Disusun Oleh :
Kelas: B
Sering kali kesenjangan belajar terjadi dalam proses belajar mengajar dimana guru
belum dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan berbagai model dan juga
media belajar. Sedangkan dalam mengikuti perkembangan jaman saat ini,
pendidikan harus bergerak dalam rangka memenuhi tuntutan dan tujuan
pendidikan yang semkain hari menuju arah digital. Belum lagi peran pemerintah
yang masih belum maksimal dalam memfasilitasi kebutuhan belajar para peserta
didik. Ini membuktikan bahwa pendidikan Indonesia belum sepenuhnya siap
menyongsong era revolusi industry 4.0 dimana manusia atau peserta didiknya
belum dapat sepenuhnya mengikuti perkembangan ini,
b. Dalam menghadapai kesenjangan diatas seperti teori Bloom (1977) membagi
tujuan instruksional menjadi tiga kawasan menurut jenis kemampuannya yang
tercantum didalamnya.tujuan yang mempunyai titik berat kemmpuan berfikir
disebut tujuan dalam kawasan kognitif. Kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan , menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi sesuatu merupakan
jenjang kemampuan dalam kawasan ini. Tujuan yang mempunyai focus
ketrampilam melakukan gerak fisik disebut tujuan dalam kawasan psikomotorik.
Kemampuan meniru melekukan suatu gerak, memanipulasi gerak, merangkaikan
berbagai gerakan, melakukan gerakan dengan tepat dan wajar adalah bagian dari
kawasan psikomotorik. Tujuan yang lain, yang berintikan kemampuan bersikap
disebut tujuan dalam kawasan efektif.
1. Teori Landa
Menurut teori sibernetik Proses belajar akan berjalan dan baik jika materi
pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan
(dalam istilah teori sibernatik adalah system informasi yang hendak dipelajari)
diketahui ciri-cirinya materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan
dalam urutan yang teratur, linear, sekuensial, sedangkan materi pelajaran
lainnya akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa
mampu memahami suatu rumus matematika mungkin akan lebih efektif jika
presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik.
Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti urutan tahap
demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun
untuk memahami makna suatu konsep yang lebih luas dan banyak
mengandung interpretasi, misalnya konsep keadilan atau demokrasi, akan
lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing kearah yang “menyebar” atau
berpikir heuristik dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu
tidak tunggal, menonton, dogmatic atau linear
Sebuah kinerja / isi dimensi terdiri dari tingkat kinerja yang diinginkan siswa dan
jenis konten.
Empat bentuk presentasi primer
Satu set resep yang berkaitan tingkat kinerja dan jenis konten ke bentuk presentasi.
Merrill lebih lanjut mengklasifikasikan belajar menjadi dua dimensi:
1. Konten/ isi, yang terdiri dari fakta-fakta, konsep, prosedur, dan prinsip-prinsip. Konten
berkisar dari fakta-fakta, yang merupakan bentuk yang paling dasar konten, prinsip-prinsip.
Ini adalah informasi yang aktual untuk dipelajari. Empat jenis konten dalam teori tampilan
komponen:
a. Fakta , secara logis terkait potongan informasi. Beberapa contoh adalah nama, tanggal,
dan peristiwa.
d. Prinsip - bekerja melalui baik dan--efek penyebab atau hubungan. Mereka menjelaskan
atau memprediksi mengapa sesuatu terjadi dengan cara tertentu.
a. Mengingat : pelajar diperlukan untuk mencari dan mengambilnya dari memori item
tertentu dari informasi, atau memori dan mengingat informasi konten
b. Menggunakan/aplikasi : pelajar langsung menerapkan informasi untuk kasus
tertentu, atau di mana siswa dipanggil untuk menunjukkan beberapa penggunaan praktis
untuk konten.
c. Menemukan/menggeneralisasikan : pelajar menggunakan informasi untuk
memperoleh abstraksi baru (konsep, prinsip, dll), atau di mana siswa menggunakan
informasi yang induktif untuk menghasilkan sebuah abstraksi baru, konsep, atau
prinsip.Dengan membentuk matriks menggunakan dua dimensi isi dan kinerja, instruktur
menentukan elemen-elemen pada matriks adalah tujuan untuk pelajar:
Sederhana Matrix
Aturan
Contoh
Mengingat kembali
Praktek
Dan beberapa bentuk presentasi sekunder:
Prasyarat
Tujuan
Membantu
Ilmu tentang cara menghafal
Umpan balik
Matriks sudah diatur untuk menentukan tingkat kinerja yang diperlukan untuk area
konten. Untuk setiap kategori dalam matriks, dapat diasumsikan dalam CDT bahwa ada
kombinasi bentuk presentasi primer dan sekunder yang akan memberikan akuisisi yang
paling efektif dan efisien keterampilan dan pengetahuan yang tersedia. CDT menetapkan
instruksi yang lebih efektif bila mengandung semua bentuk primer dan sekunder yang
diperlukan. Dengan demikian, pelajaran yang lengkap akan terdiri dari obyektif, diikuti oleh
beberapa kombinasi aturan, contoh, ingat, praktek, umpan balik, membantu, dan mnemonik
sesuai dengan materi pelajaran dan tugas belajar.
Aplikasi CDT dalam proses pembelajaran :
1. Merancang model pembelajaran, yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan
dan melihat juga pada kondisi siswa