Original Proposal
Original Proposal
ITA PURNAMASARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
B. Fokus Masalah
C. Tujuan Penelitian
A. Jenis Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Deskripsi Fokus
D.
BAB I
PENDAHULUAN
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sesuai tujuan pendidikan yang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
kritis, kreatif, dan kompetitif sehingga dapat mengekspresikan diri mereka dalam
globalisasi.
menuju abad 21. Melalui pendidikan, diharapkan peserta didik dapat menguasai
Pengembangan pola pikir peserta didik merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
pada era global. Hal ini sejalan dengan Partnership of 21st Century Skills yang
dua, yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking) dan
Order Thinking Skills atau keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah konsep
reformasi pendidikan yang melatih peserta didik untuk mampu berpikir logis, runut
dan sistematis.
suatu studi bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh The Organisation for
berpikir peserta didik pada rentang usia 15 tahun yang diikuti oleh beberapa negara
peserta didik pada usia tersebut telah menguasai apa yang seharusnya mampu
peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara yang dievaluasi. Selanjutnya data Trends
secara berturut-turut berada pada peringkat 48 dan 45 dari 50 negara peserta dengan
skor rata-rata keduanya 39 poin dari 500 poin. Hal ini menunjukkan kemampuan
peserta didik adalah diketahui adanya tingkatan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) peserta didik untuk dijadikan tolok ukur bagi pendidik dalam memilih
permasalahan yang bermutu dan mampu dijalankan dengan baik, maka akan terjadi
yang baik pula serta terjadi perubahan yang berarti bagi peserta didik. Dengan
Higher Order Thinking Skills (HOTS), peserta didik dapat membedakan ide atau
bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Oleh karena itu,
Makassar”.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka fokus masalah yang dikaji
C. Tujuan Penelitian
Makassar.
2. Menganalisis dan mendeskripsikan tingkat higher order thinking skills (HOTS)
Makassar.
Makassar.
dunia pendidikan, baik yang berupa manfaat teoritis maupun manfaat praktis yaitu
1. Manfaat teoritis
Manfaat dalam penelitian ini adalah memberikan sumbangan dan wawasan yang
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini maka SMAN se-Kota Makassar
peserta didik.
b. Bagi pihak guru, dengan adanya penelitian ini maka guru dapat
TINJAUAN PUSTAKA
informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan
pada suatu kesimpulan. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih
seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita. Menurut Rofiah dkk
yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai
merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja
namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu
serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam
2. Taksonomi Bloom
berpikir yang berkualitas. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil atau produk
berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini mencakup kemampuan dalam cakupan
proses mengingat yang baik. Tabel 2.1 berikut menunjukkan proses menganalisis,
matematika).
Menemukan
Menentukan bagaimana elemen-
koherensi,
elemen bekerja atau berfungsi
memadukan,
dalam sebuah struktur (misalnya
Mengorganisasi membuat garis
3.2 menyusun bukti-bukti dalam cerita
(organizing) besar,
sejarah menjadi bukti-bukti yang
mendeskripsikan
mendukung dan menentang suatu
peran,
penjelasan historis.
menstrukturkan
Menentukan sudut pandang, bias,
penulis).
Mengevaluasi
4. Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar
(evaluate)
tidak).
masalah).
Membuat hipotesis-hipotesis
tertentu).
1. Keterampilan abad 21
The North Central Regional Education Laboratory (NCREL) dan The Metiri
keterampilan abad ke-21 yang dibagi menjadi empat kategori yakni kemahiran era
digital, berpikir inventif (menemukan ide baru dan original), komunikasi yang
empat hal pokok berkaitan dengan keterampilan abad 21 yaitu cara berpikir, cara
bekerja, alat kerja dan kecakapan hidup. Cara berpikir mencakup kreativitas,
berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan belajar. Cara kerja
informasi dan komunikasi (ICT) dan literasi informasi. Kecakapan hidup mencakup
kewarganegaraan, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.
Kerangka kompetensi 21st Century Skills dapat dilihat pada gambar 2.1.
21 antara lain (1) keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills), (2)
pengetahuan abad 21/ 21st century knowledge-skills (Trilling dan Fadel, 2009).
produk.
5. Kepemimpinan dan tanggung jawab : siswa
mengatasi masalah.
2. Literasi media : siswa mampu memilih dan
berkomunikasi.
kognitif, afektif, dan budaya sosial. Domain kognitif terbagi dalam sub domain
kreatif.
Domain afektif mencakup identitas diri yakni mampu memahami konsep diri,
percaya diri, dan gambaran pribadi; mampu menetapkan nilai-nilai yang menjadi
ditunjukan dengan menguasai diri dan mampu mengarahkan untuk mencapai tujuan
fokus diskrit pada hasil peserta didik abad 21 (campuran dari keterampilan,
Grafik mewakili kedua hasil peserta didik abad 21 (yang diwakili oleh
oleh kolam renang di bagian bawah). Sementara grafis mewakili setiap elemen jelas
saling berhubungan secara penuh dalam proses belajar mengajar abad 21. Unsur-
unsur yang dijelaskan merupakan sistem kritis yang diperlukan untuk memastikan
kesiapan abad 21 untuk setiap peserta didik. Standar pembelajaran abad 21 terkait
dengan penilaian, kurikulum, pengajaran, pengembangan profesional dan
didik untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata,
Benyamin Bloom tahun 1956 yang telah direvisi pada tahun 2001. Bloom membagi
tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
proses kognitif.
terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu, yang
bersifat rutin maupun yang baru dan pengetahuan metakognitif yaitu mencakup
pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri
(Liliasari, 2012).
penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui memeriksa dan mengkritisi dan
suatu kesatuan yang utuh atau fungsional, reorganisasi elemen ke pola baru atau
peserta didik tidak dapat dilakukan dengan proses pembelajaran satu arah.
Pembelajaran satu arah, atau berpusat pada guru, akan membelenggu kekritisan
peserta didik dalam menyikapi suatu materi ajar. Peserta didik menerima materi
dari satu sumber, dengan kecenderungan menerima dan tidak dapat mengkritisi.
Kemampuan berpikir kritis dibangun dengan mendalami materi dari sisi yang
mengajak peserta didik melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap
motivasi belajar peserta didik. Secara khusus pada dunia pendidikan dasar yang
relatif masih berpikir konkrit, kemampuan guru menghubungkan setiap materi ajar
dengan kehidupan nyata akan meningkatkan penguasaan materi oleh peserta didik.
dilakukan oleh semua guru pada semua mata pelajaran. Penguasaan TIK yang
pembelajaran yang dapat mengakomodir hal ini terkait dengan pemanfaatan sumber
belajar yang variatif. Mulai dari sumber belajar konvensional sampai pemanfaatan
yang offline maupun online. Membuat produk berbasis TIK, baik audio maupun
lain, berbagi dengan orang lain, dan bersama-sama dengan orang lain mencapai
Sikap individualistik, mau menang sendiri, dan bekerja sendiri akan mengurangi
berbagai macam sumber dan media pembelajaran. Sumber belajar yang semakin
macam pendekatan sesuai dengan gaya dan minat belajar peserta didik (BSNP,
2010).
masalah yang dihadapai dan yang dijumpai dalam kehidupam sehari-hari. Bertitik
tolak dari masalah yang diinventarisis, dan diakhiri dengan strategi pemecahan
masalah tersebut, siswa secara berkesinambungan mempelajari materi ajar dan
masalah dituangkan dalam produk nyata yang dihasilkan sebagai sebuah karya
fokus pada penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang dilakukan oleh siswa (Taufik,
dkk. 2010).
peserta didik. Didukung dengan visualisasi tingkat tinggi dan penggunaan media
dengan penilaian oleh diri sendiri, peserta didik terpantau tingkat penguasaan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif yang bertujuan
B. Fokus Penelitian
(higher order thinking skills) peserta didik dalam pembelajaran abad 21.
C. Deskripsi Fokus
Bloom pada tingkat menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) yang
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik SMAN se-Kota Makassar.
Disebabkan subjek penelitian sangat luas untuk peserta didik SMAN se-Kota
E. Instrumen Penelitian
digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa observasi, tes keterampilan berpikir
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan penelitian,
1. Tahap Persiapan
penyiapan yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Beberapa hal yang dilakukan
mengambil data hasil belajar dari ujian semester ganjil 2018/2019 untuk
penskoran /rubrik.
penelitian kemudian divalidasi oleh 2 orang pakar yaitu pakar fisika dan
pakar evaluasi terkait dengan aspek konstruksi, aspek materi, dan aspek
bahasa.
2. Tahap pelaksanaan
peserta didik yang menjadi subjek penelitian di SMAN se-Kota Makassar. Selain
itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk lebih memperoleh data secara
mendalam.
3. Tahap akhir penelitian
data yang diperoleh setelah melakukan penelitian, membahas hasil analisis data dan
dokumentasi.
1. Observasi
Makassar untuk memperoleh data awal mengenai hasil belajar peserta didik yang
2. Tes
diperoleh melalui tes keterampilan berpikir tinggi (Higher Order Thinking Skills
Test) dengan merujuk pada Taksonomi Bloom dengan kategori menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Tes ini diberikan kepada peserta didik untuk
diselesaikan dalam waktu tertentu kemudian hasil tes peserta didik akan dianalisis
memperoleh verbal deskripsi dengan berbicara dan bertatap muka dengan guru
maupun peserta didik yang bisa memberikan informasi kepada peneliti. Wawancara
digunakan untuk memperkuat hasil analisis dari tes keterampilan berpikir tingkat
tinggi (Higher Order Thinking Skills Test) dalam pembelajaran abad 21.
4. Dokumentasi
Pada penelitian ini, data yang diperoleh melalui dokumentasi berupa hasil
belajar peserta didik pada semester ganjil tahun 2018/2019 sebagai data awal untuk
gambar yang diambil peneliti selama pemberian tes keterampilan berpikir tingkat
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
data di lapangan Model Miles and Huberman yang melalui 3 tahap, yaitu :
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk teks yang bersifat naratif
Thinking Skills) yang dilengkapi dengan data kuantitatif dari hasil tes keterampilan
Pada tahap ini, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Beers, S. Z. 2012. 21st Century Skills : Preparing Students for Their Future.
Kang, M., Kim, M., Kim, B., & You, H. 2012. Developing an Instrumen to Measure
21st Century Skills for Elementary Student.
Liliasari. 2012. Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep Termokimia
untuk Siswa Peringkat Atas dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, ISSN 2089-4392, Volume 1 Nomor 1 April 2012.
Partnership for 21st Century Skills. 2002. Learning for The 21st Century. A Report
and MILE Guide for 21st Century Skills.
Partnership for 21st Century Skills. 2009. 21st Century Skills Map.
http://science.insta.org/ps/Final 21st Century.
Rofiah, E., N.N. Aminah., & E.Y. Ekawati. 2013. Penyusunan Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika (2013) Vol. 1 No. 2 Halaman 17. ISSN : 2338-0691.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles. 2009. 21st Century Skills : Leraning for Life in
our Times. John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
data di lapangan Model Miles and Huberman yang melalui 3 tahap, yaitu :
pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk teks yang bersifat naratif
Thinking Skills) yang dilengkapi dengan data kuantitatif dari hasil tes keterampilan
Pada tahap ini, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke