Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK NABATI

“MINYAK BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata L.)

Disusun oleh :
Nama : Annesia Cindy Kinanti
Npm : E1G016099
Kelas : A
Dosen : 1. Devi Silsia,Dra.,M.Si
2. Budiyanto,Ir.,M.Sc., Ph.D.

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Tak
lupa pula sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Teknologi Pengolahan Minyak Nabati saya yang berjudul
“Minyak Biji Labu Kuning” dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan tersusunnya makalah ini saya berharap dapat lebih memahami secara mendalam tentang
cara pengolahan minyak nabati terutama dari biji labu kuning. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah
berikutnya menjadi lebih baik.

Akhir
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak nabati merupakan minyak yang diperoleh dari hasil pengolahan bagian tanaman
seperti batang, daun, buah, biji, kulit buah maupun bunga yang telah melalui suatu proses
ekstraksi (Mahandri dkk., 2011).
Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting di dunia terutama dalam
bidang industri, pangan dan kosmetika. Bahan baku utama minyak nabati antara lain
dari bijibijian seperti kedelai, kelapa sawit, kanola, dan biji bunga matahari dengan
kandungan minyak masingmasing adalah 31,6%; 30,5%; 15,5%; dan 8,6% ton/tahun
(Stevenson et al.,2007). Namun sumber minyak nabati konvensional ini tidak mampu
memenuhi permintaan sektor industri maupun rumah tangga yang terus meningkat
(Idouraine et al., 1996), karena itu diperlukan sumber lain untuk memenuhi kebutuhan
akan minyak nabati tersebut. Stevenson et al., (2007) melaporkan bahwa biji beberapa
spesies Cucurbita dapat menjadi sumber minyak nabati untuk memenuhi permintaan yang
semakin meningkat. Salah satu spesies Cucurbitaceae yang mengandung minyak adalah
labu kuning (Cucurbita moschata D.).Biji labu kuning selama ini hanya dimanfaatkan
sebagai makanan ringan seperti kuaci, dalam pengobatan digunakan sebagai obat untuk
penyakit cacing pita, bahkan terkadang hanya dibuang begitu saja. Menurut Fokou et al.,
(2004), kandungan minyak biji labu kuning (C. moschata) berkisar antara 42% hingga
57%, berwarna gelap sampai merah, dengan aroma dan rasa yang khas, serta memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi dan Morfologi
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, kedudukan taksonomi labu kuning
(Cucurbita moschata) menurut Steenis (1975) adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi: Spermatophyte
Kelas: Dycotiledone
Suku: Sympetalae
Keluarga: Cucurbitaceae
Spesies: Cucurbita moschata Duch
Gambar biji labu kuning
2.2 Sumber Minyak
Sumber minyak pada biji labu kuning (Cucurbita moschata L.) ialah terletak pada bijinya. Selain
untuk dibuat sebagai minyak, biji labu kuning memiliki berbagai manfaat diantaranya ialah sebagai makanan
ringan seperti kuaci, dalam pengobatan digunakan sebagai obat untuk penyakit cacing pita. Menurut Fokou et
al., (2004), kandungan minyak biji labu kuning (C. moschata) berkisar antara 42% hingga 57%,
berwarna gelap sampai merah, dengan aroma dan rasa yang khas, serta memiliki kandungan asam lemak
tak jenuh yang tinggi.
2.3 Ekstraksi dan Penggunaan
Pada penelitian yang berjudul “PENGARUH PEMURNIAN DEGUMMING DAN NETRALISASI
TERHADAP PROFIL MINYAK BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata D.)”
Ekstraksi Minyak Biji Labu Kuning (AOCS Aa 4-38-1998)Sebanyak 50 gram serbuk
biji labu kuning diekstraksi menggunakan metode ekstraksi soxhlet dengan pelarut n-
heksana sebanyak 470 mL pada suhu 80°C selama 5 jam dengan 8 siklus. Selanjutnya
pelarut diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50°C, sehingga diperoleh
ekstrak minyak biji labu kuning bebas pelarut.
2.4 Komposisi Kimia

Anda mungkin juga menyukai