PENGELOLAANNYA
MAKALAH
Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Penyediaan Air Bersih dan
Pengelolaannya” ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaikinya dalam penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Penyediaan Air
Bersih dan Pengelolaannya” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis
6
BAB 1
PENDAHULUAN
7
Pengolahan air bersih adalah suatu usaha teknis yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan pada sumber air dengan perbaikan mutu asal air sampai
menjadi mutu yang diinginkan dengan tujuan agar aman dipergunakan oleh
masyarakat pengkonsumsi air bersih. (Narita, Kadek, et al, 2011). Pengolahan air
bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010
(PERMENKES 492/2010), yang didalamnya terdapat syarat-syarat air hasil
pengolahan penjernihan agar dapat dikonsumsi layaknya air minum (Narita,
Kadek, et al, 2011).
1.3 Tujuan
1. Bagaimana sifat dan karakteristik air bersih yang dapat digunakan.
2. Untuk mengetahui pengelolaan air bersih yang benar.
3. Untuk mengetahui ketersediaan air bersih.
8
BAB 2
PEMBAHASAN
9
memenuhi standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum
sumber air adalah sebagai berikut :
1. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam contohnya sungai,
rawa, danau, laut. Pada umumnya air permukaan ini akan mendaapat pengotoran
selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,
kotoran industri dan sebagainnya. Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena
banyak mengandung lempung dan substansi organic, sehingga ciri air permukaan
yaitu memiliki padatan terendap (dissolved solid) rendah, dan bahan tersuspensi
(suspended solid) tinggi.
a. Air Sungai
Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak
meresap ke dalam tanah akan mengalir secara grafitasi searah dengan
kemiringan permukaan tanah dan mengalir melewati aliran sungai.
Sebagai salah satu sumber air minum, air sungai harus megalami
pengolahan secara sempurna karena pada umumnya memiliki derajat
pengotoran yang tinggi.
b. Air Danau
Air danau adalah air permukaan yang berasal dari hujan atau air tanah
yang kelar ke permukaan, terkumpul pada suatu tempat yang relative
rendah/cekung. Termasuk kategori supaya adalah air rawa, air tendon, air
waduk/dam.
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air
bersih adalah :
a. Air waduk yang berasal dari air hujan.
b. Air sungai yang berasal dari air hujan, air sungai, atau mata air.
Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas dapat
disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan kebutuhan air sudah
tidak dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti
sedimentasi serta kontaminasi oleh zat – zat pencemar seperti Total Suspended Oil
10
(TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan dan limbah industri yang telah banyak
tercemar di lingkungan.
2. Air Tanah
Air tanah (Ground Water) merupakan air yang megandung garam dan
mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan tanah dan juga air yang
berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah
dan mengisi rongga – rongga atau pori – pori dalam tanah. Air tanah biasanya
mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat pencemar air tertahan oleh lapisan
tanah.
Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air
tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih
rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal
lebih mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih
sedikit. Air tanah terbagi atas:
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air tanah lebih banyak mengandung zat kimia berupa
garam – garam terlarut meskipun kelihatan jernih karena sudah melewati
lapisan tanah yang masing – masing mempunyai unsur – unsur kimia
tertentu.Meskipun lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan namun
pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang
dekat dengan muka tanah. Air tanah dangkal umumnya mempunyai
kedalaman kurang dari 50 meter.
b. Mata Air
Mata air menurut segi kualitasnya adalah yang sangat baik bila dipakai
sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke
permukaan tanah akibat tekanan sehingga belum terkontaminasi oleh zat
– zat pencemar. Dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air
sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah
penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus – menerus
diambil maka lama kelamaan akan habis.
11
3. Air Laut
Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori yang
biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum,
karena memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup besar.
4. Air Hujan
Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun,
karena masih megandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat
agresif terutama terhadap pipa – pipa penyalur maupun bak – bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.
Air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun. Sifat – sifat air hujan :
Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat – zat mineral. Air
hujan umumnya bersifat bersih. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat –
zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 Agresif, ataupun SO2 dan adanya
konsentrasi SO2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan
menyebabkan terjadinya hujan asam ( acid rain ).
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan.
Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya
berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat
diambil secara terus menerus, karena tergantung dengan musim di Indonesia.
12
1. Kelas I yaitu air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya.
2. Kelas II yaitu air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman.
3. Kelas III yaitu air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar
peternakan, untuk mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya yang
sama jenis kegunaannya.
4. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk
peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu yang sama kegunaannya.
Tabel 2.1
Kriteria Mutu Air Kelas 1
KIMIA ORGANIK
Ph Mg/L 6-9 Apabila secara alamiah diluar
rentang konvesional tersebut,
maka ditentukan berdasarkan
kondisi
ilmiah
BOD Mg/L 2
COD Mg/L 10
13
DO Mg/L 16 Angka batas minimum
Total Fosfat sbg P Mg/L 0,2
NO3 sebagai N Mg/L 10
NH3– N 0,5 Bagi perikanan, kandungan
amoniak bebas untuk ikan yang
peka ≤0,02 Mg/L sebagai
NH3
14
Sianida Mg/L 0,02
Fluorida Mg/L 0,5
Nitrit sebagai N Mg/L 0,06 Bagi pengolah air minum
secara konvesional,
NO2_N ≤ 1 Mg/L
Sulfat Mg/L 400
Kholorin bebas Mg/L 0,03 Bagi ABAM tidak
dipersyaratkan
Belerang Mg/L 0,002 Bagi pengolah air minum
sebagai secara konvesional, H2S
H2S < 0,1 Mg/L
MIKROBIOLOGI
-Total cplifron Jml/100ml 1000
-RADIOKTIVITAS
-Gross-A Bg/L 0,1
-Gross-B Bg/L 1
KIMIA ORGANIK
Minyak dan lemak Ug/L 1000
Detergen Ug/L 200
sebagai
MBAS
Senyama fenol Ug/L 1
sebagai fenol
BHC Ug/L 210
Aldrin/Dieldrin Ug/L 17
Chlordane Ug/L 3
DDT Ug/L 2
Heptachlor dan Ug/L 18
heptachlor epoxide
15
Lindane Ug/L 56
Methoxyclor Ug/L 35
Ndrin Ug/L 1
Toxamphan Ug/L 5
(Sumber : PP No 82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan
pengendalian perencanaan air)
Keterangan :
Mg = miligram
Ug = microgram
Ml = mililiter
L = liter
Bq = Bequeler
MBAS = Methyelene blue actif suptance
ABAM= Air baku untuk air minum
16
1. Syarat – syarat fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu
juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih
25˚ c, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehan adalah
25˚ c ± 3˚ c.
a. Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
b. Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan.
c. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang
terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai
urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat
organik ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa – senyawa
khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal dari buangan industri.
d. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang
bersifat anorganik maupun maupun yang organik. Zat organik, biasanya
berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat
berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga
merupakan sumber kekeruhan.
e. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi – reaksi biokimia di
17
dalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah
berkembangbiak dan bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
f. Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam
anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka keadaan akan naik
pula. Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan
tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
18
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl), dalam jumlah yang banyak
klor ( Cl ) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem
penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residu klor ( Cl ) dalam
penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi ( Cl ) ini dapat terikat pada
senyawa organik dan membentuk halogen – hidrokarbon ( Cl – HC )
banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa – senyawa karsinogenik.
Kadar maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah
600 mg/l.
d. Tembaga ( Cu )
Tembaga ( Cu ) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh
manusia. Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP,
ginjal, hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, dan lainnya bahkan
dapat meninggal dunia. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat,
warna dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
e. Mangan ( Mn )
Mangan ( Mn ) merupakan Metal kelabu – kemerahan. Keracunan
seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam.
Gejala yang timbul berpa gejala susunan syaraf : insomnia, kemudian
lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku
dan muka tampak seperti topeng. Bila pemaparan berlanjut maka
bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada
patella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
f. Seng ( Zn )
Seng ( Zn ) pada air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat
menyebabkan gejala muntaber. Seng (Zn) dapat menimbulkan warna air
menjadi opalescentdan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir.
Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan di dalam air bersih
adalah 15 mg/l,.
19
Pada umumnya sumber – sumber air yang terdapat di alam bumi ini
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri bermacam – macam dan berbeda –
beda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu,
air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari haruslah bebas dari bakteri
patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namun
bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
20
1) Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah
tangga
2) Air yang didistribusikan melalui tangki air
3) Air kemasan
4) Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman
yang disajikan kepada masyarakat
1. Persyaratan keseehatan air minum sebagai dimaksud pada ayat
(1) meliputi persyaratan bakteorologis, kimiawi, radioaktif dan
fisik.
2. Persyaratan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat
tercantum pada ayat (2) tercantum dalam lampiran 1 keputusan
ini.
2.3.2 Kuantitas
Tergantung jumlah dan ketersediaan air yang akan diolah pada penyediaan
air bersih yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya konsumen yang akan
dilayani. Secara umum penyediaan air bersih berasal dari sumber air permukaan
atau air dalam tanah. Untuk wilayah kelurahan pipa reja, sumber penyediaan air
yang dikelola oleh PDAM berasal dari air sungai. Karena tujuan utama dari
perencanaan jaringan adalah agar kebutuhan masyarakat akan tersedianya air
bersih dapat terlayani dangan baik. Untuk hal-hal yang dapat mengurangi jumlah
air yang didistribusikan antara lain disebabkan oleh banyaknya sambungan pipa
dan panjangnya jalur pipa sedapat mungkin dihindarkan.
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih dapat ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga bisa ditinjau dari standar debit air bersih yang
dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Dan kuantitas
adalah syarat yang terpenting dalam melayani konsumen agar kebutuhannya
sehari – hari berjalan sesuai dengan kemampuan konsumen masing – masing.
21
Untuk membuktikan kondisi tersebut menggunakan rumus kontinuitas :
Q1 = Q2
A1 x V1 = A2 x V2
Dimana :
Q1 = debit didaerah 1 (m3/det)
Q2 = debit didaerah 2 (m3/det)
A1 = luas penampang didaerah 1 (m2)
A2 = luas penampang didaerah 2 (m2)
V1 = kecepatan rata-rata didaerah 1 (m/det)
V2 = kecepatan rata-rata didaerah 2 (m/det)
Pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan
masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air sering kali di pakai sebagai salah
satu tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat.
2.3.3 Kontinuitas
Menyangkut kebutuhan air yang terus menerus digunakan karena air
merupakan kebutuhan pokok manusia apalagi air sangat dibutuhkan pada musim
kemarau tiba. Dalam penyediaan air bersih tidak hanya berhubungan dengan
kualitas dan kuantitas air saja, tetapi dari segi kontinuitas juga harus mendukung.
Kontinuitas adalah di mana air harus bisa tersedia secara terus-menerus meskipun
dimusim kemarau selama umur rencana. Karena tujuan utama dari perencanaan
jaringan distribusi air adalah agar kebutuhan masyarakat akan terpenuhi secara
terusmenerus walaupun musim kemarau. Salah satu cara menjaga agar kontinuitas
air tetap tersedia adalah dengan membuat tempat penampungan air (reservoar)
untuk menyimpan air sebagai persediaan air musim kemarau.
Persyaratan kontinuitas juga sangat penting untuk menghitung aliran
kelanjutan pemakaian air baku untuk air bersih secara terus – menerus setiap
harinya. Kontinuitas aliran dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kebutuhan
konsumen dan aspek reservoir pelayanan air. Aspek kebutuhan konsumen,
sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya
dalam jumlah yang tidak dapat ditentukan. Karena itu diperlukan aspek ini pada
22
waktu yang tidak ditentukan. Dan aspek pelayanan reservoir diperlukan karena
fasilitas energi reservoir yang siap setiap saat.
Sistem pada air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam
per hari atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air harus tersedia. Akan tetapi
kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di
Indonesia, sehingga untuk menentukan kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan
dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap pemakaian air.
Pemakaian air dapat diprioritaskan, yaitu minimal selama 12 jam per hari
pada jam – jam aktifitas kehidupan . jam aktifitas di Indonesia adalah pukul 06.00
sampai dengan 18.00. Sistem jaringan perpipaan dirancang untuk membawa
suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh lebih dari 0,6 –
1,2 m/dt. Ukuran pipa pun harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga
tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi,
maka dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan
tekanan minimum yang diperbolehkan agar kualitas aliran terpenuhi.
23
yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%,
otot 75,6%, dan darah 83%.
Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar
2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran
darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan
minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan
pembawa bahan buangan industri.
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih
yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata
kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40
galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang
tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air
merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan.
Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk
hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan
bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi
bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung
karen tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri.
Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala
macam kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
1. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan
pekerjaan lainnya.
2. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan
air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
24
3. keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga
listrik.
4. keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
5. keperluan pertanian dan peternakan
6. keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu
melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya
dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak
membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga
dapat menggangu ekosistem yang ada. (Chandra, 2005)
25
2.6.1 Jenis Jaringan Distribusi
Jenis – jenis jaringan distribusi, antara lain:
1. Sistem percabangan
Pada sistem ini ujung pipa dari pipa utama biasanya tertutup sehingga
menyebabkan tertumpuknya kotoran yang dapat mengganggu pendistribusian air.
Kerugian dari pipa percabangan ini antara lain apabila terjadi kebocoran pada
salah satu pipa, maka pipa – pipa yang lain alirannya akan terhenti, bila pipa yang
bocor tersebut diperbaiki. Keuntungan dari pipa percabangan antara lain dari segi
perhitungan lebih mudah, lebih ekonomis, dan lebih mudah dilaksanakan.
2. Sistem Grid ( Petak )
Pada sistem ini ujung – ujung pipa cabang disambungkan satu sama lain,
sistem ini lebih baik dari sistem pipa bercabang. Karena sirkulasinya lebih baik
dan kecil kemungkinan menjadi tertutup atau staguasi.
Kerugian dari sistem Grid:
a. Agak sulit dalam pelaksanaannya, karena pada akhir sambungan terdapat
dua sambungan yang saling terbalik arah ataupun membuka.
b. Tidak ekonomis, karena banyak menggunakan sambungan – sambungan.
c. Keuntungan dari sistem Grid :
d. Sirkulasi air baik
e. Pipa sulit tersumbat apabila terdapat kotoran, karena air di dalam pipa
terus mengalir dan selalu terjadi pergantian air. Sehingga sulit terjadi
pengendapan.
3. Sistem Berbingkai
Pada sistem ini pipa iduknya dibuat melingkar dibandingkan sistem yang
lain. Sistem ini lebih baik dan bila ada kerusakan pada saat perbaikan, maka
distribusi air tidak terhenti.
Kerugian sistem berbingkai:
a. Agak sulit dalam pelaksanaannya, prinsipnya sama degan sistem petak.
Karena terdapat dua sambungan yang terbalik arah pada pipa yang paling
luar atau pipa pembentuk lingkaran.
26
b. Tidak ekonomis, karena jaringan sistem berbingkai untuk perumahan
yang besar. Sehingga banyak menggunakan pipa dan sambungan –
sambungan.
c. Dari segi perhitungan cara ini lebih sulit.
d. Keuntungan sistem berbingkai :
e. Tidak terjadi penghentian aliran pada saat perbaikan pipa yang bocor,
karena air masih dapat mengalir melalui pipa cabang yang lainnya.
f. Tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
27
a. Sambungan rumah
b. Sambungan kran umum
2. Kebutuhan non domestik
a. Sarana peribadahan
b. Sarana pendidikan
c. Sarana perkantoran
d. Sarana kesehatan
e. Sarana perekonomian
28
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup – katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju
pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir
distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi,
meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya
jumlah air yang cukup dengan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan),
serta menjaga kemanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas
pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para
pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para konsumen adalah ketersediaan air setiap waktu.
Penyediaan air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem menurut
Kamala (1999) adalah sebagai berikut :
1. Continuous system
Air minum disuplai kepada konsumen sistem pengaliran terus menerus
selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap waktu dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedangkan kerugiannya adalah pemakaian air akan cenderung lebih boros dan bila
terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang akan hilang sangat besar.
2. Intermitten system
Pada sistem ini air bersih disuplai 2 – 4 jam pada pagi hari dan 2 – 4 jam
pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan atau konsumen tidak bisa setiap
saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila
terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter(pemadam kebakaran) akan sulit
didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air
untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedangkan keutungannya
adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah
dengan sumber air yang terbatas.
29
2.9.2 Sistem Pengaliran Air Bersih
Pengaliran atau pendistribusian air minum kepada konsumen dengan
kualitas, kuantitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang
baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Metode pendistribusian air
tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen
berada. Menurut Howard, S.P., et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai adalah
sebagai berikut:
1. Cara gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2. Cara pemompaan
Cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini
digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah
pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
30
2000 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini akan terus menurun sehingga
pada tahun 2020 diperkirakan hanya akan tersedia sebesar 1.200 meter kubik per
kapita per tahun. Padahal standar kecukupan minimal adalah 2.000 m 3 per kapita
per tahun . Apabila fenomena ini terus berlanjut maka akan terjadi keterbatasan
pengembangan dan pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah tersebut karena
daya dukung sumberdaya air yang telah terlampaui (Kementerian Pekerjaan
Umum. 2010).
Menurut Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, Jakarta
sudah mengalami krisis air bersih sejak 18 tahun yang lalu, dan saat ini
kondisinya semakin parah. Jakarta memerlukan sekitar 26.938 liter air per detik,
namun yang tersedia hanya 17.700 liter air per detik. (P3DI, 2009).
Di Jakarta, Sungai Ciliwung memiliki sanitasi yang buruk yang digunakan
sebgai sumber air oleh sebagian masyarakatnya. Di Kelurahan Bukit Duri, tidak
semua rumah memiliki akses air bersih. Bahkan di satu Rukun Tetangga (RT)
hanya terdapat satu tempat mandi, cuci dan kakus (MCK). Sebagian besar warga
mengalami kesulitan mendapatkan akses air bersih karena PAM tidak memberikan
layanan air bersih bagi warga di bantaran sungai. Rata-rata warga menggunakan
air tanah, tetapi di beberapa tempat karena lokasi yang dekat dengan sungai,
kualitas air tanah yang didapatkan tidak baik karena kekeruhannya (Nikmah, SN.
2010).
Atas inisiatif warga terutama di Kelurahan Bukit Duri, warga mengelola air
bersih sendiri dan ditempatkan di satu galon besar. Air tersebut kemudian
digunakan bersama-sama. Setiap RT memiliki satu galon air yang mampu
menampung air sebanyak 500 m³. Namun inisiatif mengelola air bersih tidak
terjadi di semua kelurahan yang ada di bantaran Sungai Ciliwung. Sebagian besar
warga malah terpaksa harus membeli air bersih guna keperluan memasak atau
keperluan rumah tangga lainnya. Namun, buruknya perilaku sanitasi inilah yang
ada mendorong masyarakat menggunakan air Sungai Ciliwung yang terbukti tidak
layak dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci dan mandi.
Akibatnya, banyak warga yang menderita berbagai penyakit seperti diare dan
demam berdarah (Nikmah, SN. 2010).
31
2.11 Kendala dan Hambatan dalam Pengolahan Air Bersih
Masalah pengolahan air bersih di Indonesia berada di ambang kritis air
lantaran minimnya daerah resapan air. Hal tersebut terjadi karena banyaknya
pembangunan gedung-gedung dan perumahan. Sebenarnya, kondisi tersebut bisa
diperbaiki. Caranya, dengan membangun hutan-hutan, kota, dan sumur resapan
air. Selain itu kurangnya kualitas sumberdaya manusia dalam segi pemahaman
iptek, dalam menerima transfer teknologi pengolahan air menjadi masalah yang
harus segera diperbaiki dengan cara melukan pelatihan-pelatihan kepada
masyarakat.
Diperlukan investasi yang lebih banyak di sektor air bersih dan sanitasi.
Investasi pemerintah di sektor tersebut kurang dari satu persen dari PDB.
Pemerintah sedang melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini. Setelah
dimulainya PPSP (Program Percepatan Sanitasi Nasional) tahun 2010, alokasi
anggaran sanitasi oleh pemerintah daerah meningkat sebesar 4 sampai 7 persen
pada tahun 2011.
32
1. Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah
sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan
bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
2. Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2
oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen).
Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping
itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut
akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-
badan air (kali, danau, dan sebagainya).
33
Bahan-bahan tersebut tidak termasuk bahan untuk dudukkan alat. Di
samping itu bahan - bahan tersebut dapat juga disesuaikan dengan keadaan
setempat misalnya, jika tidak ada tong plastik dapat juga dipakai drum bekas
minyak yang dicat terlebih dahulu.
34
2.13 Tahapan Proses Pengolahan Air Metode Gambut Sederhana
1. Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar
menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang
paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari
pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga
untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
2. Aerasi dengan pemompaan udara
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku
agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan
oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan
yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk
menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan,
Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan
oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara
teoritis dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm
ion Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang
bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontakkan dengan
air serta luas kontak antara gelembung udara dengan permukaan air. Jadi makin
merata dan makin kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya
, maka oksigen yang bereaksi makin besar.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen
dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar
7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus
dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak
menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi
35
Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk besi, tetapi jika kadar
Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat juga teroksidasi dan
terendapkan.
4. Pengendapan
36
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran
yang terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air
akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat
dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
5. Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan
semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah
diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
2. Pompa aerasi
Pompa aerasiterdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5
cm, tinggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara
kedalam air baku agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi
dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida
mangan yang dapat diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator
37
untuk menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku. Pipa
aerator terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang dibentuk
seperti spiral, permukaannya dibuat berlubang, jarak tiap lubang + 2 cm.
3. Bak Penyaring
Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan tinggi 40 cm
dan luas penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan sebuah keran disebelah
bawah. Untuk media penyaring digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan
media penyaring media penyaring dari yang paling dasar keatas adalah sebgai
berikut :
Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm
4. Bahan Kimia
Bahan kimia yang dibutuhkan antara lain :
Tawas,
kapur tohor dan,
kaporit bubuk.
38
1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550
liter).
2. Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke
dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam
tangki dan aduk sampai merata.
3. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan
pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
4. Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember
kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara
cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu
pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti
dengan sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit.
5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi,
kemudian tutup kembali.
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan
dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.
7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika
digunakan untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Catatan :
a. Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas
yang dipakai harus disesuaikan.
b. Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit,
bubuhkan kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara
39
pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan
larutan kapur.
40
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengolahan air bersih menjadi sangat penting bagi manusia pada saat ini.
Hal ini karena telah banyak sumber air yang telah tercemar oleh perbuatan
manusia itu sendiri. Padahal air yang bersih sangat dibutuhkan oleh tubuh
manusia dan juga untuk menjalankan berbagai kegiatan. Oleh karena itu,
diperlukan upaya pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan
untuk aktivitas sehari-hari. Namun, upaya pengolahan air bersih tersebut perlu
disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi yang sesuai dengan tingkat
penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Untuk itu terdapat berbagai
macam solusi atau metode pengolahan air agar menjadi air bersih dan siap pakai:
1. Pengolahan air bersih secara alami
2. Metode ini dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi
3. Pengolahan air bersih dengan metode pengolahan gambut sederhana
4. Sistem portable / langsung hisap
Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, diciptakan alat yang mampu
menyaring air hingga air yang diperoleh dapat langsung diminum dengan aman
Upaya pengolahan air bersih tersebut harus berjalan sinergis antara kebijakan atau
program yang dibuat oleh pemerintah dan usaha yang dilakukan oleh masyrakat
untuk dapat menjaga agar sumber atau mata air dapat terlindungi dari
pencemaran. Sehingga, dapat diperoleh kualitas air yang baik sehingga derjat
kesehatan manusia dapat dimaksimalkan.
3.2 Saran
Saran untuk pengolahan air bersih adalah sebagai berikut:
1. Untuk kedepannya perlu dilakukan upaya pemerintah dalam memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih serta
bagaimana cara pengolahan air bersih tersebut
2. Masyarakat perlu turut serta dalam pengolahan air bersih guna
meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat tersebut
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya pengolahan air bersih
41
DAFTAR PUSTAKA
42