Disusun Oleh :
Return On Investment
Pengertian Return On Investment
Menurut Munawir (1995:89) ROI (Return On Investment) adalah satu bentuk
dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :
Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan
penjualannya.
Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On Total Assets
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.
Kelebihan dan Kelemahan ROI
Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan
perencanaan. ROI dapat digunakansebagai dasar pengambilan keputusan apabila
perusahaan akan melakukan ekspansi.
2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian
mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan
prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak
dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan
memperoleh hasil yang memuaskan.
Sistem Du Pont sering dipergunakan untuk pengendalian dalam perusahaan
besar. Oleh karena itu kebijakan leverage financial dan pajak dibuat atas dasar
perusahaan secara keseluruhan bukan secara divisional. Jika Du Pont system
digunakan untuk pengendalian divisional maka disebut dengan pengendalian ROI,
menurut Sartono (2000:344)
a. Setiap divisi didefinisikan sebagai profit center, dengan investasi sendiri dan
diharapkan menghasilkan return yang cukup.
b. Jika ROI divisi yang bersangkutan turun dibawah target, maka staff perusahaan
pusat akan meneliti kembali dengan Du Pont System untuk mencari penyebabnya.
c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya dan
dimotivasi untuk berusaha menccapai tingkat ROI yang ditargetkan.
d. Return On Investment juga dipengaruhi oleh faktor selain kemampuan manajerial,
seperti: kebijakan depresiasi (penyusutan), nilai buku, dll.
Bagan Du Pont untuk Pengendalian Divisi
Harga Pokok
Penjualan
Biaya Penjualan
Penjualan
Biaya
Dikurangi Administrasi
Laba Bersih
Bunga
dibagi
Total Biaya
Margin Laba Pajak
Penjualan
ROI
Kas
dikali
Penjualan
Bank
Aktiva Lancar
Perputaran
total aktiva dibagi
Piutang
Total aktiva Ditambah
Aktiva Tetap
Persediaan
Setiap bisnis memiliki karakteristik masing-masing untuk mendapatkan ROE yang tinggi.
Pada dasarnya industri dapat kita bagi menjadi 3 golongan:
Industri yang memiliki turnover tinggi salah satunya adalah retail. Persaingan pada
industri ini begitu ketatnya sehingga ROE yang tinggi tidak bisa didapatkan dengan
mengenakan harga premium kepada konsumen. Untuk mendapatkan ROE yang tinggi
mereka bermain di volume penjualan. Ciri khas industri ini (sesuai dengan formula ROE)
adalah tingginya assets turnover.
Industri tertentu bisa mendapatkan profit margin yang tinggi. Mereka tidak terlalu
bergantung pada volume penjualan. Industri jenis ini ditandai dengan tingginya net profit
margin.
Industri yang tergolong high leverage adalah perbankan. Bagi bank, tabungan dari
nasabah diperlakukan sebagai utang yang dapat dipergunakan sebagai modal untuk
menyalurkan kredit. Keuntungan yang didapatkan oleh bank adalah selisih antara bunga
kredit dengan bunga tabungan/deposito. Industri yang masuk ke dalam golongan ini ditandai
oleh tingginya equity multiplier. Jika dinyatakan dalam rasio debt to equity (DER),
maka: Equity multiplier = 1 + DER.
Dengan mengetahui karakteristik industri, kita akan dapat mengetahui dengan lebih
akurat apabila komponen penting yang merupakan sumber keuntungannya turun,
pengaruhnya akan signifikan ke kinerjanya.
Manfaat Analisis Du Pont System “Menurut (Munawir, 2010:91) manfaat dari analisis Du
Pont System ialah sebagai efisiensi produksi dan penjualan, pengukuran profitabilitas dari
produk yang diperoleh, pengukuran efisiensi modal kerja. Dapat melakukan suatu
perbandingan efisiensi modal perusahaan satu dengan perusahaan sejenis, serta perencanaan
ROI terhadap proyeksi penjualan”.
E. PRINSIP-PRINSIP DASAR DU PONT
Prinsip-Prinsip Dasar DuPont merupakan batu penjuru yang menunjukkan siapa kita dan apa
yang kita perjuangkan. Nilai-Nilai Dasar itu adalah:
2. Pemeliharaan Lingkungan
Kita bekerja mendapatkan solusi berbasi ilmu pengetahuan untuk pelanggan, selalu
melindungi lingkungan beserta sumber daya alam dan menguatkan bisnis kita dengan
menjadikan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sebagai bagian yang terpadu
dari seluruh kegiatan bisnis kita di masa ini dan generasi penerus di masa mendatang.
6. Rasio Produktivitas
Menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai
a. Rasio karyawan atas penjualan
Rumus:
Jumlah Penjualan Bersih
_____________________________
Jumlah Karyawan
f. Rasio lain :
1. Rasio penjualan terhadap modal pemilik
2. rasio biaya terhadap produksi
3. Rasio laba terhadap jam kerja
4. Rasio aktiva terhadap karyawan
5. Rasio biaya operasi terhadap karyawan
NERACA
TAHUN FISKAL 1986,1987 ($ juta)
1986 1987 perubahan
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas&Surat Berharga $258 $243 -15
Piutang Usaha 240 252 12
Persediaan 165 146 -19
AL lainnya 64 56 -8
Jumlah AL 727 697
Tanah 32 32 0
Bangunan Pabrik &Alat 775 820 45
Akumulasi Penyusutan 427 494 67
Nilai Buku B.P &Alat 348 326
Aktiva Tidak Lancar lain 90 105 15
Jumlah Aktiva 1197 1160
KEWAJIBAN DAN MODAL
Kewajiban Lancar
Hutang jangka Pendek $85 $3 -82
Hutang Usaha 113 109 -4
Hutang Pajak Penghasilan 24 42 18
B.yng msh hrs dibayar 97 96 -1
Jumlah Kewajiban Lancar 319 250
Hutang jangka panjang 11 51 40
Pajak Phsl yg ditangguhkan 22 12 -10
Kewajiban jk panjang lain 7 8 -1
Jumlah Kewajiban 359 321
MODAL
Modal saham biasa 61 35 -26
Laba ditahan 777 804 27
Jumlh Modal 838 839
Jumlah Kewajiban& Modal 1197 1160
TEXTRONIX, INC.
LAPORA RUGI LABA
TAHUN FISKAL 1986,1987 ($ juta)
1986 1987
AKTIVA
= $ 50 / $839 = 6.0%
ROE =
1. Menentukan karier eksekutif senior
2. Untuk efisiensi penggunaan modal pemilik
Contoh
NERACA
(Dalam ribuan rupiah)
31.12.2001 31.12.2000
Aktiva
Kas 2.540 2.750
Surat-surat berharga 1.800 1.625
Piutang (net) 18.320 16.850
Persediaan barang 27.530 26.470
Total aktiva lancar 50.190 47.695
Bangunan, pabrik &
peralatan 43.100 39.500
Akm. Penyusutan ( 11.400) (9.500)
Bangunan, pabrik &
peralatan 31.700 30.000
Total aktiva 81.890 77.695
======= ======
Kewajiban dan Modal
Utang dagang 9.721 8.340
Wesel bayar – bank (10%) 8.500 5.635
Utang pajak 3.200 3.150
Kewajiban lain-lain 2.102 1.750
Utang j. panjang (lancar) 2.000 2.000
Total kewajiban lancar 25.523 20.875
Utang obligasi (9 5/8% )* 22.000 24.000
Total kewajiban 47.523 44.875
Saham biasa (10 par) 13.000 13.000
Agio saham 10.000 10.000
Laba ditahan 11.367 11.367
Total modal pemilik 34.367 32.820
Total kewajiban dan modal 81.890 77.695
====== ======
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun 2001
(Dalam ribuan rupiah)
Penjualan bersih 112.760
Harga pokok penjualan 85.300
Laba kotor 27.460
Biaya operasi :
Biaya penjualan 6.540
Biaya umum dan administrasi 9.400
Total biaya operasi 15.940
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 11.520
Beban bunga :
Bunga atas wesel bank 850
Bunga atas obligasi 2.310
Total beban bunga 3.160
Laba sebelum pajak (Earning before tax) 8.360
Pajak Penghasilan 48% 4.013
Laba setelah pajak (earning after tax) 4.347
Informasi lainnya :
Deviden yang dibayar atas saham biasa 2.800
Laba ditahan dalam perusahaan 1.547
Saham yang masih beredar 1.300
Harga pasar per lembar saham 20
Nilai buku per lembar saham 26,44
Laba per lembar 3,34
Deviden per lembar saham 2,15
Pembayaran tahunan leasing terdapat sejumlah Rp. 150.000
= 5,308 % atau
= Net Profit margin x Total asset turnover
= 3.855 % x 1.378 % = 5.308 %
Catatan:
= 3.855 %
Penjualan 112.760
Total asset turnover = --------------------- x 100% = ------------- x 100 %
Total asset 81.890
= 1,378 %
Total asset = Cash + Surat berharga + Piutang dagang + Persediaan+Aktiva tetap / Net
= 2.540 + 1.800 + 18.320 + 27.530 + 31.700
= 81.890
Berikut ini adalah laporan keuangan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) untuk tahun 31
Desember 2017. Dari laporan keuangan MYOR, dapat dihitungkan ROE Du Pont sebagai
berikut :
Pada analisis Du Pont ROE selama dua tahun, tampak bahwa ROE MYOR meningkat
22,16% menjadi 22,18%. Peningkatan ROE MYOR sangatlah tipis, atau dapat dikatakan
ROE MYOR sebenarnya stabil. Agar ROE MYOR tetap stabil, manajemen berusaha untuk
meningkatkan margin laba bersih melalui efisiensi biaya, dan mengurangi leverage. Hal ini
terlihat dari margin laba bersih yang meningkat dari tahun 2016 ke tahun 2017.
Dari rasio di atas, MYOR berhasil dalam mengelola biaya-biayanya, sehingga ROE
meningkat. Hal ini berarti MYOR adalah perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
yang baik dan stabil. MYOR juga berusaha menurunkan tingkat leverage dari 2,06 kali
menjadi 2,03 kali.
Jika perusahaan sejenis memiliki tingkat leverage yang tinggi di bandingkan MYOR,
maka tingkat leverage MYOR dapat dikatakan wajar. Jika perusahaan sejenis memiliki
tingkat perputaran aset yang kurang lebih sama dengan MYOR, maka kemampuan MYOR
untuk menghasilkan penjualan dari aset-asetnya sudah cukup baik.
Namun jika perputaran MYOR jauh lebih kecil di bandingkan rata-rata industri
sejenis, maka dapat dikatakan MYOR memiliki kelemahan dalam hal memaksimalkan aset-
asetnya untuk mencapai penjualan.