Anda di halaman 1dari 5

BAB V

MINERAL PEMBENTUK BATUAN (ROCK FARMING MINERAL)

Menurut W.T Huang (1962) komposisi mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi tiga
kelompok mineral, yaitu:
1. Mineral Utama (Essensial Mineral)
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari deret bowen series(1928).

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan
penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar
bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.

 Continuous branch [deret kontinyu]


Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan
turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan
terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa
larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi
ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus
ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya
kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].

 Discontinuous branch [deret diskontinyu]


Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu
mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi
terhadap sisa larutan magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin,
yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika
pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini
berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan
magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi
seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang
terbentuk setelahnya. Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu,
1. Felsic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah serta mempunyai
berat jenis kecil atau ringan.
Contoh : Quartz, Feldspar dan Feldspatoid

2. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan mempunyai berat jenis
besar atau berat.
Contoh : Olivin, Amphibole dan Piroksin.

1.1. Felsic Mineral


A. Quartz (Kuarsa)
Mineral kuarsa memiliki sistem kristal hexagonal (prisma, bipyramid dan kombinasinya.
Rumus kimia tau komposisi kimia dari kuarsa adalah SiO2. berat jenis dari mineral ini adalah 2,65
dengan tingkat kekerasan (H) bernilai 7. Warna pada kuarsa dapat jernih atau keruh bila terdapat
bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau mineral pengotor didalamnya, yang
merupakan unsur pengotor dan sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna yang
ditunjukkan dapat diperkirakan kemurnian kuarsa tersebut. Tidak terdapat belahan pada kuarsa. Dan
kuarsa juga banyak digunakan dalam industri, khususnya yang berkaitan dengan gelas (kaca).
Kuarsa atau kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang
terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau
“smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-
lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut “amethyst”, merah massip atau merah-
muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-
unsur lain yang tidak bersih.

B. Feldspar
Feldspar dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu :
1. Alkali feldspar yang terdiri dari orthoklas, mikroklin, sanidine, anorthoklas,
pertite, dan antipertite.
2. Plagioklas feldspar yang terdiri dari albite, oligoklas, andesine, labradorit,
bytownite dan anorthite (calsic).
Pada praktikum yang dilakukan dengan cara megaskopis (tanpa alat bantu), feldspar ini hanya dapat
dibedakan menjadi Alkali feldspar (dominasi Orthoklas) dan Plagioklas.

 Orthoclase (Potassium feldspar(K Al Si3O8))


Orthoklas adalah anggota dari mineral feldspar. Orthoklas (Potassium feldspars) adalah mineral
silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah
daging hingga putih.
Rumus kimia atau komposisi kimia Orthoklas ini adalah KaISi3O8. Berat jenis mineral ini adalah 2,6
dengan kekerasan 6. Sistem kristalnya adalah monoklin, mempunyai kilap kaca, dan perawakan yang
membutir. Orthoklas ini digunakan sebagai bahan baku dalam industri keramik.

 Plagioklas feldspar(Na, Ca)Al Si3O8


Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung
unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga
abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite,
sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
Sistem kristal dari plagioklas ini adalah triklin dengan berat jenis 2,26-2,76. plagioklas ini
mempunyai nilai kekerasan 6 dan mempunyai belahan berbentuk kembaran. Komposisi kimia dari
mineral ini adalah NaCaAl2Si3O8.

C. Feldspatoid
Mineral feldspatoiid ini juga disebut sebagai pengganti feldspar, dikarenakan mineral ini
terbentuk bila dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2. Bila dalam suatu batuan terdapat SiO2
(kuarsa) bebas, maka yang akan terbentuk adalah feldspar dan tidak akan terbentuk feldspatoid.
Mineral-mineral yang termasuk feldspatoid adalah nepheline, leusite, sodalite, scapolite, carcrinite
dan analcite. Namun yang umunya dapat ditemukan hanyalah nepheline dan leucite.

 Nepheline (KNaAl2Si2O4)
Nepheline adalah sebuah mineral yang termasuk dalam sistem kristal hexagonal, walaupun
bentuknya jarang dijumpai, umumnya massif dan fine grain. Warna dari mineral ini adalah putih
kekuningan sampai abu-abu kemerahan. Nilai kekerasan nepheline adalah 5,5 sampai dengan 6
dengan berat jenis (SG) 2,55 sampai 2,65. Kilap pada nepheline adalah kilap kaca, namun ada juga
yang memiliki kilap minyak. Belahan permukaannya berbentuk prisma yang terdapat dalam kristal-
kristal besar. Nepheline sering ditemukan dalam bentuk “dike” pada batuan beku.

 Leucite (KaISi2O8)
Mineral leucite termasuk dalam system isometric dalam bentuk umumnya adalah
trapezohedron. Leucite ini memiliki bentuk kecil dan halus, dan terkenal dengan nama fine grain
matrix. Nilai kekerasan pada mineral leucite ini adalah 5,5 sampai dengan 6 dan nilai berat jenis 2,45
sampai dengan 2,5. warna leucite umumnya adalah putih keabu-abuan.

1.2. Mafic Mineral


A. Olivine ((Mg,Fe)2SiO4)
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi.
Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan
mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite. Olivine kadang-kadang juga
disebut crysoline.
Olivine mempunyai kenampakan kilap kaca dan nilai kekerasan(H) 5,5-7,0. mineral ini
memiliki berat jenis (SG) 3,27-4,27. Pada umumnya olivine ditemukan pada batuan beku basa seperti
gabbro, basalt, peridotite dan dunite.
B. Piroksin
Piroksin merupakan kelompok mineral silikat yang kompleks dan memiliki hubungan erat
dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia walaupun mereka mengkristal dalam dua
sistem yang berbeda, yaitu orthorhombic dan monoklin. Secara struktur, piroksin terdiri dari mata
rantai yang tidak ada habisnya dan tetrahedral SiO4 yang diikat bersama-sama secara lateral oleh ion-
ion logam Mg dan Ca yang berikatan dengan oksigen, dan tidak berikatan langsung dengan silicon.
Komposisi kimia piroksin secara umum adalah W1-p(X,Y)1+pZ2O6. Dimana symbol W, X, Y dan
Z menunjukkan unsur dengan jari-jari atom yang sama.
W = Na, Ca Y = Al, Fe, Ti
X = Mg, Fe, Li, Ma Z = Sid an Al dalam jumlah kecil
Bentuk kristal piroksin adalah prismatic dengan belahan spesifik. Dalam batuan beku vulkanik,
piroksin adalah Augote Calcio rendah atau Pigionite, sedang dalam batuan plutonik, piroksin adalah
Augite.
C. Amphibole (Horblende)
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium
(Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak berwarna hijau tua
kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
D. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O). Struktur mika
adalah tipe tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4 mempunyai tiga oksigen dan satu oksigen
bebas., sehingga komposisi dan valensinya diwakili oleh (Si4O10)ˉ4.
Rumus umum mika dapat ditulis : W(XY)2-3Z4O10)OHF)2 dimana W = K (Na dalam Paragonite
mineral yang sangat baik pada sekiot).
X,Y = Al, Li, Mg, Fe
Z = Ai, Al.

2. Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)


Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit
(kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral tambahan ini
antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil Apatit, Garnet,Sphen.

3. Mineral Sekunder (Secondary Minerals)


Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral sekunder
antara lain; Serpentin, Kalsit, Serisit, Kalkopirit, Kaolin, Klorit, Pirit.

Anda mungkin juga menyukai