Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KPU

KEGIATAN PENYELENGGARAAN DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA

PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN GEDUNG/BANGUNAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN ENREKANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN

TAHUN ANGGARAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT


PENGEMBANGAN GEDUNG/BANGUNAN
KANTOR KPU KABUPATEN ENREKANG

I. KETENTUAN UMUM & PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGUKURAN
• Survey Lokasi
- Survey Kondisi Bangunan Existing
Bilamana pekerjaan adalah merupakan pekerjaan perbaikan dari sebuah bangunan
existing, maka Kontraktor wajib meneliti / mengidentifikasi segala jenis dan bentuk
kerusakan-kerusakan baik yang terlihat atau tidak untuk dijadikan acuan dalam
membuat penawaran.
- Survey Kondisi Bangunan Yang Besifat Rehab/ Perbaikan/ Lanjutan
Bilamana jenis pekerjaan yang terkontrak adalah jenis pekerjaan perbaikan/
rehabilitasi “total”/ Lanjutan, maka kontraktor harus melakukan perbaikan/
pembenahan terhadap seluruh bagian dari gedung tanpa terkecuali sampai gedung
tersebut dianggap selesai secara sempurna oleh pihak pengawas, direksi dan pemilik
proyek dan layak untuk diterima. Olehnya itu kontraktor harus secara teliti
melakukan Survey terhadap bangunan, tingkat kerusakan dan seberapa besar
kerusakan tersebut untuk dihitung sebelum mengajukan penawaran.
- Survey Lokasi Bangunan Baru
Sebagaimana pekerjaan adalah merupakan pekerjaan bangunan baru, maka
Kontraktor wajib meneliti/mengidentifikasi segala jenis dan bentuk situasi lahan
untuk dijadikan acuan dalam membuat penawaran.

• Ketelitian
Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.

• Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar rencana
sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya supaya dikonsultasikan dengan
Direksi Lapangan / Pengawas Lapangan, maka pembongkaran menjadi tanggung jawab
pihak kontraktor pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal semisal dengan itu.

• Memasang papan bangunan:


a. Ketetapan bangunan diukur dengan kontur yang dipancang kuat-kuat dan papan
terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi.
b. Kontraktor harus menyediakan orang ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpas) prisma silang pengukuran menurut SISTIM
dan kondisi tanah bangunan dan lain-lain, yang selalu berada di lapangan.

• Rencana Kerja dan cara-cara pelaksanaan


Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah pelulusan, Kontraktor wajib menyerahkan suatu
rencana kerja. Rencana kerja tersebut meliputi:
1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan dari
masing-masing bagian pekerjaan.
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
3. Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan.

RKS - 1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4. Jumlah pegawai Kontraktor yang diusulkan selama pekerjaan berlangsung dengan


disebutkan fungsi atau keahliannya.
5. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap pembelian atau pemesanan bahan oleh
kontraktor harus terlebih dahulu ada pengajuan Requesheet kepada pengawas, atau
dalam hal ini pihak direksi atau perencana.
6. Requesheet permohonan pembelian/pemesanan material harus disertai dengan
contoh untuk mendapat persetujuan pengawas.
7. Demikian pula untuk pelaksanaan item-item pekerjaan harus selalu didahului
dengan pengajuan requesheet, dan nanti mendapat persetujuan dari pengawas baru
boleh dilaksanan.
8. Dokumen kontrak antara Owner dan Pelaksana harus masing-masing dipegang oleh
pihak pengawas, direksi dan pelaksana sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

2. BUKU HARIAN
Pemborong harus menyediakan Buku Harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan dan detail-detail penting dari pekerjaan.

3. PENYEDIAAN
Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua tenaga, semua
bahan dan semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti, katrol-katrol, instalasi,
steiger, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang
diperlukan oleh Kontraktor dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang diakibatkannya.

4. DIREKSI KEET
Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan atau menyewa sebuah bangunan semi
permanent untuk digunakan sebagai ruang Direksi/pengawas, Kantor pelaksana dengan
ukuran minimal 3 m' x 4 m' lengkap dengan KM / WC. dengan konstruksi dari kayu yang
dicat tembok dengan plafond dari multiplek 4 mm atap dari seng gelombang. Baik sebelum
dan selama pelaksanaan pekerjaan mulai/berlangsung pihak pelaksana dianjurkan untuk
mendirikan barak pekerja lengkap dengan KM/WC, gudang-gudang penyimpanan dan
perlindungan bahan-bahan bangunan. Semua gudang dan perlengkapan Kontraktor dan
sebagainya pada waktu penyelesaian pekerjaan harus dibongkar dan disingkirkan dari
tapak, juga segala pekerjaan yang terganggu harus diperbaiki.

5. AIR KERJA
Air untuk keperluan pekerjaan harus diusahakan oleh Kontraktor sendiri. Kontraktor harus
membayar segala ongkos pengadaan dan penyambungan air yang dipakai dan
pembongkarannya kembali. Pemberi tugas dalam hal ini tidak bertanggung kawab atau
pengganti biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor untuk keperluan itu. Kontraktor harus
menyediakan/mengadakan sumber air bersih untuk keperluan pelaksana pekerjaan,
termasuk pompa dan reservoir/bak air yang dapat menampung sekurang-kurangnya 10 m³
yang senantiasa harus terisi penuh, air harus selalu bersih, bebas dari lumpur atau minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang dapat merusak.

6. LISTRIK KERJA
Kontraktor harus mengadakan atau menyewa fasilitas listrik secukupnya yang berasal dari
PLN dengan memasang meteran baru dengan kekuatan 4 A berikut dengan panel kontrol.
Setelah pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, termasuk pemasangan sementara dari kabel-
kabel, meteran, upah, dan tagihan dan pemberiannya kembali pada waktu pekerjaan selesai

RKS - 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

adalah beban Kontraktor. Sebelumnya harus ada persetujuan dan ketentuan-ketentuan lain
dari direksi.

7. KESELAMATAN KERJA (JAMSOSTEK) DAN KEAMANAN


• Keselamatan Kerja / Keamanan:
1. Kontraktor pelaksana harus mengikuti peraturan Keputusan Menteri Tenaga Kerja,
menyediakan peti obat-obatan dan lain-lain yang diperlukan untuk P3K.
2. Peti obat dan peralatan kecelakaan harus dapat dipakai oleh semua pihak yang
memerlukan di lapangan.
3. Peti obat harus senantiasa lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan.
4. Lokasi pekerjaan harus mendapat pengamanan yang cukup baik dari pencurian,
kebakaran dan lain-lain yang dianggap berbahaya dan dari keluar masuknya orang
yang tidak berkepentingan.
5. Harus disediakan alat-alat pemadam kebakaran atau bak-bak pasir dan air serta
ember. Dianjurkan agar pekerjaan diasuransikan oleh Kontraktor Pelaksana.
6. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan karyawannya
apabila petugas/karyawan mengalami kecelakaan didalam pelaksanaan
pekerjaannya, untuk itu diwajibkan melaporkan ke instansi setempat yang
berwenang dengan menyampaikan tembusannya kepada Pemberi Tugas.

• Kebersihan / kesehatan
1. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran-kotoran yang dapat menimbulkan
penyakit.
2. Kontraktor pelaksana diwajibkan menyediakan cukup air minum untuk Direksi
Pekerjaan / Pengawas Harian maupun untuk petugas-petugas atau pekerja-
pekerjanya.
3. Untuk pekerja-pekerja yang tinggal dalam proyek, kontraktor pelaksana harus
membuat MCK yang bersih.
4. Apabila terjadi kasus penyakit menular diantara pekerjanya maka kontraktor
pelaksana diharuskan bertindak agar tidak menjalar lebih lanjut.
• Perburuhan/Jaminan Sosial
1. Penerimaan pekerja, pengeluaran pekerja dan jaminan sosial bagi pekerja-pekerja
agar dipenuhi ketentuan-ketentuan Menteri Tenaga Kerja, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor pelaksana.
2. Baik untuk waktu kerja buruh maupun jaminan sosial, kontraktor pelaksana
diharuskan menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

8. PERLINDUNGAN
• Wilayah orang lain
Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah yang tidak diperuntukkan operasi proyek
ini.
• Milik Umum
Kontraktor harus menjaga agar perjalanan umum bersih dari alat-alat, mesin, bahan-
bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-
operasi Kontraktor. Ia wajib membayar segala ongkos dan biaya yang berhubungan
dengan pemasangannya kembali beserta perbaikan-perbaikannya.
• Bangunan yang ada

RKS - 3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas


segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya di tapak, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasi-operasi Kontraktor dalam arti kata yang luas. Kerusakan tersebut harus
diperbaiki oleh Kontraktor hingga memuaskan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas
dan Direksi.
• Keamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik
oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan dari segala
kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh Sub Kontraktor dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air pada saat
hujan lebat dan banjir, memompa, menimba, atau seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.
• Kesejahteraan, keselamatan kerja dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengamanan yang layak untuk dilindungi para pekerja dan tamu yang berkunjung ke
tempat pekerjaan. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini selain untuk
memuaskan Pemberi Tugas juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang
dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang berlaku pada waktu ini. Di pekerjaan,
Kontraktor Wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama
yang mudah dicapai. Sebagai tindakan hendaknya di tiap tapak ditempatkan paling
sedikit seorang petugas yang telah dilatih soal-soal mengenai pertolongan pertama.

9. AKSES MOBILISASI ALAT DAN BAHAN


• Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor pelaksana supaya menyiapkan
segala peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung (on site) di
lapangan dan adanya jaminan dari kontraktor pelaksana bahwa alat-alat yang disiapkan
tersebut benar-benar siap pakai. Termasuk mobilisasi bahan-bahan yang diperlukan
sejak dimulainya pekerjaan sampai selesai.

10. PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LUAR JAM KERJA NORMAL


Kontraktor akan mendapat izin tertulis dari pengawas Lapangan/Direksi untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini di luar jam-jam yang biasa pada
hari-hari minggu atau hari-hari libur yang resmi. Biaya pengawasan akibat lembur diatur
dalam ketentuan yang lain.

11. KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN


Kontraktor harus mengangkut semua sampah secara teratur jika sudah bertumpuk dan pada
waktu penyelesaian pekerjaan, keadaan lapangan harus bersih dan rapih.

12. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI KONTRAKTOR


1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
2. Site Manager harus selalu berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap
saat yang diperlukan pemberi tugas.
3. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas dan Perencana di dalam pelaksanaan
disampaikan langsung kepada kontraktor atau memalui Site Manager sebagai
penanggung jawab dilapangan.
4. Kontraktor diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) dan pegawainya kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum,
mengganggu atau merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang
merugikan pelaksanaan pekerjaan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas

RKS - 4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

perintah pengawas harian. Bila kontraktor lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai
dengan yang dimaksud dalam Sub Bab denda.

13. PENGAWASAN
1. Pada setiap saat Konsultan Pengawas dan Perencana atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Pengawas
adalah menjadi tanggung Jawab Kontraktor.

14. GAMBAR PELAKSANAAN DI LAPANGAN


Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada dilapangan dalam
setiap waktu.
Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir.

15. UKURAN
Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak dari pada ukuran skala
dari gambar-gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Kontraktor harus segera
meminta nasihat Pemberi Tugas atau wakilnya di pekejaan atau kepada Konsultan
Pengawas.

16. KETIDAKSESUAIAN ANTARA GAMBAR, URAIAN & SYARAT-SYARAT DAN


BQ
Bilamana ada ketidaksesuaian satu sama lain antara gambar-gambar kontrak, volume
kontrak, syarat-syarat Umum beserta Uraian dan Syarat-syarat, maka hal ini harus sesegera
mungkin di tunjukkan kepada Pemberi Tugas atau pengawas untuk selanjutnya
dikonsultasikan dengan perencana untuk mendapatkan keputusan.

Penjelasan tambahan:
 Kontrak Lumpsum berarti gambar dan RKS mengikat.
 Kontrak Unit Price berarti Volume dan Harga Satuan mengikat.

17. CONTOH
Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan
tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan
standard contoh yang telah disetujui. Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau
cara begitu pula hingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Standard contoh yang telah disetujui disimpan
oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-
bahan atau cara mengerjakan yang dipakai tidak sesuai dengan standard contoh, baik
kualitas maupun sifat-sifatnya.

18. BAHAN-BAHAN DAN BARANG-BARANG JADI


Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
dianggap dapat memuaskan Pemberi Tugas.

19. SISTIM PEMBAYARAN


Sistim pembayaran diatur dalam kontrak lain diluar dari RKS ini.

RKS - 5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

20. TAHAPAN PENYERAHAN PEKERJAAN


Tahapan penyerahan pekerjaan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Penyerahan Tahap Pertama atau Provisional Hand Over (PHO) setelah pekerjaan
mencapai 100%.
 Penyerahan Tahap Kedua atau Final Hand Over (FHO) setelah pekerjaan perbaikan,
pemeliharaan dan penyempurnaan dilaksanakan sesuai dengan permintaan direksi.

21. GAMBAR REVISI DAN GAMBAR YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT


DRAWING)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar, baik
penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan (gambar revisi), yang
memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dan dalam waktu tidak lebih dari 4 (empat) hari setelah pelaksanaan
perubahan gambar tersebut harus sudah selesai dilaksanakan. Kontraktor harus
menyerahkan gambar-gambar yang sesuai dengan kenyataan pelaksanaan (as built
drawing) dalam bentuk buku pada waktu penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan
semua pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

II. PEKERJAAN SIPIL


1. PEKERJAAN PONDASI

 Lingkup Pekerjaan
Secara umum, pekerjaan Ini meliputi pengadaan material / bahan, tenaga, peralatan,
perlengkapan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai selesai, sesuai petunjuk
gambar rencana / detail.
Secara khusus pekerjaan ini meliputi:
� Pekerjaan galian tanah
� Pekerjaan Urugan Pasir
� Pekerjaan Pas. Batu Kosong
� Pekerjaan Pas. Batu Gunung
� Pekerjaan Pondasi Beton

 Syarat-Syarat Umum:
i. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana /
detail.
ii. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
iii. Setiap bagian pekerjaan yang buruk (tidak sesuai spesifikasi dan gambar
rencana/detail) akan ditolak dan harus diganti.
iv. Tanah dasar tempat dudukan pondasi poer harus dalam kondisi padat 100%.
v. Pondasi harus didudukkan pada tanah asli dan bukan pada tanah timbunan.
vi. Pengecoran hanya dapat dilakukan atas persetujuan pengawas/direksi baik secara
tertulis atau lisan, dan selama pengecoran berlangsung, harus disaksikan oleh pihak
pengawas/direksi.
vii. Selain syarat-syarat yang disebutkan diatas, pekerjaan pondasi ini juga harus merujuk
kepada “PEKERJAAN BETON”.

 Metode Pelaksanaan
- Pondasi Beton Bertulang
i. Melakukan pengukuran dengan cara memasang beowplank atau dengan
menggunakan theodolite untuk menentukan titik-titik pondasi.

RKS - 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

ii. Menggali tanah sampai pada kedalaman seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana.
iii. Melakukan pemadatan tanah dasar untuk dudukan pondasi poer dengan cara stamper
sebelum dialasi dengan pasir urug.
iv. Pasir urug yang telah dihampar harus kembali ditumbuk dan disiram air.
v. Membuat lantai kerja dengan beton rabat K-100, tebal, lihat gambar detail.
vi. Membuat atau merakit pembesian seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail dan
selanjutnya dipasangkan diatas lantai kerja.
vii. Memasang bekisting pondasi.
viii. Melakukan pengecoran
ix. Selain metode pelaksanaan yang disebutkan diatas, pekerjaan ini juga harus
mengikuti metode pelaksanaan pada “PEKERJAAN BETON”.

- Pondasi Batu Gunung


i. Melakukan pengukuran dengan cara memasang bowplank atau dengan menggunakan
Waterpass untuk menentukan titik dan keseimbangan bowplank.
ii. Menggali tanah sampai pada kedalaman seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana.
iii. Melakukan pemadatan tanah dasar untuk dudukan pondasi dengan cara stamper
sebelum dialasi dengan pasir urug.
iv. Pasir urug yang telah dihampar harus kembali ditumbuk dan disiram air.
v. Melakukan pemasangan Batu Kosong.

vi. Melakukan pemasangan Pondasi Batu Gunung.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan,
terlebih dahulu harus ada permohonan persetujuan (requesheet) dan pengajuan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi

2. PEKERJAAN TANAH
 Galian Tanah
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam gambar,
tanah yang dianggap baik oleh pengawas dapat digunakan lagi. Untuk urugan atau
dibuang tergantung instruksi Pemberi Tugas. Galian tanah dilaksanakan untuk semua
pasangan pondasi dan semua pasangan
lainnya dibawah tanah seperti : rollag atau sloof, semua saluran-saluran, penanaman
pohon dan lain-lain yang dilakukan sesuai dengan Rencana Gambar. Galian tanah tidak
boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila itu terjadi, pengurukan kembali
harus dilakukan dengan pemasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari
pemberi tugas. Pada bagian-bagian galian yang dianggap sudah longsor, kontraktor
harus mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan atau cara lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat longsoran tanah dengan alasan apapun
menjadi tanggung jawab kontraktor.

Catatan:
Untuk pelaksanaannya, galian pondasi harus dalam keadan bebas air, untuk itu
kontraktor harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap pakai dengan
daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

RKS - 7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Perlindungan pada benda-benda yang bermanfaat dalam pekerjaan


Semua saluran-saluran yang masih berjalan; roil, air, listrik atau benda-benda lain yang
msih berfungsi harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan untuk
dihilangkan. Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor atau
beban Kontraktor. Bila benda-benda tersebut di atas itu ada dan masih berfungsi dan
tidak dinyatakan dalam gambar dan yang tidak diberitahukan kepada Kontraktor dan
kini membutuhkan perlindungan atau perlu ditempatkan kembali, maka Kontraktor
harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
menjamin agar benda-benda itu tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan.
Bila terganggu karena operasi pekerjaan Kontraktor, maka ia harus segera mengambil
langkah-langkah dengan jalan membetulkan agar dapat berfungsi terus tanpa
penambahan biaya dari pemberi tugas. Adakan pemeliharaan selama pekerjaan berjalan
dan perlindungan yang diminta oleh jenis dan sifat pekerjaan. Daerah tapak bangunan
yang letaknya lebih rendah dari pada tinggi tanah yang berada
sekelilingnya harus dilindungi dari erosi yang mungkin terjadi dengan tanggul-tanggul
tanah dan selokan-selokan sementara. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyangga
pinggir lubang galian dan tidak ada tuntutan yang bakal dipertimbangkan untuk galian
tambahan, pekerjaan menembok, bahan atau cara membuat lainnya, dalam hal ini
Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan terhadap bangunan-
bangunan lain di tempat pekerjaan atau jalan umum, gedung dan lain-lain yang
diakibatkan oleh runtuhnya pinggir-pinggir dan tanggul-tanggul lubang galian.

 Pembuangan Tanah Bekas Galian


Apabila dianggap perlu, tanah dari pekerjaan penggalian yang telah dikerjakan supaya
dibuang ke tempat yang telah mendapat ijin dari pemerintah setempat/Direksi
Pekerjaan, yang tidak menggangu jalur lalu lintas, arus sungai maupun tempat yang
dekat dengan pemukiman penduduk.

 Perlindungan terhadap gangguan air


Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, Kontraktor harus melindungi
seluruh site dari gangguan air ataupun erosi. Untuk itu termasuk pembuatan selokan-
selokan sementara, sumur-sumur pompa atau lainnya yang dapat mencegah kerusakan
terhadap hasil pekerjaan ataupun yang mungkin menghambat jalannya pekerjaan.

 Perlindungan terhadap sarana utilitas


Semua sarana air buangan, air minum, listrik dan sarana utilitas lainnya yang masih
berjalan harus dilindungi dari perusakan dan bila terjadi kerusakan harus diperbaiki dan
dibetulkan oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor.

 URUGAN TANAH/TIMBUNAN (BEKAS GALIAN) DAN URUGAN PASIR


a. Urugan Tanah untuk Daerah Bangunan:
1. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain
yang dibangun yang bakal ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa
dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.
2. Pengurugan sekitar pondasi, septictank dan lain-lain yang dibangun harus
dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-
pisah, kecuali jika ada persetujuan Pemberi Tugas. Hanya bahan yang telah
disetujui yang boleh dipakai untuk urugan .
3. Tiap lapisan harus ditibris betul-betul dan dikuatkan, sebaiknya dengan
memakai alat mesin dan tidak boleh dicampur dengan air, kecuali jika
dikehendaki dan disetujui oleh Direksi.
4. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20
cm, setiap lapis harus dipadatkan dengan hand compactor, tampi roller atau

RKS - 8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

steel wheels power roller. Roller yang digunakan untuk mencegah kerusakan
struktur yang telah ada atau pada tempat-tempat yang sulit alat besar.
5. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dulu sebelum, sambil digilas
dan dipadatkan.
6. Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah lading
atau tanah berpasir dan tidak terlalu basah).
7. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbers.
8. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan.

b. Urugan pasir / tanah:


1. Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai setelah 15cm dan
dibawah rabat setebal 10 cm, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
2. Lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air (sampai jenuh air) dan
diratakan.

 PEMADATAN
a. Penjelasan tentang pekerjaan ini tidak terpisahkan dan berhubungan dengan
pekerjaan pengurugan tanah. Selama pemadatan kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan pemadatan dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan. Dan
pemadatan tersebut supaya dilakukan setiap ketinggian 20 cm sambil disiram air.
b. Pemadatan Tanah yang dilakukan pada daerah tapak bangunan dan titik-titik
pondasi dan jalur pondasi serta jalan-jalan/jalan harus mencapai minimal 98 %
kepadatan maksimum,. Untuk daerah luar tapak bangunan sekurang-kurangnnya 95
% kepadatan maksimum.
c. Standard kepadatan maksimum sesuai dengan standard proktor, kecuali kalau
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
d. Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari material
berada dalam rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bila tanah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99.
e. Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20 cm
dari bahan bergradasi baik yang tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm
dan sanggup mengisi rongga-rongga pada padas bagian atas urugan. Lapis penutup
ini akan dibangun sampai kepadatan yang diisyaratkan untuk urugan tanah.
f. Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harus dipadatkan seperti yang
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Teknik sebelum lapis
berikutnya dipasang.
g. Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut ke arah sumbu jalan
sedemikian sehingga masing-masing bagian menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Bilamana mungkin, lalu lintas alat konstruksi harus dilewatkan atas
urugan dan arahnya terus berubah-ubah untuk menyebarkan usaha pemadatan dari
lalu lintas tersebut.
h. Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipa atau saluran beton atau
struktur, maka operasi harus dilakukan agar urugan selalu kira-kira sama tingginya
pada kedua sisi struktur.
i. Bila bahan urugan dapat ditimbun pada satu sisi dari tembok kepala, atau tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, harus
diperhatikan agar tempat bersebelahan dengan struktur jangan dipadatkan
sedemikian sehingga menyebabkan bergesernya struktur atau timbul tekanan yang
berlebih pada struktur.
j. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disebelah ujung dari jembatan
tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang sampai struktur
jembatan atas telah dipasang.
RKS - 9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

k. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
konstruksi, harus dipasang dalam lapisan horisontal yang tidak lebih 15 cm tebal
gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (tamper) minimum seberat 10 kg. Harus diperhatikan secara khusus untuk
menjamin pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk mencegah
rongga dan untuk menjamin pipa betul-betul terdukung.

 BAHAN URUGAN
a. Urugan Pasir
1. Urugan hanya boleh diklasifikasi sebagai ”Urugan Pilihan Khusus” bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan khusus telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik. Seluruh urugan
lain yang digunakan harus dipandang sebagai urugan biasa (atau drainase
porous bila ditentukan atau disetujui dari Spesifikasi ini).
2. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan khusus harus terdiri dari
bahan pasir yang memenuhi persyaratan untuk urugan pilihan dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat tertentu tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik. Dalam segala hal,
seluruh urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193,
memiliki CBR paling sedikit 20% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99 dan
mempunyai Indeks Plastisitas maksimum 6%.

 PERATAAN TERAKHIR
Semua daerah yang dicakup Proyek termasuk bagian-bagian yang digali dan diurug,
dan daerah-daerah transisi yang berdekatan harus diratakan secara licin dan sama dan
bebas dari permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Harus diusahakan agar
permukaan tanah memiliki kemiringan 2% dari arah bangunan, kecuali bilamana
dinyatakan lain dalam gambar.

 PEMERIKSAAN PEKERJAAN URUGAN


a. Pekerjaan pemadatan urugan diperiksa dan ditest oleh Direksi.
b. Cara mengurug dan pemadatan
c. Test kepadatan untuk semua fill & back fill (compaction test) dan pemeriksaan
bahan urug.
d. Mengirimkan laporan-laporan hasil pemadatan kepada Arsitek.

 PEMBERSIHAN
Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan yang tidak dipakai untuk fill,
back fill atau grading dan semua sampah dan bekas bongkaran bangunan harus dibuang
dari tanah bangunan.

3. PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GUNUNG


 Batu gunung yang digunakan harus batu gunung dari hasil pecahan-pecahan yang
berukuran 10-15 cm kecuali > 15 cm hanya untuk penghamparan batu kosong yang
berfungsi sebagai pemecah gelombang/getaran dan jenis batu yang digunakan harus
yang keras, berwarna hitam keabu-abuan, sama sekali tidak boleh menggunakan batu-
batu bulat berkulit lepas. Semua pasangan batu gunung dilaksanakan dengan campuran
yang sudah ditentukan dalam kontrak dan disetujui Direksi baik kualitas material
maupun campurannya.

RKS - 10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Pasir pasangan yang dipergunakan untuk bahan adukan harus terdiri dari butir-butir
yang bersih dari segala jenis kotoran dan tidak mengandung lempung, garam atau unsur
organis lainnya.
 Pasir urug atau lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan
dipadatkan sesuai perintah Direksi.
 Air yang dipergunakan untuk campuran harus bersih dari endapan lumpur dan unsur-
unsur lain yang dapat mempengaruhi warna dan baunya. Air yang mengandung garam
akibat pasang surut laut tidak boleh dipakai. Adukan harus dibuat dalam jumlah
terbatas dan hanya untuk penggunaan langsung. Adukan yang dalam 30 menit dibuat
belum dipergunakan, harus disingkirkan dan tak boleh dipakai lagi.
 Pekerjaan pasangan diharuskan dilaksanakan dalam keadaan kering.
 Pasangan batu kali dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 4 Ps. Pekerjaan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh hubungan yang menyatu. Batu-batu disusun
sedemikian rupa, sehingga terdapat 3 bidang/muka mendapat perekat/adukan. Pada
waktu pemasangan batu kali, keadaan galian harus kering, dan apabila terdapat
genangan air harus dipompa lebih dulu.

4. PEKERJAAN BETON
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti yang tertara dalam :
NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989

 Material Bahan Beton


a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang baik atas
persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal, semen yang tidak
boleh digunakan adalah :
1. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya.
2. Kantong zaknya telah sobek.
3. Semen yang tertumpah
4. Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam.
5. Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari. Keamanan/tempat menyimpan
semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban
lantai atau percikan air.

b. Pasir
1. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
2. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
3. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih
Lumpur/bahan organis lainnya.
4. Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat
permanen, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
5. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering).

RKS - 11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

6. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3. atau SK-SNI Bab.I

c. Kerikil/Batu Pecah
1. Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan–batuan yang diperoleh dari
pemecahan batu.
2. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan–bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
3. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971 Bab 3.
4. Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta dihindarkan
terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.
5. Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan PUBB
1977 NI-3.
6. Batu gunung/kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup
kuat dan awet serta tidak keropos.
7. Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai
bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton harus
dipisahkan dengan material lain.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam, garam,
alcohol atau bahan lain yang dapat merusak beton. Untuk seluruh pelaksanaan agar
menggunakan air yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970 / NI-3. Dalam hal ini harus dinyatakan
dengan hasil test dari laboratorium yang berkompeten. Khusus untuk beton jumlah
air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan
beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan
dengan tepat.

e. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300
R atau setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang
mengandung chloride tidak boleh dipergunakan.

 Takaran Material Beton


a. Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya
menggunakan skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah ukuran
dan bahan sama, antara lain seperti : ember, drum plastik, atau tong dari kayu
dengan standar yang telah ditentukan..
b. Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab 4.7. termasuk slump test maupun
compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slump test maka seluruh adukan
tidak boleh digunakan dan harus dibuang keluar site oleh kontraktor.
c. Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI. 1997 untuk
perbaikan beton yang harus dilakukan. Pemboran harus membuat mixed desain
untuk ditujukkan dan disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada
tiap perubahan sumber pengambilan agregat.

 Besi Beton Biasa (Konvensional)


a. Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos.

RKS - 12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Besi beton polos yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400
kg/cm2 dan tertera di dalam gambar dengan ukuran metric (U.24).
c. Besi beton yang tersebut di atas haruslah memenuhi syarat PBI - 1971 - NI.
d. Besi beton yang digunakan yaitu besi dengan diameter 12, 14 dan 16 mm
sedangkan untuk besi tulangan sengkangnya berdiameter 6 mm (lihat petunjuk
gambar).
e. Kontraktor harus bisa membuktikan dan melaporkan kepada Direksi Proyek bahwa
besi beton yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti
terdapat kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua tulangan
baik yang sudah terpasang maupun yang belum terpasang.
f. Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara tertulis dan dilampirkan juga
keterangan dari pabrik besi beton dimana tulangan tersebut diproduksi, yang
menyebutkan bahwa besi beton tersebut termasuk tulangan yang bermutu sesuai
dengan yang direncanakan, yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.
g. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu tertentu.
h. Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan
kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu baja dengan mutu U-24 sesuai PBI
1971.
i. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat–cacat
seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Memenuhi syarat–syarat
yang ditentukan dalam PBI 1985.
j. Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk
gambar kerja (sesuai standar SII), memenuhi batas toleransi minimal seperti yang
dipersyaratkan dalam PBI 1971.
k. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi. Biaya
menjadi tanggungan kontraktor.
l. Batang baja/besi beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus
disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk
jangka waktu panjang.
m. Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat bebas dari cacat seperti retak,
bengkok – bengkok dan lain – lain sebagainya serta harus berpenampang, bulat dan
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI – 1971.

 Pekerjaan Pembesian Beton (Konvensional)


a. Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur
dengan mm (milli meter) untuk besaran diameternya.
b. Ikatan besi beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama
pengecoran & selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI
1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan
besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar
PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm anatara besi.
e. Ketentuan – ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI–
1971.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi.
g. Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam NI – 2 Bab. 3.7.

RKS - 13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

h. Untuk pekerjaan bertahap dimana pekerjaan struktur atau semi struktur tidak
dikerjakan secara keseluruhan maka harus dipersiapkan stek tulangan/pembesian
untuk tahap berikutnya. Pekerjaan stek tulangan mengacu pada standar PBI-1971
i. Stek tulangan yang telah terpasang harus dilindungi/dibungkus dengan plastik atau
yang semacamnya.

 Jenis dan Mutu Beton


a. Beton K 200 digunakkan pada pekerjaan rabat beton keliling bangunan (kekuatan
beton didasarkan pada test pengujian/test kubus).
b. Beton K 225 digunakan pada pekerjaan jalan beton dan pekerjaan beton bertulang
seperti sloef, kolom dan balok (kekuatan beton harus didasarkan pada test
pengujian/test kubus).
c. Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi
bahan atau setara/minimal.
d. Pengecoran dengan volume beton diatas 5 m3 atau untuk mutu beton diatas K125,
harus menggunakan ready mix.

 Pengecoran dan Perawatan Beton


Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan kapasitas diatas 250 L. lebih
disukai molen yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan pengaduk
berdasarkan volume, maka kontraktor harus menghitung perbandingan material dalam
volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.

Toleransi:
a. Toleransi untuk beton kasar.
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm dengan
syarat toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas-
batas ketelitian – 0,3 dan + 0,5 cm.
b. Toleransi untuk beton dengan permukaan rata. Toleransi untuk beton adalah 0,6 cm
untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0 dan 0,2 cm untuk ukuran-ukuran
bagian. Pergeseran bekisting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1
cm penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas-batas 1 % tetapi
toleransi ini tidak boleh kumulatif.

Yang harus diperhatikan sebelum dan selama proses pengecoran:


a. Pemberitahuan Sebelum Pengecoran:
Sebelum pengecoran beton Kontraktor diwajibkan memberitahukan Direksi serta
mendapatkan persetujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk
pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar
beton yang sudah dicor dengan biayanya sendiri.

b. Pengangkutan dan Pengecoran Beton:


Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari komponen-
komponennya serta tidak diperkenankan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 m
kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang, pengecoran dilakukan lewat
lubang pada bekisting untuk menghindari hal tersebut. Semua kotoran dan lain –
lain harus dibersihkan sebelum pengecoran. Permukaan bekisting yang menghadap
beton harus dibasahi dengan air bersih
segera sebelum pengecoran. Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta
bebas dari beton keras, lunak dan sebagainya.

c. Pengecoran Beton
Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum beton mengeras,
yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara

RKS - 14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan


tanpa persetujuan Direksi. Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus
memenuhi persyaratan didalam PBI. 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan waktu
hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu
serta disetujui oleh Direksi. Slump (Kekentalan Beton) Kekentalan beton untuk
jenis kontruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971 adalah sebagai berikut:

Jenis Konstruksi Slump/max (mm) (mm) Min

- Kaki dan Dinding Pondasi 125 50

- Pelat, balok dan dinding 150 75

- Kolom 150 75

- Pelat 125 50

Penyambungan Beton dan Water Stop


1. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan
diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin
kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
2. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah permukaan
tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air
kotor harus diberi PVC water stop LWG (9”) dan dipasang sesuai dengan
petunjuk pengawas/prosedur.

d. Construction Joint (Sambungan Beton)


1. Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi akan memberikan
persetujuan dimana letak construction Joints tersebut. Dalam keadaan mendesak
Direksi dapat merubah letak construction joints.
2. Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang
dari 4 jam sejak beton dituang.
3. Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan dilakukan
dengan CONCRESIVE SGB Process.

 Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan
mempunyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang
boleh dipadatkan lebih dari 20 detik. Bila disarankan oleh direksi. Bagian beton yang
telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung, maupuin melalui penulangan.
Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI. 1997.

 Proses Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan
sampai beton tersebut sempat mengeras secara wajar dan menghindarkan Peringatan
yang terlalu cepat dengan cara sebagai berikut :
a. Semua bekisting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.

RKS - 15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi untuk 14 hari setelah
pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap Peringatan dengan
memberi tutup yang basah. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau
mengangkut barang diatas beton yang menurut pendapat Direksi belum cukup
mengeras.

 Pembongkaran Bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum mencapai kekuatan sesuai
PBI 1997 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mandapat
tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar
bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus
ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya ada
di pihak kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran
bekisting di dalam PBI 1997.
c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting
bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan
Direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.

 Pengujian Kekuatan Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat 1 sample benda
uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampal benda uji. Benda uji harus
diperiksa kekuatan tekanannya di laboratorium yang disetujui pengawas dan biaya
ketentuan PBI-1971 pasal 3.5 harus dipenuhi. Mutu beton yang disyaratkan K-225
untuk struktur & K175 untuk non struktur. Pengujian tekanan dilakukan sesuai dengan
syarat dan prosedur PBI 1971 NI, dan seluruh biaya pengiriman dan pengujian contoh
beton, menjadi tanggungan Kontraktor. Penggujian/Test Beton ini dilakukan dalam 2
(dua) tahap, yaitu :
a. Sebelum pekerjaan beton dimulai,
b. Pada waktu pekerjaan beton itu dilaksanakan.

1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat kubus-kubus


beton dengan berukuran 15x15x15 cm sebanyak 12 (dua belas) buah dengan 2
(dua) macam perbandingan campuran atau adukan. Jadi terdapat 6 (enam) buah
kubus yang terbuat dari perbandingan material yang sama. Setelah berumur 7
(tujuh) hari, 3 (tiga) buah dari masing-masing jenis yang sama perbandingan
campurannya diperiksa di laboratorium.

Hasil pemeriksaan di laboratorium minimum harus sama dengan harga


karateristik beton sebagaimana yang tercantum dibawah ini :

Mutu Beton :

Kuat tekan beton per usia


No. Mutu Beton
7 hari (kg/cm²) 28 hari (kg/cm²)
1. K 200 140 200
2. K 225 157.5 225

RKS - 16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kontraktor harus membuat laporan tertulis mengenai hasil-hasil test kubus ini
dilengkapi dengan perbandingan-perbandingan bahan yang dipergunakan
berdasarkan data-data dari laboratorium kepada Direksi Proyek.

2. Pada Waktu Pelaksanaan


Dilakukan 2 (dua) macam pengetesan, yaitu test kubus dan test slump.
- Test Kubus
Tiap-tiap 3 (tiga) m3 beton harus dibuat 1 (satu) kubus beton dengan ukuran
15x15x15 cm yang diberi tanggal pengecoran, dan diletakkan disebelah dari
bangunan pekerjaan, dengan catatan minimal 1 (satu) kubus beton dalam 1
(satu) hari. Dalam pemeriksaan laboratorium, maksimal 1 (satu) dari 20 (dua
puluh) kubus mempunyai harga karateristik kurang dari harga karateristik yang
ditentukan. Jika ternyata hasil pemeriksaan lebih dari 1 (satu) kubus yang tidak
bisa mencapai sigma beton karateristik sebagaimana yang ditentukan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas keamanan konstruksi.
Jika Kontraktor terlupa/terlambat membuat kubus-kubus beton, maka
Kontraktor harus menyediakan pistol test untuk mengetahui kekuatan beton
tersebut.

- Test Slump
Kontraktor harus menyediakan peralatan test slump dan melakukannya pada
setiap kali percampuran beton dilakukan.

Peralatan dan cara melakukan percobaan :

Kerucut yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air dengan ukuran atas 10
cm, bawah 20 cm, tinggi 30 cm diletakkan pada bidang datar tidak menyerap
air.

Dalam kerucut diisikan 3 (tiga) lapis @ 10 cm, tinggi tiap lapis ditusuk 10
(sepuluh) kali dengan bagian ujung dibulatkan. Setengah menit kemudian
kerucut diambil/dicabut dan penurunan yang terjadi diukur dengan alat ukur
yang disediakan Kontraktor.

Besar kecilnya penurunan beton harus sesuai peraturan beton di Indonesia.

 Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core
drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai
dengan pasal 4.8 PBI 1971. Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

 Cetakan Beton
Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan nominalisasi dibawah ini :
NI – 2 – 1971
NI – 3 – 1979
Bahan – Bahan
a. Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
b. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa

RKS - 17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi penguat-
penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak
terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi
perubahan bentuk, yang disetujui oleh Pengawas.
c. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton
yang diinginkan oleh Perencana dalam gambar-gambar.
e. Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu
dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan permukaan
yang halus dan rata.
f. Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada
saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran
kotoran.
g. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil)
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
h. Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi yang baru dituang
i. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
j. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
• Bagian bawah sisi balok 28 hari
• Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
• Balok dengan beban konstruksi 21 hari
• Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda
uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai
kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Direktur sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi / membebaskan
tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut.

Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati


sedemikan rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut tajan dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan
sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

 Hasil Pengecoran dan Finishing


Kondisi Umum
a. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus
dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
b. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, diplester lagi dengan adukan 1:3,
diberi plamur dan dicat.
c. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.

Kondisi Khusus
a. Bilamana pada hasil pengecoran ada bagian yang keropos atau tidak tertutupi
adukan beton pada saat pengecoran harus segera ditutupi dengan adukan beton
yang mempunyai kualitas sama atau menurut petunjuk direksi.
b. Toleransi besarnya bagian yang keropos atau tidak tertutupi material adukan beton
tidak boleh lebih besar dari 5x5 cm atau 5% dari setiap 1 m2 luas permukaan. Atau
menurut petunjuk dari direksi.
RKS - 18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Untuk bagian struktur utama, tidak dibenarkan adanya kondisi seperti yang
disebutkan diatas atau harus dilakukan pembongkaran dan pengecoran ulang.

 Pekerjaan Beton Lantai / Foor dalam Skala Luasan yang Besar


Selain yang dtentukan dalam ketentuan pekerjaan beton dalam bab ini, khusus untuk
pekerjaan lantai floor dalam jumlah luasan yang besar minimal 250 m2, maka harus
dibuat lapisan kedap air dibawah lantai floor sebelum dicor untuk mencegah terjadinya
peresapan air semen. Lapisan ini dapat diambil dari bahan plastik atau yang
semacamnnya yang diletakkan diatas permukaan yang akan dicor kemudian ditindis
dengan lempengan-lempengan beton cor tipis yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
atau dapat juga menggunakan paku payung / seng yang dipaku pada permukaan plastik
dan tertanam pada permukaan sirtu. Permukaan sirtu/pasir yang akan menjadi tempat
hamparan plastik harus rata dengan toleransi tidak lebih atau kurang dari 1 cm.

Jika dikehendaki pekerjaan floor lantai harus dibuatkan deletasi pada jarak-jarak
tertentu untuk mencegah terjadinya keretakan. Deletasi harus dipasangkan tulangan /
pemegang satu sama lain antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya agar
tidak saling bergeser. Panjang tulangan adalah 50 cm yang kedua ujungnya dibungkus
dengan plastik dan diikat. Kedua unjung tulangan dicor dengan lantai plat / floor
sehingga tulangan tertanam masing 25 cm. Besarnya deletasi tidak lebih dari 5 mm.

5. PEKERJAAN SANITASI (Plumbing)


 Umum
Lingkup pekerjaan Kontraktor termasuk semua persiapan, pengerjaan, pengadaan
peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan instalasi-instalasi plumbing
selengkapnya. Untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut di bawah ini sampai selesai dan
berfungsi baik, yaitu:
a. Saluran pembuangan air hujan dan bak kontrol

 Standard
Semua pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian dan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar-gambar. Harus menaati semua persyaratan standar yang berlaku
di Indonesia antara lain:
a. Perancangan Pedoman Plumbing Indonesia 1974
b. Uniform Plumbing Code U.S.A
c. Dan Standar lain yang telah diakui di Indonesia

 Spesifikasi manufacture/pabrik
Spesifikasi semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan harus sudah
ditunjukkan kepada perencana untuk disetujui Pemberi Tugas sekurang-kurangnnya 30
hari sebelum pekerjaan.

 Bahan-bahan yang harus dipakai


a. Air hujan buangan.
1. Instalasi air hujan.
• Menggunakan saluran beton menuju peresapan (bak kontrol)
• Menggunakan penutup saluran dari bahan besi hollow 40.40.2 mm dan
40.20.2 mm.
b. Pengujian
1. Pengujian sistim air pembuangan
Seluruh sistim sanitasi harus diuji pada waktu penyelesaian dengan
mengadakan pengujian yang disetujui oleh Pemberi Tugas, dan Kontraktor

RKS - 19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

harus memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mengadakan


pengujian-pengujian seperti ini. Segala yang cacat harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas biaya sendiri sampai Pemberi Tugas Puas.

c. Penyesuaian dengan sistim pengaliran air.


Sedapat mungkin saluran air hujan sesuai dalam segala hal dengan ketentuan
Pemerintah setempat tentang sistim pengaliran air, jika ketentuan-ketentuan
tersebut berbeda dengan yang diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat atau
gambar-gambar detail, maka Pemberi Tugas harus segera diberitau.
1. Saluran pembuangan
Saluran pembuangan dari site, jalan, parit-parit harus dibuat sesuai gambar
kerja. Kontraktor harus memeriksa posisi saluran yang disesuaikan dengan
kondisi nyata di lapangan. Perubahan atau penyesuaian dengan lapangan supaya
ditentukan bersama dengan Pemberi Tugas.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk
mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi

III. PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PASANGAN BATU BATA

Bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang sempurna dan
merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan ukuran harus memenuhi
persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.

Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran yang seragam
(tempat satu sama lain) Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal dengan
ukuran-ukuran nominal 5 x 11 x 22 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Berkualitas baik dan tidak banyak/mudah
patah/hancur bila kena air. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di tas, harus diusahakan supaya tidak terlalu
menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.

Untuk adukan pasangan disesuaikan dengan pasal S1 dari A.V. 1941, minimum kuat tekan
ultimate harus 30 kg/cm2. Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat yang
tercantum dalam “Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”. Mutu semen yang
memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah produki Semen Tonasa atau yang setaraf.
Pemilihan salah satu produk adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras, bersih dan tidak
mengandung bahan-bahan organis, garam dan asam alkali.

1. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta
bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis lainnya.
2. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.

RKS - 20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan
organis lainnya.
4. Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
5. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
6. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.

Dan juga bata sebelum dipasang harus dibasahi dulu dengan cara direndamkan dalam air
hingga jenuh dan pada waktu dipasang tidak boleh ada genangan air pada permukaannya.
Pasangan bata harus rapi,lurus dan sama tebal.

Pemasangan bata sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat harus sama setebal 1cm.
Siar-siar harus dikerok dengan kedalaman ± 1cm dengan rapi, kemudian pada saat akan
dilanjutkan dengan plesteran maka sebelumnya harus disirami air terlebih dahulu. Semua
pertemuan horisontal maupun vertikal harus terisi dengan baik dan penuh. Pasangan bata
dibawah lantai atau terurug oleh tanah sampai pada ketinggian 30 cm dari permukaan sloof
harus diberapen dengan adukan 1 pc: 3 psr. Pada setiap bagian atas kosen pintu dipasang
rollag bata ½ bata dengan adukan 1 pc: 3 psr.

 Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
1. M1 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 4 psr;
2. M2 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 3 psr.

Untuk pasangan bata kedap air dilaksanakan dengan adukan M2 digunakan untuk
semua dinding dari atas sloef sampai ketinggian 30 cm dari permukaan sloof beton dan
adukan M1 dimulai dari ketinggian 30 cm keatas hingga batas ketinggian pasangan
dinding tembok;

Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum mengeras. Jarak waktu percampuran
aduk perekat dengan pemasangan tidak lebih dari 30 menit terutama untuk aduk kedap
air.

Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.

Penempatan klos kayu, angker, pipa sparing dan pemasangan alat-alat lain dalam
pasangan ini harus diperhatikan dan disesuaikan dengan gambar yang ada dan petunjuk
pengawas. Hubungan pasangan bata dan kosen dan kolom praktis memakai angker Ø
8mm, tidak dibenarkan penggunaan angker dari paku.

Selama pasangan dinding ini belum difinish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga dari kerusakan-kerusakan atau pengotoran bahan. Jika pada saat akan difinish
terdapat kerusakan, kontraktor sampai dinyatakan diterima oleh pengawas. Apabila
bahan dinding dinyatakan lain, maka diisyaratkan dalam pelaksanaannya mengikuti
prosedur pelaksanaan pabrik pembuat.

Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran,


ketebalan dan ketinggian, yang disyaratkan seperti yang ditujukan dalam gambar, dan
Kontraktor harus memasang piket (uitzet), lobang-lobang dan sebagainya dengan alat

RKS - 21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

uitzet yang disetujui. Semua unit harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya
ujung-ujungnya dibasahi jika dianggap perlu untuk mengatur pengisapan.

Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 1 cm, didasari dengan baik dan
sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak
boleh meneruskan di satu bagian lebih dari satu meter tingginya.

 Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm, agar finish dinding dapat
melekat dengan baik.

 Perlindungan
Dalam pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
yang sesuai untuk perlindungan.

 Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari
setelah didirikan.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi

2. PLESTERAN + ACIAN

a. Plesteran
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan adukan 1pc:3ps digunakan untuk semua
dinding dari atas sloef hingga ketinggian 30 cm dari permukaan sloof beton.

Untuk bidang lainnya (yang memerlukan plesteran) dipakai adukan 1pc : 4ps.

Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam ± 1cm.

Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan
kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan adukan.

Tebal minimal plesteran adalah 15mm dan tebal maximal 25mm. Untuk plesteran yang
tebal lebih dari 25mm, harus diberi tulangan dari kawat ayam. Tebal total dinding ½ bata
setelah di plester tidak lebih dari 15cm, sedangkan tebal total dinding 1 bata tidak lebih dari
25cm.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik untuk seluruh bangunan. Untuk semua bidang pasangan bata dan beton yang akan
difiniskan dengan cat dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya. Untuk
setiap permukaan bahan yang berbeda yang bertemu dalam suatu bidang datar, harus diberi
naad dengan ukuran lebar 0,7cm dan dalam 0,5cm. Untuk permukaan datar batas toleransi
perlengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2,5mm untuk setiap 2 m2,
jika melebihi, kontraktor wajib memperbaikinya atas tanggung jawabnya.

RKS - 22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kelembaban plesteran yang telah dicuci harus dijaga sehingga Peringatan berlangsung
wajar, tidak terlalu tiba-tiba dengan cara membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan akibat Peringatan, maka bidang
yang retak harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh pengawas
atas tanggungan kontraktor. Dalam pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu-waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk perlindungan.

Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah
didirikan. Angker-angker yang dipasang terhadap dinding yang bersinggungan dengan
beton, harus dimasukan di dalam pondasi sambungan-sambungan dinding setelah
dibersihkan dari kulit oxid besi, karet dan debu bangunan.

Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding,
agar adukan tembok dapat melekat.

Macam
Perbandingan Penggunaan
Pekerjaan

M1 1pc : 3ps − untuk pekerjaan pasangan tembok kedap air yakni


dari permukaan sloef sampai ketinggian 30 cm.

M2 1pc : 4ps − untuk pasangan dinding yang tidak kedap air.

b. Acian
Acian pada plesteran pasangan dinding tembok pagar menggunakan semen putih dari
bahan berkualitas baik (skim coat) sedangkan Acian pada saluran air hujan dan bak
kontrol menggunakan semen portland.

3. PEKERJAAN LANTAI
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, dan tenaga untuk pekerjan
- Pengecoran beton jalan masuk;
- Paving blok ;
- Lantai keramik; dan
- Rabat beton keliling.

 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai standar-standar yang ditetapkan dalam :
NI-2-1971
NI-3-1970
NI-8-1972
SII-0241-1970
SII-0023 –BI
PUBI – 1982

RKS - 23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Persyaratan Bahan
- Beton jalan masuk mutu K 225;
- Paving blok mutu K 250;
- Lantai keramik sesuai SNI; dan
- Rabat beton keliling mutu K 200.

 Bahan-Bahan
- Jalan masuk menggunakan beton dengan ketebalan 20 cm;
- Paving blok segi enam ketebalan 8 cm;
- Lantai keramik timbul bermotif ukuran 40x40 cm; dan
- Rabat beton keliling dengan ketebalan 7 cm.

 Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-
test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang
baik dan sempurna.

 Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
1. Sebelum mulai pengacian lantai, Kontraktor harus memeriksa apakah persiapan
dasarnya sudah baik dan yakin bahwa dasar lantai sudah betul-betul padat.
2. Cara mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat
mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat mencampur
yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan di atas permukaan yang
keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubukannya/menghancurkannya untuk dipakai lagi

4. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


 Lingkup Pekerjaan
Berkaitan dengan
a. Pemasangan Kunci-kunci
b. Pemasangan Engsel pintu
c. Pemasangan Roda dan Rel pintu

 Jenis Bahan
a. Untuk daun pintu yang menggantung, menggunakan engsel selinder yang tertanam
ke kolom beton bertulang sebanyak 2 (dua) buah, sedangkan untuk pintu dorong
menggunakan roda sebanyak 4 (dua) buah dan lahar sebanyak 2 (dua) buah.

RKS - 24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Kunci pintu selinder slot panjang dari bahan besi beton digunakan pada pintu
gentung dan pintu dorong masing-masing sebanyak 1 (satu) buah yang tertanam ke
dalam lantai.
c. Kunci pintu selinder slot pendek juga dari bahan besi beton digunakan pada bagian
pertemuan kedua pintu yang dilengkapi dengan lubang gembok sebagai pengunci
antar kedua pintu.
d. Kontraktor harus memperlihatkan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Arsitek.

 Cara Pelaksanaan
a. Syarat-syarat bahan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus
dihasilkan dari pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras dengan
yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
b. Pegangan-pegangan dan engsel-engsel harus dari baja galvanisir/Kuningan dengan
memakai ring nylon. Untuk daun pintu yang menggunakan engsel dipasang dua
buah engsel atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
c. Pemasangan dan penggantungan tidak boleh kandas baik terhadap ambang atas
maupun terhadap lantai, sehingga daun dapat dengan leluasa dibuka dan ditutup
tanpa ada halangan sedikitpun.

 Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
b. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
c. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
d. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang
baik dan sempurna.

 Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna


a. Semua pintu dapat ditutup dan di buka dengan bebas tapi tidak longsor, tanpa
macet atau terlambat, dan semua kunci-kunci dan engsel-engsel cocok dan dapat
bekerja dengan wajar.
b. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi melengkung atau
bengkok atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya sebelum masa pemeliharaan
berakhir, maka pekerjaan yang cacat tesebut harus dibongkar dan di ganti hingga
Pemberi Tugas merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat
pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.
c. Perapihan dan penyempurnaan pada semua pertemuan antara tembok dan kosen
harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu/merusak lapisan
permukaan kosen.
d. Semua pengujian kosen, daun pintu, daun jendela, penggantung harus dipastikan
berfungsi dengan baik dan kokoh sebelum pekerjaan dianggap selesai.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi

RKS - 25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. PEKERJAAN PENGECATAN
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan pengecatan.
Pekerjaan yang termasuk bagian ini :
a. Cat Tembok;
b. Cat Besi/baja.

 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagi berikut :
JIS-6909/6010
NI-3-1970
NI-4-1972
ASTM-D-3363(Powder Coating)
A-153 (Galvanizing)

 Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan dan disetujui di sini adalah sesuai
dengan penggunaannya yang telah disetujui Direksi Lapangan.
a. Cat tembok
Cat tembok diaplikasikan pada finising dinding bangunan yang dikerjakan
menggunakan bahan khusus untuk tembok eksterior.

b. Cat Besi/baja
Cat yang digunakan adalah cat minyak dapat dari merk-merk setara : Avian,
Glotex, atau lainnya yang kualitasnya setaraf dan disetujui

 Daftar Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Kontraktor harus secepatnya tapi tidak kurang dari 2
(dua) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan mengajukan daftar dari semua
bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi kepada
Pemberi Tugas/Direksi. Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/Direksi.

 Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Arsitek/Direksi, dan Kontraktor harus memasukan
dalam penawarannya biaya untuk mengadakan contoh warna-warna untuk disetujui.
Kontraktor harus menyerahkan contah warna-warna tersebut kepada Arsitek pada suatu
potongan tripleks atau asbes berukuran 30x30 cm masing-masing warna. Setelah
disetujui oleh Arsitek, maka yang satu akan disimpan oleh Kontraktor.

 Pelaksanaan
a. Cat Tembok
Pekerjaan cat tembok harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Sebelum pengecatan dinding dimulai Kontraktor harus membuat contoh-contoh
warna kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
 Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai
dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
 Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, debu, minyak dan dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan
kadar air max. 15%! ditest.
 Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller atau semprot texture pada
tempat-tempat sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.

RKS - 26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Lapisan pengecatan jenis vinyl acrylic emulsion harus mencapai minimal 2


(dua) kali, dilakukan pada dinding interior, jenis weather shield digunakan
untuk dinding exterior sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya dan
persetujuan Direksi Lapangan.
 Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mongering dan jangan dipulas
(dicat) sampai permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8 %). Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama.
 Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal dengn penambal keras dan
tidak menyusut, retak-retak yang lebar harus dipotong dengan
pinggirpinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum
permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan sekali, debu-debu
yang menempel pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap yang kering
dan kasar lalu dilanjutkan dengan menyekannya memakai lap yang dibasahi
dengan air bersih lalu dikeringkan.

 Cat Besi/baja
1. Sebelum pengecatan besi/baja dimulai, Kontraktor harus membuat contoh-
contoh warna kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
2. Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai
dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
3. Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, debu, minyak dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan kadar
air max. 15%! ditest.
4. Pengecatan besi/baja disyaratkan menggunakan kuas berkualitas baik dengan
merk seperti eterna atau setaraf sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
5. Besi/baja yang akan dicat sebelumnya harus menie agar cat dapat melekat
dengan baik pada setiap permukaan yang akan dicat.
6. Lapisan cat dasar sebanyak 1 (satu) kali.
7. Kemudian lapisan cat penutup mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan secara
bertahap untuk mendapatkan hasil pengecatan yang halus dan merata sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatannya dan persetujuan Direksi Lapangan.

 Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini, seorang mandor yang betul-betul cakap harus selalu
mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan itu dilaksanakan.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi.

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PEMBERSIHAN


 Pekerjaan Adumanis kolom dan profil-profil baik pada kolom, dinding, topi beton dan
bentukan-bentukan pada gambar dibentuk sedemikian rupa hingga mendapatkan hasil
yang maksimal (halus, teliti, tepat ukuran); diaci dengan saus semen atau skim coat
yang dipersyaratkan, bentuk dan ukuran mengikuti gambar kerja.
 Toleransi untuk setiap pekerjaan halus adalah ukuran-ukuran jadi tidak melebihi 0-2
mm kecuali telah dijelaskan masing-masing pada bab terdahulu.
RKS - 27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

 Apabila pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya (100 %) dan diterima baik oleh
Direksi, Kontraktor mempunyai kewajiban membuat as built drawing (gambar yang
sesuai dengan pelaksanaan di lapangan) dan disahkan oleh Direksi bersama Konsultan
Supervisi.
 Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, kontraktor harus membersihkan
semua kotoran sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut.
 Dalam masa pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai serah
terima kedua.

2. PENUTUP

1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan administrasi, pemeriksaan
bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus
dipenuhi/ditaati.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini adalah merupakan susunan dari beberapa bab dan
sub bab yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi satu
sama lain.
3. Bilamana ada ketidakjelasan atau dianggap tidak jelas/meragukan dalam
penjelasan/keterangan di dalam RKS atau gambar rencana/detail dll, maka hendaknya
segera ditanyakan atau diperjelas ke pihak direksi atau pengawas untuk selanjutnya
dikonsultasikan kepada pihak perencana.
4. Hal-hal yang belum jelas atau belum tercantum di dalam RKS dan gambar rencana
tetapi pada kenyataannya harus dikerjakaan, maka harus terlebih dahulu dibuatkan
gambar shop drawing dan RKS oleh pelaksana, dan disetujui oleh pengawas dan direksi
dan diketahui oleh konsultan perencana.
5. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi Pekerjaan
dengan menggunakan surat keterangan persetujuan terutama bahan-bahan produksi
industri yang mempunyai banyak jenis merek.
6. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru, menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Enrekang, 23 Juli 2018

Disetujui Konsultan Perencana


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN CV. ARCIVIE 12
(PPK)

Hj. SURIYANI ARSYAD ISKANDAR, S.Pi


NIP. 19710913 199402 2 001 Direktur

RKS - 28

Anda mungkin juga menyukai