspal sesuai dengan batas toleransi karena sebesar 84.9 pada batas 10 kali
percobaan.
2.9 Dokumentasi Pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen
Gambar 2.4
Gambar 2.3
memanaskan benda cawan
uji
Gambar 2.5 Alat
penetrometer yang
dilengkapi dengan jarum
dan beban
3. PENGUJIAN BERAT JENIS BITUMAN DAN TER
3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui serta
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan
pengerasan jalan dengan benar.
3.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan berat jenis bitumen keras dan ter dengan picnometer.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis bitumen keras dan ter
dengan benar.
c. Membandingkan berat bitumen atau ter dan berat air suling dengan isi yang
sama dengan berat tertentu.
d. Menggunakan alat dengan terampil
3.3 Peralatan
a. Termometer sesuai dengan ketentuan.
b. Bak perendam yang dilengkapi pengaturan suhu dengan ketelitian (25±0,1) °C.
c. Piknopmeter.
d. air suling sebanyak 1000cm3..
e. Nampan.
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
3.4 Benda Uji
a. Panaskan contoh bitumen keras atau ter sebanyak ± 50 gram, sampai
menjadi cair dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Suhu
pemanasan tidak boleh melebihi 56°C di atas titik lembek, dan dalam
waktu 30 menit.
b. Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian dan diamkan pada suhu ruangan sampai dingin.
3.6 Perhitungan
Hitunglah berat jenis dengan rumus
(C–A)
Berat jenis Asp =
(B–A)–(D–C)
3.7 Pelaporan
a. Laporkan nilai berat jenis rata-rata, minimal dari dua benda uji dengan 3
desimal
b. Kesimpulan dari hasil uji yang di peroleh.
3.8 Referensi
a. AASHTO T-228-68
b. ASTM D-70-72
C. PEDC. Bandung. Pengujian Bahan. Edisi 1983
Tabel 3.1 Data Pengujian Berat Jenis Aspal
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Piknometer + penutup (A)
29 27.1
(C – A)
Berat jenis aspal = 0.98 1.07
(B – A) – (D – C)
Berat jenis aspal rata – rata 1.025
3.9 Kesimpulan
Dari data di atas diperoleh berat jenis aspal yaitu sebesar 1,025 pada suhu
25°C. Jadi, dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa berat jenis aspal sesuai
dengan kisaran antara 1, 025 – 1,035 pada suhu 25°C yang berarti aspal tersebut
bersifat keras karena berat jenisnya tinggi.
3.10 Dokumentasi Pengujian Berat jenis Bitumen dan Ter