Anda di halaman 1dari 44

SAMBUTAN

KETUA BAWASLU PROVINSI JAWA TENGAH

Sahabat Pengawas di Seluruh Jawa Tengah,


Kita patut bersyukur bahwa Indonesia telah berkembang menjadi salah satu
negara yang melaksanakan pemilihan dan pemilihan umum secara berkala, sebagai
wujud dari demokrasi kerakyatan.
Pemilihan kepala daerah merupakan bentuk nyata dari kedaulatan rakyat. Dalam
pemilihan, rakyat secara langsung,umum,bebas, rahasia, jujur dan adil terlibat dalam
proses kenegaraan dengan memberikan suaranya melalui surat suara.
Pada tahun 2018, Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Pemillihan Bupati/Wakil Bupati serta
Walikota/Wakil Walikota di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota.
Dalam proses pemilihan, pengawas harus memastikan bahwa hak pilih rakyat
terlindungi dan tidak hilang dan/atau dihilangkan karena adanya intimidasi,
manipulasi, kesalahan administrasi dan pelanggaran lainnya. Pengawas juga bertugas
untuk memastikan pilihan rakyat dalam bilik suara diberikan dengan penuh kesadaran
sebagai warga negara, bukan karena paksaan, rekayasa, maupun politik uang.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas demokrasi dalam pemilihan, maka
Pengawas pemilihan dimanapun berada harus berupaya keras untuk mencegah
terjadinya pelanggaran dan secara tegas menindak setiap pelanggaran pemilihan.
Sahabat-sahabat pengawas TPS mengemban tugas yang sangat mulia karena
seluruh tahapan pemilihan yang saat ini berlangsung sangat tergantung pada baik dan
tidaknya proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
Oleh karena itulah, pemahaman mengenai potensi pelanggaran dalam persiapan
dan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara, identifikasi TPS rawan, langkah
pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran perlu dimiliki setiap pengawas TPS.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman bersama dan koordinasi antar tingkatan
pengawas pemilihan, maka buku panduan dan petunjuk teknis pengawasan
pemungutan dan penghitungan suara dalam Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota
Tahun 2018 di Provinsi Jawa Tengah, menjadi perlu untuk disediakan.
Bawaslu Provinsi Jawa Tengah mengajak sahabat pengawas di seluruh Jawa
Tengah untuk selalu menjaga integritas, netralitas dan profesionalitas dalam upaya kita
bersama merawat demokrasi di Jawa Tengah agar menjadi semakin baik dan
bermartabat.

Tabiek
M. Fajar Saka
IDENTITAS
PENGAWAS TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

“Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Serta
Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018”

No TPS : .............................................................................

Alamat TPS : .............................................................................

Nama Lengkap : .............................................................................

Alamat Rumah : .............................................................................

Desa/Kelurahan : .............................................................................

Kecamatan : .............................................................................

Kabupaten/Kota : .............................................................................
Panduan Pengawasan Tahapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2018

A. PENDAHULUAN
Pengawasan pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara merupakan
tahapan yang paling rentan terjadi pelanggaran pemilu. Pelanggaran yang terjadi
meliputi pelanggaran yang bersifat administrasi ringan atau berat yang
penyelesaiannya dapat berujung pada pemungutan suara ulang, pelanggaran pidana
pemilu dan etika Pemilu. Selain itu, pada tahap ini juga kerap terjadi pelanggaran
dalam kategori terstruktur, sistematis dan massif, dimana pelanggaran yang terjadi
secara administrasi berujung pada sengketa pemilihan hasil pemilihan (PHP) di
Mahkamah Konstitusi, dan para pelakunya dijerat pelanggaran pidana pemilu dan
etika pemilu.
Tahapan pemungutan dan penghitungan erat kaitannya dengan tahapan
pendaftaran pemilih, distribusi logistik, dan kampanye. Kualitas hasil dari
pelaksanaan ketiga tahapan tersebut, sangat mempengaruhi proses pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara. Akurasi data pemilih yang ditetapkan,
ketepatan, kebenaran dan kelengkapan logistik yang didistribusikan serta aktivitas
kampanye dalam bentuk money politik dan/atau mobilisasi pemilih yang (mungkin)
masih dilakukan oleh peserta pemilu atau tim sukses sangat berdampak pada
proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara.
Disinilah Pengawas Pemilu mendapat tantangan yang sesungguhnya dalam
mengawasi tahapan ini. Pengawas Pemilu dituntut dapat mencegah potensi rawan
yang ada, memproses dan menindaklanjuti pelanggaran yang terjadi, serta
membuat rekomendasi hasil penanganan pelanggaran. Oleh karena itu, pada
tahapan ini Pengawas Pemilu harus benar-benar hadir untuk melakukan
pengawasannya.

B. DASAR HUKUM
1. UU 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
2. Perbawaslu 9 tahun 2017 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan
Penyusunan Daftar Pemilih
3. Perbawaslu 12 tahun 2017 tentang Pengawasan Kampanye
4. Perbawaslu 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Penanganan Pelanggaran
Administrasi Terkait Larangan Memberikan atau Menjanjikan Uang atau Materi
Lainnya yang Dilakukan Secara Struktur, Sistematis dan Massif.
5. Perbawaslu 14 tahun 2017 tentang Penanganan Pelanggaran Pemilihan
6. Perbawaslu 15 tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan
7. Perbawaslu 1 tahun 2018 tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan dan
Penditribusian Pelengkapan Pemungutan Suara dan Dukungan Lainnya
8. Perbawaslu 13 tahun 2018 tentang Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan
Suara
9. Perbawaslu 14 tahun 2018 tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
10. PKPU 1 tahun 2017 tentang Tahapan Pemilihan
11. PKPU 2 tahun 2017 tentang Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih
Dalam Pemilihan
12. PKPU 4 tahun 2017 tentang Kampanye
13. PKPU 9 tahun 2017 tentang Norma, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan
Penditribusian Perlengkapan Pemilihan
14. PKPU 8 tahun 2018 tentang Pemungutan Dan Penghitungan Suara
15. PKPU 9 tahun 2018 tentang Rekapitulasi Suara

C. TUJUAN PENGAWASAN
1. Menjaga proses pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan dan UU;
2. Mecegah segala bentuk pelanggaran;
3. Menindak segala bentuk pelanggaran dan memprosesnya sesuai dengan
ketentuan peraturan dan UU.

D. POTENSI PELANGGARAN
1. Pemilih tidak memenuhi syarat terdapat didalam DPT
2. Pemilih yang memenuhi syarat tidak masuk kedalam DPT
3. Banyaknya jumlah pemilih tambahan (DPTb) dan pemilih pindahan (DPPh)
sehingga ketidaktersediannya surat suara;
4. Penyimpangan distribusi perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara
(Formulir Model C6 KWK, surat suara dan perlengkapan TPS lainnya);
5. Pemberian uang atau materi lainnya;
6. Mobilisasi pemilih (intimidasi/kekerasan);
7. Penyimpangan tata cara pemungutan dan penghitungan;
8. Memilih lebih dari sekali;
9. Penyimpangan administrasi pemungutan dan penghitungan (pengisian formulir
model C KWK, Model C1 KWK dan lampirannya, Model C1 KWK plano dll);
10. Manipulasi suara (oleh partai/Pasangan Calon/tim kampanye dengan pemilih,
partai/Pasangan Calon/tim kampanye dengan Petugas, partai/Pasangan
Calon/tim Kampanye/aparat dengan petugas);
11. Sabotase kotak/surat suara;
12. Upaya penggagalan/sabotase pelaksanaan pemilihan.
E. FOKUS PENGAWASAN
1. Akurasi data pemilih dan penggunaan hak pilih;
2. Ketersedian perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan
lainnya;
3. Pemberian uang atau materi lainnya;
4. Keterlibatan penyelenggara negara;
5. Ketatan dan kepatuhan terhadap tata cara pemungutan dan penghitungan suara.

F. STRATEGI PENGAWASAN
1. Identifikasi TPS rawan dan aktor - aktor potensi pelanggaran;
2. Koordinasai dengan KPU dan stakeholder;
3. Kerjasama dengan pemantau dan media serta masyarakat untuk partisipasi
pengawasan;
4. Menghadiri langsung pada saat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara;
5. Menyampaikan saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai prosedur
dan tata cara dan memberikan rekomendasi dugaan pelanggaran yang
mempengaruhi hasil pemilihan;
6. Menindaklajuti dugaan pelanggaran pidana dan etika;
7. Memeriksa dan menerima salinan Berita Acara (BA) dan sertifikat hasil
pemungutan dan penghitungan suara;
8. Mendokumentasikan dan mencatat seluruh kejadian dan proses pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara, dan
9. Melaporkan hasil pengawasan secara berjenjang.

G. RUANG LINGKUP TUGAS PENGAWASAN

1. BAWASLU PROVINSI DAN BAWASLU KABUPATEN/KOTA


a. Membuat kebijakan teknis pengawasan pemungutan dan penghitungan
suara, instrumen lainnya berdasarkan standar teknis pengawasan, dan
intrumen lainnya yang ditetapkan oleh Bawaslu;
b. Melakukan koordinasi, rapat kerja dengan jajarannya terkait persiapan
pengawasan pemungutan dan penghitungan suara di wilayah kerja masing-
masing;
c. Memetakan wilayah dan TPS rawan di wilayah kerja masing – masing
berdasarkan data dan informasi Bawaslu RI;
d. Melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan
stakeholder pemilu lainnya dalam rangka pengawasan pemungutan dan
penghitungan;
e. Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan;
f. Menerima laporan dan memberikan arahan teknis pengawasan selama
proses berlangsung di wilayahnya masing – masing;
g. Melakukan penanganan dugaan pelanggaran yang terjadi;
h. Menyampaikan hasil pengawasan kepada Bawaslu RI secara berjenjang dan
berkala.
2. PANWASCAM
a. Melakukan koordinasi dan raker persiapan pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara di wilayah kerja masing – masing;
b. Memetakan wilayah dan TPS rawan di wilayah kerja masing-masing
berdasarkan data dan informasi Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota;
c. Melakukan koordinasi dengan PPK dan stakeholder pemilu lainnya di
tingkat Kecamatan dalam rangka pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara;
d. Melakukan supervisi dan asistensi kepada PPL dan Pengawas TPS;
e. Menerima laporan dan meneruskan kepada pengawas pemilu di atasnya dan
mendapatkan arahan tindak lanjut pengawasan selama proses berlangsung
di wilayahnya masing – masing;
f. Melakukan tindak lanjut penanganan pelanggaran yang terjadi sesuai
kewenangannya;
g. Menyampaikan hasil pengawasan kepada panwaslu kabupaten dengan
segera pada kesempatan pertama.

3. PANWAS DESA/KELURAHAN dan PENGAWAS TPS


a. Melakukan koordinasi dan raker persiapan pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara di wilayah kerja masing – masing;
b. Memprioritaskan pengawasan wilayah dan TPS rawan di wilayah kerja
masing - masing berdasarkan data dan informasi Pengawas Kecamatan;
c. Melakukan koordinasi dengan PPS/KPPS dan stakholder lainnya dalam
rangka pengawasan pemungutan dan penghitungan suara;
d. Menghadiri proses pemungutan dan penghitungan suara sejak awal sampai
selesai;
e. Memberikan saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai dengan tata
acara atau prosedur pemungutan dan penghitungan suara;
f. Memberikan rekomendasi terhadap pelanggaran yang mempengaruhi hasil
pemilihan;
g. Menerima laporan dan meneruskan temuan dugaan pelanggaran pidana dan
etika kepada Pengawas Kabupaten melalui Panwascam selama proses
berlangsung di wilayahnya masing – masing;
h. Mendokumentasikan hasil catatan penghitungan suara yang tertuang dalam
plano;
i. Memeriksa (menvalidasi) pembuatan Berita Acara dan Sertifikasi hasil
penghitungan suara berdasarkan catatan penghitungan suara dalam plano
sehingga tidak ada perbedaan;
j. Menerima salinan Berita Acara dan sertifikat hasil penghitungan suara;
k. Mengawal penyerahan kotak suara ke PPS dan ke PPK;
l. Mencatat seluruh kejadian dan menyampaikan hasil pengawasan kepada
pengawas pemilu secara berjenjang.

H. TEKNIS PENGAWASAN
1. Pengawasan Akurasi Data Pemilih Dan Penggunaan Hak Pilih.
Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan terjaminnya hak konstitusional
Warga Negara dalam memilih. Pengawasan ini dilaksanakan sebelum
pelaksanaan pemungutan (saat pembagian Formulir Model C6 KWK atau surat
pemberitahuan kepada pemilih) dan terus dilakukan pada saat pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara.

Langkah - langkah yang dilakukan :


a. Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota
1) Melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, untuk
memastikan :
- Tidak memberikan Formulir Model C6-KWK kepada Pemilih yang tidak
memenuhi syarat;
- tidak menyalahgunakan Formulir Model C6-KWK yang tidak diberikan
kepada pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemilih dan
/atau pemilih berhalangan pada hari pemungutan suara;
- Memberikan pelayanan kepada pemilih yang sedang menjalani rawat
inap di Rumah Sakit, pemidanaan di lembaga pemasyarakatan,
penahanan, serta Pemilih di perbatasan dan pemilih korban bencana
agar dapat menggunakan hak pilihnya sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang - undangan; dan
- Tidak memberikan kesempatan kepada pemilih yang tidak memenuhi
syarat untuk menggunakan hak pilih, dan tidak memberi kesempatan
kepada pemilih untuk memilih lebih dari sekali.
2) Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk
meminta kepada aparat setempat dan/atau aparat agar Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil menerbitkan surat keterangan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan;
3) Melakukan publikasi mengenai akurasi data pemilih dan potensi
pelanggaran atau penyalahgunaan penggunaan data pemilih oleh Petugas
maupun oleh aparat setempat;
4) Melakukan supervis, asistensi dan pembinaan kepada jajaran pengawas
pemilu di bawahnya;
5) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
6) Menerima laporan hasil pengawasan, dan merekapitulasi serta
menyampaikannya kepada Bawaslu RI;
7) Melakukan proses penanganan atas dugaan pelanggaran yang t erjadi.
b. Panwas Kecamatan
1) Melakukan koordinasi dengan PPK terkait masalah akurasi data pemilih
yang digunakan dalam pemungutan dan penghitungan suara,
pelaksanaan pembagian formulir C6 sesuai dengan ketentuan dan terkait
ketersedian perlengkapan dan dukungan lainnya yang digunakan dalam
pemungutan dan penghitungan suara;
2) Melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah setempat, tim
kampanye tingkat kecamatan, dan stakholder lainnya untuk pencegahan
kemungkinan keterlibatan apara negara dan kemungkinan terjadinya
pemberiaan uang dalam tahapan pemungutan dan penghitungan suara;
3) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada PPL/Panwas TPS;
4) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
5) Menerima dan merekap laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
PPL/Pengawas TPS;
6) Menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang terajdi;
7) Menyampaikan hasil pengawasan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.

c. Panwas Desa/Kelurahan Dan Pengawas TPS


1) Mendapatkan salinan DPT yang digunakan untuk pemungutan dan
penghitungan suara dari PPS atau KPPS;
2) Memeriksa dan meneliti jumlah Pemilih dalam DPT di TPS merupakan
jumlah Pemilih yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana
terdapat dalam salinan berita acara penetapan DPT;
3) Memastikan Pemilih dalam DPT mendapatkan Formulir Model C6-KWK;
4) Memastikan Pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum terdaftar
dalam DPT terlayani hak pilihnya dengan menggunakan Kartu tanda
penduduk elektronik atau surat keterangan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
5) Memastikan Formulir Model C6-KWK Pemilih yang tidak lagi memenuhi
syarat dan/atau tidak ada orangnya tidak dibagikan oleh KPPS dan
mencatatnya untuk dilaporkan sebagai hasil pengawasan;
6) Memastikan Pemilih pindahan mendapatkan A5-KWK untuk
menggunakan hak pilihnya;
7) Memastikan Pemilih hanya menggunakan hak pilih 1 (satu) kali; dan
8) Memastikan nama Pemilih yang menggunakan hak pilih tercatat tidak
lebih dari 1 (satu) kali.
9) Menyampaikan saran perbaikan apabila terdapat hal yang tidak sesuai
tata cara pemungutan dan penghitungan suara terkait dengan akurasi
data pemilih dan penggunaan hak pilih;
10) Mengisi alat kerja sesuai hasil pengawasannya;
11) Mengisi formulir Model A sebagai hasil pengawasannya;
12) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Panwascam untuk
diteruskan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
2. Pengawasan Ketersedian Perlengkapan Pemungutan Suara Dan Dukungan
Perlengkapan Lainnya
Pengawasan terhadap ketersedian perlengkapan pemungutan suara dan
dukungan perlengkapan lainnya ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan terhadap adanya kekurangan atau kelebihan perlengkapan
pemungutan suara dan dukungan perlengkapan lainnya dalam pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Kegiatan pengawasan ini dilakukan
paling lambat (1) satu hari menjelang pelaksanaan pemungutan suara atau
bersamaan dengan pendirian TPS oleh KPPS, pada saat pembukaan kotak suara,
pada saat pelaksanaan pemungutan suara, sampai pada saat KPPS akan
melaksanakan penghitungan suara. Adapun langkah-langlah yang dilakukan
adalah sebagai berikut :

a. Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota


1) Melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
untuk memastikan :
- Ketersediaan perlengkapan pemungutan suara dan dukungan
perlengkapan lainnya dalam pelaksanaan pemungutan suara di TPS;
- Prosedur tindakan jika terjadi kekurangan dan kelebihan surat suara
serta cara mengamankannya;
- Surat suara ditempatkan di tempat yang aman;
- Surat suara yang kurang untuk dipenuhi dan dibuatkan berita acara;
dan
- Surat suara yang tertukar segera mendapatkan penggantian dan
dibuatkan berita acara.
2) Pendirian TPS dilakungan untuk memenuhi prinsip aksesibilitas
3) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada jajaran pengawas
pemilu di bawahnya;
4) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
5) Menerima laporan hasil pengawasan, melakukan rekap laporan
pengawasan dan menyampaikannya kepada Bawaslu RI;
6) Melakukan proses penanganan atas dugaan pelanggaran yang terjadi.

b. Panitia Pengawas Kecamatan


1) Melakukan koordinasi dengan PPK terkait masalah ketersediaan
perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan lainnya
dalam pelaksanaan pemungutan suara di TPS;
2) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada PPL/Panwas TPS
terkait pelaksanaan pengawasan yang dilakukan;
3) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
4) Menerima dan merekap laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
PPL/Pengawas TPS;
5) Menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang terjadi;
6) Menyampaikan hasil pengawasan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
c. Panwas Desa/Kelurahan dan Pengawas TPS
1) Memastikan TPS telah didirikan di lokasi yang telah ditentukan sebelum
pelaksanaan pemungutan suara;
2) Memastikan perlengkapan pemungutan suara dan dukungan
perlengkapan lainnya telah diterima oleh KPPS;
3) memastikan penerimaan perlengkapan pemungutan suara dan dukungan
perlengkapan lainnya dituangkan dalam berita acara serah terima;
4) Memastikan kelengkapan dan keamanan perlengkapan pemungutan
suara dan dukungan perlengkapan lainnya;
5) Menyampaikan saran perbaikan apabila terdapat pendirian TPS dan
penerimaan perlengkapan pemungutan dan dukungan perlengkapan
lainnya yang tidak sesuai ketentuan;
6) Mengisi alat kerja sesuai hasil pengawasan yang dilakukan;
7) Menyampaikan hasil pengawasan kepada Panwascam untuk diteruskan
kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.

3. Pengawasan Pemberian Uang Atau Materi Lainnya


Pengawasan terhadap masalah ini, dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecurangan dalam bentuk manipulasi suara yang disebabkan adanya pemberian
atau transaksi uang atau materi lainnya yang melibatkan petugas. Kegiatan
pengawasan ini dilakukan pada saat menjelang hari pemungutan yakni pada
masa tenang, dan selama proses kegiatan pemungutan dan penghitungan suara
hingga setelahnya. Pengawasan diarahkan pada gerak-gerik para aktor
(pasangan calon, tim sukses/relawan atau sebutan lainnya), aparat pemerintah
setempat dan petugas KPPS serta yang lainnya). Adapun langkah - langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota
1) Melakukan identifikasi wilayah dan TPS rawan di wilayah kerjanya untuk
disampaikan kepada jajaran Pengawas Pemilu dibawahnya dengan
mengacu pada indikator - indikator antara lain; daerah yang tingkat
kemiskinan penduduknya tinggi, daerah yang akasesibilats informasi dan
transportasinya minim, daerah yang pertumbuhan penduduknya tidak
wajar (di atas rata-rata pertumbuhan penduduk sesuai BPS), daerah
bencana alam, dan daerah yang kultur sosialnya sering konflik dan
kekarasan, serta daerah yang selama ini rawan terhadap kecurangan
pemilu;
2) Melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota,
Pemerintah Daerah, Kepolisian Negara RI, dan Kejaksaaan Tinggi atau
Kejaksaan Negeri setempat untuk mengidentifikasi modus dan mencegah
adanya praktek pemberian uang atau materi lainnya;
3) Menghimbau Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye untuk tidak
melakukan pemberian uang atau materi lainnya;
4) Menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk mendorong upaya
pencegahan dan melaporkan bentuk dugaan pemberian uang atau materi
lainnya.
5) Melakukan publikasi mengenai pengawasan dan sikap tegas Pengawas
Pemilu terhadap praktek pemberian uang atau materi lainnya;
6) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada jajaran pengawas
di bawahnya;
7) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
8) Menerima laporan, merekap dan menyampaikan laporan hasil
pengawasan kepada Bawaslu RI;
9) Melakukan penanganan atas dugaan pelanggaran yang terjadi.

b. Panwas Kecamatan, Panwas Desa/Kelurahan dan Pengawas TPS


1) Melakukan pengawasan langsung dengan berkeliling di wilayah kerjanya
terhadap kemungkinan adanya kegiatan pemberian uang atau materi
lainnya oleh Pasangan Calon/tim kampanye atau pihak lainnya;
2) Mencatat kejadian, melakukan penelusuran terhadap dugaan pemberian
uang atau materi lainnya, dan menyampaikan hasil penelusuran tersebut
beserta buktinya kepada jajaran pengawas di atasnya untuk
ditindaklanjuti;
3) Dalam hal Panwas Kecamatan, PPL, atau Pengawas TPS menerima
informasi, Laporan dan/atau menemukan dugaan pemberian uang atau
materi lainnya, harus menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
Perbawaslu mengenai pengawas pemilu, dan merahasiakan atau tidak
mempublikasikan identitas warga yang menyampaikan informasi dugaan
pemberian uang atau materi lainnya tersebut;
4) PPL/Pengawas TPS mengisi alat kerja sesuai hasil pengawasan;
5) Panwascam menerima dan melakukan rekapitulasi laporan yang
disampaikan PPL/Pengawas TPS;
6) Menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang terjadi sesuai kewenangannya;
7) Menyampaikan hasil pengawasannya kepada jajaran Pengawas Pemilu di
atasnya.

4. Pengawasan Keterlibatan Aparat Negara


Pengawasan terhadap masalah kemungkinan keterlibatan aparat negara
ini bertujuan untuk mencegah dan menindak pelanggaran yang bersifat
terstruktur, sistematis dan massif dalam pelaksanaan pemilihan. Pengawasan ini
dilakukan sejak rekruitmen petugas KPPS, selama masa tenang, dan selama
proses pemungutan dan penghitungan suara berlangsung. Pengawasan
diarahkan pada sikap, fasilitasi yang diberikan kepada petugas KPPS dan para
pemilih, terutama pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT. Adapun langkah -
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota


1) Melakukan identifikasi potensi penyalahgunaan kewenangan,
penggunaan anggaran, dan penggunaan fasilitas Pemerintah atau
Pemerintah Daerah;
2) Melakukan identifikasi kemungkinan keterlibatan penyelenggara negara;
3) Melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
dan Pemerintah di Daerah terkait dengan pelanggaran yang melibatkan
penyelenggara Negara;
4) Melakukan kerjasama dengan pemantau Pemilihan dan media massa
serta masyarakat untuk mengawasi kemungkinan keterlibatan aparat
negara;
5) Menghimbau Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye tidak melibatkan
aparat negara dan mengintervensi pada pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara;
6) Menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk mendorong upaya
pencegahan dan melaporkan bentuk dugaan keterlibatan aparat negara
dan mengintervensi pada pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara;
7) Melakukan publikasi mengenai pengawasan dan sikap tegas Pengawas
Pemilu terhadap keterlibatan aparat negara dan mengintervensi pada
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;
8) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada jajaran pengawas
di bawahnya;
9) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
10) Menerima, merekap dan menyampaikan laporan hasil pengawasan
kepada Bawaslu RI;
11) Melakukan proses penanganan atas dugaan pelanggaran yang terjadi.

b. Panitia Pengawas Kecamatan, PPL dan Pengawas TPS


1) Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS dalam melakukan
pengawasan keterlibatan penyelenggara negara dengan cara:
- Mencatat penyelenggara negara yang mungkin menyalahgunakan
kewenangan, penggunaan anggaran, dan penggunaan fasilitas
Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
- Mendeteksi adanya upaya mobilisasi pemilih oleh penyelenggara
negara; dan
- Mengawasi netralitas penyelenggara Pemilihan dan aparatur
pemerintahan setempat selama melaksanakan kegiatan pemungutan
dan penghitungan suara.
2) Dalam hal terjadi pelanggaran oleh Penyelenggara Pemilihan atau
aparatur pemerintahan, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS
melaporkannya segera kepada pengawas pemilu di atasnya.
3) PPL/Pengawas TPS Mengisi Alat Kerja sesuai hasil pengawasannya.
4) Panwascam menerima dan merekap laporan yang disampaikan
PPL/Pengawas TPS;
5) Menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang terjadi sesuai kewenangannya;
6) Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Pengawas pemilu di
atasnya.
5. Pengawasan Ketaatan Dan Kepatuhan Terhadap Tata Cara Pemungutan
Dan Penghitungan Suara
Pengawasan terhadap masalah ketaatan dan kepatuhan terhadap tata
cara pemungutan dan penghitungan suara ini adalah menyangkut masalah
kualitas dan netralitas penyelenggara/pelaksana pemilihan. Pengawasan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengawal integritas proses dan menjaga
integritas hasil pemungutan dan penghitungan suara.
Pengawasan ini dilakukan sejak rekrutmen anggota KPPS, pembagian
surat pemberitahuan untuk memilih kepada Pemilih (formulir Model C6 KWK)
dan terutama selama proses pemungutan dan penghitungan suara berlangsung.
Pengawasan diarahkan pada sikap dan prilaku petugas KPPS dalam menjalankan
tugasnya, serta hasil penghitungan suara dan pada pembuatan berita acara dan
sertifikat hasil penghitungan suara yang dilakukan. Adapun langkah – langkah
yang dilakukan sebagai berikut :

a. Bawaslu Provinsi Dan Bawaslu Kabupaten/Kota


1) Menjadikan wilayah dan TPS rawan sebagai prioritas pengawasan;
2) Berkoordinasi dengan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota untuk
memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dangan tata cara pemungutan
dan penghitungan suara;
3) Memperoleh nama - nama saksi di TPS sesuai dengan surat mandat dan
memberikan datanya kepada pengawas pemilu di jajaran bawahnya;
4) Memberikan arahan teknis pengawasan kepada jajaran Pengawas Pemilu
di bawahnya;
5) Melakukan publikasi potensi kerawanan dan pelanggaran serta
manipulasi suara yang terjadi di TPS;
6) Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada jajaran pengawas
di bawahnya;
7) Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
8) Merekomendasikan untuk Pemilihan lanjutan/susulan sesuai ketentuan
apabila sebagian atau seluruh wilayah Pemilihan terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilihan tidak dapat
dilaksanakan, setelah mendapatkan laporan dari Pengawas Pemilu di
bawahnya;
9) Menerima, merekap dan menyampaikan laporan hasil pengawasan
kepada Bawaslu RI;
10) Melakukan proses penanganan atas dugaan pelanggaran yang terjadi.

b. Panitia Pengawas Kecamatan


1. Melakukan koordinasi dengan PPK memastikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dangan tata cara pemungutan dan penghitungan suara;
2. Memperoleh nama - nama saksi di TPS sesuai dengan surat mandat dan
memberikan datanya kepada pengawas pemilu di jajaran bawahnya;
3. Melakukan supervisi, asistensi dan pembinaan kepada PPL/Panwas TPS
terkait pelaksanaan pengawasan yang dilakukan;
4. Menerima dan merekap laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
PPL/Pengawas TPS;
5. Mengkaji dan merekomendasikan pemungutan/penghitungan suara
ulang apabila ada kejadian yang memenuhi syarat dilakukannya
pemungutan/penghitungan suara ulang sesuai ketentuan;
6. Mengisi formulir model A sebagai hasil pengawasannya;
7. Menyampaikan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kabupaten/Kota.

c. PPL Atau Pengawas TPS


Dalam melakasanakan pengawasan terhadap kepatuhan dan ketaatan
tata cara pemungutan dan penghitungan suara, Pengawas TPS atau PPL
berpedoman pada Panduan Teknis Pengawas TPS yang telah dibuat khusus
bagi pengawas TPS/ PPL .

d. Dalam Hal Tidak Terdapat Pengawas TPS


1) PPL melakukan pengawasan dengan fokus TPS rawan yang terdapat di
daerahnya;
2) TPS rawan ditentukan dengan indikator antara lain :
- TPS di daerah rawan konflik;
- TPS yang memiliki sejarah terjadinya jumlah pelanggaran yang tinggi;
- TPS yang menjadi wilayah/domisili Pasangan Calon/tim kampanye
atau Relawan;
- TPS yang DPT nya bermasalah (tidak akurat), karena masih terdapat
nama - nama pemilih fiktif/tidak dikenali dan/atau nama - nama
pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat, karena meninggal dunia,
ganda, berubah status, atau hilang ingatan;
- TPS yang pemilihnya banyak tidak di rumah pada saat hari
pemungutan suara (karena bekerja diluar daerah/ menjadi TKI);
- TPS yang lokasinya sulit dijangkau oleh pemilih atau sebagian
pemilih (geografisnya berbukit-bukit atau dipisah oleh sungai);
- TPS yang lokasinya dilanda bencana alam.
3) PPL mengawasi dengan cara berpindah dari satu TPS rawan ke TPS
rawan lainnya sesuai dengan proses pelaksanaan tahapan pemungutan
dan penghitungan suara (sebelum pemungutan, pelaksanaan pemungutan
dan pelaksanaan penghitungan suara);
4) PPL mengisi formulir pengawasan TPS sesuai dengan proses pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara yang diawasi;
5) PPL bekerjasama dengan pemantau/masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pengawasan TPS yang tidak dapat di jangkau oleh PPL;
6) PPL segera menuju ke lokasi TPS yang terdapat masalah atau terdapat
dugaan pelanggaran serius terhadap pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara;
7) PPL meminta salinan Berita Acara dan sertifikiat hasil penghitungan
suara (formulir model C KWK dan Model C1 KWK dan lampitannya)
kepada PPS;
8) Panwascam melakukan supervisi pengawasan secara intensif kepada PPL
yang di daerahnya tidak memiliki pengawas TPS;
9) Panwaslu Kabupaten/Kota mengarahkan supervisi, asistensi dan
pembinaannya secara khusus kepada PPL yang tidak memiliki pengawas
TPS .

I. PELAPORAN HASIL PENGAWASAN DAN MEKANISMENYA


1. Pengawas Pemilu menyampaikan laporan pengawasan pemungutan dan
penghitungan surat suara kepada Bawaslu secara berjenjang;
2. Laporan berdasarkan alat kerja disampaikan setelah selesai melakukan
pengawasan dan disampaikan secara berjenjang;
3. Laporan akhir tahapan memuat:
a. Hasil kegiatan pengawasan pemungutan dan penghitungan suara;
b. Permasalahan atau kendala kegiatan pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara;
c. Penilaian kegiatan pengawasan pemungutan dan penghitungan suara; dan
d. Rekomendasi kegiatan pengawasan pemungutan dan penghitungan suara.
4. Selain menyampaikan laporan tersebut, Pengawas Pemilu menyampaikan
laporan cepat berdasarkan kebutuhan (sesuai intruksi);
5. Laporan cepat ini terkait dengan laporan situasi hasil pengawasan selama proses
dan/atau sesaat segera setelah selesainya pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara.
6. Mekanisme laporan :
a. Laporan berdasarkan alat kerja disampaikan segera setelah selesai
melaksanakan pengawasan, dilaporkan secara berjenjang;
b. Laporan cepat disampaikan pada saat proses pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara berlangsung dan/atau segera setelah pelaksanaan
penghitungan suara selesai;
c. Laporan akhir tahapan, disampaikan oleh masing - masing pengawas
pemilu sesuai wilayahnya dan sampaikan secara berjenjang setelah
tahapan pemungutan dan penghitungan suara selesai.

J. JADWAL PENGAWASAN DAN PERIODE PELAPORAN MANUAL

1. Alat Kerja Pengawas TPS

Jadwal Batas
Jenis Alat Kerja Jenis Formulir
Pelaporan Waktu
Pengawasan hari tenang Form AA.PS-1 26 Juni 2018 18.00
Pengawasan persiapan pemungutan suara Form AA.PS-2 26 Juni 2018 21.00
Pengawasan pemungutan suara di TPS Form AA.PS-3 27 Juni 2018 13.00
Pengawasan pelaksanan penghitungan
Form AA.PS-4 27 Juni 2018 22.00
suara di TPS
Pengawasan ketidaksesuaian penghitungan
Form AA.PS-5 28 Juni 2018 10.00
suara
2. Alat Kerja Panwas Desa/Kelurahan

Jenis Jadwal Batas


Jenis Alat Kerja
Formulir Pelaporan Waktu
Rekapitulasi hasil pengawasan hari tenang Form A.PS-1 26 Juni 2018 21.00
Rekapitulasi hasil pengawasan persiapan
Form A.PS-2 26 Juni 2018 00.00
pemungutan suara
Rekapitulasi hasil pengawasan hari
Form A.PS-3 27 Juni 2018 15.00
pemungutan suara di TPS
Rekapitulasi hasil pengawasan pelaksanaan
Form A.PS-4 28 Juni 2018 10.00
penghitungan suara di TPS
Rekapitulasi hasil pengawasan
Form A.PS-4 28 Juni 2018 12.00
Ketidaksesuaian Penghitungan suara
Rekapitulasi hasil pengawasan penggunaan
hak pilih, penggunaan surat suara dan hasil
Form A.PS-5 28 Juni 2018 12.00
penghitungan suara di tingkat
desa/kelurahan

3. Alat Kerja Pengawas Kecamatan

Jenis Jadwal Batas


Jenis Alat Kerja
Formulir Pelaporan Waktu
Rekapitulasi Hasil pengawasan Tahapan Form A1.PS-1
26 Juni 2018 00.00
Masa tenang
Rekapitulasi Hasil pengawasan Form A1.PS-2
26 Juni 2018 01.00
persiapan pemungutan suara
Rekapitulasi Hasil pengawasan hari Form A1.PS-3
27 Juni 2018 18.00
pemungutan suara di TPS
Pengawasan Hasil Rekapitulasi di Form A1.PS-4
29 Juni 2018 09.00
tingkat kecamatan
Rekapitulasi Hasil pengawasan Form A1.PS-4
29 Juni 2018 09.00
pelaksanaan penghitungan suara di TPS
Rekapitulasi Hasil pengawasan Form A1.PS-4
28 Juni 2018 15.00
Ketidaksesuaian Penghitungan suara
Rekapitulasi Hasil Pengawasan
penggunaan hak pilih,
penggunaan surat suara dan hasil Form A1.PS-5 29 Juni 2018 12.00
penghitungan suara di tingkat
Kecamatan
4. Alat Kerja Bawaslu Kab/Kota

Jenis Jadwal Batas


Jenis Alat Kerja
Formulir Pelaporan Waktu
Rekapitulasi pengawasan hari tenang Form A2.PS-1 27 Juni 2018 00.00
Rekapitulasi pengawasan persiapan 27 Juni 2018 00.00
Form A2.PS-2
pemungutan suara
Rekapitulasi pengawasan hari
pemungutan Form A2.PS-3 27 Juni 2018 00.00
suara di TPS
Pengawasan rekapitulasi Suara di tingkat
Form A2.PS-4 29 Juni 2018 00.00
Kab/Kota
Rekapitulasi pengawasan pelaksanaan
Form A2.PS-4 29 Juni 2018 00.00
penghitungan suara di TPS
Rekapitulasi pengawasan
Ketidaksesuaian Form A2.PS-4 28 Juni 2018 00.00
Penghitungan suara
Rekapitulasi data penggunaan hak
pilih, penggunaan surat suara dan hasil Form A2.PS-5 29 Juni 2018 00.00
penghitungan suara di tingkat Kab/Kota
Petunjuk Teknis Pengawasan TPS
Oleh Pengawas TPS/PPL Dalam Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota
dan Wakil Walikota Tahun 2018

A. PENDAHULUAN
Sebagai ujung tombak pengawasan, Pengawas TPS membutuhkan
pengetahuan yang memadai dan kemampuan yang mumpuni untuk melakukan
pengawasan tahapan puncak ini. Oleh karena itu disamping upaya peningkatan
kapasitas yang cukup, Pengawas TPS ini harus dapat melaksanakan tugasnya di
lapangan. Atas dasar inilah panduan teknis ini disusun sebagai Panduan Pengawas
TPS dan juga disertai alat kerja pengawasan.
Panduan teknis pengawasan TPS di dalamnya memuat langkah-langkah
teknis pengawasan, panduan standar dalam menghadapi kejadian-kejadian yang
sering muncul dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

B. DASAR HUKUM
1. UU 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
2. Perbawaslu 9 tahun 2017 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan
Penyusunan Daftar Pemilih
3. Perbawaslu 12 tahun 2017 tentang Pengawasan Kampanye
4. Perbawaslu 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Penanganan Pelanggaran
Administrasi Terkait Larangan Memberikan atau Menjanjikan Uang atau Materi
Lainnya yang Dilakukan Secara Struktur, Sistematis dan Massif.
5. Perbawaslu 14 tahun 2017 tentang Penanganan Pelanggaran Pemilihan
6. Perbawaslu 15 tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan
7. Perbawaslu 1 tahun 2018 tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan dan
Penditribusian Pelengkapan Pemungutan Suara dan Dukungan Lainnya
8. Perbawaslu 13 tahun 2018 tentang Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan
Suara
9. Perbawaslu 14 tahun 2018 tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
10. PKPU 1 tahun 2017 tentang Tahapan Pemilihan
11. PKPU 2 tahun 2017 tentang Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih
Dalam Pemilihan
12. PKPU 4 tahun 2017 tentang Kampanye
13. PKPU 9 tahun 2017 tentang Norma, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan
Penditribusian Perlengkapan Pemilihan
14. PKPU 8 tahun 2018 tentang Pemungutan Dan Penghitungan Suara
15. PKPU 9 tahun 2018 tentang Rekapitulasi Suara
C. KEGIATAN DAN JADWAL PENGAWASAN
No Kegiatan pengawasan Jadwal Keterangan
1 Pengawasan kegiatan di masa 24 -26 Juni 2018 Laporan
tenang : pengawasan
a. Larangan kampanye di masa menggunakan
tenang (pemberian uang atau Formulir model A
materi lainnya, dan model AA.PS-1
mobilisasi/intimidasi pemilih);
b. Pemberian uang atau barang
2 Pengawasan persiapan 24-25 Juni 2018 Laporan
Pemungutan dan Perhitungan Pengawasan
Suara: persiapan
a. Pengumuman hari pemungutan suara
pemungutan suara; Form AA.PS-2
b. Pembagian formulir Model
C6-KWK.
c. Kesiapan TPS dan
perlengkapan pemungutan
suara;
3 Pengawasan pelaksanaan 27 Juni 2018 Laporan
Pemungutan Suara pengawasan
menggunakan
Formulir model A
dan model AA.PS-3
4 Pengawasan pelaksanaan 27 Juni 2018 Laporan
Penghitungan Suara pengawasan
menggunakan
Formulir model A
dan model AA.PS-4
5 Pengawasan Ketidaksesuaian 27-28 Juni 2018 Laporan
Perhitungan suara Pengawasan
menggunakan
Formulir Model A
dan Form AA.PS-5
6 Menuangkan salinan formulir 27-28 Juni 2018 -
Model C1 KWK dan lampirannya
yang diterima Pengawas TPS ke
PPL

D. TEKNIS PENGAWASAN :
I. SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA
Fokus pengawasan :
Fokus pengawasan pada saat proses sebelum kegiatan pemungutan suara
ditujukan pada hal-hal sebagai berikut :
- Kampanye hari tenang;
- Pemberian uang dan barang kepada pemilih
- Kesiapan pendirian TPS ditempat yang mudah diakses bagi penyandang
disabilitas.
- Ketersediaan dan kelengkapan perlengkapan pemunggutan perhitungan
suara serta dukungan perlengkapan lainnya.
- Distribusi Formulir Model C6-KWK,
- Pelaksanaan Pengumuman hari pemungutan suara;

Langkah-langkah pengawasan :
a. Hari Tenang (H-3) 24-26 Juni 2018
1. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana Kampanye Pasangan Calon
atau Relawan atau Saksi Pendukung Pasangan Calon yang ada di
daerahnya untuk menyampaikan larangan kampanye pada masa tenang
dan larangan pemberian uang atau materi lainnya;
2. Melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh
adat setempat untuk melaporkan kepada Pengawas apabila ditemukan
pelanggaran kampanye termasuk pemberian uang atau materi lainnya di
waktu masa tenang;
3. Memantau atau memonitor situasi dan kondisi Bersama pengawas
kecamatan dan pengawas kelurahan atau dapat mengajak bersama
kepolisian atau pihak keamanan setempat yang bertugas di wilayah
kerjanya untuk mengawasi kemungkinan adanya aktifitas pemberian uang
atau materi lainnya dan terhdap masih adanya alat peraga kampnye yang
belum dibersihkan;
4. Mengecek pelaksanaan pengumuman pemberitahuan hari pemungutan
suara melalui pengeras suara;
5. Mengecek pelaksanaan pendistribusian Formulir Model C6-KWK (kepada
KPPS dan Pemilih), terhadap Formulir Model C6-KWK yang tidak
terdistribusikan karena pemilihnya tidak ada di rumah pada hari
pemungutan suara atau pemilih yang tidak lagi memenuhi syarat maka
harus dipastikan agar Formulir Model C6-KWK tersebut dicatat dan
dipastikan disimpan tetap utuh di PPS.

b. Satu hari sebelum pemungutan suara (H-1)


1. Mengadakan pertemuan tentang kesiapan pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara dengan KPPS dan petugas keamanan;
2. Mendatangi lokasi TPS dan melakukan pengecekan kesiapan TPS apakah
sudah didirikan di tempat yang mudah diakses bagi penyandang
disabilitas dan tersedianya serta lengkapnya perlengkapan dukungan.
Berikut Logistik pemungutan suara dan penghitungan suara serta
perlengkapan Dukungan lainnya yang perlu di cek keberadaanya:

No Jenis Jumlah dan Keterangan


1 Surat Suara Sejumlah DPT ditambah 2,5% dari
DPT
2 Kotak Suara Berstiker 1 buah untuk masing-masing
pemilihan
3 Bilik Suara 2-4 Buah
4 Tinta Paling banyak 2 botol
5 Model C-KWK 5 Set ditambah sejumlah saksi
6 Model C1-KWK 6 Set ditambah sejumlah saksi
7 Salinan DPT  1 set untuk diumumkan dipapan
pegumuman
 1 set untuk petugas KPPS 4
 1 set untuk PPL/Pengawas TPS
 1 set untuk masing-masing saksi
8 Daftar Paslon Biodata, Visi, Misi dan Program yang
ditempel di papan pengumuman
9 Alat Bantu Disabilitas Netra 1 Buah

3. Melakukan konfirmasi kembali dan memastikan Formulir Model C6 KWK


yang tidak terdistribusi sudah berada di PPS dan diamankan dan
dipastikan utuh jumlahnya.

c. Pelanggaran/penyimpangan dan tindak lanjutnya :


No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
1 Terjadinya aktivitas - Melakukan pencatatan kejadian dan
pemberian uang atau melakukan penelusuran untuk
materi lainnya untuk mengumpulkan bukti-bukti serta saksi-
mempengaruhi saksi kejadian yang ada;
pemilih/petugas - Segera Melaporkan kepada PPL untuk
diteruskan kepada Panwascam agar
dilakukan proses penanganan pelanggaran
(menggunakan formulir model A);
- Dalam hal menerima laporan atau
informasi awal dari warga, Pengawas
TPS/PPL merahasiakan atau tidak
mempublikasikan identitas warga yang
memberi informasi /laporan dugaan
pelanggaran pemberian uang atau materi
lainnya tersebut.
2 Terjadinya aktivitas - Mengingatkan untuk mencegah
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
kampanye berlanjutnya aktivitas kampanye yang ada;
(pertemuan/mobilisasi - Jika masih berlanjut (tetap terjadi),
dukungan/intimidasi) pengawas mencatat kejadian dan
mengumpulkan bukti - bukti serta saksi -
saksi kejadian yang ada;
- Segera Melaporkan kepada PPL untuk
diteruskan kepada Panwascam agar
dilakukan proses penanganan pelanggaran
(menggunakan formulir model A).
3 Terjadinya penerbitan - Menelusuri (melakukan penelusuran)
Surat Keterangan yang informasi proses penerbitan surat
tidak sesuai dengan keterangan tersebut;
ketentuan - Segera Melaporkan kepada PPL untuk
diteruskan kepada Panwascam agar
dilakukan proses penanganan pelanggaran
(menggunakan formulir model A).
4 PPS/KPPS tidak Menyampaikan saran/teguran kepada
mengumumkan tentang KPPS untuk segera mengumumkannya.
hari pemungutan suara
kepada masyarakat
5 Pemilih belum - Menyarankan kepada pemilih untuk
mendapatkan surat mendatangai KPPS/PPS dengan membawa
pemberitahuan ke TPS KTP elektronik;
(Formulir Model C6-KWK) - Menyarankan kepada KPPS/PPS untuk
memberikan Formulir Model C6-KWK
apabila pemilih tersebut terdaftar dalam
DPT.
6 Pendirian TPS di tempat Menyarankan KPPS untuk memindahkan
ibadah atau di tempat tim lokasi TPS tersebut.
kampanye/relawan
pasangan calon
7 Masih ada alat peraga Menyampaikan kepada tim
kampanye di sekitar kampanye/relawan setempat atau
lokasi TPS KPPS/PPS untuk pembersihkan alat peraga
tersebut.
8 Kondisi TPS tidak - Menyarankan kepada KPPS untuk
mengakomodir pemilih mengubah kondisi TPS agar memudahkan
penyandang disabilitas bagi pemilih penyandang disabilitas
(TPS tidak ramah bagi (misalnya bagi pengguna kursi roda);
penyandang disabilitas - Memberi saran kepada KPPS untuk
dan tidak menyediakan menyediakan alat bantu bagi pemilih
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
alat bantu bagi Pemilih disabilitas (templete bagi penyandang
disabilitas) tuna netra).
9 Kekurangan surat suara Menyarankan kepada KPPS untuk segera
dan Perlengkapan mengambil langkah - langkah pemenuhan
pemungutan suara terhadap kekurangan surat suara dan
lainnya di TPS perlengkapan pemungutan suara tersebut.
10 Saksi membawa/memakai Menyarankan kepada KPPS untuk
pakaian yang penghentian atribut yang dilarang tersebut
mengandung atribut yang (mengganti pakaian).
dilarang saat pemungutan
dan penghitungan suara

d. Hasil pengawasan dan mekanisme laporannya :


Setelah selesai melakukan pengawasan terhadap proses sebelum pemungutan
ini, Pengawas TPS membuat laporan hasil pengawasannya (termasuk
melaporkan kejadian - kejadian khusus dan saran perbaikan yang diberikan
serta tindak lanjut yang dilakukan oleh KPPS/pihak lainnya) ke dalam
Formulir Model A, serta mengisi formulir alat kerja pengawasan, dan
segara menyampaikan kepada Panwascam melalui PPL.

II. SAAT PEMUNGUTAN SUARA


a. Fokus Pengawasan :
Fokus pengawasan pada saat proses kegiatan pemungutan suara bertumpu
pada 3 (tiga) hal sebagai berikut :
- Kebenaran pemilih;
- Ketersedian logistik;
- Ketaatan prosedur pemungutan suara dan netralitas petugas.
b. Persiapan pemungutan
1. Datang ke TPS Pkl. 06.00 waktu setempat pada hari pemungutan suara;
2. Memeriksa lokasi TPS dan perlengkapan pemungutan suara;
3. Memastikan saksi yang hadir memiliki mandat, dan hanya satu orang
yang berada di dalam TPS;
4. Memastikan agar salinan DPT dan Daftar Calon di tempel di papan
pengumuman, jika tidak maka Pengawas menyarankan agar segera
ditempel;
5. Mengingatkan agar yang berada di dalam TPS adalah petugas, saksi dan
pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya ;
6. Menyaksikan pelaksanaan sumpah anggota KPPS;
7. Menyaksikan pembukaan kotak suara dan penghitungan jenis dan jumlah
logistik yang ada dalam kotak serta mencatatnya;
8. Memastikan petugas KPPS siap menjalankan tugasnya masing-masing;
9. Memastikan ketua KPPS menjelaskan tata cara pelaksanaan pemungutan
suara;
10. Memberi saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai prosedur
dan memastikan ditindak lanjuti oleh petugas.
c. Langkah - langkah Pengawasan
1. Mengecek atau memeriksa pemilih yang hadir ke TPS adalah pemilih yang
terdapat dalam DPT, DPPh dan DPTb sesuai ketentuan;
2. Memastikan pemilih mencatat kehadiraanya ke dalam formulir C7-KWK
dan pengawas memberi tanda pada salinan daftar pemilih yang
dibawanya;
3. Memastikan pemilih yang hadir membawa Formulir Model C6-KWK;
4. Memastikan Ketua KPPS menandatangani surat suara pada tempat yang
telah ditentukan untuk kemudian diberikan kepada pemilih yang akan
dipanggil untuk memberikan suara;
5. Memastikan Ketua KPPS memanggil pemilih untuk memberikan suara
berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih;
6. Memastikan KPPS mendahulukan pemilih penyandang disabilitas, ibu
hamil, atau orang tua untuk memberikan suara atas persetujuan pemilih
yang seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran;
7. Memastikan Ketua KPPS memberikan surat suara kepada pemilih dalam
keadaan terbuka;
8. Memastikan Pemilih menuju bilik suara untuk menggunakan hak pilihnya
dengan prinsip LUBER;
9. Memastikan Pemilih memasukkan satu surat suara ke dalam kotak suara;
10. Memastikan Pemilih mencelupkan jari ke dalam tinta;
11. Memastikan tidak ada Pemilih yang menggunkan hak pilihnya lebih dari
sekali;
12. Dalam hal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan secara
bersamaan dengan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota
dan Wakil Walikota, memastikan KPPS memberikan 2 (dua) surat suara
yakni, 1 (satu) surat suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan
1 (satu) surat suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan
Wakil Walikota;
13. Dalam hal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan secara
bersamaan dengan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota
dan Wakil Walikota, memastikan pemilih yang terdaftar dalam DPPh
yang pindah memilih pada Kabupaten/Kota yang berbeda tetapi masih
dalam provinsi yang sama, hanya diberikan 1 (satu) surat suara untuk
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur;
14. Memastikan Ketua KPPS memberikan surat suara pengganti apabila
pemilih menerima surat suara dalam keadaan rusak atau keliru dicoblos
hanya 1 (satu) kali dan mencatatkan surat suara yang rusak atau keliru
dicoblos tersebut dalam berita acara;
15. Memastikan Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP elektronik atau
surat keterangan pada 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara
berakhir;
16. Memeriksa pemilih tersebut, menggunakan hak pilihnya di TPS yang
berada di RT/RW yang sesuai dalam KTP elektronik atau surat
keterangan pemilih tersebut;
17. Memastikan KPPS melayani penggunaan hak pilih terhadap pemilih yang
menjalani rawat inap dan menjadi tahanan di rumah tahanan atau
lembaga pemasyarakatan sesuai ketentuan;
18. Memastikan Ketua KPPS mengumumkan pelaksanaan pemungutan
berakhir pada pukul 13.00 waktu setempat kecuali pemilih yang telah
terdaftar sebelum pukul 13.00 waktu setempat;
19. Memastikan KPPS memberi tanda silang pada tempat tanda tangan
ketua KPPS dan gambar pasangan calon terhadap surat suara yang tidak
digunakan;
20. Memberi saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai prosedur
dan memastikan ditindak lanjuti oleh petugas;
21. Mencatat kejadian - kejadian khusus yang terjadi selama proses
pemungutan suara berlangsung;
22. Melaporkan ke Panwascam melalui PPL apabila diketahui lebih dari
seorang memilih lebih dari sekali atau terlanjurnya penggunaan hak pilih
oleh 2 orang atau lebih yang tidak berhak memilih untuk ditindaklanjuti
rekomendasi pemungutan suara ulang;
23. Melaporkan terjadinya dugaan pelanggaran (etik dan pidana) kepada
Panwascam melalui PPL untuk proses penanganan pelanggaran.

d. Pelanggaran/penyimpangan dan tindak lanjutnya :


No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
1 Pembukaan kotak suara - Mencatat dan melaporkan kejadian
dan/atau berkas pemungutan tersebut kepada PPL untuk diteruskan
dan penghitungan suara tidak ke Panwascam untuk proses
dilakukan menurut tata cara rekomendasi pemungutan ulang;
yang ditetapkan dalam - Memproses penangangan
peraturan perundang - pelanggaran terkait pealanggaran
undangan kode etik dan/atau pidananya.

2 Pemilih tidak membawa - Memberi saran kepada petugas untuk


Formulir Model C6 KWK (Surat mengecek Pemilih tersebut dalam
Pemberitauan Memilih) daftar pemililih di DPT dan
mencocokkan dengan identitas
pemilih (KTP Elektronik atau Surat
Keterangan dari Dispendukcapil
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
setempat);
- Jika Pemilih adalah Pemilih dalam
DPT, dipersilahkan memilih dan
dicatat sebagai pemilih dalam DPT;
- Jika tidak terdaftar dalam DPT,
pemilih tersebut di cek kepemilikan
identitasnya (KTP elektronik atau
surat keterangan dari Disdukcapil
setempat), jika memenuhi syarat
sebagai pemilih, dipersilahkan
menggunakan hak pilih di TPS
tersebut sebagai pemilih yang
menggunakan KTP elektronik atau
surat keterangan dari Dispendukcapil
setempat (DPTb).
3 Jika Pemilih tidak membawa E- Jika Pemilih adalah Pemilih dalam DPT,
KTP atau suket dapat memilih tanpa harus membawa
EKTP atau suket tapi tetap diwajibkan
membawa C6-KWK (Surat
Pemberitahuan Memilih)
4 Petugas tidak mencatatkan Memeriksa dan menyarankan agar
secara benar kehadiran pemilih petugas selalu mencatatkan secara
dalam formulir C7 benar (sesuai katagori pemilihnya)
setiap pemilih yang hadir menggunakan
hak pilih.
5 Surat suara yang diberikan Menyarankan agar surat suara tersebut
kepada pemilih rusak atau dapat diganti satu kali.
keliru coblos
6 Ketua KPPS tidak Memberi saran agar ketua KPPS
menandatangani surat suara menandatangani surat suara (sesuai
tempat) tersebut.
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
7 Surat suara telah tercoblos - Memberi saran agar surat suara
sebelum digunakan tersebut tidak digunakan;
- Meminta penjelasan KPPS terhadap
kejadian tersebut dan menelurusi
informasinya;
- Mencatat dan melaporkan kejadian
tersebut kepada PPL untuk
diteruskan ke Panwascam untuk
proses penanganan dugaan
pelanggarannya.

8 Penggunaan Formulir C6-KWK - Mencatatkan nama pemilih tersebut;


oleh orang lain (tidak sesuai - Memberi saran kepada KPPS agar
dengan pemilihnya) Pemilih tersebut tidak boleh
menggunakan hak pilih.
9 Pemilih membawa HP/alat - Memberikan saran kepada KPPS agar
perekam lainnya membuat pengumuman larangan
merokok dan membawa HP alat
perakam lainnya di TPS;
- Memberi saran kepada KPPS agar
barang tersebut di amankan/tidak
digunakan saat mencoblos.
10 Pemilih tidak mau mencelupkan - Memberitahu petugas KPPS untuk
jari ke tinta meminta kepada Pemilih agar
mencelupkan jarinya ke tinta yang
telah disediakan;
- Memberikan saran kepada Pemilih
untuk mencelupkan jari ke tinta jika
telah memilih;
- Jika yang bersangkutan tetap tidak
mau mencelupkan jari kedalam tinta,
maka nama pemilih dicatat dan
dilaporkan kepada PPL untuk
dipastikan pemilih tersebut tidak
memilih di TPS lain.
11 Pemilih ketahuan memasukkan - Memberi saran kepada petugas
surat suara lebih dari satu untuk tetap melanjutkan kegiatan
pemungutan suara, apabila
kejadiannya hanya satu orang;
- Mencatat kejadian dan melaporkan
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
kejadian tersebut kepada PPL untuk
diteruskan kepada Panwascam untuk
proses penanganan dugaan
pelanggarannya.
12 Satu Pemilih menggunakan hak - Memberi saran kepada petugas
pilih lebih dari sekali untuk tetap melanjutkan kegiatan
pemungutan suara;
- Mencatat kejadian dan melaporkan
kejadian tersebut kepada PPL untuk
diteruskan ke Panwascam untuk
proses penanganan pelanggaran.
13 2 (dua) orang atau lebih - Mencatat dan melaporkan kejadian
menggunakan hak pilih lebih tersebut kepada PPL untuk
dari sekali diteruskan kepada Panwascam untuk
proses rekomendasi Pemungutan
Suara Ulang;
- Memproses penanganan pelanggaran
terkait dugaan pelanggaran kode etik
oleh KPPS;
14 2 (dua) orang atau lebih pemilih - Mencatat kejadian dan melaporkan
yang tidak terdaftar sebagai kejadian tersebut kepada PPL untuk
Pemilih, mendapat kesempatan diteruskan ke Panwascam untuk
memberikan suara pada TPS proses rekomendasi pemungutan
suara ulang;
- Memproses penanganan pelanggaran
terkait pelanggaran pidana bagi
pemilih dan etika bagi petugas.
15 KPPS meminta Pemilih - Mencatat dan melaporkan kejadian
memberi tanda khusus, tersebut kepada PPL untuk
menandatangani, atau menulis diteruskan kepada Panwascam untuk
nama atau alamatnya pada surat proses rekomendasi pemungutan
suara yang sudah digunakan suara ulang;
- Memproses penanganan pelanggaran
terkait pealnggaran kode etik.
16 KPPS merusak lebih dari satu - Mencatat dan melaporkan kejadian
surat suara yang sudah tersebut kepada PPL untuk
digunakan oleh Pemilih diteruskan kepada Panwascam untuk
sehingga surat suara tersebut proses rekomendasi pemungutan
menjadi tidak sah ulang;
- Memproses penanganan pelanggaran
terkait pelanggaran kode etik dan/
No Kejadian - kejadian Langkah tindak lanjutnya
atau pidana.
17 Petugas KPPS tidak Mencatat dan melaporkan kepada PPL
menindaklanjuti saran untuk diteruskan kepada Panwascam
perbaikan yang disampaikan untuk proses penanganan pelanggaran
pengawas TPS bila terbukti melanggar kode etik.
18 Di sebagian atau seluruh Mencatat dan melaporkan kejadian
wilayah pemilihan terjadi tersebut kepada PPL untuk diteruskan
kerusuhan, gangguan keamanan, ke Panwascam dan Bawaslu
bencana alam, atau gangguan kabupaten/kota untuk proses
lainnya yang mengakibatkan rekomendasi pemilihan
sebagian tahapan susulan/lanjutan.
penyelenggaraan pemilihan
tidak dapat dilaksanakan

e. Hasil pengawasan dan mekanisme laporannya :


Setelah selesai melakukan pengawasan proses kegiatan pemungutan suara
ini, Pengawas TPS membuat laporan hasil pengawasannya (termasuk
kejadian - kejadian khusus dan saran perbaikan yang diberikan serta tindak
lanjut yang dilakukan oleh KPPS) dalam Formulir Model A, serta
memengisi formulir alat kerja, dan segara menyampaikan ke Panwascam
melalui PPL .
III. SAAT PENGHITUNGAN SUARA
a. Fokus pengawasan :
Fokus pengawasan pada saat proses kegiatan penghitungan suara ditujukan
pada 3 (tiga) hal sebagai berikut :
1. Prosedur pelaksanaan penghitungan suara dan netralitas petugas;
2. Penentuan sah dan tidak sahnya surat suara;
3. Terjaganya hasil penghitungan suara.
b. Langkah - langkah pengawasannya :
1. Mengawasi kotak suara hasil pemungutan suara dan dipastikan dibuka
serta dihitung dahulu surat suara yang terdapat dalam kotak dan
memastikan jumlahnya sama dengan pengguna hak pilih (pemilih yang
menggunakan hak pilih);
2. Memastikan dilakukannya pencatatan yang benar terhadap data pemilih,
data pemilih yang hadir, data surat suara dan penggunaan surat suara ke
dalam Formulir Model C1-KWK;
3. Melakukan pengecekan terhadap :
- Jumlah pemilih yang hadir sama dengan jumlah pengguna hak pilih,
dan harus sama dengan jumlah surat suara dalam kotak suara yang
akan dihitung;
- Jumlah surat suara yang diterima sama dengan jumlah surat suara
yang digunakan ditambah surat suara rusak/keliru coblos dan surat
suara yang belum digunakan.
4. Memastikan saksi dan masyarakat dapat menghadiri serta menyaksikan
proses penghitungan suara;
5. Mengawasi proses penghitungan hasil pemilihan suara terhadap surat
suara satu per satu sampai akhir;
6. Memastikan pembacaan perolehan suara pada saat penghitungan
dilakukan dengan suara yang jelas;
7. Memastikan KPPS menentukan sah atau tidak sah-nya suara secara benar
dan konsisten;
8. Memastikan hasil penghitungan dicacat dengan benar pada Formulir C1-
KWK Plano;
9. Memastikan bahwa jumlah suara sah dan tidak sah sama dengan
jumlah pengguna hak pilih, serta jumlah suara sah sama dengan
jumlah perolehan suara sah masing-masing pasangan calon;
10. Mencatat dan menyampaikan laporan kepada Panwascam melalui PPL
apabila ditemukan perbedaan jumlah suara sah tidak sah dengan jumlah
pengguna hak pilih;
11. Memeriksa hasil penghitungan suara yang terdapat dalam Formulir C1-
KWK Plano dituangkan secara benar kedalam Berita Acara sertifikasi dan
Formulir Model C1-KWK beserta lampirannya dan meminta memperbaiki
apabila terjadi salah jumlah/tulis sesuai ketentuan;
12. Pengawas TPS dapat mendokumentasikan dalam bentuk audio visual
(merekam) terhadap hasil penghitungan suara yang tercatat dalam
Formulir Model C1-KWK Plano tersebut dan Formulir Model C1-KWK
yang tertuang dalam Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan
Suara;
13. Memberi saran perbaikan apabila KPPS dalam melakukan penghitungan
suara tidak sesuai prosedur;
14. Memperiksa keberatan yang disampaikan saksi terkait selisih hasil
penghitungan suara dan meminta untuk dilakukan perbaikan saat itu juga
apabila keberatan saksi benar dan dapat diterima;
15. Memastikan saksi dan Pengawas TPS mendapatkan salinan sertifikat hasil
dan formulir Model C1-KWK dan lampirannya pada hari yang sama;
16. Memastikan pergerakan kotak suara yang berisi dokumen hasil
pemungutan dan penghitungan suara pada hari yang sama;
17. Memastikan kotak suara yang berisi dokumen surat suara dan
administrasi lainnya hasil penghitungan saura (sampul yang berisi surat
suara, sampul yang berisi formulir Model C, Model C1 berhologram dan
lampiran Model C1 berhologram, serta Model C2 ke dalam kotak suara
yang akan digunakan untuk rekapitulasi di tingkat PPK, Sampul DPT,
Model C1 Plano, Model C6 dan Alat kelengkapan TPS) dikirim ke PPK
secara aman;
18. Memastikan hasil penghitungan suara diumumkan di TPS serta di PPS
untuk hasil seluruh TPS pada hari itu juga.
c. Pelanggaran/penyimpangan dan tindak lanjutnya
No Kejadian – kejadian Langkah tindak lanjutnya
1 KPPS tidak mencatat lebih Memberi saran kepada petugas agar
dahulu data pemilih, data surat mencatatkanya lebih dahulu sebelum
suara ke dalam Formulir Model memulai penghitungan suara ke
C1 KWK dalam Formulir Model C1 KWK.
2 Jumlah surat suara dalam kotak - Jika selisih antara jumlah surat
suara setelah dihitung tidak suara dengan jumlah pemilih yang
sama dengan jumlah pemilih hadir hanya satu, kejadian tersebut
yang hadir (yang menggunakan dicatat sebagai hasil pengawasan
hak pilih) dan meminta kepada petugas untuk
dicacat sebagai kejadian khusus;
- Jika selisih antara jumlah surat
suara dengan jumlah pemilih yang
hadir lebih dari 1 (lebih 2 dan
seterusnya), mencatat dan
melaporkan kepada PPL untuk
diteruskan kepada Panwascam agar
diproses dan direkomendasikan
untuk dilakukan pemungutan suara
ulang.
3 Penghitungan suara dilakukan Pengawas mencatat dan melaporkan
secara tertutup, atau kepada PPL untuk diteruskan kepada
penghitungan suara dilakukan Panwascam untuk diproses dan
di tempat yang kurang terang direkomendasikan agar dilakukan
atau yang kurang mendapat penghitungan suara ulang.
penerangan cahaya
4 Penghitungan suara dilakukan Pengawas mencatat dan melaporkan
dengan suara yang kurang jelas kepada PPL untuk diteruskan kepada
Panwascam untuk diproses dan
direkomendasikan agar dilakukan
penghitungan suara ulang.
5 Penghitungan suara dicatat Pengawas mencatat dan melaporkan
dengan tulisan yang kurang kepada PPL untuk diteruskan kepada
jelas Panwascam untuk diproses dan
direkomendasikan agar dilakukan
penghitungan suara ulang.
6 Saksi Pasangan Calon, Pengawas mencatat dan melaporkan
No Kejadian – kejadian Langkah tindak lanjutnya
Pengawas, dan masyarakat kepada PPL untuk diteruskan kepada
tidak dapat menyaksikan proses Panwascam untuk diproses dan
penghitungan suara secara jelas direkomendasikan agar dilakukan
penghitungan suara ulang.
7 KPPS tidak konsisten dalam Mencatat dan melaporkan kepada PPL
menentukan surat suara yang untuk diteruskan kepada panwascam
sah dan surat suara yang tidak untuk diproses dan direkomendasikan
sah agar dilakukan penghitungan suara
ulang.
8 Penghitungan suara dilakukan Mencatat dan melaporkan kepada PPL
di tempat lain atau waktu lain untuk diteruskan kepada Panwascam
dari yang telah ditentukan untuk diproses dan direkomendasikan
agar dilakukan penghitungan suara
ulang.
9 Penulisan BA sertifikasi hasil Memberi saran agar KPPS yang
dan Formulir Model C1-KWK menuliskan BA beserta lampirannya
beserta lampirannya tidak dan menanda tanganinya dan
dilakukan/tidak ditanda tangani penulisannya menggunakan ballpoint.
oleh KPPS, serta alat tulis yang
digunakan adalah pensil
10 Salah tulis atau salah jumlah Memberi saran agar KPPS untuk
dalam Formulir Model C1-KWK melakukan pembetulannya dengan
dan lampirannya mencoret dan menuliskan angka yang
benar disampingnya serta
membubuhkan paraf pembetulan.
11 Saksi dan/atau Pengawas TPS Memberi saran agar saksi dan/atau
tidak menerima salinan Pengawas TPS diberikan salinan
sertifikat dan Formulir Model sertifikat dan Formulir Model C1-
C1-KWK dan lampirannya pada KWK dan lampirannya pada hari yang
hari yang sama dengan hari sama dengan hari pemungutan dan
pemungutan dan penghitugan penghitugan suara.
suara
12 Hasil penghitungan suara tidak Memberi saran kepada KPPS untuk
diumumkan segera mengumumkan sesuai
ketentuan.
13 KPPS tidak menindaklanjuti Mencatat kejadian dan melaporkan
saran perbaikan oleh pengawas kepada PPL untuk diproses penangan
TPS dugaan pelanggaran bila terbukti
melanggar kode etik dan/pidana.
d. Hasil pengawasan dan mekanisme laporannya :
Setelah selesai melakukan pengawasan terhadap proses penghitungan suara,
Pengawas TPS membuat laporan hasil pengawasannya (termasuk kejadian-
kejadian khusus dan saran perbaikan yang diberikan, serta tindak lanjut yang
dilakukan oleh KPPS) kedalam Formulir Model A, serta memengisi formulir
Alat kerja, dan segera menyampaikan kepada Panwascam melalui PPL.
Selanjutnya, PPL mengisi Model Fomulir APS 4 dengan menggunakan
salinan Formulir Model C1-KWK dan lampirannya yang diterima oleh
Pengawas TPS.

E. LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Alat kerja dan jenis formulir Pengawas TPS terdiri dari :
Pengawas Pemilu Alat Kerja Jenis Formulir
Pengawas TPS 1 Pengawasan hari tenang Form AA.PS-1
2 Pengawasan persiapan pemungutan suara Form AA.PS-2
3 Pengawasan pemungutan suara di TPS Form AA.PS-3
4 Pegawasan pelaksanan penghitungan suara di TPS Form AA.PS-4
5 Pengawasan Ketidaksesuaian Perhitungan suara Form AA.PS-5

Keterangan :
1. Alat Kerja Pengawasan dapat langsung diisikan secara tulis dengan manual pada
halaman berikut kemudian  pada garis yang tersedia lalu
dikumpulkan/dilaporkan ke PPL/Panwas Desa/Kelurahan sesuai dengan batas
waktu pelaporan yang sudah disampaikan dalam panduan pengawasan;
2. Bagi Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Kudus,
Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Banyumas yang melaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 untuk mengandakan AKP diatas
sesuai jumlah PTPS artinya Kabupaten/Kota tersebut berkewajiaban mengerjakan
AKP sejumlah 2 (dua) kali Pemilihan tersebut.
Alat Kerja Pengawas TPS
Form AA.PS-1
Formulir Pegawasan Hari Tenang
24-26 Juni 2018
Dalam melakukan pengawasan hari tenang, dilakukan dengan cara:
1. Berkoodinasi dengan tokoh masyarakat atau RT/RW untuk melakukan pengawasan.
2. Memonitor dan memantau situasi kondisi disekitar wilayah TPS anda, kemungkinan adanya
praktik kampanye terselubung yang dilakukan oleh tim kampanye /tim sukses/relawan
pasangan calon.
3. Mengisi alat kerja pengawasan hari tenang
4. Menuangkan dalam formulir A
5. Melaporkan bila adanya dugaan pelanggaran
6. Melaporkan hasil pengawasan hari tenang secara berjenjang.
Nama Pengawas TPS
No Tlp
No TPS
Desa/kelurahan
Kecamatan
Kab/Kota
Provinsi

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah terdapat kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan
calon/tim kampanye/relawan?
Jika Ya, apa bentuk kegiatannya

2 Apakah terjadi praktik pemberian uang pada masa tenang yang dilakukan
oleh tim kampanye/relawan?
3 Apakah terjadi praktik pemberian barang pada masa tenang yang
dilakukan oleh tim kampanye/relawan?
4 apakah ditemukan adanya alat peraga kampanye Pasangan Calon di
sekitar TPS anda?
5 apakah ditemukan adanya bahan kampanye Pasangan Calon di sekitar TPS
anda?
Analisis hasil pengawasan:
Alat Kerja Pengawas TPS
Form AA.PS-2
Formulir Pengawasan Persiapan Pemungutan Suara
21-26 Juni 2018
Dalam melakukan pengawasan hari tenang, dilakukan dengan cara:
1. Berkoodinasi dengan petugas KPPS dalam pelaksanaan persiapan pengawasan
2. Memastikan petugas KPPS mengumumkan hari, tanggal dan waktu pelaksaan pemungutan
suara.
3. Melakukan monitoring dan memantau pendistribusian C6 kepada pemilih dan mencatat
jumlah pemilih yang tidak mendapatkan C6
4. Mengawasi pembuatan TPS tepat waktu dan di tempat yang mudah diakses bagi penyandang
disabilitas
5. Mengawasi kedatangan logisitik tepat waktu
6. Mengisi alat kerja pengawasan hari tenang
7. Menuangkan dalam formulir A
8. Melaporkan bila adanya dugaan pelanggaran
9. Melaporkan hasil pengawasan hari tenang secara berjenjang.
Nama Pengawas TPS
No Tlp
No TPS
Desa/kelurahan
Kecamatan
Kab/Kota
Provinsi
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah KPPS mengumumkan hari, tanggal dan waktu pelaksanaan
pemungutan suara serta no nomor/lokasi TPS selambat-lambatnya lima
hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara?
Penyampaian surat pemberitahuan kepada pemilih (Formulilr Model C6 KWK)
2 Apakah masih terdapat pemilih yang terdaftar dalam DPT belum
mendapat formulir C6 (surat pemberitauan memilih) di wilayah TPS anda,
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan
suara.?
3 Jika ya, sebutkan jumlah pemilih yang belum mendapatkan C6 di wilayah TPS anda

Penyiapan TPS
4 Apakah Pembuatan TPS sudah disiapkan paling lambat 1 (satu) hari
sebelum hari dan tanggal Pemungutan Suara?
5 Apakah TPS didirikan didekat rumah atau posko pasangan calon /tim
kampanye/relawan pasangan calon?
6 Apakah TPS dibuat di tempat yang mudah dijangkau/diakses, oleh
penyandang disabilitas pengguna kursi roda dan lanjut usia (tempat TPS
tidak berbatu, tidak berundak tanahnya, tidak berrumput tebal, tidak
berpasir, tidak bertangga dan tidak melompati parit/got)?
Kesiapan Perlengkapan pemungutan suara di TPS
7 Apakah KPPS telah menerima perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara, serta dukungan perlengkapan lainnya dari PPS paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal Pemungutan Suara?
8 Apakah terdapat kekurangan perlengkapan pemungutan dan perhitungan
suara dari daftar dalam tanda terima KPPS dari PPS?
Jika Ya, sebutkan :

9 Apakah Kotak Suara TPS yang diterima oleh KPPS dalam kondisi terkunci
dan tersegel?
Analisis Hasil Pengawasan:

Hasil Temuan Lainya:


Alat Kerja Pengawas TPS
Form AA.PS-3
Pengawasan Pemungutan Suara di TPS
27 Juni 2018
Pengawas dalam melakukan pengawas TPS dengan cara:
1. Datang di TPS sebelum jam 07.00
2. Melakukan pengamatan terdapat seluruh proses pemungutan suara
3. Medokumentasikan hasil pengawasan
4. Mengisi alat kerja pengawasan hari tenang
5. Menuangkan dalam formulir A
6. Melaporkan bila adanya dugaan pelanggaran dan menindaklanjuti
Nama Pengawas TPS
No Tlp
No TPS
Desa/kelurahan
Kecamatan
Kab/Kota
Provinsi
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah petugas KPPS memiliki SK sebagai KPPS?
2 Apakah rapat pemungutan suara dimulai lebih dari pukul 07.00?
3 Apakah KPPS mengucapkan janji dan sumpah?
4 Apakah Saksi yang hadir mengenakan atribut yang memuat nomor
pasangan calon?
Apakah Saksi yang hadir mengenakan atribut yang memuat nama
pasangan calon?
Apakah Saksi yang hadir mengenakan atribut yang memuat foto
pasangan calon?
Apakah Saksi yang hadir mengenakan atribut yang memuat
simbol/gambar pasangan calon?
5 Apakah DPT dipasang dipapan pengumuman yang di tempatkan
disekitar TPS?
6 Apakah Gambar Pasangan Calon/Visi dan misi pasangan calon dipasang
dipapan pengumuman yang di tempatkan disekitar TPS?
7 Apakah jumlah surat suara yang tidak sesuai dengan jumlah DPT?
Jika ya, berapa jumlahnya? (jumlah DPT berapa dan jumlah suara suara berapa)?

8 Apakah tersedianya alat bantu tuna netra (braille template) di TPS?


9 Apakah terdapat surat suara yang rusak?
Jika ya, Ada berapa?
10 Apakah terdapat pendamping Pemilih penyandang disabilitas yang
tidak menandatangani surat pernyataan pendamping (formulir Model
C3 KWK)?
11 Apakah terdapat mobilisasi pemilih (pemilih digerakkan secara
bersamaan oleh timsukses) untuk menggunakan hak pilihnya di TPS?
12 Apakah terdapat KPPS yang mengarahkan pilihan kepada pemilih di
TPS?
13 Apakah terdapat intimidasi kepada pemilih di TPS?
14 Adakah pemilih yang tidak tercantum dalam DPT, DPTb (Daftar Pemilih
Tambahan), DPPH (Daftar Pemilih Pindahan) menggunakan hak
pilihnya?
Jika Ya, berapa jumlah nya?

15 Apakah terdapat lebih dari 1 (satu) orang Pemilih menggunakan hak


pilih lebih dari 1 (satu) kali di TPS?
16 Apakah terdapat KPPS yang menggunakan sisa surat suara (kelebihan
surat suara) untuk dimasukkan kedalam kotak suara?
17 Apakah pemungutan suara berakhir pada pukul 13.00 waktu
setempat?
18 Apakah terdapat pelayanan tidak baik yang dilakukan KPPS kepada
pemilih disabilitas?
19 Apakah TPS memenuhi keseluruhan 7 unsur TPS akses (1. Jalan Menuju
TPS mudah dilalui kursi roda, 2. Pintu masuk dan keluar 90cm, 3. Luas
TPS 8 X 10, 4.Bilik suara terdapat rongga kosong, 5. Tinggi kotak suara
35 cm dari tanah, 6. Ruang gerak yang cukup bagi kursi roda, 7.
Tersedianya alat bantu tuna netra)
20 Apakah terdapat perlengkapan pemungutan suara dan dukungan
pemungutan suara yang tidak lengkap?
Bila Ya, sebutkan

Hasil Temuan Lainnya:


Alat Kerja Pengawas TPS
Form AA.PS-4

Formulir Pegawasan Pelaksanaan penghitungan Suara di TPS

Pengawasan dilakukan dengan cara:


1. Melakukan pencermatan terhadap seluruh proses perhitungan suara
2. Berapa dilokasi di TPS, sampai berakhirnya proses perhitungan
3. Mengawal penyerahan kotak suara kepada PPK melalui PPS
4. Memastikan konsistensi KPPS dalam penetuan suara sah dan tidak sah
5. Memastikan akurasi pehitungan suara
6. Mendapatkan seluruh dokumentasi dan berita acara serta Salinan C1 dan C7.
7. Mengisi alat kerja pengawasan hari tenang
8. Menuangkan dalam formulir A
9. Melaporkan bila adanya dugaan pelanggaran dan menindaklanjuti
Nama Pengawas TPS
No Tlp
No TPS
Desa/kelurahan
Kecamatan
Kab/Kota
Provinsi
NO PERTANYAAN YA TDK KETERANGAN
1 Apakah Rapat Penghitungan Suara langsung dimulai
setelah Pemungutan Suara selesai?

2 Apakah Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka?

3 Apakah Penghitungan Suara dilakukan di tempat yang


terang atau yang mendapat penerangan cahaya cukup?

4 Apakah Ketua KPPS menyatakan sah terhadap surat suara


yang tanda coblos pada kolom 1 (satu) calon yang
memuat nomor urut atau nama calon atau foto Pasangan
Calon?
5 Apakah Ketua KPPS menyatakan sah terhadap surat suara
yang tanda coblos lebih dari satu kali pada kolom 1 (satu)
calon yang memuat nomor urut, nama calon dan foto
Pasangan Calon?
6 Tanda coblos tepat pada garis kolom 1 (satu) calon yang
memuat nomor urut, nama calon dan foto Pasangan
Calon coblos tepat pada garis kolom 1 (satu) calon yang
memuat nomor urut, nama calon dan foto Pasangan
Calon
7 Apakah Penghitungan Suara dilakukan dengan mencatat
tulisan yang jelas dan terbaca pada Model C1 Plano
Berhologram yang ditempelkan pada papan yang telah
disediakan?
8 Apakah setiap hasil Penghitungan Suara dicatatkan ke
dalam formulir Model C1 Plano Berhologram yang
ditempel pada papan tulis?
9 Apakah Saksi yang hadir bersedia menandatangani
formulir Berita Acara?
Jika tidak, apa alasannya?
10 Apakah para saksi TPS di berikan salinan Berita Acara dan
sertfikat hasil penghitungan suara model C1 dan
lampirannya, sesat setelah selsai penghitungan suara?
11 Apakah Pengawas TPS di berikan salinan Berita Acara dan
sertfikat hasil penghitungan suara model C1 dan
lampirannya, sesat setelah selsai penghitungan suara?
12 Apakah Pengawas TPS mendapatkan Salinan C1?
13 Apakah Pengawas TPS dapat mendokumentasikan salinan
C7?
14 Apakah setelah rapat Penghitungan Suara di TPS, KPPS
menyegel, menjaga, mengamankan keutuhan kotak
suara?
15 Apakah KPPS menyerahkan kotak suara kepada PPK
melalui PPS pada hari dan tanggal yang sama dengan hari
Pemungutan Suara ?
Temuan Hasil Pengawasan Lainnya:
Alat Kerja Pengawas TPS
Form AA.PS-5
Rekapitulasi Pengawasan
Ketidaksesuaian Perhitungan Suara
Ketidaksesuaian
Jumlah surat suara yang
No Keterangan Tambahan
Kel / Desa Kec Kab / Kota digunakan, surat suara yang Jumlah surat suara yang diterima oleh
TPS (Sesuai/Tidak)
rusak atau keliru coblos dan KPPS
surat suara yang tidak terpakai

Ketidaksesuaian
No Jumlah surat suara yang digunakan Keterangan Tambahan
Kel / Desa Kec Kab / Kota Jumlah pengguna hak pilih atau
TPS (Sesuai/Tidak)
(daftar hadir pemilih C7)

Ketidaksesuaian
No Keterangan Tambahan
Kel / Desa Kec Kab / Kota Jumlah surat suara yang jumlah surat suara sah ditambah
TPS (Sesuai/Tidak)
digunakan jumlah surat suara tidak sah
Ketidaksesuaian
No Total jumlah perolehan suara masing- Keterangan Tambahan
Kel / Desa Kec Kab / Kota
TPS Jumlah suara sah masing pasangan calon (tuliskan (Sesuai/Tidak)
nama pasangan calon dikolom bawah)

Hasil Temuan Lainnya:

Anda mungkin juga menyukai