Anda di halaman 1dari 85

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb

Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun UD. Abimanyu telah berkembang dari sebuah unit usaha
home industri berskala rumah tangga menjadi industri manufakturing skala kecil menengah. Pada
awalnya manajemen yang diterapkan menggunakan manajemen rumah tangga yang masih sederhana.
Manajemen UD. Abimanyu lebih banyak beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang sudah dijalankan
bertahun-tahun dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaaan/ budaya. Sistem yang dijalankan lebih
banyak mengadopsi dari beberapa pengalaman dari individu-individu yang terlibat didalam
manajemen. Kemudian dengan perkembangan yang cukup pesat dirasakan perlunya pembenahan
manajemen yang lebih tertata, sistematis dan pengadministrasian yang lebih rapi dari yang sudah
diterapkan, pihak manajemen memandang pentingnya penerapan SOP (Standart Operasional
Prosedur).

SOP ini dibuat tidak serta merta hanya untuk merubah atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan dan
nilai nilai sosial budaya yang sudah berjalan bertahun-tahun tetapi lebih pada untuk membuat sistem
kerja yang lebih tertata rapi baik dari alur kerja maupun administrasinya. Semangat akan nilai-nilai
sosial budaya yang selama ini berlaku dan berjalan baik tetap dipertahankan karena dari nilai-nilai
tersebut telah melekat menjadi jati diri yang membedakan UD. Abimanyu dengan perusahaan-
perusahaan yang lain.

SOP ini dibuat melalui proses pemetaan bisnis, pengidentifikasian masalah-masalah yang sering
timbul pada proses kerja dan administrasi UD. Abimanyu, baik dari internal perusahaan maupun
eksternal perusahaan dalam hal ini pihak konsumen/pelanggan. Dari proses tersebut selanjutnya
melalui beberapa interview dan pengumpulan-pengumpulan data dengan para manager serta melalui
presentasi dan diskusi pembahasan didapatkanlah sebuah kesimpulan tentang garis besar pembuatan
SOP.

Untuk selanjutnya SOP yang telah dibuat masih perlu dilakukan pembenahan dan pengkayaan materi
untuk dapat menjawab segala kebutuhan akan sistem manajemen perusahaan yang baku di tengah
ketatnya persaingan bisnis khususnya dalam bisnis batu alam.

SOP yang telah dibuat ini diharapkan dapat dijalankan oleh seluruh individu-individu yang secara
langsung terlibat dalam aktifitas perusahaan baik dari lini bawah sampai pada lini atas manajemen
UD. Abimanyu. Dengan adanya SOP ini harapannya adalah UD. Abimanyu semakin eksis ditengah
ketatnya persaingan bisnis dan terus berkembang tanpa kehilangan nilai-nilai sosial budaya yang ada
disekitarnya.
Demikian SOP ini dibuat, ditetapkan dan dijalankan tentu saja harus dengan komitmen yang kuat dari
seluruh pihak yang terlibat di dalam manajemen UD. Abimanyu karena tanpa komitmen yang kuat
SOP ini tidaklah berarti apa-apa.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Tulungagung, 11 April 2011

Suyono Iskandar
Direktur

BAB I.

VISI DAN MISI ORGANISASI


UD. Abimanyu Stone adalah perusahaan yang memproduksi kerajinan batu Mosaic di
Tulungagung. Saat ini telah eksis melayani kebutuhan pasar akan kerajinan batu mosaic baik
kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Awal berdiri dimulai dari home industri
skala rumah tangga hingga mampu berkembang menjadi perusahaan skala kecil menengah. Misi Visi
perusahaan lebih banyak didasari cita-cita dan harapan dari pendiri sekaligus pemilik yaitu Bp.
Suyono Iskandar beserta istri. Cita-cita dan harapan tersebut adalah UD. Abimanyu Stone tidak hanya
sekedar sebuah unit usaha ekonomi yang semata-mata berorientasi mendapatkan keuntungan bagi
pemiliknya, tetapi eksistensi UD. Abimanyu Stone harus mampu memberikan nilai lebih bagi
individu-individu yang terlibat didalamnya juga bagi lingkungan di sekitar UD.Abimanyu Stone
melakukan aktivitasnya. Nilai lebih disini tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi sosial
kemasyarakatan, budaya dan religi. Dengan cita-cita dan harapan inilah yang nantinya membedakan
UD.Abimanyu Stone dengan perusahaan-perusahaan lain.
Untuk bisa mencapai cita-cita dan harapan yang mampu memberikan nilai-nilai positif
tersebut maka UD. Abimanyu Stone harus mempunyai Misi Dasar dan Visi yang kuat. Dengan melalui
banyak pemikiran-pemikiran serta diskusi-diskusi baik secara internal perusahaan maupun dengan
eksternal perusahaan maka disepakati sebuah keputusan tentang Misi Dasar dan Visi sebagai
berikut : “Terdepan dalam Produksi Mosaic”. Makna kata “terdepan” tidak hanya berarti terdepan
dan terbaik dalam hal kualitas produknya untuk tujuan memenangkan persaingan bisnis batu alam,
tetapi harus juga diartikan terdepan juga dalam hal mempertahankan serta memperjuangkan
kepentingan hajat orang banyak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung termasuk
lingkungan sosial disekitar UD. Abimanyu Stone menjalankan usahanya. Kepentingan itu adalah
mampu memberikan kesejahteraan semua karyawan, mengembangkan kualitas sumber daya yang
ada, berpartisipasi dengan lingkungan sosial masyarakat sekitar termasuk juga pondok pesantren
sekitar.
Tujuan UD. Abimanyu Stone adalah mampu untuk tetap eksis dalam bisnis batu alam (Mosaic)
dengan meningkatkan kualitas manajemen dan kualitas sumber daya manusianya, meningkatkan
pelayanan pasar lokal dan ekspor, meningkatkan taraf kesejahteraan perusahaan dan karyawan,
meningkatkan partisipasi sosial ekonomi masyarakat sekitar.
Yang pada akhirnya mampu mempertahankan dan memperjuangkan hajat/kepentingan
orang banyak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Terdepan dalam produksi Mozaik (Misi Organisasi)

Produk berkualitas ekspor (tujuan umum dan menyeluruh)


- Meningkatkan Kualitas Manajemen
- Meningkatkan Produktivitas dan kualitas Produk
- Meningkatkan Pasar Ekspor
- Mengembangkan pasar lokal
- Meningkatkan Kesejahteraan Perusahaan dan Karyawan

- Meningkatkan Partisipasi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat


Dengan tujuan yang disebutkan diatas maka ini akan menjadi pedoman dasar kegiatan UD.
Abimanyu Stone, yaitu dalam segala kegiatannya harus berpedoman pada “terdepan” dalam
produksi mosaic baik dari segi proses produksinya dan hasil produksinya, berarti harus mampu terus
meningkatkan kualitas kerja yang akan memberikan kualitas produk yang memuaskan pasar atau
konsumen UD. Abimanyu Stone.
Terdepan dalam produksi mosaic berarti manajemen UD. Abimanyu Stone harus mempunyai
sistematis yang tertata tertib, rapi, dan dinamis dalam arti terus membenahi diri melakukan
perbaikan-perbaikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah disebutkan diatas. Sistematis yang
tertata tertib dan rapi akan tertuang dalam Standart Operasional Prosedur untuk menjadi standart
kerja yang dijalankan UD. Abimanyu Stone. SOP ini dibuat bukan untuk membuat alur kerja menjadi
lebih kaku, membatasi ruang gerak karyawan akan tetapi justru mempermudah metode kerja baik
secara operasional maupun administrasi. SOP ini dibuat bukanlah untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan nilai-nilai sosial budaya yang ada tetapi justru harus mampu meningkatkan
kebersamaan, kekompakan, saling mengingatkan dalam melaksanakan semua kegiatan agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem dan SOP yang dijalankan bukan membuat kerja dari
internal menjadi bersifat individual tetapi harus tetap pada landasan kerja sama tim yang kokoh.
Terdepan dalam produksi mosaic harus menjadi motivasi bagi internal UD. Abimanyu Stone
karena yang ingin dicapai oleh UD. Abimanyu Stone adalah mempertahankan dan memperjuangkan
kepentingan dan hajat orang banyak, dengan bisa terdepan berarti mampu mencapai profitabilitas
yang maksimal yang berasal dari peningkatan pelayanan pasar lokal dan ekspor, dengan profitabilitas
yang maksimal maka kesejahteraan perusahaan dan karyawan semakin cepat tercapai. Dengan
tingkat kesejahteraan yang baik maka partisipasi terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar dapat
terus serta ditingkatkan.
Yang harus diingat adalah bahwa dengan kerja keras dan dukungan sumber daya yang ada
selama ini baik langsung maupun tidak langsung , UD. Abimanyu Stone dapat beroperasi lebih baik
tidak sekedar menjaga kelangsungan hidup perusahaan tetapi juga pertumbuhan dan profitable yang
pada akhirnya lebih berpartisipasi di sosial masyarakat sekitar.

BAB II
STRUKTRUR ORGANISASI DAN JOB DISKRIPSI
A. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi merupakan sebuah garis hierarki yang ada dan berlaku pada perusahaan.
Di dalam Struktur terdapat penggambaran yang jelas mengenai berbagai macam tingkatan posisi yang
ada di dalam perusahaan.
Struktur Organisasi dibuat dalam struktur fungsional, yaitu dalam masing-masing posisi
memiliki fungsi yang jelas, termasuk dalam menentukan kewenangan serta garis komando dalam
sistem tersebut. ( lampiran 1 )

B. JOB DISKRIPSI
Job Diskripsi atau uraian pekerjaan yang melingkupi tanggung jawab serta kewenangan
dalam suatu jenis pekerjaan. Job Diskripsi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari struktur
perusahaan yang merupakan induk Job Diskripsi.
Berikut adalah uraian Job Diskripsi sesuai dengan struktur UD. Abiamanyu Stone
1. Direktur
 Posisi dan Ruang Lingkup
Direktur merupakan struktur tertinggi didalam UD. Abimanyu Stone yang memimpin dan
mengkoordinasikan semua kegiatan di perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas
kegiatan perusahaan.
 Fungsi dan Tugas Pokok
- Pemimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan di perusahaan dan bertanggung jawab
penuh atas kegiatan perusahaan.
- Menciptakan dan menjaga suasana harmonis dan kinerja yang tinggi di kalangan
karyawan.
- Menetapkan visi dan misi perusahaan.
- Meninjau ulang sistem manajemen yang telah ditetapkan secara terencana guna
menjamin kelangsungan sistem secara efektif.
- Menetapkan, serta mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada seluruh jajaran
karyawan.
- Mengawasi semua kegiatan penyediaan barang dan atau jasa secara keseluruhan dan
memastikannya tetap berjalan lancar.
- Mengawasi dan meneliti laporan hutang dan piutang dengan rekan bisnis.
- Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban dari departemen Pemasaran – R&D, General
Admin & Accounting, Produksi dan HR, GA & Legal.
 Tanggung Jawab
- Bertanggung jawab penuh pelaksanaan perusahaan.
 Wewenang
- Berwenang penuh dalam pelaksaan perusahaan.

2. Departemen Pemasaran – R&D


Departemen Pemasaran – R&D adalah departemen yang menjalankan kegiatan pemasaran
dan pengembangan produk berdasarkan keputusan strategis, target dan tujuan perusahaan
yang diberikan Direktur.
Departemen Pemasaran – R&D mempunyai tujuan, ruang lingkup, fungsi dan tugas pokok
yang akan dipimpin dan dilaksanakan oleh seorang Manager Pemasaran – R&D, yaitu sebagai
berikut :
 TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.
 PEMASARAN.
a. Ruang lingkup
Kerja Departemen Pemasaran adalah pelaksanaan 4 P (Product, Price, Place dan
Promotion) yaitu semua yang menyangkut : Produk, Penetapan Harga, Pasar,
dan Promosi.
b. Fungsi dan Tugas Pokok
- Menentukan prioritas produk apa yang akan diproduksi berdasarkan
kebutuhan pasar dalam hal ini termasuk juga desain produk beserta
kemasannya.
- Mengembangkan ide-ide kreatif pengembangan produk guna menembus
dan melayani pasar lokal maupun ekspor.
- Menghitung dan menetapkan harga pokok penjualan jual produk yang
diproduksi berdasarkan keputusan strategis harga dari Perusahaan.
- Penetapan serta pencapaian sasaran dan target pemasaran termasuk
didalamnya pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan
dengan berorientasi pada pemuasan kebutuhan konsumen serta target
peningkatan pasar lokal maupun ekspor.
- Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan
promosi produk-produk UD. Abimanyu untuk menciptakan dan
meningkatkan brand image produk yang berorientasi pada kualitas untuk
dapat menciptakan perhatian terhadap produk, membuat ketertarikan pasar
terhadap produk, melahirkan permintaan pasar dan mengarah pada
tercapainya realisasi penjualan yang maksimal.
- Menyampaikan copy PO kepada Departemen General Admin & Accounting
dan Departemen Produksi, copy PO ini menjadi dasar mereka untuk
melaksanakan pekerjaan memproduksi order pesanan yang telah diterima.
 Wewenang
- Berwenang penuh atas pemilihan dan penetapan produk yang akan
diproduksi apakah sukses atau gagal di pasaran lokal maupun pasar ekspor.
- Berwenang penuh atas ide ide kreatif pengembangan produk.
- Berwenang penuh atas perhitungan dan penetapan harga pokok penjualan
produk-produk UD. Abimanyu.
- Berwenang penuh dalam penetapan serta pencapaian sasaran dan target
pemasaran termasuk didalamnya pencapaian target penjualan yang telah
ditetapkan perusahaan dengan berorientasi pada pemuasan kebutuhan
konsumen serta target peningkatan pasar lokal maupun ekspor.
- Berwenang atas perencanaan, pelaksanaan kegiatan promosi produk-produk
UD. Abimanyu.

 RESEARCH AND DEVELOPMENT ( R & D)


a. Ruang Lingkup
Bagian Riset dan pengembangan produk mempunyai ruang lingkup :
Menuangkan ide-ide yang berasal dari internal perusahaan untuk diwujudkan
dalam bentuk desain mosaic yang indah bernilai ekonomis, daya jual tinggi dan
mempunyai daya saing yang kuat di pasar lokal maupun ekspor.
Berasal dari internal artinya bisa berasal dari ide dan masukan departemen
produksi yang sangat paham akan karakter dan jenis batu, bisa juga berasla dari
desain-desain lama yang kemudian dikembangkan lagi hingga menjadi desain
baru.
Berasal dari eksternal artinya bisa berasal dari keinginan atau permintaan pasar
atau pelanggan akan suatu desain tertentu.
b. Fungsi dan Tugas Pokok
- Mampu menterjemahkan ide, masukan, keinginan atapun permintaan yang
ada untuk diwujudkan dalam bentuk desain yang indah, ekonomis, harga jual
tinggi dan bersaing.
- Menyiapkan desain master dalam bentuk sampling yang selanjutnya dapat
dipromosikan tentu saja dalam membuat bentuk sampling tetap berkoordinasi
dengan bagian produksi.
- Analisa desain master, membuat intruksi teknis pembuatan sample produk
kepada departemen produksi untuk mempercepat dan mempermudah teknis
produksi massal produk.
- Menyiapkan desain master yang kemudian menjadi dasar cetakan untuk
memproduksi secara massal.
- Mengkomunikasikan dengan pasar atau pelanggan tentang desain master yang
diciptakan.
c. Wewenang
Bagian Riset dan Pengembangan Produk berwenang atas pembuatan serta
penentuan layak dan tidaknya master desain yang dibuat untuk selanjutnya
disampaikan ke pasar/konsumen/pelanggan.

3. Departemen General Admin & Accounting


Departemen General Admin & Accounting adalah departemen yang melaksanakan kegiatan
yang berkaitan segala hal yang menyangkut Administrasi, Keuangan dan Pembiayaan.
Departemen General Admin & Accounting tujuan, ruang lingkup, fungsi dan tugas pokok
yang akan dipimpin dan dilaksanakan oleh seorang Manager General Admin & Accounting,
yaitu sebagai berikut :
 TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.
 TUGAS – TUGAS
a. LINGKUP GENERAL ADMIN
 ADMINISTRASI SALES & OPERATOR
- Menerima incoming call dan menghubungkannya kepada pihak atau department
terkait.
- Membuat sales order sesuai dengan pesanan staff Pemasaran/Dep. Pemasaran.
- Memeriksa dan mencocokkan harga jual dalam sales order / pesanan dari Staff
Pemasaran dengan ketentuan harga yang ditetapkan perusahaan.
- Membuatkan dan menyiapkan surat jalan / tanda terima, invoice, kuitansi dan faktur
pajak bagi pelanggan yang memerlukannya, sesuai dengan sales order dari staff
pemasaran.
- Membuat dan menyiapkan surat jalan / tanda terima yang diminta Staff Pemasaran
untuk pengiriman produk pengganti complain.
- Membuat dan menyiapkan surat jalan / tanda terima yang diminta pihak
management untuk keperluan pengiriman dokumen / barang kepada pihak lain.
- Membuat laporan migguan hasil penjualan secara keseluruhan untuk disampaikan
kepada Direktur.

 ADMINISTRASI PRODUKSI&GUDANG
- Membuat serta mendistribusikan form kerja harian pada semua bagian yang ada di
departemen produksi.
- Membuat laporan daily report produksi dari masing-masing bagian di departemen
produksi.
- Membuat dan menyiapkan data-data produksi dan gudang sesuai permintaan pihak
terkait dalam lingkup manajemen.
- Membuat laporan penerimaan gudang.
- Membuat dan menyiapkan laporan bulanan untuk stock off name.
 ADIMISTRASI PENGIRIMAN
- Menampung, mendata dan menyiapkan surat jalan berikut invoice dan barang yang
akan dikirimkan kepada customer maupun kepada pihak lain melalui kurir atau pun
melalui pihak III.
- Mendistribusikan semua pengiriman barang dan memastikan barang sudah diterima
oleh customer dengan kembalinya tanda terima atau invoice.
- Apabila ada barang / berkas yang harus dikirim / diambil tidak dapat diselesaikan
tepat waktu atau terjadi penundaan kemudian melakukan follow up kepada pihak
terkait.

 ADMINISTRASI PURCHASING
- Mencari, Mendata dan mencatat Supplier yang dapat mensupply bahan baku
maupun kebutuhan lainnya.
- Mencatat dan mendata semua pesanan bahan baku maupun kebutuhan lainnya
dari bagian produksi.
- Melakukan negosiasi harga, cara pembayaran, dan jangka waktu pembayaran
dengan supplier
- Mencari bahan baku atau material dengan kualitas bagus dan harga murah
- Mengajukan permohonan persetujuan kepada manajemen untuk melakukan
pembelian bahan baku atau kebutuhan lainnya sesuai dengan permintaan
department terkait.
- Melakukan Purchasing Order bahan baku maupun kebutuhan lainnya terhadap
supplier yang telah ditentukan
- Memberitahu bagian terkait apabila bahan baku atau kebutuhan yang telah
dipesan tidak dapat terpenuhi sesuai jadwal.

b. LINGKUP FINANCE & ACCOUNTING


1. Mendata dan mencatat semua transaksi harian, baik cash masuk maupun keluar.
2. Mendata dan mencatat semua mutasi rekening koran (Bank) harian.
3. Melakukan penagihan atas piutang perusahaan.
4. Melakukan teguran / remainder kepada customer yang menunda pembayaran.
5. Melakukan pemeriksaan terhadap semua rencana pembelian dari bagian umum
maupun departemen lainnya, baik untuk bahan baku maupun untuk keperluan lainnya
sesuai dengan invoice / kuitansi.
6. Membuat RAB dan mengatur cash flow harian, mingguan, bulanan dan tahunan
kemudian disampaikan kepada manajemen.
7. Melakukan pemeriksaan terhadap semua rencana pembayaran (perhitungan) gaji,
komisi, bonus, SPIF karyawan yang dihitung dan ditentukan oleh Departement
terkait.
8. Melakukan pembayaran gaji (payroll), komisi, bonus, SPIF karyawan yang dihitung
dan ditentukan oleh departemen terkait yang telah disetujui oleh manajemen.
9. Melakukan pembayaran terhadap hutang – hutang perusahaan, baik kepada supplier,
pemerintah (pajak) maupun kepada customer.
10. Membuat laporan kas harian.
11. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan, termasuk laporan pajak yaitu PPN
dan Pph 21.
 KEWENANGAN
1. Menunda pembuatan sales order, surat jalan, invoice, kuitansi, maupun faktur pajak
apabila harga jual tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan dan belum ada
persetujuan dari manajemen.
2. Menanyakan pengiriman barang dan penagihan yang telah dilakukan berikut
invoicenya kepada pihak terkait.
3. Memeriksa dan menanyakan apabila ditemukan kejanggalan dalam pembuatan
laporan perhitungan gaji dan bonus kepada karyawan ybs.
4. Menentukan skala prioritas pembayaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan perusahaan.
5. Menolak atau menangguhkan rencana pembelian atau anggaran yang diajukan oleh
bagian umum maupun dept lainnya apabila dirasakan tidak perlu dan memberatkan
keuangan perusahaan, baik sebagian atau secara seluruhnya.
6. Melakukan penundaan semua rencana pembayaran apabila kondisi keuangan tidak
memungkinkan.
7. Melakukan pemilihan supplier yang sesuai dengan tugas yang telah dibebankan.
8. Menunda atau menolak pesanan dari department terkait apabila diindikasikan
pesanan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan.

4. Departemen Produksi
Departemen Produksi adalah departemen yang melaksanakan kegiatan proses produksi dari
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi hingga melaksanakan proses
pengiriman.
 Tanggung Jawab
Bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
 Fungsi dan Tugas Pokok
- Perencanaan Bahan Baku : apa saja bahan baku yang diperlukan, kapan waktu
ketersediaan bahan baku harus diterima, menentukan tingkat persediaan yang
optimal.
- Perencanaan Proses Produksi : merencanakan dan mengatur layout sarana dan
prasarana produksi, merencanakan teknologi yang diperlukan, merencanakan
proses pelaksanaan produksi, merencanakan target waktu pengerjaan dan
pengiriman ( jadwal kerja ), dan juga merencanakan kebutuhan dan kualifikasi
sumber daya manusia yang diperlukan dalam departemen produksi.
- Pengorganisasian : mengorganisir semua sumber daya yang ada dalam
pelaksanaan proses produksi untuk mencapai kualitas dan produktivitas yang
ditetapkan perusahaan.
- Pengarahan : melaksanakan pengarahan kepada semua karyawan yang terlibat
di dalam departemen produksi untuk dapat melaksanakan intruksi proses
produksi dengan tepat dan baik sesuai dengan standart kerja dan kualitas
produk yang telah ditetapkan perusahaan.
- Pengawasan : Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja,
administrasi produksi agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar dan
menghasilkan kualitas kerja dan produk yang dapat bersaing di pasaran lokal
maupun ekspor.
 KEWENANGAN
- Melaksanakan proses produksi sesuai dengan prosedur perusahaan.
- Menghentikan proses produksi jika terindikasi produksi menyalahi prosedur
perusahaan.
 STRUKTUR DEPARTEMEN PRODUKSI ( lampiran 2 )

4.1 Bagian Processing


 Tujuan
Bagian processing adalah memproses bahan mentah menjadi barang ½ jadi yang
selanjutnya akan diproses atau dirakit menjadi barang jadi.
 Ruang Lingkup
Bagian Processing mempunyai ruang lingkup : Pekerjaan Potong Batu (mesin
Gergaji), Pekerjaan Tumbuk/ Pukul, Pekerjaan Molen, Pekerjaan Proses khusus.
 Fungsi dan Tugas Pokok
 Melaksanakan proses produksi dimulai dari bahan mentah atau bahan
baku hingga menjadi barang siap rakit.
 Mengorganisir sumber daya manusia yang ada di bagian proscessing
untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan pada standart proses
kerja dan kualitas produk serta kualitas waktu pengerjaan.
 Melaksanakan fungsi monitoring dan administrasi dalam setiap
aktivitasnya.
 Menerima Instruksi kerja dan Jadwal Kerja dari Manager Produksi
 Memberikan laporan data monitoring kerja harian kepada Manager
Produksi.
 Menyampaikan intruksi kerja dan form monitoring harian dari Manager
Produksi kepada sub bagian thutuk/tumbling, molen, cutting dan proses
khusus.
 Melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja sub
bagian : Thuthuk/tumbling, molen, cutting dan proses khusus
 Posisi
Bagian Processing berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
 Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan processing bahan mentah/baku
menjadi barang/bahan siap rakit sesuai dengan ketentuan standart kualitas kerja,
kualitas produk, standart waktu pengerjaan dan pengadministrasiannya.
 Wewenang
Berwenang atas pelaksanaan processing bahan mentah/baku menjadi barang/bahan
siap rakit sesuai dengan ketentuan standart kualitas produk yang sudah ditentukan.
Berwenang dalam melakukakan koordinasi dengan bagian gudang dan Manager
produksi atas ketersediaan bahan baku.
Bagian Processing dipimpin oleh seorang koordinator yang membawahi koordinator sub bagian
thuthuk, koordinator sub bagian molen, koordinator sub bagian cutting dan koordinator sub
bagian proses khusus didalam melaksanakan pengarahan kerja, monitoring dan administrasi
kerja dan pengawasan pelaksanaan kerja.
Koordinator bagian processing bertanggung jawab kepada SPV Produksi.

a. Cutting
 Tujuan
Sub Bagian Cutting sebagai bagian dari bagian processing dimaksudkan untuk
membantu kelancaran kerja bagian processing dalam pembagian kerja baik secara
teknis maupun administrasi.
 Ruang Lingkup
Sub bagian cutting mempunyai ruang lingkup segala hal yang berkaitan pekerjaan
cutting yang dikerjakan dilokasi pabrik
 Fungsi
Pekerjaan cutting adalah proses memotong-motong bahan mentah batu menjadi
potongan-potongan batu yang mempunyai ukuran dan desain tertentu (sesuai PO)
dengan menggunakan mesin elektrik gergaji batu. Ada beberapa ukuran diameter
gergaji batu yang digunakan : 25 inci, 35 inci, 50 inci dan 60 inci.
 Tugas Pokok
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi kerja dari Manager
Produksi yang berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan
waktu
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan
mengambil bahan yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian pekerjaan cutting
 Melaksanakan proses cutting sesuai intruksi koordinator bagian
processing.
 Kartu Monitoring cutting harus dikonfirmasikan setiap hari ke koordinator
bagian processing
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian
yang telah diserahkan.

a. Tumbuk/Thithik
 Tujuan
Sub Bagian Tumbuk sebagai bagian dari bagian processing dimaksudkan untuk
membantu kelancaran kerja bagian processing dalam pembagian kerja baik secara
teknis maupun administrasi.
 Ruang Lingkup
Sub bagian tumbuk mempunyai ruang lingkup segala hal yang berkaitan pekerjaan
tumbuk yang dikerjakan dilokasi pabrik.
 Fungsi
Pekerjaan tumbuk adalah pekerjaan yang memotong-motong bahan mentah batu
menjadi potongan-potongan batu yang mempunyai ukuran atau desain tertentu
dengan cara memukul bahan mentah batu yang berbentuk lempengan-lempengan
balok atau persegi empat.
 Tugas Pokok
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi kerja dari Manager
Produksi yang berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan
waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan
mengambil bahan yang dibutuhkan.
 Mengerjakan proses tumbling (tumbuk/pukul). Mengerjakan proses
grade, sortir.
 Mencatat hasil pekerjaan dalam kartu monitoring yang berisi : ambil
bahan, hasil, sisa bahan dan reject. (bahan rusak).
 Kartu Monitoring tumbuk harus dikonfirmasikan setiap hari ke
koordinator Bagian Processing.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian yang
telah diserahkan.
b. Molen
 Tujuan
Sub Bagian Molen sebagai bagian dari bagian processing dimaksudkan untuk
membantu kelancaran kerja bagian processing dalam pembagian kerja baik secara
teknis maupun administrasi.
 Ruang Lingkup
Sub bagian molen mempunyai ruang lingkup segala hal yang berkaitan pekerjaan
cutting yang dikerjakan dilokasi pabrik.
 Fungsi
Pekerjaan Molen adalah pekerjaan memperhalus sudut atau tepi batu hasil proses
cutting sehingga sudut batu atau sisi tepi batu tidak tajam karena hasil pemotongan
mesin gergaji dengan cara gaya gesek antar batu Gaya gesek antar batu didapat
dengan menggunakan mesin molen yang memutar wadah bahan batu, wadah
berupa roda ban Giant Traktor, yang diputar dengan menggunakan dinamo listrik.
 Tugas Pokok
 Menerima Formulir Order Produksi/Instruksi Kerja dari Manager Produksi
yang berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan
mengambil bahan yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian pekerjaan molen
 Melaksanakan proses Molen sesuai intruksi kabag processing.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Kartu Monitoring molen harus dikonfirmasikan setiap hari ke koordinator
bagian processing.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian
yang telah diserahkan.
c.Perakitan
 Tujuan dan Ruang Lingkup
Perakitan adalah bagian pekerjaan merakit batu yang sudah dipotong sesuai pola
dan diperhalus sudut-sudutnya dengan mesin molen untuk kemudian dirakit menjadi
barang jadi (mozaik).
Proses perakitan mempunyai 2 pola kerja yaitu :
- Menggunakan Jasa Perakitan Borongan pihak ke III di beberapa lokasi di luar
pabrik.
- Membeli dari Suplier Perakitan.
Pola – Mekanisme Jasa Borongan Perakitan
Perusahaan dalam hal ini menggunakan jasa borongan perakitan, semua bahan
utama dan penunjang disediakan oleh perusahaan.
Pola – Mekanisme Beli Rakitan dari Outsourching Perakitan
Perusahaan dalam hal ini membeli hasil rakitan dari suplier, bahan utama tetap harus
membeli ke perusahaan sedangkan bahan penunjang lainnya disediakan sendiri oleh
suplier.
 Fungsi
Perakitan meneruskan proses produksi dari bagian processing, melaksanakan
perakitan batu yang sudah dipotong sesuai pola dan diperhalus sudut-sudutnya
dengan mesin molen untuk menjadi barang jadi (mozaik).
 Tugas Pokok
 Menerima Formulir Instruksi Kerja/Order Produksi dari Manager Produksi
yang berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan
mengambil bahan yang dibutuhkan (untuk jasa borongan perakitan)
kemudian mendistribusikan ke jasa perakitan-perakitan yang ada.
 Pencatatan harian pendistribusian bahan-bahan ke perakitan dan juga
pengambilan hasil rakitan dari para perakit dengan membuatkan
nota/faktur kepada para perakit borongan.
 Untuk perakitan yang berasal dari suplier sistim trading (beli) maka
menggunakan mekanisme yang sama seperti pada proses pembelian.
Yaitu Bagian Pembelian mengirimkan surat order pembelian rakitan.
 Bagian perakitan tidak hanya melakukan fungsi pendistribusian tetapi
juga melakukan fungsi pengarahan terhadap kualitas rakitan serta waktu
penyelesaian dan juga melakukan fungsi seleksi terhadap hasil rakitan
yang akan diambil apakah layak untuk diterima atau tidak. Pada tahap ini
juga melakukan pencatatan monitoring perakitan.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3.
 Kartu Monitoring Perakitan harus dikonfirmasikan/diserahlan hasil
pengisiannya setiap hari ke Manager produksi.

 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian
yang telah diserahkan.

d. Quality Control / Service


 Tujuan, Ruang Lingkup dan Fungsi dan Tugas Pokok
Quality Control mempunyai fungsi memastikan kualitas setiap bagian pekerjaan di
departemen produksi sesuai dengan standart kualitas produk yang telah ditetapkan.
Quality Control harus selalu memonitoring setiap bagian proses produksi setiap hari
kerja, seperti proses produksi di bagian processing, perakitan, finishing, packing dan
pengiriman.
Bagian Quality Control melakukan :
 Pelaksanaan Standart Kerja dan Standart Kualitas Produk.
 Fungsi pengarahan terhadap kualitas produk dan kualitas kerja.
 Pelaksanaan Standart Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 Pengawasan Kualitas produk dan kualitas selama proses produksi.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian
yang telah diserahkan.

e. Bagian Finishing
 Tujuan
Finishing adalah bagian proses produksi yang mengerjakan tahap akhir dalam proses
menjadi barang jadi. Tahap pekerjaan ini memastikan kelayakan produk dari segi
estetikanya apakah sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan. Pada tahap ini akan
dilakukan cek dan ricek jika terdapat produk yang kurang layak maka akan dilakukan
perbaikan-perbaikan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan bagian finishing :
1. Amplas
2. Gerinda
3. Noda Lem
4. Perapian Jaring
5. Pengeleman ulang
6. Tambal
 Ruang Lingkup
Bagian Finishing mempunyai ruang lingkup pekerjaan seleksi, melakukan revisi atau
perbaikan di dalam lokasi pabrik agar hasil rakitan yang diterima dapat dipastikan
kelayakannya sebelum dilakukan proses packing.

Fungsi

Melakukan seleksi dan perbaikan yang diperlukan terhadap penerimaan hasil rakitan
sebelum dipacking.
Tugas Pokok

 Menerima Formulir Instruksi Kerja/Order Produksi dari SPV Produksi yang


berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan
mengambil bahan yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian Kartu Monitoring Finishing yang dilaksanakan oleh
koordinator bagian finishing.
 Kartu Monitoring Finishing harus dikonfirmasikan dan diserahkan setiap
hari ke SPV Produksi
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian yang
telah diserahkan.

f. Packing
 Tujuan
Bagian Packing bertujuan untuk melakukan proses pengemas produk finishing untuk
siap di kirim ke konsumen.
 Ruang Lingkup
Bagian Packing berkaitan dengan segala proses packing produk yang dilakukan di
dalam lokasi pabrik. Pekerjaan-pekerjaan proses packing :
- Proses Drying
- pemberian layer
- pemasangan plastik shrink per pcs
- proses ke mesin shrink
- pemberian barcode
- dimasukan ke box
- pemasangan plastik box
- dimasukan ke pallet
- pemasangan plastik pallet
- pengikatan pallet pertama
- pemasangan penguat samping (kisi pallet)
- pengikatan pallet kedua
- pemasangan label pallet
- stuffing container
 Fungsi
Proses packing adalah tahap pengemasan produk jadi ke dalam kemasan box,
pemasangan barcode dan kemudian dikemas ke dalam pallet, pemasangan label
pallet untuk kemudian siap dikirim ke cargo cointainer.
 Tugas Pokok
 Menerima Formulir Instruksi Kerja/Order Produksi dari SPV Produksi yang berisi
intruksi kerja, item pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil
bahan yang dibutuhkan.
 Pencatatan Monitoring harian pekerjaan Packing.
 Kartu Monitoring Packing harus dikonfirmasikan dan diserahkan setiap
hari ke SPV Produksi.
 Tanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan instruksi kerja yang telah diterima
 Bertanggung jawab terhadap pengisian kartu monitoring harian
 Bertanggung jawab atas kebenaran pengisian kartu monitoring harian
yang telah diserahkan.

5. Departemen Resources, General Affair & Legal


 Tanggung Jawab
 Struktural
- Bertanggung jawab langsung kepada Direktur
 Bertanggung jawab atas kinerja devisi:
a. HRD
b. General Affair
c. Legal
 Operasional
a. Bertanggung jawab atas tercapainya iklim kerja yang kondusif.
b. Bertanggung jawab atas peningkatan & mempertahankan kualitas Sumber Daya
Manusia.
c. Bertanggung jawab atas peberapan budaya kerja perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas peningkatan Produktifitas Kerja karyawan

 Tugas:
A. Lingkup Human Resources
1. Menganalisa kebutuhan tenaga kerja ( karyawan ) di sesuaikan dengan
kebutuhan operasional da kemampuan perusahaan.
2. Melakukan recruitment dan seleksi karyawan untuk mendapatkan karyawan
yang berkualitas.
3. Menempatkan karyawan sesuai dengan keahliannya.
4. Membuat standarisasi sistem training karyawan.
5. Melakukan training karyawan.
6. Melakukan penilain karyawan yang akurat.
7. Merancang jenjang karir dan sistem.
8. Merancang sistem kompensasi.
9. Melakukan konseling antar karyawan.
10. Menyelesaikan konflik antar karyawan.
11. Menjaga disiplin kerja.
12. Memberhentikan karyawan sesuai peraturan yang berlaku.
13. Bersama-sama manajemen merumuskan, merubah kebijakan-kebijakan, aturan-
aturan kepegawaian bilamana diperlukan untuk perbaikan dan kemajuan
perusahaan.

B. Lingkup Administrasi Personalia


1. Pembuatan / mencetak Kartu Absensi.
2. Melakukan pendataan / rekapitulasi tentang absensi karyawan (datang
terlambat, tidak masuk [sakit, ijin, alpha] berkaitan dengan ketentuan sanksi
absen.
3. Menghitung lembur, potongan absen dan membuat sli]p gaji bulanan.
4. Menghitung dan membuat slip pembayaran bonus / komisi administrasi dan
Dept. Produksi.
5. Menghitung dan menyampaikan surat teguran, surat peringatan sampai kepada
surat keputusan PHK.
6. Membuat Surat Keputusan (terkait
ketentuan perusahaan, pengangkatan karyawan, kenaikan gaji, promosi dan
mutasi karyawan), dan membuat kontrak / perjanjian kerja karyawan.
7. Membuat memo internal, yaitu suatu media
yang digunakan baik disampaikan memalui email dan atau di tempelkan pada
madding yang berisikana tentang undangan arapat internal / meeting dan atau
berupa pengumuman tentang adanya suatu moment tertentu.
C. Genera Affair
1. Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan sehat.
2. Mengawasi penggunaan peralatan kantor.
3. Mengawasi dan mengatur penggunaan kendaraan operasional agar sesuai
dengan fungsinya.
4. Mengawasi penggunaan telepon dan listrik, agar tidak terjadi penyalahgunaan
pemakaian.
D. Legal
1. Membuat dan atau memeriksa kontrak kerjasama dengan pihak ketiga baik
untuk kepentingan departemen lain maupun untuk kepentingan perusahaan
pada umumnya.
2. Mewakili manajemen / perusahaan untuk menyelesaikan maslah apabila terjadi
sengketa dengan karyawan, kontrak kerjasama dengan pihak ketiga maupun
masalah lainnya terkait dengan kepentingan perusahaan.

 Wewenang
1. Mengusulkan dan atau memberikan reward dan punishment kepada karyawan
berdasarkan atas hasil penilaian kerja.
2. Mengusulkan dan atau melakukan promosi, mutasi, atau demosi karywan.
3. Menyuruh atau menolak karyawan untuk kerja lembur.
4. Menerima atau menolak izin tidak masuk kerja karyawan.
5. Menerima atau menolak izin datang terlambat karyawan.
6. Menerima atau menolak izin meninggalkan tempat kerja lebih awal karyawan.
7. Menerima atau menolak izin cuti karyawan.
8. Melakuakan terguran, peringatan dan PHK terhadap karyawan.
BAB. III
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMASARAN

- Alur Kerja Penanganan Order Masuk.


1. Permintaan pesanan dari Pasar atau customer.
2. Permintaan tersebut diterima Direktur/Manager Pemasaran kemudian ditindaklanjuti.
Dalam hal ini berkoordinasi dengan Manager General Admin & Accounting dalam hal
pembiayaan financial, dengan Manager Produksi dalam hal Produksi (bhn baku, waktu dll).
3. Setelah hasil koordinasi didapat, kemudian Direktur/Manager Pemasaran memberikan
balasan atas permintaan pesanan (Proforma Order) dengan pihak pemesan. Termasuk
didalamnya DP, Cara Pembayaran dan Syarat serta Ketentuan Lainnya yang diperlukan.
4. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi negosiasi dengan pihak customer (jika ada)
5. Customer mengirimkan Konfirmasi atas Proforma Invoice secara tertulis (email atau Fax) ini
sudah dapat dianggap sebagai PO resmi yang telah disepakati pihak buyer dan perusahaan,
bisa juga pada saat ini customer mengirimkan contoh gambar Print Box, Barcode. Atau
pihak perusahaan meminta gambar print box, barcode, label pallet pada saat ACC Proforma
Invoice. (jika Barcode tidak tercantum dalam Proforma Order ataupun Proforma Invoice)
6. 6a dan 6b. Konfirmasi atau ACC Proforma Invoice tertulis yg diterima disampaikan ke
Manager General Admin & Accounting serta Manager Produksi. (semacam SPK). 6c
Perusahaan/Direktur/Kepala Pemasaran mengirimkan Packing List (dari Manager Produksi)
ke pihak buyer.
7. Manager Produksi daftar kebutuhan bahan untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang
diperlukan untuk mengerjakan order. Daftar kebutuhan yang telah dibuat diajukan ke
bagian pembelian untuk segera dilakukan proses pengadaannya.

- SOP Penanganan Order Masuk


Proforma Order yang masuk kemudian diproses oleh Manager Pemasaran dengan
berkoordinasi dengan Manager General Admin & Accounting dan Manager Produksi. Dengan
Manager General Admin & Accounting berkoordinasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan, dengan Manager Produksi berkoordinasi untuk waktu pengerjaan, waktu
pengiriman dan ketersediaan serta kebutuhan bahan baku.
Untuk penetapan harga jual hal ini menjadi tanggung jawab dan wewenang penuh Manager
Pemasaran berdasarkan kebijakan Direktur.
Bentuk Pre Purchasing Order ( Pre PO ). (Lampiran 3)

- SOP Proforma Order (Usulan Order)


Proforma Order yang masuk berisi tentang spesifikasi teknis produk yang dipesan :
a. Dimensi Produk (ukuran dan bentuk)
b. Desain atau Model Produk
c. Jenis Batu
d. Warna Batu
e. Jenis kemasan box, plastic dan palet (bahan, dimensi, desain, warna).
f. Jumlah pesanan (M2, Box, Pcs)
g. Waktu Penyelesaian / Tanggal Stuffing.
h. Harga.
i. Standard Kualitas yang disyaratkan.
j. Cara Pengemasan dan Pengiriman
k. Berat Satuan, Berat Total.
l. Foto/gambar desain
m. Foto/gambar Box, Barcode
n. Foto/gambar cara pengemasan dan pengiriman.
Setiap Pre PO yang masuk harus didokumentasikan dan diarsip.
Didokumentasikan dan diarsip : penomoran dokumen (tgl masuk, no. urut, kode, sifat dsb). Dalam
hal ini yang melakukannya adalah Manager Pemasaran. (bisa dibantu pengarsipannya oleh bagian
suporting sistem)
Pintu masuk resmi sebagai informasi permintaan pasar/customer yang dianggap
sah/resmi/layak/valid adalah Direktur dan atau Manager Pemasaran, dalam hal ini adalah Bp. Suyono
( terkecuali jika sudah ada Person lain yang ditunjuk untuk memegang tanggung jawab sebagai
Manager Pemasaran/Bp. Suyono tidak merangkap lagi posisi Direktur dan Manager Pemasaran). Jika
ada informasi permintaan yang masuknya atau diterima oleh bukan direktur atau manager
pemasaran maka informasi tsb harus disampaikan ke direktur dan atau manager pemasaran untuk
mendapatkan ACC sebagai informasi yang dianggap perlu untuk ditindaklanjuti.

- Proforma Invoice (Usulan Penawaran Order)


Tanggapan Perusahaan terhadap Proforma Order (Proforma Invoice) ini harus berisi :
 Harga Satuan dan Harga Total.
 Cara Pembayaran : Uang Muka (DP) dan Pelunasan.
 Di dalamnya menyampaikan cara dan waktu pembayaran DP serta Pelunasannya.
 Description/Kepastian Spesifikasi Produk termasuk kemasannya yang akan dikerjakan.
 Waktu pengiriman pesanan
 Cara Pengemasan dan Pengiriman.
 Syarat dan Ketentuan lainnya :
 Ketentuan Jangka waktu menunggu konfirmasi ACC
 Ketentuan jika konfirmasi ACC terlambat
 Ketentuan konfirmasi label box, barcode, label pallet dari pihak buyer.
 Ketentuan keterlambatan pelunasan dan Kompensasi yang timbul.
 Kompensasi atas Perubahan, penundaan atau pembatalan oleh pihak buyer.
 Dan lain-lain jika memang diperlukan maka dapat diusulkan didalam Proforma
Invoice ini.
 Nama Item (Artikel)
 Dimensi Produk
 Jumlah Satuan, M2, Box.
 Berat Satuan dan Berat Total.
 Tanggal dibuatnya Pre Invoice
 Pembuat Pre Invoice (Stempel Perusahaan).
 Penomoran Dokumen.
Setiap PreInvoice yang keluar harus didokumentasikan dan diarsip.
Didokumentasikan dan diarsip : penomoran dokumen (tgl masuk, no. urut, kode, sifat dsb).
Yang berhak untuk memberikan tanggapan atas permintaan pasar/customer adalah Direktur dan
atau Manager Pemasaran. Dalam memberikan tanggapan informasi itu, Direktur dan atau Manager
Pemasaran harus berkoordinasi dengan Manager General Admin & Accounting dan Manager
Produksi. Dengan Manager General Admin & Accounting berkoordinasi menyangkut Financial
( Pembiayaan Modal, Tingkat Keuntungan dan Harga, DP dan Pelunasan ), dengan Manager Produksi
berkoordinasi menyangkut : ketersediaan Bahan Baku, Cara dan Waktu Proses Produksi, pengemasan
dan pengiriman, juga berkoordinasi dalam hal penghitungan harga pokok produksi serta penentuan
harga jual produk pesanan.

- Konfirmasi ACC Order/PO


Adalah jawaban dari pihak buyer atas Pra Invoice yang dikirim perusahaan. Jawaban atas
Proforma Invoice yang sudah dikirim dapat berbentuk lisan via telpon dan atau tertulis via
email. Konfirmasi tertulis bentuknya sama atau tidak jauh berbeda seperti Proforma Invoice
atau Proforma Order yang sudah dikirim. Konfirmasi ACC lebih menegaskan kesepakatan harga
dan waktu pengiriman.
Seperti usulan prosedur dari pihak buyer dalam hal ini dari International Stone Gallery (Nick),
bahwa untuk memberikan konfirmasi ACC atas Pra Invoice dari pihak perusahaan, pihak buyer
harus menunggu ACC dari pihak kliennya. Waktu menunggu ACC dari pihak klien disepakati
adalah 3 hari, artinya dalam kurun waktu 3 hari ACC diterima lalu disampaikan ke pihak
perusahaan maka hal ini tidak mempengaruhi atau menambah jadwal pengiriman yang
tercantum dalam Pra Invoice. Tapi jika waktu ACC atas Pra Invoice lebih lebih dari 3 hari maka
jumlah kelebihan waktu akan diberlakukan penambahan hari dari jadwal yang tercantum
dalam Pra Invoice. Untuk Konfirmasi ACC atas Pra Invoice sebaiknya dilakukan atau diterima
dalam bentuk tertulis. Kalaupun ACC tersebut tidak dalam bentuk tertulis maka pihak
perusahaan harus membuat konfirmasi atau klarifikasi dalam bentuk tertulis dan hal ini
merupakan dasar dari Pembuatan Invoice ataupun Purchasing Order
Ketentuan jangka waktu konfirmasi ACC Order dan konsekuensi perubahan waktu pengiriman
juga berlaku untuk ketentuan konfirmasi ACC atas : label box, barcode dan label pallet

- Proforma Invoice Fix


Dari Pra Invoice yang telah disampaikan ke pihak buyer dan berdasarkan Konfirmasi ACC dari
pihak buyer maka perusahaan menyampaikan Invoice yang fix atau bersifat tetap dan
mengikat dalam hal spesifikasi order, kuantitas order, harga, waktu pengiriman, cara
pembayaran termasuk DP serta pelunasannya.
Bentuk Proforma Invoice Fix atau bisa disebut juga klarifikasi atas konfirmasi ACC order bentuk
dan isinya sama dengan Proforma Invoice yang mengalami revisi jika ada hal-hal yang
disampaikan di dalam konfirmasi ACC Order.

- Proforma Order Fix


Proforma Order Fix atau pada kebiasaannya berupa konfirmasi ACC Order ini bisa dianggap
sebagai Purchasing Order dari pihak klien atau konsumen.
Dari pengalaman yang sudah pernah terjadi, khususnya untuk customer lama yang hubungan
kerja sama telah terjalin cukup lama, biasanya PO cukup berupa pernyataan atau konfirmasi
persetujuan atas Pre Invoice yang dibuat perusahaan atau yang disampaikan ke customer
tetapi untuk ketertiban administrasi sebaiknya Konfirmasi ACC harus dalam bentuk tertulis,
bisa bentuk email atau fax. Atau jika nantinya pihak perusahaan menerima Konfirmasi ACC atas
Pra Invoice dalam bentuk lisan via telpon maka pihak perusahaan harus menyampaikan
klarifikasi konfirmasi ACC dalam bentuk tertulis sebagai dasar kesepakatan order yang saling
mengikat.
Tapi jika memang diperlukan maka PO dari customer baru (selain yang diatas) maka PO harus
berisi :
 Tanggal. Bulan dan Tahun dibuatnya PO
 Spesifikasi Teknis Produk yang ada didalam PO :
 Dimensi Produk (ukuran dan bentuk)
 Desain atau Model Produk
o Jenis Batu
o Warna Batu
o Jenis kemasan box, plastic dan palet (bahan, dimensi, desain, warna).
o Jumlah pesanan
o Waktu Penyelesaian/Tanggal Stuffing.
o Harga.
o Standard Kualitas yang disyaratkan.
o Cara Pengemasan dan Pengiriman
o Print Box
o Barcode
 DP (Down Payment) dan Pelunasan
 Nama, Alamat, No. Telpon Perusahaan pembuat PO
 Nama dan Tanda Tangan Pembuat PO
 Stempel Perusahaan Pembuat PO dan Materai (jika perlu).
Setiap Purchasing Order (PO) yang masuk harus didokumentasikan dan diarsip. Didokumentasikan
dan diarsip : penomoran dokumen (tgl masuk, no. urut, kode, sifat dsb).
Yang berhak untuk memutuskan PO yang masuk itu diterima atau tidak untuk ditindaklanjuti adalah
Direktur dan atau Manager Pemasaran.
PO yang masuk dipakai dasar oleh Direktur dan atau Manager Pemasaran untuk koordinasi dengan
departemen-departemen yang ada di perusahaan.
Direktur mengistruksikan Manager Pemasaran serta Manager General Admin & Accounting untuk :
menyiapkan, menyediakan, mengendalikan Anggaran yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan,
seperti : anggaran untuk pembelian bahan baku utama dan penunjang, anggaran untuk tenaga kerja
Langsung maupun Tidak Langsung, Anggaran Biaya Overhead Pabrik, dll. Dari Anggaran yang sudah
dipersiapan oleh Manager General Admin & Accounting untuk selanjutnya dikoordinasikan oleh
Manager General Admin & Accounting kepada Bagian Pembelian. Anggaran tsb adalah dasar atau
plafon yang digunakan oleh bagian pembelian dalam proses pengadaan/pembelian.
Direktur memberikan isntruksi kepada Manager Pemasaran serta Manager Produksi untuk :
Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, mengarahkan dan mengawasi proses produksi yang
akan dan sedang berlangsung dalam rangka mengerjakan pesanan.

- Instruksi Pengerjaan Order.


Konfirmasi ACC Order atau Klarifikasi atas konfirmasi acc order atau PO yang diterima oleh
Manager Pemasaran atau Direktrur ini di copy untuk selanjutnya disampaikan kepada Manager
General Admin & Accounting dan Manager Produksi. Copy dokumen tersebut bisa digunakan
untuk memberikan instruksi kerja kepada Manager General Admin & Accounting dan Manager
produksi untuk melaksanakan pekerjaannya.
Yang bertanggungjawab dan berwenang menangani Proforma Order, Proforma Invoice,
Konfirmasi ACC Order, Klarifikasi atas konfirmasi ACC, Proforma Order Fix (PO), Proforma
Invoice Fix dan Penyampaian Instruksi Kerja ke Departemen General Admin & Accounting dan
Departemen Produksi adalah Direktur yang sampai saat ini merangkap juga sebagai Manager
Pemasaran.
- Riset dan Pengembangan Produk
Bagian Riset dan Pengembangan Produk ( R& D ) berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada
Manager Pemasaran.
Input yang masuk ke Bagian Riset dan Pengembangan Produk berasal dari internal dan
Eksternal perusahaan melalui Manager Pemasaran.
Dari internal bisa dari departemen produksi atau dari departemen yang lainnya mengenai ide-
ide tertentu suatu produk, apapun ide-ide produk tertentu itu harus disampaikan atau
dikoordinasikan dengan Manager Pemasaran, Manager Pemasaran yang mempunyai
wewenang memberikan insruksi kerja ke Bagian R & D untuk melakukan dan mengerjakan
sample produk atau master desain.
Dari Eksternal yaitu dari pihak pasar/pembeli/konsumen, yang sering terjadi pihak
pasar/pembeli/konsumen menginginkan suatu desain tertentu suatu produk yang diminatinya.
Dari ide-ide, gambaran-gambaran atau contoh-contoh yang dikirimkan ke perusahaan,
kemudian pihak perusahaan melalui departemen pemasaran menganalisa permintaan-
permintaan akan suatu desain produk tersebut.
Tim Bagian Riset dan Pengembangan Produk terdiri dari :
 Bagian Komputer, menganalisa dan membuat cetak biru (blue print) suatu master desain
suatu produk untuk kemudian mengkomunikasikannya dengan pihak
pasar/pembeli/konsumen. Bagian Komputer juga yang melaksanakan dokumentasi dalam
bentuk photo-photo.
 Bagian Processing, memproses pengerjaan master desain menjadi sebuah sampel yang
dapat dikirimkan ke pihak pasar guna keperluannya seperti pameran dsb.
 Bagian processing ini mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama dengan bagian
processing di departemen produksi yaitu : Cutting, Tumbuk, Molen, Cladding dll.
 Bagian Perakitan, bagian perakitan melaksanakan sendiri proses perakitan-perakitan batu
hingga menjadi sample produk.
 Bagian Riset dan Pengembangan Produk berlokasi di Head Office atau unit produksi di
Sodo.

- Prosedur Pengambilan Gambar Photo Sample


 Sample yang akan diambil gambarnya harus dalam keadaan bersih.
 Kondisi sample yang akan diambil harus sesuai dengan permintaan klien, apakah dalam
kondisi kering atau kondisi basah.
 Gambar photo yang dihasilkan harus terang artinya detail corak, warna dan desain harus
tampak jelas.
 Sudut pengambilan gambar atau angle dari atas (tampak atas) dengan sudut pengambilan
± 90°.
 Pengambilan gambar photo harus per-sample per-lembar photo, kecuali jika ada
permintaan harus digabung.
 Pemakaian ISO : Siang = 100 – 400 ; Malam = 400 – 800
 Pengambilan gambar yang dilakukan di dalam ruangan dikerjakan seperti saat
pengambilan gambar di malam hari yaitu dengan menggunakan ISO 400 – 800.
 Sebaiknya tidak menggunakan lampu kilat (blitz) kecuali jika tidak ada penerangan yang
cukup.
 Sebaiknya menggunakan bantuan Tripod atau menggunakan kamera yang mempunyai
fasilitas stabilizer atau anti shake.
 File gambar photo pada waktu pengiriman ke pihak klien harus dalam bentuk JPEG 1
mega pixel, ukuran file 250 kb.

- Prosedur Pembuatan Produk Sample


 Permintaan sample dari pihak klien disampaikan dan dikoordinasikan oleh Manager
Pemasaran/Direktur kepada bagian R & D serta Bagian Produksi. Spesifikasi produk
sample harus sesuai dengan permintaan pasar/konsumen.
 Bagian R & D yang bertanggung jawab dan berwenang dalam pengerjaan produk sample
mulai awal pengerjaan: analisa, desain matras dan produk, pelaksanaan pembuatan,
pengambilan photo, sampai pengiriman produk sample ke pihak klien (pengiriman photo
melalui email dan pengiriman fisik produk sample)
 Menganalisa suatu desain produk sample tertentu yang diminta oleh pihak internal
ataupun eksternal, seperti : bahan, ukuran, waktu pengerjaan, biaya, spesifikasi khusus
lainnya dan teknis pembuatan dengan berdasarkan efisiensi dan efektivitas untuk
menghasilkan produk yang mempunyai daya saing yang tinggi.
 Berdasarkan intruksi Manager Pemasaran/Direktur, bagian R & D membuat produk
sample yang diinginkan. Untuk pengerjaan teknis dapat berkoordinasi dengan Manager
Produksi berkaitan dengan bahan baku yang diperlukan, tenaga kerja yang mengerjakan
dan lain-lainnya.
 Teknis pembuatan secara detail disampaikan kepada departemen produksi dengan tujuan
pada saat pengerjaan produk massalnya tidak menemui kesulitan.
BAB. V
Standart Operasional Prosedur Pembelian

- SOP Pengadaan Bahan Baku Utama dan Penunjang.


Manager Produksi menyampaikan daftar kebutuhan Produksi (Bukti Permintaan Pembelian).
(lampiran 4)

 Surat pengajuan order pembelian berisi :


 Tanggal, bulan, tahun
 Penomoran Dokumen
 Daftar Barang yang diperlukan : spesifikasi, volume/jumlah.
 Kode Barang/bahan
 Harga per satuan barang/bahan dan harga total
 Prioritas dan Jadwal Waktu ketersediaan Anggaran
 Penanggung jawab Pengajuan Anggaran Pembelian.
 Yang Menerima Pengajuan Anggaran Pembelian.
 Dibuat rangkap 3, yang peruntukkannya 1 untuk Manager General Admin &
Accounting, 1 untuk Bagian Pembelian, 1 untuk arsip.
 Bagian Pembelian membuat Order Pembelian ke Suplier.
 Bagian Pembelian melaksanakan proses pengadaan.

- Pemilihan Suplier
Bagian Pembelian membuat dan harus punya daftar supplier yang akan diundang atau
diberikan kesempatan untuk mengajukan penawaran dari masing-masing semua daftar
kebutuhan barang/bahan yang menjadi kebutuhan perusahaan. (Lampiran 5)
Daftar Suplier berisi :
 No. Urut
 Kode Barang
 Nama Perusahaan
 Alamat/ No. Telp.
 Kontak Person
 Harga Satuan
 Kapasitas Layanan.
Dari Daftar Suplier yang ada, Bagian Pembelian mengadakan kegiatan pengadaan dengan
mengundang atau memberikan kesempatan kepada semua supplier untuk memasukkan
penawarannya.

Hal-hal yang harus diinformasikan ke para pihak supplier :


 Spesifikasi Barang yang dibutuhkan perusahaan. Untuk spesifikasi
ukuran/volume/dimensi harus disampaikan dalam bentuk tulisan dan gambar.
 Waktu Penerimaan Pesanan.
 Harga Satuan
 Uang Muka dan Cara Pembayaran Pelunasan.
Syarat dan Ketentuan Suplier yang terpilih :
 Kesesuaian harga penawaran dengan plafon anggaran.
 Kesesuaian Spesifikasi Barang yang sudah ditetapkan Departemen Produksi.
Untuk spesifikasi ukuran/volume/dimensi harus disampaikan dalam bentuk tulisan dan
gambar.
 Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman.
 Cara Pembayaran yang sesuai dengan kebijakan Departemen General Admin &
Accounting.
 Jaminan Ketepatan Waktu.
 Termin pengiriman jika diperlukan.
 Minimal supplier yang diberikan kesempatan adalah 3 perusahaan/supplier.
 Melakukan perbandingan-perbandingan harga, kualitas dan waktu dari masing-
masing supplier.
 Tidak memihak pada salah satu supplier
 Tidak melakukan rekayasa pengadaan. (kolusi, korupsi).
Cara Menentukan Suplier yang akan dipilih. (untuk mencari suplier baru)
 Memilih supplier yang akan diberikan kesempatan mengajukan penawaran minimal 3
suplier.
 Jika memang perlu dilakukan system lelang maka dapat dilakukan dengan
mengundang para supplier untuk datang dan memberikan penawarannya
 Dari penawaran yang masuk dari masing-masing supplier harus diperbandingkan
satu sama lainnya dalam hal harga, waktu dan kualitasnya.
 Melakukan negosiasi harga, kualitas dan waktu kepada para supplier berdasarkan
penawaran yang masuk dari masing-masing supplier. Masing-masing supplier kita
kontak/telpon lalu kita menawar harga mereka.
 Penawaran terendah dari hasil negosiasi itulah yang kita pakai untuk menetapkan
pemenang atau supplier yang akan dipakai.
Kemudian dari syarat dan ketentuan serta cara diatas dapat dijalankan maka Bagian
Pembelian memutuskan Suplier mana yang akan dipilih.

Setelah didapat hasil pemilihan supplier maka Bagian Pembelian melaporkan hasil Pemilihan
Suplier kepada Direktur, Manager General Admin & Accounting dan Manager Produksi.
(Lampiran 6)

Laporan lelang pengadaan berisi :


 Tanggal, Bulan, Tahun, Waktu dilakukan Pengadaan.
 Nama Perusahaan yang terpilih
 Jenis Barang, Kode Barang, Harga Satuan, Harga Total, Waktu Penerimaan Barang,
Cara dan Waktu Uang Muka serta Pelunasan.
 Termin Pengiriman.
 Penanggung Jawab Pengadaan.
 Laporan dibuat rangkap 4. 1 untuk Bagian Pembelian, 1 untuk Manager General
Admin & Accounting, 1 untuk Manager Produksi dan 1 untuk arsip.

Tetapi jika telah ada suplier yang sudah menjadi rekanan dan semua persyaratan diatas
terpenuhi maka dapat menggunakan mekanisme langsung mengirimkan order pembelian.
(tanpa lelang dan perbandingan).
- Pemesanan
Berdasarkan hasil pemilihan supplier, Bagian Pembelian membuat dan mengirimkan Surat
Purchasing Order (Order Pembelian) kepada pihak Suplier.
Surat Purchasing Order berisi :
 No, Tanggal, Bulan dan Tahun Purchasing Order
 Nama, alamat, kontak person, telpon supplier yang dituju.
 Nomor Surat Purchasing Order
 Nama, Jenis, Dimensi, Desain, Jumlah, Harga Satuan dan Harga Total barang yang
dipesan.
 Waktu Penerimaan Barang yang dipesan
 Termin Pengiriman jika disyaratkan.
 DP dan Cara Pelunasan
 Penanggung Jawab
 Stempel Perusahaan dan materai.
 Surat Purchasing Order dibuat rangkap 3. 1 lembar untuk Bagian Pembelian, 1 lembar
untuk Manager General Admin & Accounting dan 1 lembar untuk arsip dokumen.
Selanjutnya Bagian Pembelian memberikan laporan dengan melampirkan copy PO ke Bagian
Keuangan ( Man. Keuangan) mengenai pemesanan barang dan selanjutnya Bagian Keuangan
melaksanakan kewajiban terkait dengan pembayaran DP (uang muka)
Setelah Pemesanan Barang/bahan dilakukan, Bagian Pembelian secara periodik mengontrol
pihak supplier dengan selalu menanyakan perkembangan pengerjaan dari barang yang
dipesan, terutama pada saat mendekati hari H penerimaan/termin pengiriman barang
pesanan. Kontrol dapat dilakukan dengan berkomunikasi melalui telpon dan jika perlu
mengadakan kunjungan ke tempat supplier.
- Penerimaan
 Pada saat penerimaan barang pesanan Bagian Pembelian bersama-sama dengan Bagian
Gudang/Persedian memeriksa kebenaran dan ketepatan barang pesanan berdasarkan Surat
Purchasing Order.
 Menerima dan memeriksa Surat Jalan, Faktur apakah sama dengan fisik barang pesanan
yang diperiksa.
 Jika secara fisik dan administrasi barang pesanan yang diterima sesuai dengan Surat
Purchasing Order maka Bagian Pembelian dapat menandatangani tanda terima barang
pesanan.
 Bentuk Surat Jalan dan Tanda Terima sama seperti pada umumnya.
 Setelah itu Bagian melakukan serah terima Barang Pesanan ke Bagian Gudang/Persediaan.
Serah terima dapat dilakukan pada saat penerimaan barang pesanan ke bagian gudang atau
yang melakukan penerimaan barang adalah bagian gudang. Jika Bagian Gudang yang
melakukan penerimaan barang maka surat jalan dan faktur yang diterima nantinya
diserahkan ke bagian pembelian, sebelumnya bagian gudang mencatatnya di dalam buku
penerimaan barang administrasi gudang.
 Bagian Pembelian/Bagian Gudang membuat Laporan Penerimaan Barang. (Lampiran7)

- Pembayaran.
 Pihak Suplier dapat melakukan/memasukkan surat tagihan kepada Bagian Pembelian jika
tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan PO yang sudah disepakati dengan
memasukkan Surat Tagihan (Invoice) dengan melampirkan surat jalan lampiran asli, Faktur
lampiran Asli, Copy PO (SPK).
 Pada saat Bagian Pembelian menerima Surat Tagihan/Invoice beserta lampiran-lampiranya
dari pihak suplier terkait, bagian pembelian mencatatnya dalam buku nota pembelian.

Setelah menerima Surat Tagihan beserta lampiran pelengkapnya dari pihak Suplier, Bagian Pembelian
dapat memberikan tanda terima surat tagihan kepada pihak supplier ( rangkap 4 : 1 untuk Bagian
Pembelian, 1 untuk Bagian Keuangan, 1 untuk Suplier dan 1 untuk arsip )
Surat Tagihan beserta lampiran kelengkapannya dan tanda terima surat tagihan diserahkan ke bagian
keuangan (Manager General Admin & Accounting), dan selanjutnya Bagian Keuangan memproses
pembayarannya secara tunai atau transfer bank sesuai dengan cara dan waktu pembayaran yang ada
di PO.
- Serah Terima
Bagian Pembelian melakukan Serah Terima ke Departemen Produksi dalam hal ini ke Bagian
Gudang/Persediaan. Proses serah terima dilakukan pada saat barang pesanan datang dan
diterima di pabrik. (Lampiran 8)
BAB VI
Standart Operasional Prosedur Departemen Produksi

- Prosedur Perencanaan Produksi


Setelah Kepala mendapatkan copy Purchasing Order (PO) dari Direktur/Manager
Pemasaran, Manager Produksi melakukan perhitungan kebutuhan bahan baku yang
dibutuhkan dalam proses pengerjaan pesanan, bahan bakku utama dan bahan baku
penunjang.
Berdasarkan copy PO yang diterima Manager Produksi menghitung :
A. Kebutuhan Bahan Baku :
 Batu
 Jaring
 Lem
 Box Kardus
 Layer
 Plastik Shrink
 Plastik Box
 Plastik Pallet
 Pallet
 Kisi Pallet
 Tali Pallet
 Dan bahan-bahan pendukung lainnya.

B. Waktu Pengerjaan :
 Penerimaan Bahan Baku
 Pengerjaan Processing
 Pengerjaan Perakitan
 Pengerjaan Finishing
 Pengerjaan Packing
 Pengiriman Barang

- Prosedur Instruksi dan Jadwal Kerja Departemen Produksi


Berdasarkan copy PO yang diterima dan hasil perencanaan yang dibuat Manager Produksi
membuat dan memberikan instruksi kerja di semua bagian yang ada di departemen
produksi.
Manager Produksi menyampaikan target waktu dan target kuantitas penyelesaian
pekerjaan berdasarkan kapasitas masing-masing bagian.

OUTPUT PRODUKSI DALAM KAPASITAS NORMAL


Jml
Produk Pekerjaan Output/hari Jumlah personal mesin Rusak Rasio rata rata
Stick Tumbuk 2 ton 8 orang - - 50 kg =2,5 m² - 3 m²
Mosaic Tumbuk 6 ton 10 orang - - 50 kg =2,5 m² - 3 m²
All Cutting 300 kg 1 orang 1 unit - 50 kg =2,5 m² - 3 m²
All Molen 6 ton 4 orang 3 unit 10% 50 kg =2,5 m² - 3 m²
All Cladding 750 kg 2 orang 1 unit - 50 kg =2,5 m² - 3 m²
Grey + Red Perakitan 6 m² 1 orang - -
Putih Perakitan 5 m² 1 orang - -
All Finishing 10 m² 1 orang - -
1/2
Eropa Packing kontainer 15 orang Lembur -
Arab Packing 1 kontainer 15 orang Lembur -

Perhitungan Bahan Baku Material Batu

Jenis Jml
Produk material Bahan Jadi
Parkit 100 kg 4 m²
Manager Produksi membuat jadwal rutinitas produksi untuk koordinator-koordinator bagian yang
ada.
Jadwal rutinitas pabrik adalah sebagai berikut :
JADWAL RUTINITAS PABRIK
Pukul Kegiatan Peserta
07.00 Absensi Kerja Semua Karyawan dan Pegawai
Briefing :
Instruksi Kerja
Man. Produksi + Koor Bagian
Order Produksi
DLL.
Pendistribusian Kartu Monitor Bagian Administrasi Produksi
08.00 Pelaksanaan Kerja Semua Karyawan
13.00 Absensi Siang Pegawai Harian
16.00 Pengumpulan Kartu Monitoring Koordinator Bagian
Input Data Bagian Administrasi Produksi
LEMBUR
16.15 Absensi Lembur Pegawai/Karyawan yang lembur
Ambil Kartu Monitoring Lembur Pegawai/Karyawan yang lembur
Pengumpulan Kartu Monitoring
selesai Lembur Pegawai/Karyawan yang lembur
Input Data Bagian Administrasi Produksi

Penghitungan atau pembagian tugas pengerjaan item produk pesanan jika ada beberapa macam
item produk harus dilaksanakan secara bersama/pararel walaupun masing-masing item produk
mempunyai waktu penyelesaian yang berbeda, hanya saja proporsi atau komposisi personal yang
mengerjakan disesuaikan dengan kebutuhan dan ini harus diputuskan oleh Manager Produksi
dengan berkoordinasi dengan bagian-bagian produksi yang ada.

- Pelaksanaan
 Prosedur Administrasi Produksi
 Pada setiap hari kerja, bagian administrasi mendistribusikan atau memberikan form
monitoring kerja harian ke koordinator : bagian processing, finishing, packing,
maintenance.
 Setiap hari, setelah presensi kerja, merekapitulasi data-data yang didapat dari form
monitoring kerja harian bagian-bagian di departemen produksi.
 Mengelola, mengisi atau meng-update papan control produksi yang ada di kantor
berdasarkan hasil rekapitulasi data data monitoring kerja harian produksi.
 Dari data-data rekapitulasi monitoring kerja harian juga dimasukkan ke dalam form
daily report pada lembar kerja dan pada lembar kerja di komputer.
 Menyajikan data-data daily report kepada Manager Produksi untuk dapat
dikomunikasikan oleh Manager Pemasaran/Direktur.
 Menyimpan, mengarsipkan semua dokumen penting departemen produksi (Manual
dan Komputer).
 Membuat laporan aktivitas produksi per periode tertentu yang telah ditetapkan.

 Prosedur Gudang Persediaan


Pada saat bahan/barang yang sudah dipesan oleh bagian pembelian masuk ke pabrik
pada saat penerimaan barang bagian gudang dapat mewakili bagian pembelian untuk
memeriksa dan menerima barang pesanan tersebut. Setelah diperiksa dan sudah sesuai
dengan spesifikasi dan jumlah yang dipesan bagian gudang menerima surat jalan dari
pengirim barang.
Secara administrasi bagian gudang mencatat transaksi penerimaan barang/bahan yang
dipesan/diterima dari Bagian Pembelian/Suplier dalam buku penerimaan barang/bahan,
pencatatan penerimaan untuk barang/bahan yang diterima harus sesuai/sama dengan
surat jalan, faktur pihak suplier.
Isi dari buku penerimaan barang harus mencantumkan :
 No. Surat Jalan dan atau Faktur /Dokumen lain.
 Tanggal, bulan, tahun tanda terima dibuat.
 Nama barang
 Jumlah Barang
 Harga satuan
 Harga Total.
 Nama, alamat asal suplier.
 Identitas Perusahaan.

Setelah serah terima barang/bahan tersebut maka untuk selanjutnya keberadaan dan jumlah
barang/bahan tersebut menjadi tanggung jawab bagian gudang. ( Lampiran 9)
Bagian Gudang harus :
 Membuat laporan penerimaan barang setiap kali menerima pengiriman barang pesanan
dari pihak suplier.
 Mengelola buku permintaan/pengambilan bahan dari bagian lain yang membutuhkan
bahan dalam proses pekerjaannya seperti bagian processing, perakitan, Quality Control,
Finishing, Packing dan Pengiriman.
 Mengadministrasikan, memonitor barang/bahan masuk (yang diterima) dan
barang/bahan keluar (diserahkan/diminta oleh bagian lain) serta sisa stock yang ada.
(kartu Stock, Buku Permintaan /Pengambilan Bahan, dan Buku Persediaan).
 Mengadministrasikan, memonitor peralatan/perlengkapan masuk (yang dikembalikan)
dan keluar (dipakai oleh bagian lain). Termasuk mendata inventaris
peralatan/perlengkapan.
 Mengelola, menjaga, merawat penyimpanan barang/bahan baik yang disimpang di dalam
gudang atau ditempat penyimpanan diluar gudang.
 Pada akhir bulan melakukan stock off name dan membuat laporan sock off name.
 Berkoordinasi dengan bagian lain di departemen produksi dan atau bagaian Pembelian
dalam hal pelayananan pendistribusian kebutuhan persediaan barang/bahan yang
diperlukan dalam proses produksi.
 Bertanggung jawab dan berkoordinasi langsung kepada Manager Produksi. (memberikan
report mengenai status dan keadaan persediaan barang/bahan).

 Prosedur Processing
Bagian Processing melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang sudah
diterima dari Manager Produksi. Bagian Processing juga melakukan fungsi administrasi
terhadap hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian processing. Bagian
Processing dikoordinir oleh koordinator bagian processing yang berkoordinasi langsung dan
bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
Bagian processing adalah bagian yang memproses bahan mentah menjadi barang ½ jadi yang
selanjutnya akan diproses atau dirakit menjadi barang jadi. Bagian Processing terdiri dari :
 Pekerjaan Tumbuk/Pukul/Tumbling
 Pekerjaan Potong Batu (mesin Gergaji)
 Pekerjaan Molen
 Pekerjaan Cladding
 Pekerjaan Mini Stick.

 Prosedur Pekerjaan Tumbuk


Pekerjaan tumbuk adalah pekerjaan yang memotong-motong bahan mentah batu menjadi
potongan-potongan batu yang mempunyai ukuran atau desain tertentu dengan cara
memukul bahan mentah batu yang berbentuk lempengan-lempengan balok atau persegi
empat. Biasanya pekerjanya adalah ibu-ibu.
Pekerjaan tersebut dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager Produksi
melalui koordinator bagian processing yang berisi instruksi kerja, item pekerjaan,
target jumlah dan waktu. (Lampiran 10)
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan. (Lampiran 11)
 Mengerjakan proses tumbling (tumbuk/pukul). Mengerjakan proses grade, sortir.
 Mencatat hasil pekerjaan dalam kartu monitoring yang berisi : ambil bahan, hasil, sisa
bahan dan reject. (bahan rusak). (Lampiran 12)
 Kartu Monitoring tumbuk harus dikonfirmasikan setiap hari ke koordinator Bagian
Processing.
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu yang
sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 : Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
 Perlengkapan kerja bagian tumbuk/pukul/tumbling :
 Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
 Kaos Lengan Panjang
 Kaos Tangan
 Sepatu Karet
 Masker
 Tempat mengerjakan proses tumbuk harus beratap dan memakai alas duduk kayu atau
sejenisnya.
 Diusahakan tempat pengerjaan tidak dekat dengan lalu lintas kendaraan.
 Tersedia perlengkapan P3K.

 Prosedur Pekerjaan Cutting


Pekerjaan cutting adalah proses memotong-motong bahan mentah batu menjadi potongan-
potongan batu yang mempunyai ukuran dan desain tertentu (sesuai PO) dengan
menggunakan mesin elektrik gergaji batu. Ada beberapa ukuran diameter gergaji batu yang
digunakan : 25 inci, 35 inci, 50 inci dan 60 inci.
Pekerjaan tersebut dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager Produksi
melalui koordinator bagian processing yang berisi instruksi kerja, item pekerjaan,
target jumlah dan waktu
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian pekerjaan cutting
 Melaksanakan proses cutting sesuai intruksi koordinator bagian processing.
 Kartu Monitoring cutting harus dikonfirmasikan setiap hari ke koordinator bagian
processing
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu yang
sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 : Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Perlengkapan kerja bagian mesin cutting :
 Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
 Kaos Lengan Panjang
 Sarung Tangan
 Masker
 Sepatu Karet
 Tempat mengerjakan proses cutting harus beratap dan memakai alas
duduk kayu atau sejenisnya.
 Tersedia perlengkapan P3K disekitar lokasi cutting.
 Dalam mengerjakan proses cutting harus memperhatikan peralatan
pengaman karena resiko kecelakaan terkena pisau mesin gergaji cukup
besar.
 Dalam mengerjakan proses cutting tidak dalam keadaan sakit atau
sehabis minum obat, tidak dalam keadaan mabuk, mengantuk.
 Celana Plastik / anti air
 Celemek / Pelindung dada terbuat dari karet atau plastik atau kulit
imitasi.

 Prosedur Pekerjaan Molen


Pekerjaan Molen adalah pekerjaan memperhalus sudut atau tepi batu hasil proses cutting
sehingga sudut batu atau sisi tepi batu tidak tajam karena hasil pemotongan mesin gergaji
dengan cara gaya gesek antar batu Gaya gesek antar batu didapat dengan menggunakan
mesin molen yang memutar wadah bahan batu, wadah berupa roda ban Giant Traktor, yang
diputar dengan menggunakan dinamo listrik.
Pekerjaan tersebut dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager Produksi
melalui koordinator bagian processing yang berisi instruksi kerja, item pekerjaan,
target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian pekerjaan molen
 Kartu Monitoring molen harus dikonfirmasikan setiap hari ke koordinator bagian
processing.
 Melaksanakan proses Molen sesuai intruksi kabag processing.
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu yang
sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 : Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
 Perlengkapan kerja bagian mesin molen :
 Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
 Kaos Lengan Panjang
 Sarung Tangan
 Masker
 Sepatu Karet
 Tersedia perlengkapan P3K disekitar lokasi cutting.
 Dalam mengerjakan proses molen harus memperhatikan peralatan pengaman
karena resiko kecelakaan.
 Dalam mengerjakan proses molen tidak dalam keadaan sakit atau sehabis minum
obat, tidak dalam keadaan mabuk, mengantuk.
 Celana Plastik / anti air
 Celemek / Pelindung dada terbuat dari karet/plastik/kulit imitasi

 Prosedur Pekerjaan Proses khusus


Pekerjaan Proses khusus adalah proses produksi dari bahan baku mentah menjadi bahan siap
rakit terutama jenis pekerjaan atau produk yang tidak ditangani oleh sub bagian tumbuk,
molen dan cutting yang dikerjakan dilokasi pabrik
Pekerjaan tersebut dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager Produksi
melalui koordinator bagian processing yang berisi instruksi kerja, item pekerjaan,
target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian pekerjaan Proses khusus
 Melaksanakan proses Proses khusus sesuai intruksi koordinator bagian processing.
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu yang
sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 : Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
 Perlengkapan kerja bagian mesin Proses khusus :
 Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
 Kaos Lengan Panjang
 Sarung Tangan
 Masker
 Sepatu Karet
 Tersedia perlengkapan P3K disekitar lokasi cutting.
 Dalam mengerjakan proses molen harus memperhatikan peralatan pengaman
karena resiko kecelakaan.
 Dalam mengerjakan proses molen tidak dalam keadaan sakit atau sehabis minum
obat, tidak dalam keadaan mabuk, mengantuk.
 Ware Pack
 Celemek / Pelindung dada terbuat dari karet/plastik/kulit imitasi.

 Prosedur Perakitan
Bagian Perakitan melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang sudah
diterima dari Manager Produksi. Bagian perakitan juga melakukan fungsi administrasi
terhadap hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian processing. Bagian
Perakitan dikoordinir oleh koordinator bagian perakitan yang berkoordinasi langsung dan
bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
Perakitan adalah bagian pekerjaan merakit batu yang sudah dipotong sesuai pola dan
diperhalus sudut-sudutnya dengan mesin molen untuk kemudian dirakit menjadi barang jadi
(mozaik).
Proses perakitan mempunyai 2 pola kerja yaitu :
 Menggunakan Jasa Borongan perakitan yang di sub kan (outsourching) di beberapa
tempat di luar lokasi pabrik.
 Membeli dari Suplier Perakitan.

 Pola – Mekanisme Jasa Borongan Perakitan


Perusahaan dalam hal ini menggunakan jasa borongan perakitan, semua bahan utama
dan penunjang disediakan oleh perusahaan.
Pola – Mekanisme Beli Rakitan dari Outsourching Perakitan
Perusahaan dalam hal ini membeli hasil rakitan dari suplier, bahan utama tetap harus
membeli ke perusahaan sedangkan bahan penunjang lainnya disediakan sendiri oleh
suplier.
Pekerjaan perakitan dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager
Produksi melalui koordinator bagian perakitan yang berisi instruksi kerja, item
pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan (untuk jasa borongan perakitan) kemudian mendistribusikan ke jasa
perakitan-perakitan yang ada.
 Pencatatan harian pendistribusian bahan-bahan ke perakitan dan juga pengambilan
hasil rakitan dari para perakit dengan membuatkan nota/faktur kepada para perakit
borongan sebaik bukti penyetoran hasil rakitan. Nota / faktur dibuat rangkap 4.
( perakitan = 1, keuangan = 1, perakit = 1 dan arsip = 1)

 Untuk perakitan yang berasal dari suplier sistim trading (beli) maka menggunakan
mekanisme yang sama seperti pada proses pembelian. Yaitu Bagian Pembelian
mengirimkan surat order pembelian rakitan.
 Bagian perakitan tidak hanya melakukan fungsi pendistribusian tetapi juga melakukan
fungsi pengarahan terhadap kualitas rakitan serta waktu penyelesaian dan juga
melakukan fungsi seleksi terhadap hasil rakitan yang akan diambil apakah layak untuk
diterima atau tidak. Pada tahap ini juga melakukan pencatatan monitoring perakitan.
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu yang
sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3.

 Prosedur Finishing
Bagian Finishing melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang sudah
diterima dari Manager Produksi. Bagian Finishing juga melakukan fungsi administrasi
terhadap hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian finishing. Bagian finishing
dikoordinir oleh koordinator bagian finishing yang berkoordinasi langsung dan bertanggung
jawab kepada Manager Produksi.
Finishing adalah bagian proses produksi yang mengerjakan tahap akhir dalam proses menjadi
barang jadi. Tahap pekerjaan ini memastikan kelayakan produk dari segi estetikanya apakah
sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan. Pada tahap ini akan dilakukan cek dan ricek
jika terdapat produk yang kurang layak maka akan dilakukan perbaikan-perbaikan. Beberapa
pekerjaan yang dilakukan bagian finishing :
1. Amplas
2. Gerinda
3. Noda Lem
4. Perapian Jaring
5. Pengeleman ulang
6. Tambal
Pekerjaan tersebut dimulai dari :
 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager
Produksi melalui koordinator bagian finishing yang berisi intruksi kerja, item
pekerjaan, target jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan
yang dibutuhkan.
 Pencatatan harian Kartu Monitoring Finishing yang dilaksanakan oleh koordinator
bagian finishing.
 Kartu Monitoring Finishing harus dikonfirmasikan dan diserahkan setiap hari ke
Manager Produksi
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu
yang sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya harus memperhatikan Standart K3 Perlengkapan
kerja bagian mesin Finishing :
 Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
 Kaos Lengan Panjang
 Sarung Tangan
 Masker
 Sepatu Karet
 Tersedia perlengkapan P3K disekitar lokasi cutting.
 Dalam mengerjakan proses molen harus memperhatikan peralatan pengaman
karena resiko kecelakaan cukup besar terutama yang menggunakan mesin
cutting biasa.
 Dalam mengerjakan proses molen tidak dalam keadaan sakit atau sehabis
minum obat, tidak dalam keadaan mabuk, mengantuk.
 Ware Pack/Celana anti air
 Celemek / Pelindung dada terbuat dari karet/plastik/kulit imitasi.

 Prosedur Packing
Bagian Packing melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang sudah
diterima dari Manager Produksi. Bagian packing juga melakukan fungsi administrasi terhadap
hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian packing. Bagian packing dikoordinir
oleh koordinator bagian packing yang berkoordinasi langsung dan bertanggung jawab kepada
Manager Produksi.
Proses packing adalah tahap pengemasan produk jadi ke dalam kemasan box, pemasangan
barcode dan kemudian dikemas ke dalam pallet, pemasangan label pallet untuk kemudian
siap dikirim ke cargo cointainer. Bagian pekerjaan ini terbagi menjadi 3 kelompok kerja yaitu :
- Drying-Layering
- Pressing-Oven-Barcode
- Packing.
 Pekerjaan-pekerjaan proses packing :
 Proses Drying
 pemberian layer
 pemasangan plastik shrink per pcs
 proses ke mesin shrink
 pemberian barcode
 dimasukan ke box
 pemasangan plastik box
 dimasukan ke pallet
 pemasangan plastik pallet
 pengikatan pallet pertama
 pemasangan penguat samping (kisi pallet)
 pengikatan pallet kedua
 pemasangan label pallet

Pekerjaan tersebut dimulai dari :


 Menerima Formulir Order Produksi / instruksi dan jadwal kerja dari Manager Produksi
melalui koordinator bagian packing yang berisi intruksi kerja, item pekerjaan, target
jumlah dan waktu.
 Mengisi Buku Pengambilan Bahan ke bagian gudang setiap akan mengambil bahan yang
dibutuhkan.
 Pencatatan Monitoring harian pekerjaan Packing.
 Pengisian box ke dalam pallet berdasarkan pada packing list.
 Data-data isian pallet didapat dari Manager Produksi.
 Selain kartu monitoring tersebut juga harus mengisi form check list
packing pallet sebelum dimasukkan ke dalam kontainer.
 Pelaksanaan kerja harus berusaha mencapai standart kapasitas jumlah dan waktu
yang sudah ditetapkan serta disampaikan oleh Manager Produksi.
 Mengisi Form Monitoring Pengisian Pallet yang dihasilkan setiap hari, form ini
diserahkan ke Manager produksi setiap akhir jam kerja.

 Prosedur Pengiriman
Bagian Pengiriman melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang sudah
diterima dari Manager Produksi. Bagian Pengiriman juga melakukan fungsi administrasi
terhadap hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian Pengiriman. Bagian
Pengiriman dikoordinir oleh koordinator bagian Pengiriman yang berkoordinasi langsung dan
bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
Pengiriman adalah proses produksi tahap akhir, bagian pengiriman memastikan pesanan
produk jadi telah siap dikirim ke cargo container.
Pekerjaan bagian pengiriman :
1. Cek dan Ricek mengenai kesiapan barang yang akan dikirim. (Lampiran 13)
2. Membuat packing list I (dibuat setelah PO masuk) dengan persetujuan dan
pengesahan dari Manager Produksi mengenai kebenaran pembuatannya.
3. Menyusun Lay Out Barang Kiriman di dalam kontainer dengan persetujuan dan
pengesahan dari Manager Produksi mengenai kebenaran pembuatannya.
4. Pendokumentasian Photo Lay Out Barang Kiriman dalam kontainer. Tata letak di
Container disesuaikan/diusahakan sesuai dengan Packing List, Barang yg lebih
berat & rata diletakkan di posisi dibawah, Diphoto : Harus tampak label pallet,
Photo minimal 4 gambar, terbuka penuh, pintu container tertutup satu, pintu
tertutup semua, photo jarak dekat segel kontainer
5. Membuat Stuffing Schedule, Packing List II dan Invoice All, dengan persetujuan
dan pengesahan dari Manager Produksi mengenai kebenaran pembuatannya.
6. Membuat Check List dan Laporan Pengiriman kepada Manager Produksi.
7. Penandatangan berkas kontainer

 Prosedur Maintenance
Bagian Maintenance melaksanakan kerjanya berdasarkan instruksi dan jadwal kerja yang
sudah diterima dari Manager Produksi. Bagian Maintenance juga melakukan fungsi
administrasi terhadap hasil kerjanya pada kartu monitoring harian kerja bagian Maintenance.
Bagian Pengiriman dikoordinir oleh koordinator bagian Maintenance yang berkoordinasi
langsung dan bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
Bagian Maintenance adalah bagian yang bertanggung jawab atas kesiapan sarana, peralatan
dan perlengkapan yang ada di dalam pabrik dalam kaitannya dengan berlangsungnya
aktivitas dan proses produksi. Yang dimaksud sarana, peralatan dan perlengkapan disini
meliputi : Instalasi Listrik, Mesin-mesin produksi, kendaraan operasional produksi, semua
peralatan yang dibutuhkan selam berlangsungnya proses produksi. Penanganannya meliputi :
monitoring kesiapan, perawatan dan juga perbaikan. (Lampiran 14)
Pola Perbaikan :
 Dikerjakan sendiri oleh bagian maintenance di dalam lokasi pabrik
 Dikerjakan dengan menggunakan jasa tenaga montir/perbaikan/perawatan, di lokasi
pabrik.
 Dikerjakan di luar pabrik atau jasa bengkel perbaikan/perawatan.
Prosedur perbaikan dan service.
Berdasarkan hasil monitoring dan kebutuhan kelangsungan proses produksi, bagian
maintenance mengambil keputusan mengenai penanganan perawatan ataupun perbaikan
sarana, peralatan dan perlengkapan pabrik, apakah di perbaiki sendiri atau diserahkan pada
pihak luar, apakah perlu pembelian spare part untuk mengganti spare part yang rusak, atau
hal-hal lainnya.
Jika ada penanganan yang berkaitan dengan biaya biaya yang memang perlu dikeluarkan
maka bagian maintenance mengajukan order maintenance ke bagian pembelian.
BAB. VII
Standart Operasional Prosedur Departemen SDM

A. Pengertian Umum

Tenaga kerja adalah seluruh karyawan dan pekerja yang melakukan aktivitas kerja di
lingkungan kerja di UD. Abimanyu berdasarkan kesepakatan kerja.

B. Status Kerja

UD. Abimanyu mempunyai 2 macam status tenaga kerja, yaitu :


1. Karyawan Tetap.
Adalah staf yang bekerja purna waktu (jam kerja penuh) dan tunduk pada peraturan-
peraturan dan etika yang berlaku di UD. Abimanyu
2. Karyawan Tidak Tetap.
Adalah perseorangan yang bekerja berdasarkan kesepakatan kerja untuk melakukan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.

C. Peringkat dan Kategori Tenaga Kerja

Peringkat Jabatan merupakan penjelasan jenjang tingkat dan golongan setiap jabatan dalam
struktur organisasi UD. Abimanyuyang direncanakan dengan volume dan lingkup kerja.
Di Struktur organisasi UD. Abimanyu terdapat golongan I, yaitu Direksi, golongan II yaitu
Manager (Manager), golongan III yaitu Koordinator Bagian, golongan IV yaitu pekerja.
Berdasarkan peringkat jabatan maka terdapat dua kategori jabatan :
i. Jabatan Struktural ; adalah posisi jabatan yang merupakan peringkat dalam rangkaian
tugas, wewenang, tanggung jawab staf yang bersangkutan dalam hubungannya dengan
struktur organisasi, pengambilan keputusan dan fungsi-fungsi strategis.
ii. Jabatan Fungsional ; adalah posisi jabatan yang merupakan peringkat dalam rangkaian
tugas, wewenang, tanggung jawab karyawan yang bersangkutan dalam hubungannya
dengan struktur organisasi yang lebih berkaitan dengan jenis bidang dan fungsi-fungsi
tertentu.
D. Rekruitmen Tenaga Kerja

 Penerimaan karyawan disesuaikan dengan rencana kebutuhan dan penambahan


tenaga. Dalam perkembangannya perusahaan dapat menambah tenaga kerja
berdasarkan pada kebutuhan yang ada, baik tenaga kerja musiman, honorer maupun
tetap.
 Prosedur penerimaan karyawan dimulai dari usulan masing-masing kepala/manager
departemen. Usulan disampaikan kepada Manager Personalia yang kemudian
mengkonfirmasi usulan tersebut kepada Direktur, apakah disetujui atau tidak. Usulan
Penambahan/penerimaan karyawan harus disertai dengan latar belakang kebutuhan
penambahan tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja yang ditetapkan dan job diskripsi
yang akan diberlakukan. Jika usulan penambahan berasal dari Direktur maka Direktur
juga menyampaikan usulan tersebut kepada kepala Departemen sumber daya
manusia beserta latar belakang, kualifikasinya.
 Penerimaan karyawan dilakukan melalui prosedur rekrutmen yang ditetapkan oleh
perusahaan. Prosedur Rekrutmen itu menyangkut persyaratan administrasi,
persyaratan teknis berkaitan dangan skill atau ketrampilan tertentu. Persyaratan fisik
dan kesehatan.
 Untuk Karyawan yang baru diterima harus melalui tahapan masa percobaan 3 (tiga)
bulan, dari masa percobaan tersebut akan dinilai prestasi kerjanya apakah yang
bersangkutan layak untuk diangkat sebagai karyawan UD Abimanyu. Prestasi kerja
yang dinilai : loyalitas terhadap perusahaan, etos kerja, skill, mental dan kedisiplinan
kerja dsb.
 Untuk Karyawan tetap yang diterima akan mendapatkan surat pengangkatan.

E. Upah
Upah adalah gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan lain yang diberikan kepada karyawan
UD. Abimanyu.

F. Honor Borongan
 Biaya yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sebagian pekerjaan tertentu
dalam waktu tertentu.
 Item-iten pekerjaan, waktu pelaksanaan dan pembayaran honor dijelaskan dalam
kesepakatan kerja.

G. Prinsip-Prinsip Pengupahan
Upah terendah bagi karyawan tidak akan lebih rendah dari upah minimum daerah yang
ditetapkan pemerintah.

H. Tarif Dasar Pengupahan


Penentuan tarif dasar perhitungan upah untuk karyawan yang masih pada status karyawan
harian berdasarkan pada jenjang golongan penghitungan upah harian.
Ketentuan tarif dasar perhitungan upah akan ditetapkan tersendiri dengan keputusan
Direksi.

I. Pembayaran Upah
 Upah karyawan tetap dibayarkan setelah masa kerja yaitu setiap tanggal 1 atau awal
bulan.
 Upah karyawan mingguan dibayarkan setelah masa kerja setiap hari sabtu.
 Pembayaran upah dilakukan secara tunai.

J. Jabatan
 Penetapan Jabatan
1. Direksi menetapkan jabatan-jabatan yang perlu ada, sesuai dengan kebutuhan atau
pengembangan Perusahaan yang dituangkan ke dalam struktur organisasi.
2. Persyaratan dan ruang lingkup setiap jabatan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan
usulan atasan bagian terkait.
3. Direksi menempatkan karyawan dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan
kualifikasinya agar karyawan dapat bekerja sesuai dengan bidang dan
kemampuannya.

 Perubahan Jabatan
1. Direksi dapat mengalih-tugaskan karyawan setelah berkonsultasi dengan atasan yang
bersangkutan dan Bagian Sumber Daya Manusia ke jabatan lain, sesuai dengan
prestasi kerjanya dan tersedianya posisi dalam perusahaan.
2. Ada 3 jenis perubahan jabatan yaitu :
- Promosi :
Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi, berdasarkan pertimbangan
prestasi yang baik dan posisi yang ada.
- Mutasi :
Perubahan jabatan pada jenjang yang setara,berdasarkan pertimbangan
kebutuhan organisasi dan kelancaran pekerjaan.
- Demosi :
Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah, berdasarkan pertimbangan
turunnya prestasi dan kondite kerja karyawan yang bersangkutan.

K. Ketentuan Perubahan Jabatan


1. Promosi, mutasi dan demosi diusulkan oleh atasan karyawan yang bersangkutan
dan disetujui oleh Direksi.
2. Dalam usulan dicantumkan dasar pertimbangan mengenai prestasi, & kondite
karyawan maupun kebutuhan dari bagian yang terkait.
3. Apabila usulan disetujui Direksi maka Bagian Sumber Daya Manusia akan
menyiapkan administrasi dan menuangkan keputusan tersebut dalam SK Direksi.
4. SK Direksi disampaikan oleh atasan karyawan yang bersangkutan.
5. Karyawan yang dipromosikan atau dimutasikan menjalani masa orientasi selama
3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang satu kali dengan waktu orientasi
keseluruhan paling lama 6 (enam) bulan.
6. Apabila karyawan gagal menjalani masa orientasi maka akan menempati posisi
semula.
7. Untuk karyawan yang dipromosikan, selama orientasi mendapatkan gaji yang
sama dengan sebelumnya namun tunjangan disesuaikan dengan jabatan baru.
Penyesuaian gaji dilakukan setelah karyawan yang bersangkutan berhasil
menjalani masa orientasi.

L. Rangkap Jabatan
- Rangkap jabatan terjadi apabila staf melakukan dua fungsi dan tugas pokok yang
berbeda dari spesifikasi jabatannya
- Bagi staf yang merangkap jabatan berhak mendapatkan tunjangan fungsional dari
jabatan yang dirangkap.
M. Penilaian Kerja
Penilaian kerja karyawan berdasarkan pada :
- Masa Kerja
- Mentalitas Kerja : Loyalitas, Etos Kerja, Disiplin dsb
- Skill atau ketrampilan tertentu
- Standart Kualitas : Waktu. Kerja dan Hasil
Penilaian kerja dilakukan oleh atasan di masing-masing departemen atau menurut struktur
perusahaan.
Penilaian Kerja dilakukan setiap periode tertentu dan dalam bentuk laporan tertulis.
Hasil Penilaian Kerja dari masing-masing departemen oleh Manager personalia akan
disampaikan kepada Direktur. Direktur selanjutnya akan memutuskan bentuk penghargaan
atas kinerja karyawan yang bersangkutan, bisa dalam bentuk kenaikan jabatan, kenaikan gaji,
insentif, pelatihan dsb.
Pemberian penghargaan dapat diberikan pada saat moment-moment tertentu misal: Hari
jadi perusahaan atau Hari Raya atau HUT RI dan sebagainya sebaik bentuk tali asih dan
penghargaan perusahaan terhadap karyawannya.

N. Jam Kerja dan Lembur


 Dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku serta kebutuhan
perusahaan, waktu kerja diatur sebagai berikut: 7,5 (tujuh setengah) jam sehari dan
seminggu, 6 (enam) hari kerja, istirahat kerja 1,5 (satu setengah) jam sehari.
Karyawan diwajibkan mengisi absensi kerja setiap jam masuk kerja, masuk setelah jam
istirahat dan setelah jam kerja usai.
 Hari dan jam kerja yang bersifat khusus ditentukan tersendiri oleh atasan yang
berwenang dengan sepengetahuan bagian Manager sumber daya manusia.
 Apabila perusahaan memerlukan jam lembur dikarenakan sesuatu hal yang berkaitan
dengan target waktu penyelesaian pesanan maka karyawan bersedia melakukan kerja
lembur.
 Ketentuan Upah lembur akan ditetapkan tersendiri dengan keputusan Direksi.
Seperti pada saat masuk kerja biasa, karyawan di bagian tertentu yang dikenakan jam
kerja lembur harus mengisi absensi jam kerja lembur.

O. Perjalanan Dinas
Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar kota, daerah atau ke luar negeri yang dilakukan
dalam rangka tugas dan atas perintah atau persetujuan lebih dahulu dari atasan yang
berwenang.
Setiap rencana akan melakukan perjalanan dinas dilaporkan secara tertulis kepada Manager
sumber daya manusia, Manager sumber daya manusia akan menyampaikan kepada Direktur
apakah rencana perjalanan dinas disetujui ataukah tidak, setelah ada persetujuan Direktur,
Manager sumber daya manusia memberikan konfirmasi kepada Manager General Admin &
Accounting berkaitan dengan anggaran biaya perjalanan dinas tersebut.

P. Ijin dan Cuti


Karyawan yang mengajukan ijin atau cuti harus membuat ijin tertulis kepada manager
personalia selambat-lambatnya 2 hari sebelum hari H ijin, ijin tertulis ini akan
dikonfirmasikan kepada Direktur untuk mendapatkan persetujuan.

Q. Sangsi
Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan yang melanggar ketentuan yang diatur
dalam peraturan perusahaan dikenakan sanksi.
Pemberian Surat Peringatan
1. Surat peringatan pertama, kedua dan ketiga tidak perlu diberikan menurut urut-
urutannya, tapi dinilai dari besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan karyawan.
2. Tingkatan surat peringatan ditentukan bersama oleh atasan langsung minimal setingkat
manajer dengan bagian Sumber Daya Manusia dan disetujui oleh direksi.
3. Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan pertama
berlaku untuk jangka 6 (enam) bulan.
4. Apabila karyawan melakukan pelanggaran sebelum berakhirnya masa berlaku surat
peringatan pertama, maka perusahaan dapat menerbitkan surat peringatan kedua, yang
juga mempunyai jangka waktu berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya
peringatan kedua.
5. Apabila karyawan masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan kedua habis
masa berlakunya, maka perusahaan dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir) yang
berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan ketiga.
6. Apabila karyawan masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan ketiga
(terakhir) habis masa berlakunya,maka perusahaan dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja.
7. Dalam hal jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah
terlampaui, maka apabila karyawan yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka
surat peringatan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagai peringatan
pertama, kedua atau ketiga sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan karyawan.

Tenggang waktu 6 (enam) bulan dimaksudkan sebagai upaya mendidik karyawan agar dapat
memperbaiki kesalahannya dan di sisi lain waktu 6 (enam) bulan ini merupakan waktu yang
cukup bagi pengusaha untuk melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang
bersangkutan

R. PHK
Hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan putus karena:
 Karyawan mengundurkan diri
 Karyawan mencapai usia pensiun
 Karyawan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan dan kesepakatan
kerja
 Terjadi pernikahan sesama karyawan
 Karyawan sakit berkepanjangan
 Karyawan meninggal dunia
 Karyawan tidak hadir tanpa ijin/ mangkir 5 (lima) hari berturut-turut
 Karyawan ditahan oleh pihak berwajib
 Karyawan melakukan kesalahan Berat
 Perusahaan melakukan efisiensi karena mengalami kerugian
 Perusahaan tutup/ pailit

 PHK Karena Karyawan Mengundurkan Diri


1. Karyawan yang ingin memutuskan hubungan kerjanya dengan perusahaan, wajib
mengajukan permintaan berhenti secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sebelumnya.Permohonan tersebut diajukan kepada atasan langsung yang bersangkutan
dengan tembusan kepada atasan yang lebih tinggi dan bagian Sumber Daya Manusia.
2. Sebelum berhenti karyawan tersebut harus memenuhi syarat:
 Menyerahkan kembali semua milik perusahaan yang berada dalam penguasaannya
dan atau di bawah tanggung jawabnya, yang meliputi seluruh barang inventaris dan
surat-surat serta naskah-naskah lain baik dalam bentuk asli maupun rekaman.
 Melakukan serah terima pekerjaan dengan atasannya atau dengan karyawan lain
yang ditunjuk oleh atasannya tersebut.
 Menyelesaikan hutang-hutang dan kewajiban-kewajiban keuangan lainnya dengan
perusahaan.
 Tidak terikat dalam ikatan dinas
 Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.

 PHK Karena Mencapai Usia Pensiun


1. Seorang karyawan yang telah mencapai usia genap 60 tahun, akan diputuskan
hubungan kerjanya dengan hormat dari perusahaan.
2. Maksud dari perusahaan untuk memutuskan hubungan kerja tersebut akan
disampaikan secara tertulis oleh bagian Sumber Daya Manusia kepada karyawan
yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sebelumnya dan diulangi 11
(sebelas) bulan kemudian.
3. Pemutusan hubungan kerja tersebut dilakukan pada akhir bulan.

 PHK Karena Pelanggaran Peraturan Perusahaan dan Kesepakatan Kerja


Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja jika karyawan tetap melakukan
pelanggaran pada saat surat peringatan ketiga (terakhir) belum habis masa berlakunya.

 PHK Karena Terjadi Pernikahan Sesama Karyawan


Apabila terjadi pernikahan antar-karyawan, maka salah seorang harus mengundurkan diri,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

 PHK Karena Karyawan sakit berkepanjangan


Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja setelah melampaui batas 12 (dua
belas) bulan kepada karyawan yang:
1. Mengalami sakit berkepanjangan dan menurut keterangan dokter tidak sehat
jasmani dan atau rohani untuk melanjutkan pekerjaan
2. Mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya.
 PHK Karena Karyawan Meninggal Dunia
Apabila karyawan meninggal dunia, maka hubungan kerja secara otomatis putus.

 PHK Karena Perusahaan Menyalahi Aturan


Karyawan dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja, dalam hal pengusaha
melakukan perbuatan sebagai berikut :
 menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam karyawan;
 membujuk dan/atau menyusuh karyawan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
 tidak membayar gaji tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut atau lebih;
 tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada karyawan;
 memerintahkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan,
atau
 memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan dan
kesusilaan karyawan sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada
perjanjian kerja.

 PHK Karena Karyawan Mangkir


Karyawan yang tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut tanpa ijin resmi
sebelumnya dan karyawan tidak dapat memberikan keterangan dengan bukti yang sah yang
dapat diterima oleh perusahaan, dan telah dipanggil oleh perusahaan 2 (dua) kali secara
patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan
diri.

 PHK Karena Karyawan Ditahan Pihak Berwajib


Dalam hal karyawan ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana
bukan atas pengaduan perusahaan, maka perusahaan tidak wajib membayar gaji.

 PHK Karena Kesalahan Berat


Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja terhadap karyawan dengan alasan karyawan
telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut :
1. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan;
2. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan;
3. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
4. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
5. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
6. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
7. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
8. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja;
9. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara,
10. atau melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
Kesalahan berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan bukti sebagai
berikut :
- Karyawan tertangkap tangan;
ada pengakuan dari karyawan yang bersangkutan, atau bukti lain berupa laporan
kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang
bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

 PHK Karena Perusahaan melakukan Efisiensi


Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena
perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau
bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi.

 PHK Karena Perusahaan Tutup/ Pailit


Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus
selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur), dan atau perusahaan pailit.

S. Pesangon.
Uang pesangon adalah pemberian berupa uang dari perusahaan kepada karyawan sebagai
akibat adanya pemutusan hubungan kerja.
Ketentuan Uang Pesangon akan ditetapkan tersendiri dengan keputusan Direksi
T. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
UD. Abimanyu Stone melalui Departemen Personalia menerapkan standart Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
i. Norma Keselamatan Kerja.
Sarana dan alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak terduga yang
disebabkan oleh aktivitas kerja. Kelengkapan kerja :
- Penutup Kepala atau Topi (plus penutup rambut)
- Kaos Lengan Panjang
- Kaos Tangan
- Sepatu Karet
- Masker
Alat Pemadam Kebakaran : ….. unit.
ii. Norma Kesehatan Kerja
Norma kesehatan kerja adalah instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara
derajat kesehatan kerja bagi karyawan.
- Konstruksi gedung :
 Beratap dan terbuka
 Kontruksi tembok
- Kualitas Udara :
 Ventilasi Udara yang lancar
 Pada bagian di dalam ruangan mempunyai sarana kipas angin atau exhaust
Fan.
 Sarana AC untuk ruangan kantor
- Outdoor:
 Tempat Sampah
 Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan)
hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.
 Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai
dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.
 Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.
 Display unit
 Tempat untuk istirahat dan shalat
- Hygiene dan Sanitasi :
 Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
 Toilet/Kamar mandi
 Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
 Penyediaan bak sampah yang tertutup.
 Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.
 Kantin
 Penyediaan air mengalir dan sabun cair.
 Lantai tetap terpelihara.

iii. Norma Kerja Nyata.


 Norma kerja berkaitan dengan manajemen perusahaan. Hal ini berkaitan dengan
masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda,
pengaturan jam lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain.
Jam Kerja : 07-11.30 ; 13.00 – 16.00 WIB
 Kerja Wanita :
Tenaga kerja wanita mengerjakan pekerjaan yang tidak memerlukan kekuatan fisik
yang besar, tidak melakukan pekerjaan yang mempunyai beban berat.
 Tenaga Kerja Kaum Muda :
Perusahaan menggunakan batasan umur minimal 17 tahun untuk tenaga kerja
kaum muda (tidak memperkerjakan anak-anak usia sekolah)
 Jam Lembur :
Jam kerja lembur : 16.30 – 17.30 ; 18.00 – 21.00
 Pengelolaan Limbah :
Unit pengolahan limbah gergaji batu dan molen, tidak menggunakan bahan kimia
berbahaya dalam proses produksinya.
 Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang :
- Setiap karyawan mendapatkan jatah makan 1 kali di waktu istirahat siang
dengan porsi dan gizi yang layak.
- Pada saat kerja lembur juga mendapatkan jatah makan malam 1 kali dengan
porsi dan gizi yang layak.
 Mencegah budaya kekerasan ditempat kerja yang disebabkan oleh :
- Budaya nrimo.
- Sistem pelaporan macet.
- Ketakutan melaporkan.
- Tidak tertarik/cuek dengan lingkungan sekitar.
- Pembinaan mental dan spiritual secara berkala
- Penegakan disiplin ditempat kerja.
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
- Ketersediaan Kotak P3K beserta isinya.
- Menjalin kerja sama dengan petugas kesehatan dari instansi terkait.
- Biaya pengobatan yang terjadi pada saat jam kerja ditanggung perusahaan.
- Biaya pengobatan akibat sakit yang disebabkan aktivitas kerja pada saat jam
kerja ditanggung perusahaan.

.
Standart Operasional Prosedur Departemen General Admin & Accounting

I. Buku Kas.
Buku Kas adalah buku pencatatan transaksi uang keluar-masuk
Buku Kas ada 3 (tiga) macam yaitu Buku Kas Kecil, Buku Kas Besar dan Buku Kas Di Bank.

A. Kas Kecil.
Buku Kas Kecil mencatat semua transaksi uang masuk-keluar dari kegiatan-kegiatan
perusahaan yang mempunyai kisaran ≤ ……. Juta.
Biasanya Kas Kecil mencatat semua transaksi uang masuk-keluar untuk pembelian diluar
dari pembelian bahan baku produksi, pembelian inventaris, pembelian asset dsb. Buku
Kas Kecil mencatat :
 Pengeluaran rutin
 Pembelian keperluan kantor
 Pengeluaran ……………….

B.Buku Kas Besar.


Buku Kas Besar adalah buku pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran
perusahaan dalam skala yang lebih besar kisarannya dari buku kas kecil. Yang berwenang
dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan Buku Kas Besar adalah Manager General
Admin & Accounting. Pada Akhir Periode tertentu harus melaporkan Buku Kas Besar
kepada Direktur.
Buku Kas Besar mencatat :
 Pembelian Bahan Baku
 Pembayaran Upah dan Gaji
 Pembelian Asset atau inventaris
 Pengeluaran untuk Investasi
 Pajak
 Angsuran Bank
 Dll

C. Buku Kas di Bank


Buku Kas di Bank adalah buku pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran
perusahaan yang ada di rekening bank.Yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pengelolaan Buku Kas Besar adalah Manager General Admin & Accounting. Pada Akhir
Periode tertentu harus melaporkan Buku Kas Besar kepada Direktur. Penerimaan dalam
bentuk transfer via/antar Bank dari pihak pelanggan/buyer, penerimaan dalam bentuk
cheque atau giro, setoran tunai ke rekening perusahaan. Pengeluaran dalam bentuk
pembayaran Cheque atau Biro Gilyet, Transfer Via/antar Bank ke pihak ke tiga (suplier
dsb).

II. Buku Persediaan


Buku Persediaan mencatat semua aliran keluar masuk persediaan termasuk juga nilai satuan
dan total harganya. Dengan adanya buku persediaan ini maka perusahaan dapat melihat serta
mengendalikan keuangan yang dikeluarkan persediaan.
Manager General Admin & Accounting mendapatkan laporan dari Bagian Gudang mengenai
persediaan setiap akhir periode kerja/akhir bulan, dari laporan tersebut Manager General
Admin & Accounting menghitung nilai satuan dan total harganya.

III. Buku Pembelian


Buku Pembelian mencatat semua transaksi pembelian yang dilakukan oleh perusahaan,
pencatatan meliputi :
1. Tanggal order pembelian.
2. Suplier.
3. Nama Barang.
4. Jumlah Barang.
5. Satuan harga Barang.
6. Harga Total Pembelian.
7. Tanggal Pembayaran (jatuh tempo) jika pembelian dilakukan secara kredit.
8. Jumlah uang muka yang telah dibayarkan.
9. Jumlah Hutang Dagang yang harus dibayar.
10. Tanggal pembayaran pelunasan.
11. Jumlah pembayaran pelunasan.
12. Catatan bukti-bukti transaksi.
Alur pencatatan dari buku pembelian dimulai dari surat permintaan pembelian dari semua
bagian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang .
Yang mengelola buku pembelian adalah Bagian Pembelian yang setiap akhir bulan
melaporkannya kepada Manager General Admin & Accounting.

IV. Buku Penerimaan Penjualan


Buku Penerimaan Penjualan mencatat semua transaksi penerimaan tunai dari penjualan
barang atau produk dari perusahaan ke pihak konsumen/klien.
Penerimaan dapat berupa tunai, check/giro, transfer bank.
Yang mengelola buku penerimaan penjualan adalah Manager General Admin & Accounting
berdasarkan laporan transaksi penjualan dari Manager Pemasaran.
Buku penerimaan mencatat :
1. Tanggal order penjualam.
2. Konsumen/Klien.
3. Nama Barang.
4. Jumlah Barang.
5. Satuan harga Barang.
6. Harga Total Penjualan.
7. Tanggal Pembayaran (jatuh tempo) jika pembelian dilakukan secara kredit.
8. Jumlah uang muka yang telah dibayarkan.
9. Jatuh Tempo Pembayaran
10. Tanggal pembayaran pelunasan.
11. Jumlah pembayaran pelunasan.
12. Catatan bukti-bukti transaksi.

V. Buku Piutang Usaha


Buku Piutang Usaha mencatat semua traksaksi penjualan secara kredit, berdasarkan Invoice
yang dibuat oleh Manager Pemasaran, Manager General Admin & Accounting mencatat
traksaksi piutang usaha tersebut.
Buku Piutang Usaha berisi :
1. Tanggal Invoice
2. No. Invoice
3. Diskripsi Transaksi
4. Reff
5. Debit
6. Kredit
7. Saldo
Pada saat jatuh tempo pelunasan piutang oleh pihak konsumen, Manager General Admin &
Accounting berkoordinasi dengan Manager Pemasaran untuk melakukan penagihan ke pihak
konsumen agar pelunasan piutang dapat tepat waktu.
Manager General Admin & Accounting bertanggungjawab dan berwenang mengelola buku
piutang usaha. Setiap akhir bulan Manager General Admin & Accounting memberikan laporan
kepada Direktur mengenai posisi piutang perusahaan.

VI. Buku Hutang Usaha


Buku Hutang Usaha mencatat semua traksaksi pembelian secara kredit yang dilakukan oleh
perusahaan baik itu menyangkut pembelian persediaan, barang-barang kebutuhan pabrik
serta kantor, termasuk juga pembayaran-pembayaran atas jasa yang diterima perusahaan yang
pembayarannya dilakukan secara kredit.
Buku Hutang Usaha berisi :
1. Tanggal Invoice
2. No. Invoice
3. Diskripsi Transaksi
4. Reff
5. Debit
6. Kredit
7. Saldo
Pada saat jatuh tempo Manager General Admin & Accounting berkoordinasi dengan Direktur
dalam hal kesiapan financial untuk melaksanakan kewajiban pembayaran hutang-hutang usaha
yang ada khususnya jika dalam hal pembayaran ini terdapat prioritas-prioritas tertentu.
Alur pencatatan dari buku pembelian dimulai dari surat permintaan pembelian barang/jasa
dari semua bagian, surat order pembelian barang/jasa, laporan penerimaan barang/jasa .

VII. Buku-buku Rekening Pengeluaran


Manager General Admin & Accounting juga harus mencatat semua pos-pos biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Input Data untuk pengeluaran biaya-biaya tersebut didapat dari
buku kas kecil dan buku pembelian.
Pos-pos biaya tersebut antara lain :
1. Biaya Tenaga Kerja
2. Biaya Pengeluaran Kantor
3. Biaya Over Head Pabrik : Maintenance, Bahan Bakar dll
4. Biaya Listrik
5. Pajak
6. Bunga dan Angsuran Bank
7. Biaya ATK
8. Biaya Telpon
9. Biaya Internet
10. Dll.

Dari pencatatan semua pos biaya inilah yang nantinya digunakan sebagai salah dasar
pembuatan laporan Rugi-Laba Perusahaan pada periode tertentu yang telah ditetapkan.

VIII. Laporan Rugi Laba


Dari semua pencatatan dan pengadministrasian keuangan yang masuk dan keluar dari point-
point I-VII tersebut diatas oleh Manager General Admin & Accounting digunakan untuk
membuat laporan rugi laba perusahaan. Dari laporan tersebut dapat dilihat apakah
perusahaan mengalami kerugian atau mendapat laba dari operasionalnya. Laporan Rugi Laba
dapat digunakan sebagai alat analisa bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Pada Akhir periode yang ditetapkan perusahaan, Bagian Keuangan membuat dan
memberikan Laporan Rugi Laba kepada Direktur.
*Lampiran 1
DIREKTUR

Manager Pemasaran – R&D Manager General Admin & Accounting Manager Produksi Manager HR, GA & Legal

SPV Pemasaran – R&D SPV General Admin & Accounting SPV Produksi SPV HR, GA & Legal

Staff Pemasaran – R&D Staff General Admin & Accounting Staff Processing Cutting Staff HR, GA & Legal

Staff Processing Tumbuk

Staff Processing Molen

Staff Processing Perakitan

Staff Processing QC
Note:
Garis Komando.
Garis Koordinasi. Staff Processing Finishing

Staff Processing Packaging


*Lampiran 2

Manager Produksi

SPV Produksi

Staff Processing Cutting

Staff Processing Tumbuk

Staff Processing Molen Sub. Processing Layering & Shrink

Staff Processing Perakitan Sub. Processing Barcoding

Staff Processing QC Sub. Processing Packaging Box

Staff Processing Finishing Sub. Processing Packaging Pallet

Staff Processing Packaging Sub. Processing Stuffing


*Lampiran 3

*Lampiran 4
*Lampiran 5
*Lampiran 6
*Lampiran 7
*Lampiran 8
*Lampiran 9
*Lampiran 10
*Lampiran 11

*Lampiran 12
*Lampiran 13
*Lampiran 14
PENGE
MASA FINISH /
PCK. PALLET

STUFFI

N PELAPO
1
3

DALA RAN
NG

M
PENGE
1
5
1
4

PALLE
MASA
T
N
1
2

PACK. BOX

DALA
M BOX
PENEM
PELAN
1
1

BARC
BARCODING
PACKAGING

ODING
PENGE
MASA
1
0

SRYLING

N
PLASTI
CK
PEMAS
ANGA
9

N
LAYERING

TUMP
UAN
PERSI
APAN
FINISHING
8

PACKA
GING
PENGE
CEKA
7

PERBAIKAN
6

N
KWALITAS
QC
KWALI
TAS
PERAK
ITAN
5

BAHA

PERAKIT
N
BAKU
PENGH
ALUSA
4

MOLEN
BAHA
N
PEMBE
BAKU
NTUK

TUMBLING
3
AN
STRUK
TUR
PEMOT
ONGA

CUTTING
N

2
BAHA
N
BAKU

MGR. PRO
1

PO
BUYER DIREKTUR DEPT. PEMASARAN DEPT. GENERAL ADMIN DEPT. PRODUKSI
2 5 6
1
PROSES PROSES
ORDER PO TURUN
ADMINISTRASI PRODUKSI

EVALUASI
PACKAGING

TEMBUSAN
4

CANCEL
9

DELEVERY
DEPT. USER DEPT. GENERAL ADMIN & ACCOUNTING DIREKTUR

1 2 3
RAB
PROSES EVALUASI
ADMINISTRASI

PROSES PEMBELIAN

DISTRIBUSI

CANCEL

Anda mungkin juga menyukai