Anda di halaman 1dari 11

CASE HARDENING

I
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“PENGERASAN PERMUKAAN (CASE HARDENING)”

.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik Terapan II . Makalah ini kami buat dengan sebaik
baiknya agar dapat memenuhi nilai tugas mata kuliah Material Teknik Terapan II. Semoga Makalah “PENGERASAN PERMUKAAN
(CASE HARDENING)” ini dapat dipahami pembaca dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa, dan penyampaian materi yang kurang berkenan. Kami meminta maaf kepada para Pembaca . Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para pembaca.

Semarang, 28 Juni 2018

Penyusun
II
DAFTAR ISI

CASE HARDENING
Case hardening .......................................................................................................................................................................................................................I
Kata Pengantar ..................................................................................................................................................................................................................II
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................................................................III
BAB I ..................................................................................................................................................................................................................................1
1. PENDAHULUAN .........................................................................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan ...........................................................................................................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................................................................................................................................3
2. PEMBAHASAN ...........................................................................................................................................................................................................3
2.1 Proses carburizing .............................................................................................................................................................................................3
2.2 Proses Nitriding .................................................................................................................................................................................................4
2.3 Karbonitridisasi / Carbonitriding .......................................................................................................................................................................5
2.4 Flame Hardening ...............................................................................................................................................................................................6
2.5 Pengerasan Induksi ...........................................................................................................................................................................................6
BAB III ....................................................................................................................................................................................................................................8
3. PENUTUP ...................................................................................................................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................................................................................................................8

III
BAB I

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam adalah material pokok yang sering digunakan di dunia pemesinan dan industri, contohnya baja. Untuk itu dibutuhkan bahan
banyak hal seringkali keuletan atau ketangguhan diperlukan di samping sifat tahan ausnya
yang keras, tahan aus,ulet, dan tidak getas. Dalam
Untuk dapat mencapai sifat tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam proses dan metode salah satunya seperti Case Hardening.
Pada Case Hardening (Pengerasan Permukaan) akan menyebabkan lapisan permukaan luar atau kulit terjadi tegangan sisa. Hal ini
menjadikan benda tahan terhadap batas kelelahan naik.

Kekerasan pada proses pengerasan dipengaruhi oleh komposisi kadar karbon yang di kandung baja sebelum dikersakan, proses
pengerasan, jenis dan bahan pendingin yang digunakan pada proses pengerasan. Salah satu cara untuk mendapatkan permukaan yang
keras. Dalam ilmu bahan, kekerasan suatu baja karbon sangat berkaitan erat dengan kadar karbonnya. Semakin tinggi kadar karbon dalam suatu
logam maka kemampuan logam tersebut untuk dikeraskan akan semakin baik.

Dalam proses pengerasan, baja didinginkan dengan cepat dari temperatur austenit sehingga mencapai temperatur kamar dalam
media quench air atau oli. Tujuannya untuk mencegah terjadinya tranformasi fasa austenit menjadi fasa pearlit dan mendapatkan struktur
mikro yang diinginkan, yaitu fasa martensit. Fasa martensit merupakan fasa dengan harga kekerasan yang paling tinggi bila dibandingkan
dengan fasa - fasa yang lain. Salah satu cara untuk mendapatkan permukaan yang keras adalah dengan cara carburizing yaitu benda keja
dimasukkan kedalam kotk baja berisi bahan carburizing dengan menyisakan ruang ± 50 mm. Setelah ditutup, dipanaskan perlahan lahan hingga
mencapai suhu carburizing (850 -1000)0 C dan ditahan pada suhu tersebut selama beberapa jam. Lalu Nitriding, tidak mencapai pemanasan pada fase
austenite dan di quenching membentuk martensit. Manual flame hardening adalah metode pengerasan permukaan dengan menggunakan nyala api
karburasi oksi - asetilen yang ditambah dengan pendinginan kejutan dan dilakukan secara manual. Dengan metode ini diharapkan dapat terbentuk
logam tempa dengan permukaan yang keras dan bagian dalam logam yang ulet.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hubungan antara waktu dan temperature terhadap kedalaman dalam proses Carburizing
2. Bagaimana Hubungan antara kekerasan terhadap kedalaman pada proses nitriding
3. Bagaimana Hubungan antara waktu, temperature, dan kedalaman pada flame hardening

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk Hubungan antara waktu dan temperature terhadap kedalaman dalam proses Carburizing
2. Untuk Hubungan antara kekerasan terhadap kedalaman pada proses nitriding
3. Untuk Hubungan antara waktu, temperature, dan kedalaman pada flame hardening

2
BAB II
2. PEMBAHASAN

2.1 Proses carburizing

Proses Carburizing dikenal dengan proses pengerasan permukaan (Suface hardening). Proses ini digunakan pada elemen mesin yang
diinginkan permukaannya yang keras tetapi bagian inti tetap liat, misalnya pada roda gigi, poros yang berputar sehingga keausan elemen tersebut
dapat dikurangi. Proses carburizing dilakukan dengan memanaskan baja disekitar temperature transformasi austenit antara (816 – 983) oC
tergantung kadar karbon C material dapat dilihat pada diagram fasa baja karbon didalam lingkungan yang kaya akan kadar karbon. Bahan sebagai
sumber karbon diantaranya arang, coal (briket batu bara), cyanide, sodium carbonate, atau barium carbonate, hydrocarbon methane dan propane.

Kedalaman pelapisan baja adalah fungsi dari waktu carburizing dan tersedianya(potensial Karbon) pada permukaan. Jika waktu carburizing
cukup lama digunakan untuk kedalaman lapisan, potensial karbon tinggi produknya adalah, permukaan dengan kandungan karbon tinggi yang
menghasilkan kelebihan tertahannya austenite atau carbide bebas.

Baja dibuat untuk penggunaannya butirannya cukup kasar dapat di karburizing jika dua kali di Quenching untuk menyediakan butiran halus.
Karburizing baja butiran kasar lebih diperhatikan karena temperature rendah dan siklus waktu pendek

cara proses Carburizing:

3
a. Carburizing dengan media padat

Komponen yang dimasukkan dalam kotak baja yang berisi bahan carburizing yaitu bahan kaya akan karbon seperti Dufferi, tempurung
kelapa atau arang yang ditambah katalisator kurang lebih 40 % yang dimaksudkan untuk mempercepat karbon dalam reaksi kimia. Setelah ditutup
rapi dipanaskan secara perlahan-lahan hingga mencapai suhu (900-950) oC dan ditahan lebih dari 6 jam sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki.

b. Carburizing dengan media cair

Carburizing ini dilakukan dengan memanaskan komponen kurng lebih 900 oC selama 3 jam atau lebih pada satu dapur khusus yang mengandung gas
hydrocarbon methane atau propane, sehingga pada permukaan komponen akan tersimpan atom karbon.Carburizing ini banyak digunakan karena
mempunyai kelebihan yaitu permukaan komponen tetap bersih,hasil yang diproses lebihbanyak, kandungan karbon pada lapisan permukaan dapat
dikontrol.Jika besi dipanaskan dalam lingkungan yang kaya akan karbon maka pada permukaan material terbentuk lapisan yang kaya akan karbon.
telah temperature pemanasan tercapai dan ditahan pada temperature tersebut dengan selang waktu tertentu, maka karbon akan berdifusi sampai
kedalaman tertentu sesuai dengan kedalaman pengarbonan yang dikehendaki.

c. Gas carburizing

Proses baja dimasukkan dapur panas pada temperatur 900-950 derajat celcius. Dari proses tersebut akan diperoleh lapisan
hypereutectoid yang tidak diinginkan maka perlu dihilangkan cara diffusion period, yaitu dengan penghentian aliran gas carburzing masih
dalam kondisi pemanasan.

2.2 Proses Nitriding

Nitriding adalah proses pengerasan permukaan dengan jalan mendifusikan unsur nitrogen ke permukaan larutan pada logam/baja dan besi cor
feritik, yaitu dengan cara memanaskan dan menahan logam/baja dan besi cor tersebut pada temperatur dibawah temperatur kritis bawah (antara
500-590oC) selama periode waktu tertentu dalam kontak dengan gas atau cairan yang mengandung unsur nitrogen.Seluruh baja dan besi cor yang
dapat dikeras haruslah dikeraskan dan di”temper” dahulu sebelum dilakukan proses nitriding, dimana temperatur tempering harus cukup tinggi
untuk menjaga kestabilan struktur pada proses nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).

Proses nitriding dilakukan dengan tujuan:

- mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi

4
- meningkatkan ketahanan pakai dan sifat “antigalling”

- meningkatkan ketahanan terhadap umur kelelahan

- meningkatkan ketahanan terhadap korosi

- meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap kenaikkan tem

peratur sampai temperatur nitriding.

Dikenal dua jenis proses nitriding, yaitu: liquid nitriding dan gas nitriding. Pada umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama proses
dibutuhkan juga sama, tetapi proses gas nitriding biasanya lebih disukai bila diinginkan kedalam penetrasi nitrogen yang lebih besar. Pada proses
liquid nitrididng media yang digunakan adalah campuran garam-garam, yaitu: NaCN, Na2CO3, KCl dan beberapa bahan pengaktif lainnya. Pada
proses nitriding media yang digunakan adalah: gas amonia.Berdasarkan diagram fasa biner Fe-N (gambar 2.6)8) dapat diperkirakan bahwa beberapa
lapisan dapat terbentuk pada temperatur 500-6000C, yaitu berturut-turut pada bagian dalam (dekat substrat) kebagian terluar: α-Fe, γ-Fe4N dan ε-
Fe2N.

2.3 Karbonitridisasi / Carbonitriding

Merupakan proses pengerasan permukaan gabungan antara karburisasi dan nitridisasi. Proses ini menggunakan media gas yang kaya
dengan karbon dan amonia dan dipanaskan diatas suhu kritis ( 950 - 970 ºC ). Ketebalan kekerasan lapisan permukaan yang dapat
5
dihasilkan antara 0.08 – 0.75 mm. Bentuk dari sifat carbonitriding beda dengan karuburizing dan nitriding, karena karbon nitriding
mengandung nitorgen dan penirtian. Karboitriding mempunyai hardenability yang lebih baik dari karburizing.

2.4 Flame Hardening

Flame Hardening adalah proses laku panas untuk pelapisan permukaan baja denga cara pemanasan cepat hingga mencapai temperature
kritis, sehingga lapisan butiran menjadi austenite kemudian diquenching, tranformasi akhir menjadi martensit. Kontras dalam pendinginan lambat
dan tranformasinya, sebagaimana temperature melalui tingkat pearlit, bainit, martensit dengan struktur akhir kombinasi ketiganya. Flame Hardening
dilakukan dengan arah pergeseran api temperature tinggi atau produk gas bberkecepatan tinggi. Bagian yang bertemperatur tinggi kemudian
didinginkan dengan suatu laju tertentu yang menghasilkan tingkat kekerasan tertentu dan sifat tertentu.

2.5 Pengerasan Induksi

6
Proses ini, panas diperoleh dari arus bolak-balik bermerupakan metode pemanasan yang dapat melakukan pengerasan permukaan
melalui proses pengerasan dantemepring pada benda kerja.
Pada frewensi tinggi dari konverter oscilator yang menghasilkan arus eddy pada lapisan permukaan logam yang kemudian menjadi
panas.
Kedalaman pemanasan tergantung dari daya dan frekwensi arus listrik yang digunakan dan kandungan karbon dari material benda
kerja

7
BAB III
3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada proses carburizing kedalaman/ketebalan lapisan bergantung pada temperature dan lamanya waktu. Semakin lama proses Carburizing
semakin dalam pula kekerasan yang dicapai.

Lapisan permukaan pada benda pada proses nitriding tidak diinginkan karena sangat keras dan getas. Khusus proses nitriding digunakan untuk
mengurangi lapisan yang membuat rapuh. Jadi, semakin dalam kekerasannya maka tingkat kekerasannya semakin menurun.

Anda mungkin juga menyukai