Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2 / Desember 2015
ABSTRAK
Berat bayi lahir merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian
perlukaan perineum. Semakin besar bayi yang dilahirkan beresiko terjadinya
rupture perineum. Di BPS Ny.Yuliana masih tinggi angka kejadian rupture
perineum 60,3% ibu bersalin fisiologis. Peneliti bertujuan untuk mengetahui
hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum.
Persalinan fisiologis masih beresiko terhadap kejadian rupture perineum.
Desain penelitian menggunakan Analitik observasional pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ibu bersalin fisiologis sebanyak 25 responden.
Jumlah sampel sebanyak 24 responden, diambil dengan cara Simple Random
Sampling. Instrumen penelitiannya adalah patograf. Variabel independent berat
badan bayi baru lahir dan variabel dependent kejadian rupture perineum. Analisa
Data korelasional, Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS dengan uji
Koefisien kontingensi tingkat kemaknaan p<0,05.
Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya responden. Kejadian
rupture perineum terbesar pada berat badan normal 2500-3500gram 90,5%, yang
mengalami rupture perineum terkecil pada berat badan kecil<2400gram 0%.
Kemudian dilakukan uji statistik koefsien kontingensi didapatkan Ch=0,487 Ct=
0.024 lalu dibandingkan dengan nilai p<0,05 hasilnya Ho ditolak.
Kesimpulan penelitian yakni ada hubungan antara berat badan bayi baru
lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. Kejadian
ruptur perineum tidak hanya terjadi disebabkan berat badan bayi, ada beberapa
faktor yang mengakibatkan ruptur yaitu perineum kaku dan elastisitas perineum.
Maka diharapkan ada penelitian berikutnya yang meneliti tentang berat badan
yang mengakibatkan ruptur.
Kata Kunci : Berat Badan Bayi Baru lahir, Ruptur Perineum Spontan
9
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015
11
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015
BPS Ny.Yuliana,
Paritas Jumlah % Amd.Keb. Di Banjaranyar
Primigravida 13 54,2 Kecamatan Lamongan
Multigravida 10 41,7 Kabupaten Laongan tahun
Grandemulti 1 4,2 2015.
Jumlah 24 100 No Ruptur
Perineum Jumlah %
Dari tabel di atas didapatkan 1. 21 87,5
data sebagian besar responden ibu 2. Ruptur 3 12.5
bersalin yang melahirkan primigravida
yaitu 13 responden (54,2%). Intak
Jumlah 24 100
Dari Tabel di atas didapatkan
Data Khusus data hamper seluruhnya responden Ibu
Data yang terkumpul sejumlah 24 bersalin yang mengalami rupture
responden, dengan karakteristik perineum yaitu 21 responden (87,5%).
responden meliputi bayi baru lahir
dengan persalinan fisiologis. Untuk memperoleh gambaran ada
Untuk pemaparan dapat di lihat dalam tidaknya hubungan antara variable
table di bawah ini : berat badan bayi baru lahir dengan
Tabel 3 Distribusi responden berat kejadian rupture perineum maka
badan bayi baru lahir pada dibuat tabulasi silang (cross table)
persalinan fisiologis di BPS terhadap variable tersebut dengan
Ny.Yuliana,Amd.Keb, Di pembuktian hipotesa dengan
Banjaranyar Kecamatan menggunakan uji koefisiesi
Kabupaten Lamongan tahun kongtinensi.
2015.
Tabel 5 Tabel silang hubungan berat
No Berat Badan
badan bayi baru lahir pada
Bayi Baru Jumlah %
persalinan fisiologis dengan
Lahir
kejadian rupture perineum. Di
1. Besar ≥3500 2 8,3 Banjaranyar Kecamatan
2. Normal 2500- 21 87,5 Lamongan Kabupaten
3. 3500 1 4,2 Lamongan tahun 2015.
Kecil ≤2400
Jumlah 24 100 Berat Badan Ruptur Perineum Total
Dari tabel di atas didapatkan Bayi Baru Rupt Jumlah
% Intak %
data hamper seluruhnya responden Lahir ur %
berat badan bayi baru lahir dengan Besar ≥3500 2 9,5 0 0 2 100
berat badan normal 2500 - 3500 gram Normal 19 90,5 2 9,5 21 100
yaitu 21 responden (87,5%). 2500-3500 0 0 1 4,2 1 100
Tabel 4 Distribusi responden Kecil≤2400
berdasarkan kejadian
rupture perineum pada Jumlah 21 87,5 3 12, 24 100
persalinan fisiologis di 5
12
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015
13
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015
sehingga bayi dapat lahir dengan berat Hanifa Winkjosastro (2005:665) salah
badan normal. Semakin besar berat satu faktor yang menyebabkan robekan
badan bayi mengakibatkan kejadian perineum yaitu perineum kaku.
rupture perineum. Agar tercipta persalinan yang
yang aman, tepat dan terencana maka
Ruptur Perineum seharusnya penolong meminimalkan
Hasil penelitian menunujukkan kejadian rupture perineum dan
bahwa dari 24 ibu bersalin terbesar penolong dapat melakukan episiotomy
responden yaitu 21 responden (87,5%) agar rupturnya teratur dan memprcepat
yang terjadi rupture, dan responden kesembuhan.
yang tidak terjadi rupture yaitu 3
responden (12,5%). Hubungan Antara berat badan bayi
Hasil penelitian menunjukan baru lahir pada peralinan fisiologis
masih banyak kejadian rupture dengan kejadian rupture perineum
perineum pada ibu bersalin fisiologis. Hasil penelitian terbesar
Hal ini dapat di sebabkan oleh responden berat badan bayi normal
perineum kaku, paritas (primigravida), 2500-3500gram yaitu 19 responden
presentasi bukan belakang kepala, cara (90,5%) sedangkan terkecil responden
meneran yang salah, bayi besar serta dengan berat badan bayi lahir kecil
penggunaan perasat manual yang ≤2400gram yaitu 0 respoden (0%).
kurang tepat. Dan di dapatkan data tentang
Robekan jalan lahir (Ruptur) karakteristik rupture perineum data
adalah luka pada perineum yang terbesar responden yang mengalami
diakibatkan oleh rusaknya jaringan rupture perineum yaitu responden
secara alamiah karena proses desakan yaitu 21 responden (87,5%) yang
kepala janin atau bahu pada saat proses terjadi ruptur, dan responden yang
persalinan. (Hamilton,2002:302). tidak terjadi rupture yaitu 3 responden
Rupture perineum secara (12,5%).
spontan dapat disebabkan oleh tiga Hasil dari tabulasi silang berat
faktor, yaitu dari faktor ibu, faktor badan bayi normal 2500-3500gram
janin dan faktor penolong persalinan yang mengalami rupture adalah 19
(Rustam Mochtar,2003:111). responden (90,5%) sedangkan berat
Intak adalah tidak terdapat badan bayi besar >3500gram yang
rusakan jaringan yang terputus pada mengalami rupture adalah 2 responden
saat persalinan fisiologis. (Rustam (9,5%), dan berat badan bayi kecil
Mochtar,2003:118) <2400gram adalah 0 responden (0%).
Faktor ibu antara lain partus Dari data tabulasi silang yang tidak
presipitarus, primigravida, persalinan mengalami rupture yaitu pada berat
operative pervaginam, pintu panggul badan bayi besar >3500gram adalah 0
yang sempit. Faktor janin antara lain responden (0%) sedangkan pada berat
kepala janin besar, janin besar, berat badan bayi normal 2500-3500gram
badan bayi, presentasi defleksi, letak adalah 2 responden (9,5%) yang tidak
sungsang dan after coming head, mengalami rupture, dan berat badan
makrosomia, diastosia bahu, bayi kecil <2400gram adalah 1
abnormalitas congenital. Menurut
14
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015
15
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015