Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN SIFAT FISIS


DENSITAS DAN VISKOSITAS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI


PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. HAMDAN HADI KUSUMA, M. Sc

OLEH

SIVA TAHULA HABA (1508026010)

AHMAD KHAIRUL AZMI (1508026003)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minyak merupakan salah satu kebutuhan bahan pokok masyarakat Indonesia
dalam pemenuhan kebutuhan makanan sehari hari. Minyak mempunyai
kandungan sumber energi yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat dan
protein. Karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Sedangkan
minyak dapat menghasilkan hingga 9 kkal/gram. Selain itu, minyak
(khususnya minyak nabati) mempunyai manfaat bagi tubuh manusia. Minyak
nabati mengandung vitamin E dan B kompleks dimana kandungan tersebut
sangat dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan. Minyak nabati juga mempunyai
kolesterol baik, dimana kolesterol baik tersebut berfungsi untuk mencegah
penebalan pembuluh darah.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak berfungsi sebagai penghantar
panas, seperti minyak goreng, margarin, dan lain lain. Dalam penelitian ini
akan dibahas salah satu contoh minyak yaitu minyak goreng. Minyak goreng
tak bisa dilepaskan dari hiruk pikuk dunia masakan kuliner Indonesia. Hal itu
dikarenakan mayoritas masakan khas Indonesia memerlukan media minyak
goreng dalam proses pembuatannya.
Pada penelitian ini akan digunakan sampel bahan pengujian berupa tahu. Tahu
merupakan bahan makanan yang murah namun menyehatkan. Tahu terbuat
dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu
mempunyai banyak sekali manfaat dan kandungan gizi yang diperlukan oleh
tubuh, seperti natrium, kalium, karbohidrat, protein, vitamin B12, dan lain
lain. Dengan kandungan gizi yang melimpah serta didukung dengan harga
yang murah, maka tahu dipilih mayoritas masyarakat Indonesia sebagai
makanan sehari hari. Namun di sisi lain, masyarakat kurang memperhatikan
aspek penggunaan minyak goreng dalam proses penggorengan tahu. Fakta di
lapangan menunjukkan masih banyak ditemukan minyak goreng yang
digunakan berulang ulang untuk menggoreng tahu. Masyarakat luas masih
menganggap bahwa pengulangan pemakaian minyak goreng tidak begitu
berbahaya bagi kesehatan. Minimnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya kualitas minyak goreng menjadi salah satu penyebab maraknya
penggunaan minyak goreng secara tidak wajar. Masyarakat cenderung
meggunakan minyak goreng secara berulang tanpa pandang dampak akibat
yang ditimbulkan dari pengulangan penggunaan minyak goreng tersebut.
Parameter kualitas minyak goreng meliputi sifat kimia dan sifat fisika. Sifat
fisik minyak meliputi warna, bau, kelarutan, titik didih, viskositas, dan indeks
bias. Dalam penelitian ini akan dibahas parameter minyak goreng dari sifat
fisik yaitu viskositas dan densitas. Ada beberapa penelitian yang sudah pernah
dilakukan mengenai pokok bahasan uji viskositas terhadap minyak goreng,
diantaranya “Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan
Indeks Bias” yang dilakukan oleh Wahyu Setio Budi pada tahun 2008,
“Analisis Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Parameter Viskositas dan
Indeks Bias” yang dilakukan oleh Rizka Rusdiana pada tahun 2015, dan
“Analisis Pola Perubahan Viskositas Minyak Goreng” yang dilakukan oleh
Firdaus pada tahun 2008.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan pengulangan pemakaian minyak goreng dengan nilai
densitas dan viskositasnya?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai densitas dan
viskositas dengan kualitas minyak goreng,
BAB II

DASAR TEORI
A. Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di
dalam fluida tersebut.Suatu jenis fluida yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, seperti alcohol dan bensin. Sebaliknya,
bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi,
seperti gliserin, madu, dan obyek dalam penelitian ini yaitu minyak goreng.
Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat
cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara
molekul gas.

Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas sebagai berikut (Bird, 1987) :

a. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan naik
dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul –
molekulnya memperoleh energi. Molekul – molekul cairan bergerak sehingga
gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan
akan turun dengan kenaikan tempertatur.

c. Adanya zat lain

Adanya bahan tambahan seperti bahan suspense meningkatkan viskositas air


d. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.

e. Ikatan

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik
dengan adanya ikatan hydrogen.

Gambar (1)
Jika sebuah benda berbentuk bola jatuh bebas dalam suatu fluida kental
seperti gambar (1) , kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi
bumi sehingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan
terbesar yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat
kecpatan terminal tercapai, berlaku keadaan:
dengan :

v = kecepatan terminal (m/s)

η = koefisien viskositas fluida (Pa s)

r = jari-jari bola (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

ρb = massa jenis bola (kg/m3)

ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

B. Densitas (Massa Jenis)

Massa jenis atau kerapatan (p) zat merupakan karakteristik mendasar yang
dimiliki zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan volume
zat itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa dan
volumenya. Namun, nilai kerapatan tidak bergantung pada massa zat maupun
volumenya. Kerapatan zat, kecil perubahannya terhadap perubahan suhu.

Suatu zat yang sejenis walaupun ukuran dan massa bendanya berbeda, massa
jenisnya tetap sama. Massa jenis 1 gram besi sama dengan massa jenis 1 kg
besi. Sebaliknya, dua zat yang jenisnya berbeda pasti memiliki jenis yang
berbeda. Alat untuk mengukur nilai massa jenis / kerapatan / densitas suatu
zat disebut piknometer.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : 1 Desember – 31 Desember 2017

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Sains dan Teknologi


UIN Walisongo Semarang.
B. Objek Penelitian
Sample minyak goreng terdiri dari
a. Minyak goreng baru
b. Minyak goreng 1x pakai
c. Minyak goreng 2x pakai
C. Variabel Penelitian
1) Variabel Bebas
Jenis minyak goreng, yaitu
a. Minyak goreng baru
b. Minyak goreng 1x pakai
c. Minyak goreng 2x pakai
2) Variabel Terikat
Kualitas minyak goreng
D. Alat dan Bahan
a) Tabung Uji
b) Piknometer
c) Stopwatch
d) Kelereng
e) Neraca Analitik
f) Mistar
g) Mikrometer
h) Minyak goreng (baru dan bekas)
i) Tisu
j) Alat penyaring
E. Langkah Kerja
i. Mencari Nilai Viskositas
a. Menyiapkan alat dan bahan penelitian
b. Mengukur diameter kelereng dengan micrometer sekrup,
menghitung massa m dengan neraca, dan menentukan volume
kelereng
c. Memasukkan sampel minyak goreng ke dalam tabung viskositas
hingga hamper terisi penuh
d. Mengukur jarak antara kedua tanda batas sebagai jarak yang
ditempuh kelereng dalam zat cair (minyak goreng)
e. Melepas kelereng dari atas permukaan minyak goreng
f. Menghitung waktu yang diperlukan kelereng dari batas atas fluida
sampai batas bawah fluida dengan menggunakan stopwatch
g. Mengulangi langkah a-f dengan variasi sampel, yaitu minyak
goreng 1x pakai, 2x pakai, 3x pakai, dan 4x pakai
F. Jadwal Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke – 1 ke - 2 ke - 3 ke - 4 ke - 5
1 Pencarian Ide
2 Penyusunan Proposal
3 Pengumpulan Sampel
4 Pengujian Sampel
5 Penyusunan Laporan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No Jenis Fluida Densitas (kg/m3)
1 Minyak goreng baru 871,4
2 Minyak goreng 1x pakai 858,4
3 Minyak goreng 2x pakai 857,2
Tabel 1 ; Nilai Densitas Minyak Goreng

No Jenis Fluida Viskositas (N/m2)


1 Minyak goreng baru 0,512
2 Minyak goreng 1x pakai 0,2511
3 Minyak goreng 2x pakai 0,1807
Tabel 2 ; Nilai Viskositas Minyak Goreng

B. Pembahasan

Ada tiga bahan uji minyak goreng, yaitu 1 bahan uji minyak goreng baru dan 2 bahan
uji minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas pertama adalah minyak goreng yang
telah digunakan untuk menggoreng 600 gr tahu selama 12 menit, sedangkan minyak
goreng bekas kedua adalah minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng
600 gr tahu selama 2x12 menit.

Tabel pertama menunjukkan nilai densitas atau kerapatan ketiga bahan uji. Dari tabel
tersebut diketahui bahwa nilai densitas dari yang paling besar ke paling rendah
berturut turut adalah minyak goreng baru, minyak goreng 1x pakai, dan minyak
goreng 2x pakai. Nilai densitas yang paling besar adalah minyak goreng baru yaitu
sebesar 871,4 kg/m3, sedangkan nilai densitas paling kecil adalah minyak goreng
bekas dengan dua kali pemakaian yaitu sebesar 857,2 kg/m3. Penurunan nilai densitas
sebanding dengan jumlah pengulangan pemakaian bahan uji. Pengulangan pemakaian
minyak goreng menyebabkan ikatan molekulnya renggang sehingga kerapatannya
berkurang. Semakin banyak jumlah pengulangan pemakaian minyak goreng maka
semakin besar kemungkinan ikatan antar molekul berkurang sehingga menyebabkan
nilai densitasnya menurun. Minyak goreng yang belum terpakai mempunyai nilai
densitas atau kerapatan yang besar. Hal itu dikarenakan minyak tersebut belum
mengalami pemanasan sehingga ikatan antar molekulnya tidak mengalami
perenggangan.

Viskositas pada suatu fluida bergantung pada gesekan antar lapisan dalam cairan.
Semakin besar gesakan yang terjadi maka semakin besar pula nilai viskositasnya.
Sebaliknya, semakin sedikit gesekan yang terjadi maka nilai viskositasnya semakin
kecil pula. Tabel 2 menunjukkan nilai viskositas minyak goreng. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa nilai viskositas dari yang paling besar ke paling rendah berturut turut
adalah minyak goreng baru, minyak goreng 1x pakai, dan minyak goreng 2x pakai.
Minyak goreng baru mempunyai nilai viskositas yang paling besar diantara ketiga
bahan uji. Hal itu karena minyak goreng baru belum mengalami pemanasan yang
menyebabkan nilai kerapatannya besar sehingga gesekan yang terjadi antar lapisan
dalam minyak lebih besar. Sedangkan pada minyak goreng 2x pakai, ikatan antar
molekulnya renggang karena telah mengalami pemanasan. Dengan renggangnya
ikatan antar molekul tersebut, maka gesekan antar lapisan dalam minyak yang terjadi
relatif kecil sehingga nilai viskositasnya semakin kecil.
BAB V

KESIMPULAN

1) Densitas dan Viskositas dapat digunakan sebagai indikator kualitas minyak


goreng
2) Penurunan kualitas minyak goreng sebanding dengan penurunan nilai densitas
dan viskositas
3) Minyak goreng dengan kualitas paling baik adalah minyak goreng yang belum
terpakai yang nilai densitas dan viskositas berturut turut sebesar 871,4 kg/m3
dan 0,512 N/m2.
4) Minyak goreng dengan kualitas paling rendah adalah minyak goreng dengan
dua kali pemakaian yang mempunyai densitas dan viskositas berturut turut
sebesar 857,2 kg/m3 dan 0,1807 N/m2.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Murdaka Eka, Karyono, dan Supriyatin, Penyetaraan Nilai Viskositas


terhadap Indeks Bias Zat Cair Bening, Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
2010

Sudarmanto Agus, dkk, Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I, Jurusan Fisika, UIN
Walisongo: Semarang, 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas diakses 15 Desember 2017

Sutiah, Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan


Indeks Bias, Jurusan FMIPA Undip, 2008

Anda mungkin juga menyukai