1. Definisi
Pre-eklamsia adalah suatu hipertensi atau tekanan darah tinggi yang timbul setelah
20 minggu kehamilan dan disertai dengan proteinuria (Walyani, 2015, p. 43).
Pre-eklamsia Berat adalah tekanan darah yang tinggi (hipertensi) 160/110 mmHg
atau lebih dan disertai proteinuria +3, edema di kehamilan 20 minggu atau lebih
(Maryunani, 2016, p. 172).
Jadi menurut pengertian diatas PEB merupakan tekanan darah tinggi yaitu 160/110
mmHg atau lebih, dan disertai dengan adanya protein di kandungan urin ibu
bahkan terjadi edema di kehamilan >20 minggu.
2. Etiologi
Timbulnya pre-eklamsia pada ibu hamil >20 minggu tidak diketahui secara pasti
penyebabnya, namun secara umum disebabkan vasospasme arteriola dan juga ada
faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya pre-eklamsia diantaranya;
hidramnio, primigravida, multigravida, kehamilan ganda, mola hidatidosa,
malnutrisi berat, dan bisa dari faktor usia ibu yang kurang dari 18 tahun atau lebih
dari 35 tahun serta anemia (Maryunani, 2016, p. 172).
3. Klasifikasi
1. Pre-eklampsi ringan
Terdapat tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pengukuran dua kali
pemeriksaan dalam jarak periksa 1 jam atau dapat sebaliknya 6 jam
Terdapat edema yang umum yang biasa terjadi pada muka, jari tangan, kaki,
atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu
Proteinuria +1 sampai +2
1. Pre-eklamsia berat
4. Manifestasi Klinis
Menurut pendapat (Nurarif & Kusuma, 2016, p. 187) tanda dan gejala pre-
eklamsia berat adalah sebagai berikut:
Nyeri kepala pada bagian depan dan belakang kepala dengan diikuti tekanan
darah yang tinggi dan juga sakit kepala terus – menerus
Pandangan kabur dan kebutaan sementara
Ibu gelisah, bila mendengar suara berisik
Nyeri perut pada ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah
Gangguan pernafasan dan terjadi cyanosis
Penurunan kesadaran penurunan fungsi ginjal
Kriteria menentukan adanya edema adalah nilai positif jika terjadi edema di
daerah tibia, lumbosakral, wajah dan tangan.
Bila sulit menentukan tingkat edema, maka metode dibawah ini dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
+ = Sedikit edema pada daerah kaki pretibia
++ = Edema ditentukan pada ekstremitas bawah
+++ =Edema pada muka, tangan, abdomen bagian bawah
++++ =Anasarka disertai asites.
5. Patofisiologi
Penyebab pre-eklamsia pada usia kehamilan >20 minggu belum diketahui secara
pasti, namun secara umum dapat penyebabnya adalah vasospasme arteriola
kemudian terjadi peningkat TD > 160/110 mmHg, proteinuria kwalitatif +3 dalam
24 jam, oliguria, nyeri
pada ulu hati, sakit kepala disertai pandangan kabur sehingga terjadi pre-eklamsia
berat dan persalinan berakhir dengan seksio caesarea (Maryunani, 2016, p. 172).
Pembedahan dinding abdomen akan menyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan yang meliputi pembuluh darah, dan saraf. Sehingga akan merangsang
pengeluaran zat histamine, prostaglandin, dan menimbulkan rasa nyeri (Solehati &
Kokasih, 2015, p. 93). Kemudian dari luka operasi, kuman bisa saja masuk dicelah
perlukaan sehingga dapat mengakibatkan risko infeksi, dan juga gangguan
integritas kulit (Solehati & Kokasih,
2015, p. 93).
6.
Vasospasme arteriola
pathway
Gambar 2.1 Pathway post Sectio Caesarea indikasi PEB berdasarkan (Nurarif &
Kusuma, 2016, p. 218) dan (Solehati & Kokasih, 2015, p. 93).
7. Komplikasi
Menurut (Mitayani, 2013, pp. 16-17) komplikasi yang dapat terjadi pada klien
PEB sebagai berikut:
1. Pada ibu
Eklamsia
Solusio plasenta
Perdarahan sukapsula hepar
Kelainan pembekuan darah (DIC)
Sindrom HELLP ( hemolisis, elevated, liver, enzim, dan low platelet count)
Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan kematian
1. Pada janin
8. Penatalaksanaan