Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dampak dari kemajuan teknologi yang sangat pesat, kini juga dirasakan oleh
dibidang kesehatan. Teknologi yang sangat modern dapat mendukung
kemajuan dibidang kesehatan, salah satunya kemajuan disistem informasi, yang
dapat dimanfaatkan perawat sebagai sarana untuk promosi kesehatan.
Kompilasi data estimasi pengguna Internet di Indonesia dari berbagai
sumber mencapai sedikitnya 45 juta pada akhir tahun 2010 dan menurut
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) optimistik akan
mencapai 60 juta terutama karena didorong oleh trend mobile access. Kompilasi
data survey pasar menunjukkan Indonesia memiliki rasio kepemilikan
perangkat akses internet tertinggi, kenaikan jumlah gadget paling banyak dan
penurunan tarif layanan (termasuk paket data Internet) paling tajam di kawasan
ASEAN walau di tengah isu resesi ekonomi (Salahuddien, 2011).
Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau. Perawat semakin dituntut untuk professional dan
mengedepankan perkembangan teknologi dibidang kesehatan, termasuk dalam
pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan terutama pelayanan
keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan
dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia maya” (cybernet), dapat
terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing) dimanapun ia berada.
Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan keperawatan yang diberikan
dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi dibidang informasi karena
keterbatasan fasilitas maupun geografis atau karena tujuan efektifitas dan
efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak harus datang ke tempat-tempat
pelayanan kesehatan. Trend keperawatan Indonesia di Tahun 2020 diharapkan
sudah mampu mengaplikasikan inovasi ini nantinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi telenursing?
b. Bagaimana manfat telenursing?
c. Apa saja kekurangan telenursing?
d. Apa saja media yang digunakan dalam telenursing?
e. Bagaimana prinsip-prinsip dari telenursing?
f. Bagaimana aplikasi dari telenursing?
g. Apa saja masalah penerapan dari telenursing?
h. Bagaimana penelitian telenursing?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi telenursing
b. Mengetahui manfat telenursing
c. Mengetahui kekurangan telenursing
d. Mengetahui media yang digunakan dalam telenursing
e. Mengetahui prinsip-prinsip dari telenursing
f. Mengetahui aplikasi dari telenursing
g. Mengetahui masalah penerapan dari telenursing
h. Mengetahui penelitian telenursing

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Telenursing


Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) merupakan
penggunaan teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan
keperawatan klien yang menggunakan saluran elektromagnetik dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat diartikan
juga telenursing adalah sarana informasi keperawatan yang menghubungkan
perawat dan klien dengan menggunakan media massa, radio, tefon, video, dan
lain-lain.
Telenursing adalah informatika keperawatan menghubungkan ilmu
keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola
dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek
keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi,
dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam
pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan.
(Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002).
Telenursing merupakan praktek keperawatan di dunia maya dan digunakan
dalam rangka pemberian pelayanan keperawatan dalam bentuk informasi antara
pasien dan perawat. Telenursing juga diartikan sebagai penggunaan teknologi
telemedicine dalam memberikan pelayanan dan praktek keperawatan.
Telenursing sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring. Telenursing merupakan upaya pemanfaatan
teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian dalam pelayanan kesehatan dimana perawat dan pasien tidak
berada dalam lokasi yang sama atau berada dalam jarak yang jauh.
The International Council of Nurses (ICN) menyatakan bahwa telenursing
berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan
untuk memenuhi peratan pasien, yang melibatkan penggunaan teknologi
komunikasi elektronik dan teknologi informasi untuk menyediakan advice

3
keperawatan atau untuk mensupport aktifitas keperawatan jarak jauh antara
penyedia pelayanan keperawatan dan pasien. Jadi telenursing dapat diartikan
sebagai aplikasi proses telemedis dalam keperawatan dengan menggunakan
komunikasi jarak jauh.
2.2 Manfaat Telenursing
Manfaat penggunaan telenursing antara lain :
a. Mengurangi waktu tunggu pasie dan mengurangi kunjungan rumah sakit
yang tidak perlu
b. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan (efisien biaya
pasien)
c. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dalam bentuk informasi,
d. memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi
atau jauh dari pusat pelayanan kesehatan.
e. Dalam bidang pendidikan keperawatan dimanfaatkan juga dalam bentuk
distance learning dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan
f. berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan
di rumah dan perawatan dapat dilakukan oleh keluarga
g. meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care), dan
meningkatkan kepuasan atara perawat dan pasien.
h. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk
mengakses penyedia layanan melalui: konferensi video dan internet
(American Nurse Assosiation, 1999).

2.3 Kekurangan Telenursing


Kekurangan dari sistem telenursing antara lain:
a. tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan
mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena
anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama
untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.

4
b. kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet atau
terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain
sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan.
c. meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

2.4 Media Telenursing


Media yang juga harus tersedia dalam pengaplikasian telenursing adalah
a. Telepon ( telepon seluler )
b. Personal Digital System (PDA)
c. Mesin faksimili (faks)
d. koneksi Internet
e. Video atau audio conferencing
f. Teleradiolog
g. Komputer sistem informasi
h. Teleborotic

2.5 Prinsip-prinssip Telenursing


Prinsip dari pengaplikasian telenursing tidak boleh merubah sifat dasar
asuhan keperawatan. Dalam penggunaan telenursing, perawat juga melakukan

5
proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dan
dokummentasi keperawatan. Selain itu perawat juga memberikan informasi
kesehatan, pendidikan kesehatan, dan arahan serta dukungan kepada pasien,
yang membedakan dengan praktek asuhan biasa adalah hungan antara pasien
dan perawat terjadi melalui media yang berupa telepon, internet, computer,
radio, dan lain-lain.

2.6 Aplikasi Telenursing


Penerapan Telenursing di rumah atau di rumah sakit dapat melalui pusat
telenursing. Home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di
dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet
yang dilakukan dengan keluaraga pasien atau dapat juga oleh pasien secara
langsung.
Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu
untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
contoh bagaimana mengganti baju bayi, memberikan injeksi insulin atau diskusi
tentang sesak nafas pada anak. Telenursing membantu pasien dan keluarga
untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan penyakit yang diderita pasien,
khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal ini mendorong perawat
menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online
untuk pasien dan keluarga pasien.
Praktek menggunakan telenursing adalah:
a. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT
Scan, foto rontgen, dsb.
b. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien di
rumah atau ditempat yang jauh dari rumah sakit tempat pasien berobat.
c. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah seperti, tekanan
darah, nadi pernafasan, suhu dan sebagainya yang dapat dilakukan keluarga
atau pasien secara langsung.
d. Membantu wisatawan untuk mendapatkan pelayanan perawatan atau
kesehatan dengan mudah di tempat tujuan mereka.

6
e. Membantu operasi keadan klien dari jarak jauh. (dalam bentuk informasi
antar perawat atau doter).
f. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan
keperawatan berkelanjutan yang bermanfaat untuk pasien dalam
pearawatan di rumah.
g. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan
waktu konseling yang dapat di akses o;eh siapa saja, kapan saja dan dimana
saja.

2.7 Masalah dalam Penerapan Telenursing di Indonesia


Manfaat dari penerapan telenursing memang sangat membantu dibidang
keperawatan, namun ada beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam
pengaplikasian telenursing.
a. Infrastruktur
Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki masalah dalam bidang
infrastruktur, karena pengoprasian teknologi telenursing tentu harus
didukung oleh infrastruktur yang memadai agar dapat beroprasi secara
maksimal. Pengembangan infrastruktur tersebut tentu membutuhkan harga
yang mahal, ini merupakan masalah karena apabila infrastruktur tidak
dibenahi maka pengoprasian telenursing tidak dapat maksimal, dan akses
untuk klien juga akan terganggu.
b. Aspek legal
Di beberapa negara, perawat yang melakukan telenursing harus memiliki
lisensi guna menghindari malpraktek. Hal tersebut bertujuan untuk
melindungi warga negara dari praktek petugas kesehatan yang tidak baik.
ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth
untuk standar legalitas dalam melakukan telenursing. Pedoman tersebut
adalah Prinsip Dasar Telehealth yang diterbitkan pada tahun 1998,
Kompetensi Telehealth yang diterbitkan pada tahun 1999 dan
Mengembangkan Protokol Telehealth yang diterbitkan pada tahun 2001.
(Sudaryanto dan Purwanti, 2008)
c. Keamanan

7
Penerapan telenursing harus tetap dapat menjamin data kerahasiaan pasien.
Keamanan (security) menjadi salah satu masalah yang harus dapat diatasi
dan diantisipasi dalam pengaplikasian telenursing. Penggunaan media
internet dapat menjadi ancaman untuk data kerahasiaan pasien, sebab
semakin berkembangnya dunia informasi semakin berkembang juga
kemampuan hacker untuk melakuakn penyadapan data dalam suatu sistem.

2.8 Penelitian- penelitian tentang Telenursing


a. Pada tahun 2004-2005 International Telenursing Role melakukan survey
yang bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan menggunakan telenursing,
pengetahuan dan keterampilan telenursing, persepsi tentang keefektifan
telenursing, kebutuhan akan telenursing, keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan dalam telenursing. Penelitian ini mensurvey 719
telenurses (628 wanita dan 89 laki-laki) dari 36 negara. Sebanyak 66%
responden dari U.S yang sebagian besar berasal dari Canada. Dari semua
responden 50% perawat bekerja secara part time di telehealth dan sebagian
lagi di rumah sakit. Perawat tersebut sangat senang menerima pelatihan
telehealth. Perawat ini sangat puas dengan telenursing berdasarkan kepada
autonomi, interaksi, status profesional, bayaran, tugas, kenyamanan tempat
kerja. Sebagian besar telenurses yang disurvey, 75% diantaranya percaya
bahwa sertifikat pendidikan penting dalam telenursing. Menurut responden
komponen penting dalam program pendidikan itu adalah teknik
menggunakan peralatan, ilmu pengetahuan berdasarkan standar protokol
dan kompetensi perawatan klinik. Sebanyak 89% responden mempercayai
bahwa telenursing adalah bagian dari pendidikan dasar keperawatan.
Pendidikan telehealth harus terdiri dari pengalaman klinik.
b. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A.Snooks dkk berjudul “ Real
Nursing? Development Telenursing” di sebuah National Health Service di
Inggris pada tahun 2007. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan metode kuisioner terstruktur terhadap 111 orang perawat
yang bekerja di sana. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perspektif perawat terhadap dampak dari telenursing. Dari penelitian ini

8
diperoleh laporan bahwa alasan mereka bergabung dengan layanan telepon
ini adalah karena peningkatan gaji dan kerja yang fleksibel. Duapertiga dari
mereka melaporkan peningkatan kepuasan kerja dan perkembangan
keterampilan keperawatan.
c. Ada penelitian lain yang berjudul : “Telenurses’ experiences of working
with computerized decision support: supporting, inhibiting and quality
improving “ yang dilakukan oleh Annica Ernesa dkk, pada tahun 2006
merupakan mahasiswa di Department of Public Health and Caring Sciences,
Uppsala University, Sweden and Department of Caring Science and
Sociology, University of Ga¨ vle, Sweden.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman telenurses yang
bekerja dengan sistem pendukung komputerisasi dan bagaimana sistem
tersebut dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian kualitatif dengan delapan orang partisipan yaitu Registered
Nurse (RN) dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. RN
tersebut berasal dari tiga pusat konseling via telepon di Swedia yang
menggunakan komputer sebagai pendukung layanannya. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa para telenurses menemukan sistem pendukung
keputusan yang menyederhanakan pekerjaan mereka, melengkapi
pengetahuan mereka, memberikan mereka keamanan dan meningkatkan
kredibilitas mereka. Mereka juga menggambarkan, kadang-kadang sistem
tersebut bertentangan dengan pendapat mereka sendiri. Partisipan
mengatakan bahwa sistem komputerisasi tidak dapat menggantikan
pengetahuan dan kompetensi perawat.
d. Selain pengalaman yang disampaikan perawat, keluarga dan pasien juga
menyampaikan pengalamnnya tentang telenursing, seperti pada penelitian
yang berjudul : “ Patient And Carer Perspectives Patients and families
experiences with video telehealth in rural/remote communities in Northern
Canada” yang dilakukan oleh Pat Sevean,dkk. Dimana tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengalaman pasien dan keluarga tentang
konsultasi dengan telehealth video sebagai metode penyediaan layanan
kesehatan di desa terpencil di Kanada Utara. Penelitian ini menggunakan

9
pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan
video dan wawancara semi terstruktur terhadap partisipan 10 orang pasien
dan 9 orang perwakilan keluarga yang telah menggunakan fasilitas
telenursing sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipan mengemukakan keuntungan telehealth yaitu
mengurangi beban (biaya perjalanan, akomodasi, kehilangan upah,
kehilangan waktu dan keterbatasan fisik), memaksimalkan dukungan (akses
ke keluarga,teman,akrab lingkungan rumah, perawat, dan penyedia layanan
lainnya).

10
BAB III
PEMBAHASAN

Telenursing diartikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan


kemajuan teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing,
2011). Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang
menggabungkan ilmu keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi, dan
pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi
integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan
pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).
Telenursing terjadi ketika perawat memenuhi kebutuhan kesehatan klien
melalui pengkajian dan penyampaian informasi keperawatan dengan menggunakan
teknologi informasi dan telekomunikasi dan system berbasis website. Perawat yang
melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN). Perawat
yang melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan
kemampuan ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date
untuk praktek telenursing mereka.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan,
follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan
dukungan pada keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi
antar tenaga kesehatan. Selain itu dalam praktek telenursing, perawat melakukan
pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil
perawatan, dengan menggunakan media teknologi seperti internet, computer,
telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-
vidio, satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan teknologi
informasi yang menggunakan system transisi elektronik untuk mensupport
hubungan antara perawat dan pasien dengan informasi agar lebih efektif dan efisien
.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh
ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit
institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS
Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah
mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer.
Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah keterbatasan
SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu,
masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia
pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi
keperawatan. Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi
pengembangan sistem informasi berbasis komputer.
Mengembangkan sistem informasi keperawatan membutuhkan banyak
persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga haus disiapkan.
Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam
praktek telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam area
praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki karakteristik pribadi
yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring, misalnya : sikap
positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki pengetahuan & kemampuan
untuk menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya pengetahuan dan
keterampilan untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman tentang
keterbatasan teknologi yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-
tanda vital sedang dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki
pengetahuan dan penerapan protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan baik.

12
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para pembaca mampu mengetahui apa
itu Telenursing dan diharapkan para perawat mampu melaksanakan Telenursing
dengan baik dan benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

HIDAYATI, R.N., KOMUNITAS,K.K., & INDONESIA, F.I.K.U. 2010.


Keamanan dan kenyamanan klien dalam menggunakan telenursing.. pada
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/SIM%20RINA.pdf . Didapatkan pada tanggal 3
Oktober 2016
Maulana, Irfan. Telenursing sebagai trend dan issu pelayanan keperawatan
indonesia ditahun 2020. pada
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/Telenursing%20Trend%20%26%20Issu%20K
eperawatan%20Indonesia%202020.pdf . Didapatkan pada tanggal 5
Oktober 2016
PUJIANTI, N. (2015). Telenursing sebagai edukasi kegawatdaruratan kehamilan.
Pada http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id . Didapatkan pada tanggal 5
Oktober 2016

14

Anda mungkin juga menyukai